Fisbang
Fisbang
FISIKA BANGUNAN
PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP BANGUNAN
Disusun oleh :
Yeriko Emmanuel (125724257)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Fisika Bangunan.
Selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Krisna Dwi Handayani, ST.,MMT. selaku Dosen Mata Kuliah Fisika
Bangunan.
2. Semua rekan rekan dan pihak terkait yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki dalam kesempatan berikutnya.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
a.
b.
c.
Pendahuluan............................................................................................................1
Perumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4
1.
2.
a.Pencahayaan...............................................................................................................4
Pencahayaan Alami.....................................................................................4 - 8
Pencahayaan Buatan.................................................................................8 - 15
b.Kualitas Pencahayaan....................................................................................15 - 16.
1.
Sistem Pencahayaan..........................................................................16 - 19
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
Kesimpulan.................................................................................................27
Daftar Pustaka.............................................................................................28
.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
C.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain yaitu :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
alami
adalah
sumber
pencahayaan
yang
berasal
dari
sinar
Terang alami
Terang yang berasal dari matahari.
a. Terang secara langsung
1) Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.
2) Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.
3) Cahaya pantulan dari halaman, yang untuk kedua kalinya dipantulkan oleh langitlangit dan/atau dinding ke arah bidang kerja.
4) Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
b. Terang secara tidak langsung yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh awanawan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.
TINGKAT
PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)
KETERANGAN
Pekerjaan kasar
dan tidak terus
menerus
100
Pekerjaan kasar
dan terus
menerus
200
Pekerjaan rutin
300
Ruang
administrasi,
ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak
halus
500
Pembuatan
gambar
atau
bekerja dengan mesin kantor,
pekerjaan pemeriksaan atau
pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus
1000
Pekerjaan amat
halus
1500
Mengukir
dengan
tangan,
pemeriksaan pekerjaan mesin
dan perakitan yang sangat
halus
Pekerjaan terinci
Tidak
menimbulkan
bayangan
3000
Tidak
menimbulkan
bayangan
Pemeriksaan
pekerjaan,
perakitan sangat halus
Pencahayaa
n (LUX)
Pencahayaan
Umum untuk
ruangan dan
area
20
yang jarang
digunakan
50
70
Ruang boiler
100
150
200
300
450
1500
3000
visual
sederhana
Pencahayaan
umum untuk
interior
Pencahayaan
tambahan
setempat untuk
tugas visual
yang tepat
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat
komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer
tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean
menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan
komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut:
Keadaan Pekerja
Tingkat
Pencahayaan (lux)
300
Kualitas Pencahayaan
Lighting quality dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu
a. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan.Mata menerima
cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa
dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak
lebih dari 3 sampai 1 untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya
terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai
mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal
terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat
kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan
cahaya dalam lensa mata.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
2.
3.
c.
Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan
(artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari.
d.
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana
mungkin.Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak
perpindahan
sedapat
mungkin
dihindari,
dengan
menggunakan
sekat-sekat.
(2007)
hingga 85% informasi yang diterima pegawai di kantor adalah menggunakan indera
penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memerikasa tagihan pembayaran. Hal
inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting
karena akan mempengaruhi produktivitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan
meningkat apabila tingkat cahaya di tempat kerja tidak sesuai yang akan
mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada maata, sehingga mempengaruhi
fisiknya. Oleh karena itu, sistem pencahyaan yang efektif harus memperhitungkan
kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu
sendiri.
Keseimbangan cahaya sangat penting. Pencahayaan di lingkungan kerja baru
disebut efektif apa bila pegawai merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan
yang seimbang. Garris (2005) dalam Badru Munir (2007) memberikan aturan umum
bahwa tingkat pencahayaan pada area tugas yang dibebankan kepada pegawai
sebaiknya 2 hingga 3 kali pencahayaaan sekitar, 5 kali lebih terang dibandingkan
dengan kantor secara keseluruhan dan 10 kali lebih terang dari lingkungan kantor.
Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di
gunakan di kantor, antara lain:
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh
ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis
ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun
jenis cahaya ini jarang digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alasan
kepraktisan.
