Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

FISIKA BANGUNAN
PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP BANGUNAN

Disusun oleh :
Yeriko Emmanuel (125724257)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Fisika Bangunan.
Selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Krisna Dwi Handayani, ST.,MMT. selaku Dosen Mata Kuliah Fisika
Bangunan.

2. Semua rekan rekan dan pihak terkait yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki dalam kesempatan berikutnya.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Surabaya, September 2012

penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
a.
b.
c.

Pendahuluan............................................................................................................1
Perumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4

1.
2.

a.Pencahayaan...............................................................................................................4
Pencahayaan Alami.....................................................................................4 - 8
Pencahayaan Buatan.................................................................................8 - 15
b.Kualitas Pencahayaan....................................................................................15 - 16.

1.

Sistem Pencahayaan..........................................................................16 - 19

2.
3.
4.
5.

Karakteristik Sistem Penerangan.............................................................19


Sistem Penerangan..................................................................................19 - 21
Sistem Kontrol Cahaya Otomatis...........................................................21 - 22
Perawatan Sistem Pencahayaan...........................................................22 - 23

6.
7.
8.

Pencahayaan dan Layar Monitor...........................................................23 - 24


Macam Pekerjaan.................................................................................24 - 25
Sistem Pencahayaan Di perpustakaan.....................................................25 - 26
BAB III KESIMPULAN....................................................................................27

1.
2.

Kesimpulan.................................................................................................27
Daftar Pustaka.............................................................................................28
.

BAB 1
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia meciptakan cahaya


hanya dari api, walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21
ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya
melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan
menjadi lebih canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian
energi oleh penerangan adalah 20 - 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan
komersial dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh plant industri. Hampir
kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi dalam
sistim penerangan.
Seringkali, penghematan energi yang cukup berarti dapat didapatkan dengan
investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber
lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan
pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan
menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen
energi juga dapat memperoleh penghematan yang luar biasa.
Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan
modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan
energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien,
belum tentu merupakan sistim penerangan yang efisien.

B.

Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis

memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan


masalah. Rumusan masalah itu adalah :
1.
2.
3.
4.

C.

Bagaimana pengaruh fisik pada konstruksi ruang ?


Apa saja akibat buruk yang akan terjadi ?
Jenis dan dimana material akan dipakai ?
Bagaimana perhatian aspek ekonomi antara kerugian dan keuntungan ?

Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain yaitu :

1.

Mengetahui pengaruh fisik pada konstruksi ruang tersebut.

2.

Mengetahui akibat buruk yang akan terjadi.

3.

Mengetahui jenis dan material akan dipakai.

4.

Menegetahui perhatian aspek ekonomi antara kerugian dan keuntungan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas

manusia.Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang


dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi
menjadi :
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan

alami

adalah

sumber

pencahayaan

yang

berasal

dari

sinar

matahari.Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik


juga dapat membunuh kuman.Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu
ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.

Cara Menghitung Kapasitas Cahaya


(Luas jendela di ruangan X Kapasitas cahaya Matahari (1500 Lux)) = bila hasil lebih
besar dari kapasitas normal, maka kapasitas cahaya di ruangan sudah mencukupi atau
sesuai kriteria.
Nilai saran 1/12 atau 9%.

kibat penerangan yang kurang


Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan
penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak, yaitu:
1. Kelelahan mata sehinga berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
2. Kelelahan mental.
3. Keluhan pegal di daerah sekitar mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4. Kerusakan indera mata dan lain-lain

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat


keuntungan, yaitu:
Variasi intensitas cahaya matahari
Distribusi dari terangnya cahaya
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
Macam-macam sinar matahari :
a. Macam-macam sinar
Ultra Violet (jingga ultra)
Infra merah (infrared)
Adalah pembawa utama daya kalor dari matahari.Sinar ini merupakan sinar panas yang
menjadi syarat mutlak kehidupan dan penghidupan makhluk-makhluk bumi.
Cahaya terang
Sinar kosmik (kosmos = semesta alam)

Terang alami
Terang yang berasal dari matahari.
a. Terang secara langsung
1) Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.
2) Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.
3) Cahaya pantulan dari halaman, yang untuk kedua kalinya dipantulkan oleh langitlangit dan/atau dinding ke arah bidang kerja.
4) Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
b. Terang secara tidak langsung yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh awanawan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.

