Em - Modul SL - 2
Em - Modul SL - 2
5 & 7
KETERAMPILAN KLINIK
RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (RJPO)
I. PENDAHULUAN
Henti jantung (cardiac-arrest) dan henti nafas (respiratory-arrest) merupakan suatu
keadaan
kegawatan yang mengancam nyawa, dan dapat terjadi dimana dan kapan saja.
Keadaan ini memerlukan tindakan segera berupa Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO).
Tindakan RJPO bertujuan mengambil alih dan mengembalikan fungsi jantung (pompa) dan
pernafasan. Bantuan Hidup Dasar (BHD, BLS) merupakan bagian dari RJPO berupa tindakan
pembebasan jalan nafas, memberikan nafas bantu dengan maupun tanpa alat, dan melakukan
pijat jantung luar.
tindakan dan teknik yang benar. Kemampuan ini tidak hanya dimiliki oleh medis, para medis
tetapi juga non-medis. Gasping merupakan tanda henti jantung.
28
1. Menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara memanggil, menepuk bahu atau
wajah korban. Jika pasien tidak sadar segera meminta bantuan.
29
3. Menilai jalan napas bebas atau tidak dengan melihat adanya gerakan dada, terasa ada
hembusan nafas, mendengar suara nafas. (lihat, dengar, rasa)
4. Melakukan penilaian pasien henti jantung dengan meraba Arteri Carotis tergantung
posisi penolong
5. Menentukan lokasi titik tumpu kompresi jantung (satu jari diatas Px, pertengahan
sternum)
6. Melakukan tindakan RJPO dengan perbandingan kompresi jantung dan pemberian
nafas 30 : 2, oleh satu atau dua penolong.
Kompressi jantung luar dilakukan dengan kedua tangan saling bertumpu pada
posisi pijatan, dengan frekwensi 100 kali permenit ( dicapai dengan pompaan
30 kali dalam waktu 18 detik)
Kedalaman pijatan jantung luar paling sedikit mencapai kedalaman 5 cm.
Sedapatnya pompa jantung luar tidak terputus.
Dilanjutkan dengan memberikan nafas bantu 2 kali dengan alat maupun
tanpa alat (mouth to mouth), berurutan disela periode ekspirasi.
Kompressi jantung luar dan nafas buatan (30:2) dilakukan 5 siklus.
Setelah itu nilai ulang apakah korban sudah ROSC (Return of Spontaneous
Circulation) atau belum, dengan cara meraba nadi karotis.
Bila sudah ROSC, lakukan recovery position( stable side position).
Pengakhiran tindakan RJPO
Tindakan RJPO diakhiri bila :
ROSC (Return Of Spontaneous Circulation)
Ada rescuer (penolong) yang lebih terlatih
Penolong kelelahan, berbahaya bila diteruskan
Diputuskan sudah tidak bisa ditolong lagi ( lebam mayat, pupil dilatasi
penuh, kulit dingin)
30
RECOVERY POSITION
Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC ( return of spontaneous circulation)
Urutan tindakan recovery position meliputi:
1. Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas.
2. Tangan lainnya disilangkan di leher pasien dengan telapak tangan pada pipi pasien
3. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke arah penolong,
sekaligus memiringkan tubuh korban ke arah penolong.
Dengan posisi recovery jalan nafas diharapkan dapat tetap bebas(secure airway) dan
mencegah aspirasi jika terjadi muntah.
31
20 menit
Keterangan
Narasumber
32
10 menit
Narasumber
10 menit
Instruktur
20 menit
Coaching :
- Mahasiswa melakukan simulasi secara bergantian (2-3
orang mahasiswa) dengan dibimbing oleh instruktur.
- Pasien simulasi menggunakan manikin
Instruktur
Mahasiswa
90 menit
Langkah
1.
2.
3.
Ya
Tidak
33
5.
6.
7
8.
Note : Ya
Tidak
= Mahasiswa Melakukan
= Mahasiswa Tidak Melakukan
34
I. PENDAHULUAN
Asfiksia neonatus adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir.
SEBELUM BAYI LAHIR
Lakukan penilaian sebagai berikut:
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium?
Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis?
Apakah tonus otot bayi baik?
Bila semua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, lakukan Asuhan Bayi Baru Lahir
Normal
Bila salah satu atau lebih pertanyaan dijawab tidak, lakukan Langkah Awal Resusitasi.
MANAJEMEN SETELAH BAYI LAHIR
Resusitasi (Tahapan Resusitasi Lihat Bagan)
1.