Beberapa tips sebelum perusahaan memutuskan untuk menggunakan system
pencahayaan task lighting, antara lain:
Pekerjaan yang dibebankan pada pegawai
Ukuran pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Jumlah dan jenis pekerjaan
Karakteristik pegawai secara individual dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
usia pegawai. Pegawai yang berumur 60 membutuhkan tingkat pencahayaan 2,5 klai
lebaih banyak dibandingkan pegawai yang berumurr 25-an
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju.
Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang
membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya
lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya
ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu,
perusahaan perlu menggunakan system pentimpanan cahaya materi (solar energy
saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat digunakan.Cahaya ini juga tidak
mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya
alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol.
Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di
kantor, yaitu:
1.
2.
3.
Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang laim digunakan pada ruangan
perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami. Meskipun
pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini mempunyai
beberapa kelebihan:
Memproduksi lebih sedikit padas dan silau
Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lama daibandingkan dengan
incandescent
Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya
incandescent.
4.
High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah
sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah
raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien.Kekurangannya adalah
efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan beberapa warna.
Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas
pencahayaan kantor:
1.
2.
2.
Visual comfort probability. Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata
telanjang atau pemantulan yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang.
3.
1.
90-100% secara langsung ke area kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya
silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada
dekat satu sama lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.
Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke bawah
dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah. Sistem ini
menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.
Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya
yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan
yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke aatas dan
kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.
Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian
dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini
menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan
indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.
General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan
sisanya diarahkan ke bawah.Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya
yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau jubga
lebanyak dari sistem semiindirect.
2.6 Sistem Kontrol Cahaya Otomatis
Sistem kontrol cahaya otomatis kini mulai digunakan pada gedung perkantoran,
meskipun tidak terlalu banyak yang menintegrasikan ke dalam sebuah sistem
manajemen energy gedung (BEMS-building energy management system).Sistem ini
mempunyai dampak positif pada konservasi energi, dan memungkinkan perusahaan
untuk menutup biaya pembelian dalam waktu singkat.
Salah satu jenis sistem ini adalah menggunakan sel cahaya untuk mengukur
jumlah tenaga yang dibutuhkan pada beberapa area.Dengan dukungan mekanisme
elektronik, sistem ini mampu menjaga tingkat pencahayaan yang diinginkan. Saat
lampu bertambah tua dan kotor, cahaya yang
mengatasinya, sistem ini meningkatkan jumlah cahaya untuk menjaga tingkat terang
yang diinginkan.Pada area dekat jendela dan cahaya luar, sistem ini otomatis
menyesuaikan kuantitas cahaya lampu agar tidak terlaklu terang akibat adanya cahaya
dari luar.Keuntungan utama dari sistem ini adalah konsitensi cahaya yang didukungnya.
Jenis sistem yang lain adalah mengetahui kehadiran orang pada area yang
ditentukan. Sistem ini menggunakan dua jenis sensor; gelombang ultrasonic yang
mendeteksi gerakan, dan sensor infra merah yang mendeteksi tubuh. Sensor ini
berfungsi secara otomatis dengan mengaktikan sistem cahaya ketika seseorang masuk
ke ruang kantor.
2.7 Perawatan Sistem Pencahayaan
Semakin lama, lampu yang digunakan utnuk memberikan cahaya mulai
berkurang. Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kra 100 jam penggunaan
dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan lampu yang
baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan menjalankan program
penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan.Jadwal penggantian
mempertimbangkan umur lampu.Berdasarkan penghitungan, secara keseluruhan lebih
efektif lebih dibandingkan menunggu sampai lampu benar-benar mati.
Program pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara
berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya. Saat bagian tersebut
semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya akan
mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah usia
pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurangi cahaya hingga 50%.
2.8 Pencahayaan dan Layar Monitor
Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor
akan menambah tingkat kompleksitanya. Kurangnya perhatian pada pencahayaan yang
sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang signifikan
pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar layar monitor,
antara lain:
1.Mengurangi silau dengan mengurnaig jumalah cahaya lampu aau cahaya alami
mengenai laar monitor
2.Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk meminimalakan
silau.
3.Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.
4.Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan memaksimalkan
jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.
5.Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.
Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya
pada dua ruangan utama di sebuah kantor
1.Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu fluorescent yang linear, sedangkan
yang terakhir menggunakan chandelier dengan cahaya yang terfusi. Dengan cahaya
yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan menghasilakan cahaya yang lembut.
Penataan cahaya yang jelek. Penata cahaya tidak focus pada meja itu sendiri
sehingga tampak membosankan bagi peserta rapat.
Penata cahayaan yang baik telah fokus pada meja rapat namun pencahayaan dari
luar melalui jendela terlalu membuat fokus cahaya menjadi pudar.
Penataan cahaya yang terbaik adalah dengan penata cahaya yang berimbang,
tampak lebih elegan.Kondisi ini ditambah adanya kemungkinan menggukan dua hingga
tiga jenis lampu yang dapat dimatikan atau dihidupkan sesuai dengan tingkat
pencahayaan yang dibutuhakn perserta rapat.
2.Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain dibutuhkan
pencahayaan yang secara visual melegakan.
Penataan cahaya yang baik adalah penatacahayaan telah memenuhi unsure yang
baik.Cahaya difokuskan pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu
deng kesna ruangan lebih lembut dan nyaman.
Penaracahyaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat
kesan kantor lebih alami dan penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat
memfokuskan perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama perusahaan
2.7 Macam Pekerjaan
Macam Pekerjaan
Perhitungan Cahaya
Dengan Foot-Candle
Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan tajam. 50
Imi meliputi perkerjaan yang mengenai huruf-huruf
atau angka-angka lembut, perbedaaan warna yang
samar-samar, atau pekerjaan untuk jangka waktu
lama secara terus menerus.
Contoh:
memeriksa
perhitungan,
melakukan
pembukun, menggambar.
Pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan biasa
30
10
yang
membutuhkan
penglihatan 5
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Penggunaan system pencahayaan dalam ruang kantor, sangat berpengaruh
besar dalam peningkatan efisiensi kinerja karyawan. Karena itu untuk mendapatkan
pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan
yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
Dalam ruang kerja, kondisi pencahayaan yang baik harus tersedia. Ketika
pencahayaan dalam ruang kantor kurang memenuhi, pekerja dapat merasa tidak
nyaman dan tidak puas sehingga dapat mengurangi produktivitas. Lingkungan
penerangan mempengaruhi kepuasan pengguna dan suasana ruang melalui desain
ruang kerja dan strategi pencahayaannya.
cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen
meliputi
:
1. Komponen langit (faktor langit-fl) yakni
komponen
pencahayaan
langsung
dari
cahaya
langit.
2. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.
3. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen pencahayaan
yang berasal dad refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dad cahaya yang
masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dad
cahaya
langit
(lihat
gambar).
Faktor pencahayaan alami siang had ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini
keterangan :
L = lebar lubang cahaya efektif.
H = tinggi lubang cahaya efektif.
D = jarak titik ukur ke lubang cahaya
Keterangan :
(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.
3. Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup dengan
kaca.
Lubang Cahaya Efektif
Bila suatu ruangan mendapatkan pencahayaan dad langit metalui lubang-lubang
cahaya di beberapa dinding, maka masing-masing dinding ini mempunyai bidang
lubang cahaya efektifnya sendiri-sendiri lihat gambar 4 ).
Umumnya lubang cahaya efektif dapat berbentuk dan berukuran lain daripada lubang
cahaya itu sendiri. Hal ini, antara lain dapat disebabkan oleh:
1. Penghalangan cahaya oleh bangunan lain clan atau oleh pohon.
2. Bagian-bagian dari bangunan itu sendiri yang karena menonjol menyempitkan
pandangan ke luar, seperti balkon, konstruksi "sunbreakers" dan sebagainya.
3. Pembatasan-pembatasan oleh letak bidang kerja terhadap bidang lubang cahaya .
4. Bagian dari jendela yang dibuat dari bahan yang tidak tembus cahaya.
Sistem pencahayaan ini harus menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja
dan bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30-60 inchi diatas lantai. Untuk
memenuhi persyaratan itu maka armatur harus dipasang simetris, dan jarak lampu satu
dengan lainnya perlu diperhatikan, dianjurkan antara 1,5-2 kali jarak antara lampu dan
bidang kerja.