Persyaratan Bukaan bangunan


Pemerintah memiliki aturan melalui UU no 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung bagian persyaratan sistem pencahayaan, antara lain :

a. Pencahayaan alami meliputi perencanaan pencahayaan alami dan penentuan


besarnya iluminasi.
b. Bengunan gedung hunian rumah tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan dan
bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
c. Pencahayaan buatan, meliputi tingkat iluminasi, konsumsi energi, perencanaan
sistem pencahayaan, penggunaan lampu, daya maksimum yang diizinkan dan daya
pencahayaan buatau di luar bangunan gedung.
d. Pencahayaan buatan untuk pencahayaan darurat harus dapat bekerja secara
otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi yang aman.
Syarat teknis dan perhitungan
Standar Nasional Indonesia tenteng tata cara perancangan penerangan alami
siang hari untuk rumah dan gedung (SNI 03-2396-1991) adalah sebagai berikut :
a. Ruang Lingkup
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh sistem penerangan alami sesuai syarat
kesehatan, kenyamanan untuk rumah dan gedung, meliputi persyaratan-persyaratan
pokok sistem penerangan alami siang hari dalam ruangan.
b. Ringkasan
Penerangan alami siang hari yang baik adalah sekitar jam 08.00 sampai jam 16.00,
dimana banyak cahaya yang masuk dalam ruang dan tingkat penerangannya
ditentukan oleh hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.
c. Penggolongan kualitas penerangan
Kualitas A : kerja halus sekali, pekerja cermat terus (seperti menggambar detail,
menjahit kain warna gelap, dsb.
Kualitas B : kerja halus, cermat tidak intensif (seperti : menulis,
membaca, merakit komponen kecil, dsb).
Kualitas C : kerja sedang, pekerjaan tanpa konsentrasi yang besar (seperti : pekerjaan
kayu, merakit suku cadang yang agak besar, dsb).
Kualitas D : Kerja kasar, pekerjaan hanya detail-detail yang besar (seperti : pada
gudang, lorong lalu lintas orang, dsb). Dengan persyaratan teknis : d=jarak lubang
cahaya ke dinding (M), fl min TUS = 40% dari fl min TUU dan tidak boleh kurang
0,10d.TUU = titik ukur utama dan TUS = titik ukur samping.
Penempatan faktor langit didasarkan atas keadaan langit terang merata dan kekuatan
terangnya dilapangan terbuka sebesar 10.000 lux.
Faktor yang mempengaruhi kualitas penerangan : perbandingan las lubang cahaya
dan luas lantai, bentuk dan letak lubang cahaya, refleksi cahaya didalam ruangan.
Untuk meningkatkan kualitas penerangan alami siang hari didalam ruangan,
hendaknya ruangan menerima cahaya lebih dari satu arah.Kasa nyamuk dapat
mengurangi cahaya masuk 15%.

Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:


JENIS KEGIATAN

TINGKAT
PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)

KETERANGAN

Pekerjaan kasar
dan tidak terus
menerus

100

Ruang penyimpanan & ruang


peralatan/instalasi
yang
memerlukan pekerjaan yang
kontinyu

Pekerjaan kasar
dan terus
menerus

200

Pekerjaan dengan mesin dan


perakitan kasar

Pekerjaan rutin

300

Ruang
administrasi,
ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun

Pekerjaan agak
halus

500

Pembuatan
gambar
atau
bekerja dengan mesin kantor,
pekerjaan pemeriksaan atau
pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus

1000

Pemilihan warna, pemrosesan


teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus

Pekerjaan amat
halus

1500

Mengukir
dengan
tangan,
pemeriksaan pekerjaan mesin
dan perakitan yang sangat
halus

