Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia.Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek
yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.

B. PENGERTIAN DAN PENJELASAN PENCAHAYAAN ALAMI


Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari.Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi
listrik juga dapat membunuh kuman.Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada
suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurangkurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Dalam usaha memanfaatkan cahaya alami, pada selang waktu antara pukul
08.00 s/d 16.00, perlu direncanakan dengan baik sedemikian sehingga hanya
cahaya yang masuk ke dalam ruangan, sedangkan panas diusahakan tidak masuk
ke dalam ruangan. Panas yang masuk ke dalam ruangan selain akan menyebabkan
warna permukaan interior akan cepat pudar, juga akan menyebabkan bertambahnya
beban pendinginan dari sistem tata udara, sehingga tujuan penghematan energi
tidak tercapai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:

Variasi intensitas cahaya matahari.


Distribusi dari terangnya cahaya.
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.

Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.


Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan

cahaya buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi


tingkat polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan
cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio
tingkat terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat
memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya
dalam psikologi manusia.
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari
efektif (Egan & Olgyay, 1983):
1. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau
(glare) dan panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
2. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat
yang diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.
3. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam
runag sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan
terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi
untuk visual tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan
kelebihan suhu dan cahaya tersebut (contoh : rumah kaca).
4. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam
sedemikian

rupa

sehingga

terintegrasi

dengan

pencahayaan

dan

menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan dapat
mengurangi jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
5. Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan
tersebut. Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi
sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung
akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan
fungsinya.

C. SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI


Untuk

merancang

pencahayaan

dengan

baik

tidak

cukup

hanya

memperhatikan strategi-strategi diatas saja, tapi perhatikan dari mulai skala yang
lebih besar yaitu dengan memperhatikan rancangan bangunan, baru kemudian
mengarah ke skala yang lebih kecil, seperti elemen dari bangunan tersebut.
Sebelum merancang bangunan seorang perancang harus mempelajari
keadaan alam di tapak tersebut, seperti sudut dan pergerakan matahari, kondisi
langit, arah angin, iklim, dan sifat-sifat dari tapak tersebut. Setelah memahami
keadaan tapak perancangan bangunan dapat dilakukan dengan mengsinkronisasi
antara alam dengan bangunan. Jika bangunan sudah dirancang dan dibentuk
sejalan dengan alam, maka unsur-unsur seperti pengudaraan dan pencahayaan
akan mengalir dan berjalan denag baik. Maka dari itu, sebaiknya dipelajari faktorfaktor dalam bangunan yang perlu disesuaikan dengan keadaan alam.
Pencahayaan alami ini memberi manfaat psikologi disamping kegunaan
praktis berupa pengurangan energi untuk pencahayaan buatan. Intensitas sinar
matahari berubah sesuai dengan waktu, musim dan lokasi. Intensitas sinar matahari
berubah sesuai dengan waktu, musim dan lokasi. Senar matahari dapat dibaurkan

oleh awan, kabut dan uap air dan dipantulkan dari tanah atau permukaan lain yang
berada disekitar bangunan.

1. Macam-macam Sinar Matahari


Adapun macam-macam sinar matahari pada pencahayaan alami, yaitu :

Ultra Violet (jingga ultra)


Radiasi ultraungu (sering disingkat UV, dari bahasa Inggris: ultraviolet) adalah
radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah
dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380200 nm) dan
UV vakum (20010 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering
dibagi lagi kepada UVA (380315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau
"blacklight"; UVB (315280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium
Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave). h
Istilah ultravioleht berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra, "melebihi"),

sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari
cahaya dari sinar tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga
seperti lebah dapat melihat hingga mencapai "hampir UV". Banyak buah-buahan,
bunga dan benih terlihat lebih jelas di latar belakang dalam panjang gelombang UV
dibandingkan dengan penglihatan warna manusia. Davsion Petrus

Infra merah (infrared)


Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara
700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William
Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian
mencari bahan penyaring optis yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan
gambar matahari pada teleskop tata surya. Karakteristiknya yaitu :

tidak dapat dilihat oleh manusia

tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang

dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas

Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan


atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan,
maka panjang gelombang mengalami penurunan.

Sinar kosmik (kosmos = semesta alam)


Dalam astrofisika, sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi
tinggi yang berasal dari luar atmosfer Bumi. Sinar kosmik dapat berupa elektron,
proton dan bahkan inti atom seperti besi atau yang lebih berat lagi. Kebanyakan
partikel-partikel tersebut berasal dari proses-proses energi tinggi di dalam galaksi,
misalnya seperti supernova. Dalam perjalanannya, sinar kosmik berinteraksi dengan

medium antarbintang dan kemudian atmosfer Bumi sebelum mencapai detektor.


Hampir 90% sinar kosmik yang tiba di permukaan Bumi adalah proton, sekitar 9%
partikel alfa dan 1% elektron
2. Pencahayaan oleh Sinar Matahari
Pencahayaan sinar matahari terbagi menjadi dua, yaitu terang secara langsung dan
terang secara tidak langsung.
a. Terang secara langsung

1. Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.


2. Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.
3. Cahaya pantulan dari halaman, yang untuk kedua kalinya dipantulkan oleh
langit-langit dan/atau dinding ke arah bidang kerja.
4. Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
b. Terang secara tidak langsung
Terang secara langsung maksudnya yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh
awan-awan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.