2. Pencahayaan Terarah (Localized General Lighting)
Pada tipe ini diperlukan bila intensitas penerangan yang merata tidak diperlukan untuk
semua tempat kerja tetapi hanya bagian tertentu saja yang membutuhkan tingkat
iluminasi, maka lampu tambahan dapat dipasang pada daerah tersebut.
3. Pencahayaan Lokal (Local Lighting)
Sistem pencahayaan lokal ini diperlukan khususnya untuk pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian. Kerugian dari sistem pencahayaan ini dapat menyebabkan
kesilauan, maka pencahayaan lokal perlu dikoordinasikan dengan penerangan umum.
Menurut Sumamur PK (1998:10) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
pencahayaan buatan antara lain:
1. Pembagian lumensi dalam lapangan penglihatan
Lapangan penglihatan yang baik adalah dengan kekuatan terbesar ditengah pada
daerah kerja yang dilakukan. Perbandingan terbaik antara lumensi pusat, daerah
sekitar pusat dan lingkungan sekitarnya adalah 10:3:1. Kondisi penerangan dinyatakan
baik atau tidak bila memenuhi syarat jika perbedaan lumensi melebihi perbandingan
40:1 baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap lingkungan luar.
2. Kesilauan
Terjadi bila perbedaan penyebaran luminensi melebihi perbandingan 40 :1, namun pada
umumnya terjadi karena keterbatasan kemampuan penglihatan.Kepekaan retina
seluruhnya menyesuaikan dengan luminensi rata-rata sehingga pda lapangan
penglihatan dengan luminensi berbeda, retina terlalu peka untuk luminensi yang tinggi,
tetapi sangat kurang peka untuk daerah yang samar-samar.
3. Arah Cahaya
Sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan
yang baik.Cahaya dari berbagai arah dapat meniadakan gangguan oleh bayangan.
4. Warna Cahaya
Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam membandingkan dan
mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan kerja atau tempat kerja sebagai
akibat pencahayaan yang menentukan rupa dari lingkungan. Dengan adanya kombinasi
tata warna dan dekorasi yang serasi maka akan menimbulkan suasana kerja yang
nyaman sehingga kegairahan kerja akan meningkat.
Rumus :
1 cd/cm2 = 1 stilb = 10000 cd/m2
Hukum penerangan
Hukum Kuadrat
Rumus :
Catatan : rumus ini hanya berlaku untuk penerangan suatu titik tertentu dari bidang
yang diterangi
Penyelesaian :
F = 1200 lumen
r = LB =
cos =
Intensitas penerangan titik B = = 0,764 lux
Contoh perhitungan penerangan suatu bangunan
Suatu ruangan laboratorium dengan ukuran 12 x 10 m dan tinggi lampu dari meja 2,6
m, yang akan diberi penerangan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tentukan jenis lampu dan armatur yang digunakan. Ruangan ini direncanakan
armatur tipe TMX 200 dengan lampu 2 x TLD 36 W/54.Menurut standar Philip lampu TL
36 W warna putih fluk cahayanya 2 x 2500 lumen per armatur.
2. Tentukan faktor-faktor refleksi
rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,3
3. Tentukan indeks bentuk ruangan
Lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya berada pada kira-kira 0,90 m di
atas langit maka h = 2,6 m.
4. Tentukan efisiensi penerangan (tabel XIII) dengan nilai k = 2,1
Pada tabel, untuk k = 2 0,69
untuk k = 2,5 0,75
maka untuk k = 2,1
dilakukan interpolasi =
5. Intensitas penerangan (berdasarkan tabel), untuk labor = 350 lux
6. Hitung fluk cahaya yang diperlukan
F armatur = 2 x 2500 = 5000 lumen
7. Tentukan faktor depresiasi, pada contoh ini kalau lampu-lampu diperbarui setiap 2
tahun, maka d = 0,8 (tabel).
4A
4A
http://kumpulaninfosipil.blogspot.co.id/2012/02/pencahayaan-alami-dan-buatan.html
SNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk
rumah dan gedung.
Adhiwiyogo. M.U, 1969 ; Selection of the Design Sky for Indonesia based on the
Illumination Climate of Bandung. Symposium of Enviromental Physics as Applied to
Building in the Tropics.