Pekerjaan terinci

Tidak
menimbulkan
bayangan
3000
Tidak
menimbulkan
bayangan

Pemeriksaan
pekerjaan,
perakitan sangat halus

United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi


Energi untuk Industri di Asiamengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang
tergantung area kegiatannya, seperti berikut:
Tabel 2 Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Keperluan

Pencahayaa
n (LUX)

Contoh Area Kegiatan

Pencahayaan
Umum untuk
ruangan dan
area

20

Layanan penerangan yang minimum


dalam area sirkulasi luar ruangan,
pertokoan didaerah terbuka, halaman
tempat penyimpanan

yang jarang
digunakan

50

Tempat pejalan kaki & panggung

70

Ruang boiler

dan/atau tugastugas atau

100

Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.

150

Area sirkulasi di industri, pertokoan


dan ruang penyimpan.

200

Layanan penerangan yang minimum


dalam tugas

300

Meja & mesin kerja ukuran sedang,


proses umum dalam industri kimia
dan makanan, kegiatan membaca
dan membuat arsip.

450

Gantungan baju, pemeriksaan,


kantor untuk menggambar, perakitan
mesin dan bagian yang halus,
pekerjaan warna, tugas menggambar
kritis.

1500

Pekerjaan mesin dan diatas meja


yang sangat halus, perakitan mesin
presisi kecil dan instrumen;
komponen elektronik, pengukuran &
pemeriksaan bagian kecil yang rumit
(sebagian mungkin diberikan oleh
tugas pencahayaan setempat)

3000

Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,


misal instrumen yang sangat kecil,
pembuatan jam tangan, pengukiran

visual
sederhana
Pencahayaan
umum untuk
interior

Pencahayaan
tambahan
setempat untuk
tugas visual
yang tepat

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat
komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer
tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean
menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan
komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut:

Tabel 3 Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer


[2]

Keadaan Pekerja

Tingkat
Pencahayaan (lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber


dokumen yang terbaca jelas

300

Kegiatan Komputer dengan sumber 400-500


dokumen yang tidak terbaca jelas
500-700
Tugas memasukan data
B.

Kualitas Pencahayaan
Lighting quality dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu
a. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan.Mata menerima
cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa
dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak
lebih dari 3 sampai 1 untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya
terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai
mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal
terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat
kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan
cahaya dalam lensa mata.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
1.

Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.

2.

Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.

3.

Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.

4.

Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.

Metode-metode reduksi yang dapat dipakai untuk mereduksi silau :


1.

Reduksi luminansi sumber cahaya.

2.

Jauhkan sumber cahaya dari garis pandang.

3.

Posisikan jendela pada jarak yang sama dari aktivitas bekerja.

4.

Gunakan level menengah untuk di luminansi secara umum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem pencahayaan :


1.

Menghindari penempatan sumber cahaya lansung pada pandang pekerja.

2.

Gunakan pencahayaan visi untuk memberikan atmosfir kerja yang baik.

3.

Hindari sumber cahaya yang tidak stabil.

c.

Shadows (Bayang-bayang)

Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan
(artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari.
d.

Background (Latar Belakang)

Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana
mungkin.Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak
perpindahan

sedapat

mungkin

dihindari,

dengan

menggunakan

sekat-sekat.

2.3 Sistem Pencahayaan


McShane (1997) dalam Badru Munir

(2007)

mendeskripsikan bahwa 80%

hingga 85% informasi yang diterima pegawai di kantor adalah menggunakan indera
penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memerikasa tagihan pembayaran. Hal
inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting
karena akan mempengaruhi produktivitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan
meningkat apabila tingkat cahaya di tempat kerja tidak sesuai yang akan
mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada maata, sehingga mempengaruhi