D. TINGKAT PENCAHAYAAN ALAMI DALAM RUANG


Tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan oleh tingkat
pencahayaan langit pada bidang datar di lapangan terbuka pada waktu yang sama.
Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami
pada bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh :
a) hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.
b) ukuran dan posisi lubang cahaya.
c) distribusi terang langit.
d) bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.

E. FAKTOR PENCAHAYAAN ALAMI PADA SIANG HARI


Faktor

pencahayaan

alami

siang

hari

adalah

perbandingan

tingkat

pencahayaan pada suatu titik, dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan
terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan
ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut.
a. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
1) Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan langsung dari
cahaya langit.
2) Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar
bangunan yang bersangkutan.
3) Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam

ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi bendabenda di luar ruangan maupun dari cahaya langit.

F. TITIK UKUR PENCAHAYAAN ALAMI


a. Titik ukur diambil pada suatu bidang datar yang letaknya pada tinggi 0,75 meter di
atas lantai. Bidang datar tersebut disebut bidang kerja.

b. Untuk menjamin tercapainya suatu keadaan pencahayaan yang cukup


memuaskan, maka Faktor Langit (fl) titik ukur tersebut harus memenuhi suatu nilai
minimum tertentuyang ditetapkan menurut fungsi dan ukuran ruangannya.
c. Dalam perhitungan digunakan dua jenis titik ukur :
1) titik ukur utama (TUU), diambil pada tengah-tengah antar kedua dinding
samping, yang berada pada jarak 1/3d dari bidang lubang cahaya efektif.
2) titik ukur samping (TUS), diambil pada jarak 0,50 meter dari dinding
samping,yang juga berada pada jarak 1/3d dari bidang lubang cahaya efektif,
dengan d adalah ukuran kedalaman ruangan, diukur dari mulai bidang lubang
cahaya efektif hingga pada dinding seberangnya, atau hingga pada bidang
batas dalam ruangan yang hendak dihitung pencahayaannya.

d. Jarak d pada dinding tidak sejajar


Apabila kedua dinding yang berhadapan tidak sejajar, maka untuk d diambil
jarak ditengah antara kedua dinding samping tadi, atau diambil jarak rata-ratanya.
e. Ketentuan jarak 1/3.d minimum
Untuk ruang dengan ukuran d sama dengan atau kurang daripada 6 meter,
maka ketentuan jarak 1/3.d diganti dengan jarak minimum 2 meter.

G. PERSYARATAN BUKAAN BANGUNAN


Pemerintah memiliki aturan melalui UU no 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung bagian persyaratan sistem pencahayaan, antara lain :
a. Pencahayaan alami meliputi perencanaan pencahayaan alami dan penentuan
besarnya iluminasi.
b. Bengunan gedung hunian rumah tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan dan
bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
c. Pencahayaan buatan, meliputi tingkat iluminasi, konsumsi energi, perencanaan
sistem pencahayaan, penggunaan lampu, daya maksimum yang diizinkan dan daya
pencahayaan buatau di luar bangunan gedung.

d. Pencahayaan buatan untuk pencahayaan darurat harus dapat bekerja secara


otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi yang
aman.

H. SYARAT TEKNIS DAN PERHITUNGAN


Standar Nasional Indonesia tenteng tata cara perancangan penerangan
alami siang hari untuk rumah dan gedung (SNI 03-2396-1991) adalah sebagai
berikut :
a. Ruang Lingkup
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh sistem penerangan alami sesuai syarat
kesehatan, kenyamanan untuk rumah dan gedung, meliputi persyaratan-persyaratan
pokok sistem penerangan alami siang hari dalam ruangan.
b. Ringkasan
Penerangan alami siang hari yang baik adalah sekitar jam 08.00 sampai jam 16.00,
dimana banyak cahaya yang masuk dalam ruang dan tingkat penerangannya
ditentukan oleh hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.
c. Penggolongan kualitas penerangan

Kualitas A : kerja halus sekali, pekerja cermat terus (seperti menggambar

detail, menjahit kain warna gelap, dsb.


Kualitas B : kerja halus, cermat tidak intensif (seperti : menulis, membaca,

merakit komponen kecil, dsb).


Kualitas C : kerja sedang, pekerjaan tanpa konsentrasi yang besar (seperti :

pekerjaan kayu, merakit suku cadang yang agak besar, dsb).


Kualitas D : Kerja kasar, pekerjaan hanya detail-detail yang besar (seperti :
pada gudang, lorong lalu lintas orang, dsb). Dengan persyaratan teknis :
d=jarak lubang cahaya ke dinding (M), fl min TUS = 40% dari fl min TUU dan
tidak boleh kurang 0,10d.TUU = titik ukur utama dan TUS = titik ukur
samping.

1. Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari


Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan
pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat
pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja
lubang cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3
komponen meliputi :
1. Komponen langit (faktor langit-fl)
komponen pencahayaan langsung dari cahaya langit.
2. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl)
komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di
sekitar bangunan yang bersangkutan.
3. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd)
komponen pencahayaan yang berasal dad refleksi permukaan-permukaan dalam
ruangan, dad cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di
luar ruangan maupun dari cahaya langit.

Anda mungkin juga menyukai