Begitu bayi lahir tidak menangis, maka dilakukan Langkah Awal yang terdiri dari
a. Hangatkan bayi di bawah pemancar panas atau lampu
b. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
Bila bayi tidak bernapas lakukan Ventilasi Tekanan Positip (VTP) dengan memakai
balon dan sungkup dengan kecepatan 20-30 kali selama 30 detik
3.
4.
5.
Pemasangan pipa ET bisa dilakukan pada setiap tahapan resusitasi (dilakukan oleh
tenaga yang sudah trampil)
36
30 detik
LAHIR
Ya
-
Cukup bulan?
Amnion jernih?
Bernapas/ menangis?
Tonus otot baik?
Perawatan Rutin :
Tidak
30 detik
- Berikan kehangatan
- Posisikan; bersihkan/
buka jalan napas (kalau
perlu)*
- Keringkan, stimulasi,
reposisi
Bernapas
- Evaluasi
pernapasan, FJ,
dan warna kulit
Perawatan Observasi
Sianosis
Apnu/
FJ < 100
Beri oksigen
30 detik
Ventilasi efektif
Berikan Ventilasi
Tekanan Positip*
FJ < 60
Perawatan Pasca
Resusitasi
FJ > 60
FJ < 60
Berikan Epinefrin*
37
20 menit
90 menit
dan
39
VII.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAN
PENANGANAN
LANGKAH/TUGAS
Pengamatan
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI
Ya
Tidak
Semua alat resusitasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam
keadaan keadaan steril yang terdiri dari oksigen, sarung tangan
steril, kain bedong bayi 3 lembar, pengisap lendir (pengisap
lendir de Lee/bulb syringe), balon resusitasi dan sungkup untuk
bayi
Meja resusitasi telah dialasi dengan 2 helai kain yang bersih
dan kering
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
memakai sarung tangan steril
PERSIAPAN BAYI
Memotong tali pusat segera setelah bayi lahir
Menerima bayi dengan kain yang kering dan hangat dan
meletakkannya pada tempat resusitasi yang sudah disiapkan.
Posisi penolong berada pada kepala bayi
MENILAI DAN MENJAWAB 4 PERTANYAAN
40
28. Tekanan diberikan pada 1/3 bawah tulang dada, yang terletak
antara tulang dada sifoid dan garis khayal yang
menghubungkan kedua puting susu.
29. Lakukan kompresi dada disertai dengan VTP
30. Orang yang melakukan kompresi harus mengambil alih tugas
menghitung: satu- dua-tiga-Pompa (tiga kompresi + satu
ventilasi)
31. Lakukan selama 30 detik
32. Bila frekuensi denyut jantung mencapai 60 kali/menit atau
lebih, tindakan kompresi dada dihentikan.
33. Lanjutkan VTP sampai > 100 x per menit dan bayi bernapas
spontan
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
34. Melakukan pemantauan terhadap bayi pasca resusitasi
35. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Catatan:
Ya
Tidak
= Mahasiswa melakukan
= Mahasiswa tidak melakukan
42
Wanita
Kurus
65%
55%
Sedang
60%
50%
Gemuk
55%
45%
43
Ringan
Sedang
Berat
Hemodinamik
Takikardi
Takikardi,
Takikardi,sianosis,
hipotensi ortostatik, nadi sulit diraba,
nadi lemah, vena
akral dingin
kolaps
Jaringan
Mukosa lidah
kering
Lidah lunak,
keriput
Atonia, mata
cekung/corong
Turgor kulit
<
<<
<<<
Urin
Pekat
Pekat, jumlah
menurun
Oliguria
Kesadaran
Normal
Apatis, gelisah
Koma
Defisit
3-5% BB
6-8% BB
10% BB
Penggantian Cairan :
-
Bila dehidrasi ringan dan sedang langsung ke rehidrasi tahap lambat, namun bila
dehidrasi berat dimulai dengan rehidrasi tahap cepat kemudian dievaluasi
dilanjutkan ke tahap rehidrasi lambat bila rehidrasi cepat berhasil.
Tahap cepat
Tahap lambat : 50% sisa defisit cairan + rumatan, diberikan dalam 8 jam
pertama 50% sisa defisit cairan + rumatan diberikan dalam 16 jam kedua
44
Berat Badan
Jumlah Cairan
0-10 kg
4 mL / kg/jam
10-20 kg berikutnya
tambahkan 2 mL/kg/jam
tambahkan 1 mL/kg/jam
CAIRAN PENGGANTI
Kristaloid : Ringer laktat, Ringer Asetat, NaCl 0.9%
Koloid
Class II
Class III
Class IV
Blood-Loss[ml]
< 750
750-1500
1500-2000
>2000
Blood-loss [%EBV]
<15%
15-30%
30-40%
>40%
Pulse-Rate [x/min.]