fisiknya. Oleh karena itu, sistem pencahyaan yang efektif harus memperhitungkan
kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu
sendiri.
Keseimbangan cahaya sangat penting. Pencahayaan di lingkungan kerja baru
disebut efektif apa bila pegawai merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan
yang seimbang. Garris (2005) dalam Badru Munir (2007) memberikan aturan umum
bahwa tingkat pencahayaan pada area tugas yang dibebankan kepada pegawai
sebaiknya 2 hingga 3 kali pencahayaaan sekitar, 5 kali lebih terang dibandingkan
dengan kantor secara keseluruhan dan 10 kali lebih terang dari lingkungan kantor.
Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di
gunakan di kantor, antara lain:
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh
ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis
ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun
jenis cahaya ini jarang digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alasan
kepraktisan.
Beberapa tips sebelum perusahaan memutuskan untuk menggunakan system
pencahayaan task lighting, antara lain:
Pekerjaan yang dibebankan pada pegawai
Ukuran pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Jumlah dan jenis pekerjaan
Karakteristik pegawai secara individual dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
usia pegawai. Pegawai yang berumur 60 membutuhkan tingkat pencahayaan 2,5 klai
lebaih banyak dibandingkan pegawai yang berumurr 25-an

3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju.
Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang
membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya
lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya
ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu,
perusahaan perlu menggunakan system pentimpanan cahaya materi (solar energy
saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat digunakan.Cahaya ini juga tidak
mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya
alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol.
Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di
kantor, yaitu:
1.

Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari

2.

Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling


sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di
perkantoran, meskipun fluorescent lebih efisien.Cahaya ini paling tidak efektif jika
dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih
murah dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak
tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, memerlukan banyak listrik, dan
menghasilkn banyak bayangan serta silau.

3.

Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang laim digunakan pada ruangan
perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami. Meskipun
pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini mempunyai
beberapa kelebihan:
Memproduksi lebih sedikit padas dan silau
Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lama daibandingkan dengan
incandescent
Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya
incandescent.

4.

High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah
sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah
raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien.Kekurangannya adalah
efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan beberapa warna.
Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas
pencahayaan kantor:

1.

Visiblity, pegawai harus dapat melihat degnan nyaman dan jelas

2.

Fokus, pencahayaan harus dapat memusatkan perhatiannya dalam melaksanan


tugas yang diembannya.

2.4 Karakteristik Sistem Penerangan


System penerangan mempunya beberapa karakteristik yang selalu berubah dari
tahun ke tahun.Dalam dua dekade penerangan menggunakan foot-candle (setara 50
watt) dan foot lambert.Namun, sekaang ada beberapa ukuran baru, diantaranya
(Quible, 2001):
1.

Equivalent spherical illumination, ESI digunakan untuk mengukur tingkat efisensi


sistem penerangan. Nilai ini dipengaruhi secara negatif oleh silau dan pemantulan pada
area kerja dan benda dimana karyawan bekerja.ESI juga digunakan untuk memberikan
ukuran tentang keseragaman sistem cahaya.

2.

Visual comfort probability. Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata
telanjang atau pemantulan yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang.

3.

Task illumination.Dinilai dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat ukur ini


mengukur jumlah cahaya pada area kerja.Nilai TI yang tinggi memastikan pencahyaan
yang ckukup pada area kerja, khususnya ika terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan
area perkantoran membutuhkan nilai TI 100-150 foot candle
2.5 Sistem Penerangan
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara
lain:

1.

Direct,dengan mengarahkan cahaya

90-100% secara langsung ke area kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya
silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada
dekat satu sama lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.

Gambar 2.1 Direc


Sumber. Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
2.

Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke bawah
dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah. Sistem ini
menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.

Gambar 2.2 Semi direct


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
3.

Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya
yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan
yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke aatas dan
kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.

Gambar 2.3 Indirect


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
4.

Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian
dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini
menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan
indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.

Gambar 2.4 Semi Indirect


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
5.

General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan
sisanya diarahkan ke bawah.Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya
yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau jubga
lebanyak dari sistem semiindirect.
2.6 Sistem Kontrol Cahaya Otomatis
Sistem kontrol cahaya otomatis kini mulai digunakan pada gedung perkantoran,
meskipun tidak terlalu banyak yang menintegrasikan ke dalam sebuah sistem
manajemen energy gedung (BEMS-building energy management system).Sistem ini
mempunyai dampak positif pada konservasi energi, dan memungkinkan perusahaan
untuk menutup biaya pembelian dalam waktu singkat.
Salah satu jenis sistem ini adalah menggunakan sel cahaya untuk mengukur
jumlah tenaga yang dibutuhkan pada beberapa area.Dengan dukungan mekanisme
elektronik, sistem ini mampu menjaga tingkat pencahayaan yang diinginkan. Saat
lampu bertambah tua dan kotor, cahaya yang

dihasilkan akan berkurang. Untuk

mengatasinya, sistem ini meningkatkan jumlah cahaya untuk menjaga tingkat terang
yang diinginkan.Pada area dekat jendela dan cahaya luar, sistem ini otomatis

menyesuaikan kuantitas cahaya lampu agar tidak terlaklu terang akibat adanya cahaya
dari luar.Keuntungan utama dari sistem ini adalah konsitensi cahaya yang didukungnya.
Jenis sistem yang lain adalah mengetahui kehadiran orang pada area yang
ditentukan. Sistem ini menggunakan dua jenis sensor; gelombang ultrasonic yang
mendeteksi gerakan, dan sensor infra merah yang mendeteksi tubuh. Sensor ini
berfungsi secara otomatis dengan mengaktikan sistem cahaya ketika seseorang masuk
ke ruang kantor.
2.7 Perawatan Sistem Pencahayaan
Semakin lama, lampu yang digunakan utnuk memberikan cahaya mulai
berkurang. Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kra 100 jam penggunaan
dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan lampu yang
baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan menjalankan program
penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan.Jadwal penggantian
mempertimbangkan umur lampu.Berdasarkan penghitungan, secara keseluruhan lebih
efektif lebih dibandingkan menunggu sampai lampu benar-benar mati.
Program pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara
berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya. Saat bagian tersebut
semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya akan
mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah usia
pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurangi cahaya hingga 50%.
2.8 Pencahayaan dan Layar Monitor
Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor
akan menambah tingkat kompleksitanya. Kurangnya perhatian pada pencahayaan yang
sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang signifikan
pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar layar monitor,
antara lain:
1.Mengurangi silau dengan mengurnaig jumalah cahaya lampu aau cahaya alami
mengenai laar monitor

2.Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk meminimalakan
silau.
3.Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.
4.Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan memaksimalkan
jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.
5.Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.
Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya
pada dua ruangan utama di sebuah kantor
1.Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu fluorescent yang linear, sedangkan
yang terakhir menggunakan chandelier dengan cahaya yang terfusi. Dengan cahaya
yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan menghasilakan cahaya yang lembut.
Penataan cahaya yang jelek. Penata cahaya tidak focus pada meja itu sendiri
sehingga tampak membosankan bagi peserta rapat.
Penata cahayaan yang baik telah fokus pada meja rapat namun pencahayaan dari
luar melalui jendela terlalu membuat fokus cahaya menjadi pudar.
Penataan cahaya yang terbaik adalah dengan penata cahaya yang berimbang,
tampak lebih elegan.Kondisi ini ditambah adanya kemungkinan menggukan dua hingga
tiga jenis lampu yang dapat dimatikan atau dihidupkan sesuai dengan tingkat
pencahayaan yang dibutuhakn perserta rapat.
2.Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain dibutuhkan
pencahayaan yang secara visual melegakan.
Penataan cahaya yang baik adalah penatacahayaan telah memenuhi unsure yang
baik.Cahaya difokuskan pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu
deng kesna ruangan lebih lembut dan nyaman.
Penaracahyaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat
kesan kantor lebih alami dan penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat
memfokuskan perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama perusahaan
2.7 Macam Pekerjaan

Macam Pekerjaan

Perhitungan Cahaya

Dengan Foot-Candle
Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan tajam. 50
Imi meliputi perkerjaan yang mengenai huruf-huruf
atau angka-angka lembut, perbedaaan warna yang
samar-samar, atau pekerjaan untuk jangka waktu
lama secara terus menerus.
Contoh:

memeriksa

perhitungan,

melakukan

pembukun, menggambar.
Pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan biasa