<100
>100
>120
>140
Blood-Pressure
Normal
Normal
Decreased
Decreased
Pulse-Pressure
N or increased
Decreased
Decreased
Decreased
14-20
20-30
30-35
>35
>30
20-30
5-15
Negligible
Slightly
anxious
Midly anxious
Anxious and
confused
Confused and
lethargic
Respiratory Rate
Urine output[ml/hour]
Mental status/CNS
3:1
o Kolloid (HES) 1 : 1
o Kolloid (gelatin) 1.5 : 1
Sampai dengan perdarahan 25 % EBV Kristaloid .
Contoh :
o Pasien dengan BB 60 kg, perdarahan s/d 25% EBV ( 1000 ml) diganti dengan
3000 ml RL.
o Selebihnya ( diatas 25% EBV), diganti dengan koloid (1:1) 500 m perdarahan
diganti dengan 500 ml HES-6% , atau darah (WB) 500 ml
TRANSFUSI DARAH
Mengikuti RULE-of 5
o Jumlah ml WB = BB (kg) x 5 x delta Hb ( selisih Hb target dengan Hb saat
ini)
o Target Hb = 7-9 gr %
o PRC dari WB.
o Contoh :
o BB 60kg, Hb 3gr%, target 9gr%
o Maka kebutuhan WB = 60 x 5 x (9-3) = 1800 ml
o Bila PRC 900 ml
PENGHANGATAN CAIRAN :
Tujuan penghangatan cairan :
Tetesan infus lancar
Mencegah hypothermia
Kurva dissosiasi oksigen bergeser kekanan (un-loading, Hb mudah melepas
oksigen)
Pumping jantung kuat
46
yang
dihangatkan
47
WAKTU
20 menit
10 menit
10 menit
KETERANGAN
20 menit
90 menit
dan
48
V. RUJUKAN
49
LANGKAH / TUGAS
1.
2.
Penghangat cairan
Penghangat tubuh
Oksigen nasal
Kateter urine
3.
4.
5.
6.
7.
Note
: Ya
Tidak
YA
TIDAK
: Mahasiswa melakukan
: Mahasiswa tidak melakukan
50
PENDAHULUAN
Pada bayi dan anak proses henti kardiopulmonal (cardiopulmonary arrest)
jarang terjadi secara mendadak, sebagian besar terjadi secara runtut akibat
perburukan progresif pada fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Henti kardiopumonal serin gkali dapat dicegah bila tanda kegagalan
pernafasan dan kegagalan sirkulasi terdeteksi sedini mungkin, dan intervensi
dilakukan dengan cepat dan tepat.
Resusitasi merupakan tindakan medik utama pada kegawatan. Terdiri dari
tunjangan hidup dasar (basic life support), tunjangan hidup lanjut (advanced life
support), dan perawatan pasca resusitasi. Tunjangan hidup dasar terdiri dari
pembebasan jalan nafas (A= airway), napas (B= breathing) dan sirkulasi darah (C=
circulation) adalah bagian terpenting untuk intervensi dini pada kegawatan anak.
51
1. Menentukan pasien sadar atau tidak, jika pasien tidak sadar segera meminta bantuan.
3. Menilai usaha pernafasan dengan melihat gerakan nafas, mendengar desah nafas dan
merasakan aliran udara nafas (look, listen and feel)
52
4. Bila tidak bernafas, pertahankan jalan nafas dan lakukan nafas buatan dengan mulut
atau balon (bag) resusitasi
7. Melakukan koordinasi antara gerak pijat jantung dengan gerak nafas buatan dengan
perbandingan bila 1 penolong 30 : 2 dan bila 2 penolong 15 : 2
Pijat jantung dilakukan sekitar 100x permenit. Nafas buatan dilakukan dengan mulut
atau balon (bag) resusitasi
53
RECOVERY POSITION
Recovery position dilakukan setelah pasien berhasil dilakukan resusitasi
Urutan tindakan recovery position meliputi:
1.
2.
3.
4.
Dengan posisi recovery jalan nafas diharapkan dapat tetap bebas(secure airway) dan mencegah
aspirasi jika terjadi muntah
II. TUJUAN
II.1 TUJUAN UMUM
Dengan mengikuti kegiatan skills lab pada blok gawat darurat ini mahasiswa
diharapkan dapat memahami resusitasi jantung paru anak secara baik dan benar
II.2 TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu melakukan :
1. Penilaian secara cepat status kesadaran
2. Pembebasan jalan nafas (head tilt/chin lift dan jaw thrust)
54
10 menit
Keterangan
Nara sumber
90 menit
dan
5 BREATHS
CHECK PULSE
START CPR 15 : 2
CALL EMERGENCY
SERVICE
Pengamatan
Ya
Tidak
57