30

Contoh: membuat surat, mengurus arsip, pekerjaan


di bagian pengiriman dan penerimaan surat.
Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan sepintas

10

Contoh: ajtivitas dalam ruangan resepsi, tangga


gedung, atau kamar mandi
Pekerjaan

yang

membutuhkan

penglihatan 5

sederhana. Penerangan sebesar ini misalnya untuk


lorong atau jalan lalu-lintas dalamgedung.
Besarnya foot-candle dari cahaya yang dipancarkan oleh sebuah lampu dapat
diketahui dengan alat pengukur khusus untuk hal tersebut.Untuk mengetahui ketapatan
jumlah ketepatan jumlah cahaya yang dipakai, dapat meminta bantuan dari perusahaan
listik Negara yang meiliki alat itu. Sebagai patokan yang kasar dapat diingat bahwa
senuah lampu biasa sebesar 50 watt mencarkan cahaya sebesar 3 foof-candle kepada
permukaan di bawahnya yang sejauh 130 cm. jaerak 1,3 meter ini adalah kira-kira jarak
dari sebuah lampu yang tergantung dalam rumah sampai ke permukaan meja.
2.8 Sistem Pencahayaan Di perpustakaan
Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca
dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan.Sedangkan
pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau
permainan bidang kaca.Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan.

Pada umumnya suasana gelap dalam ruang perpustakaan kurang memberikan


suasana nyaman. Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut :
1. rasa takut
2. rasa tidak jelas
3. rasa menyeramkan
Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor
pengalaman dan kebiasaan. Terbatasnya cahaya penerangan sebuah ruang memberi
persepsi menyeramkan pada ruang tersebut.
Suasana gelap dan terang ini dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan menarik atau
tidak menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Menurut Hakim (2004:174), untuk
mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Sumber cahaya di atas mata manusia
2. Sumber cahaya setinggi mata manusia
3. Sumber cahaya di bawah mata manusia
Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3
bagian :
1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah
2. Arah cahaya tegak lurus ke atas
3. Arah cahaya membentuk sudut
Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk
kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia
yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca seperti gambar di bawah
ini :

BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Penggunaan system pencahayaan dalam ruang kantor, sangat berpengaruh
besar dalam peningkatan efisiensi kinerja karyawan. Karena itu untuk mendapatkan
pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan
yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
Dalam ruang kerja, kondisi pencahayaan yang baik harus tersedia. Ketika
pencahayaan dalam ruang kantor kurang memenuhi, pekerja dapat merasa tidak
nyaman dan tidak puas sehingga dapat mengurangi produktivitas. Lingkungan
penerangan mempengaruhi kepuasan pengguna dan suasana ruang melalui desain
ruang kerja dan strategi pencahayaannya.

PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN


Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang
aman
dan
nyaman
dan
berkaitan
erat
dengan
produktivitas
manusia.Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi
menjadi dua yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan.
SISTEM
PENCAHAYAAN
ALAMI
SIANG
HARI
PADA
GEDUNG
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari.Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik
juga dapat membunuh kuman.Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu
ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6
dari
pada
luas
lantai.
Dalam usaha memanfaatkan cahaya alami, pada selang waktu antara pukul 08.00 s/d
16.00, perlu direncanakan dengan baik sedemikian sehingga hanya cahaya yang
masuk ke dalam ruangan, sedangkan panas diusahakan tidak masuk ke dalam
ruangan. Panas yang masuk ke dalam ruangan selain akan menyebabkan warna
permukaan interior akan cepat pudar, juga akan menyebabkan bertambahnya beban
pendinginan dari sistem tata udara, sehingga tujuan penghematan energi tidak tercapai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang har
i. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan,
yaitu:
o
Variasi
intensitas
cahaya
matahari
o
Distribusi
dari
terangnya
cahaya
o
Efek
dari
lokasi,
pemantulan
cahaya,
jarak
antar
bangunan
o
Letak
geografis
dan
kegunaan
bangunan
gedung
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah mewakili pemerintah, asosiasi profesi,
konsultan, kontraktor, supplier, pengelola bangunan gedung dan perguruan tinggi,
menyusun standar "tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan
gedung" yang selanjutnya dibakukan oleh Badan Standardisasi Nasional menjadi : SNI
03-0000-2001.
Pencahayaan
alami
siang
hari
dapat
dikatakan
baik
apabila
:
1. Pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu seternpat terdapat
cukup
banyak
cahaya
yang
masuk
ke
dalam
ruangan.
2. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup mer
ata
dan
atau
tidak
menimbulkan
kontras
yang
mengganggu
Faktor
Pencahayaan
Alami
Siang
Hari:
Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada
suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat
pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang

cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen
meliputi
:
1. Komponen langit (faktor langit-fl) yakni
komponen
pencahayaan
langsung
dari
cahaya
langit.
2. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.
3. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen pencahayaan
yang berasal dad refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dad cahaya yang
masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dad
cahaya
langit
(lihat
gambar).

Faktor pencahayaan alami siang had ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini
keterangan :
L = lebar lubang cahaya efektif.
H = tinggi lubang cahaya efektif.
D = jarak titik ukur ke lubang cahaya
Keterangan :
(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.

Lrata-rata = perbandingan antara luminansi penghalang dengan luminansi rata-rata


langit.
Tkaca = faktor transmisi cahaya dad kaca penutup lubang cahaya, besarnya
tergantung pada jents kaca yang nilainya dapat diperoleh dad katalog yang dikeluarkan
oleh produsen kaca tersebut.
A = luas seluruh permukaan dalam ruangan
R = faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan
W = luas lubang cahaya.
Rcw = faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulaidari
bidang yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana
lubang cahaya terletak.
C = konstanta yang besarnya tergantung dad sudut penghalang.
Rfw = faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dad bidang
yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang
cahaya terletak.
Langit Perancangan
a) Dalam ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatan terangnya langit yang
dinyatakan dalam lux.
b) Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, maka syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh keadaan langit untuk dipilih dan ditetapkan sebagai Langit
Perancangan adalah :
1. Bahwa langit yang demikian sering dijumpai.
2. Memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar di lapangan terbuka, dengan
nilai dekat minimum, sedemikian rendahnya hingga frekuensi kegagalan untuk
mencapai nilai tingkat pencahayaan ini cukup rendah.
3. Nilai tingkat pencahayaan tersebut tidak boleh terlampau rendah sehingga
persyaratan tekno konstruktif menjadi terlampau tinggi.
c) Sebagai Langit Perancangan ditetapkan :
1. Langit biru tanpa awan atau
2. Langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.
d) Langit Perancangan ini memberikan tingkat pencahayaan pada titik-titik di bidang
datar di lapangan terbuka sebesar 10.000 lux.Untuk perhitungan diambil ketentuan
bahwa tingkat pencahayaan ini asalnya dari langit yang keadaannya dimana-mana
merata terangnya (uniform luminance distribution).
Faktor Langit
Faktor langit (fl) suatu titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan adalah angka
perbandingan tingkat pencahayaan langsung dad langit di titik tersebut dengan tingkat
pencahayaan oleh Terang Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.
Pengukuran kedua tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalam keadaan sebagaiberikut:
1. Dilakukan pada saat yang sama.
2. Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengan distribusi terang yang
merata di mana-mana.

3. Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup dengan
kaca.
Lubang Cahaya Efektif
Bila suatu ruangan mendapatkan pencahayaan dad langit metalui lubang-lubang
cahaya di beberapa dinding, maka masing-masing dinding ini mempunyai bidang
lubang cahaya efektifnya sendiri-sendiri lihat gambar 4 ).

Umumnya lubang cahaya efektif dapat berbentuk dan berukuran lain daripada lubang
cahaya itu sendiri. Hal ini, antara lain dapat disebabkan oleh:
1. Penghalangan cahaya oleh bangunan lain clan atau oleh pohon.
2. Bagian-bagian dari bangunan itu sendiri yang karena menonjol menyempitkan
pandangan ke luar, seperti balkon, konstruksi "sunbreakers" dan sebagainya.
3. Pembatasan-pembatasan oleh letak bidang kerja terhadap bidang lubang cahaya .
4. Bagian dari jendela yang dibuat dari bahan yang tidak tembus cahaya.

SISTEM PENERANGAN BUATAN PADA GEDUNG


Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami.Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit
dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi
pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang
dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3.Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4.Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
PENERANGAN BUATAN DIPERLUKAN BILA :
Tidak tersedia cahaya alami siang hari
Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari
Cahaya alami matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam ruangan
yang jauh dari jendela.
Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar
Diperlukan intensitas cahaya konstan.
Diperlukan pencahayaan dengan warna dan arah penyinaran mudah diatur.

Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus.


Diperlukan cahaya dengan efek khusus.
Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan
untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami.
2) Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
3) Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau tefokus pada satu arah
4) Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian
ruangan yang diterangi atau tidak
5) Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
6) Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau
rendah.
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan
atas 3 macam yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas
visual khusus.Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh
langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni
melalui mekanisme pemantulan cahaya.Sistem ini dapat juga digabungkan dengan
sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang
mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk:
Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin
diterangi
Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan
tersebut.
Tipe Penerangan Buatan
Menurut Siswanto (1993:18) penerangan yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3
macam sistem/tipe penerangan yaitu :
1. Pencahayaan Umum (General Lighting)

Sistem pencahayaan ini harus menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja
dan bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30-60 inchi diatas lantai. Untuk
memenuhi persyaratan itu maka armatur harus dipasang simetris, dan jarak lampu satu
dengan lainnya perlu diperhatikan, dianjurkan antara 1,5-2 kali jarak antara lampu dan
bidang kerja.
2. Pencahayaan Terarah (Localized General Lighting)
Pada tipe ini diperlukan bila intensitas penerangan yang merata tidak diperlukan untuk
semua tempat kerja tetapi hanya bagian tertentu saja yang membutuhkan tingkat
iluminasi, maka lampu tambahan dapat dipasang pada daerah tersebut.
3. Pencahayaan Lokal (Local Lighting)
Sistem pencahayaan lokal ini diperlukan khususnya untuk pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian. Kerugian dari sistem pencahayaan ini dapat menyebabkan
kesilauan, maka pencahayaan lokal perlu dikoordinasikan dengan penerangan umum.
Menurut Sumamur PK (1998:10) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
pencahayaan buatan antara lain:
1. Pembagian lumensi dalam lapangan penglihatan
Lapangan penglihatan yang baik adalah dengan kekuatan terbesar ditengah pada
daerah kerja yang dilakukan. Perbandingan terbaik antara lumensi pusat, daerah
sekitar pusat dan lingkungan sekitarnya adalah 10:3:1. Kondisi penerangan dinyatakan
baik atau tidak bila memenuhi syarat jika perbedaan lumensi melebihi perbandingan
40:1 baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap lingkungan luar.
2. Kesilauan
Terjadi bila perbedaan penyebaran luminensi melebihi perbandingan 40 :1, namun pada
umumnya terjadi karena keterbatasan kemampuan penglihatan.Kepekaan retina
seluruhnya menyesuaikan dengan luminensi rata-rata sehingga pda lapangan
penglihatan dengan luminensi berbeda, retina terlalu peka untuk luminensi yang tinggi,
tetapi sangat kurang peka untuk daerah yang samar-samar.
3. Arah Cahaya
Sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan
yang baik.Cahaya dari berbagai arah dapat meniadakan gangguan oleh bayangan.
4. Warna Cahaya
Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam membandingkan dan
mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan kerja atau tempat kerja sebagai
akibat pencahayaan yang menentukan rupa dari lingkungan. Dengan adanya kombinasi
tata warna dan dekorasi yang serasi maka akan menimbulkan suasana kerja yang
nyaman sehingga kegairahan kerja akan meningkat.

5. Panas akibat sumber cahaya.


Baik sumber pencahayaan alam maupun pencahayaan buatan dapat menimbulkan
suhu udara di tempat kerja. Pertambahan suhu yang berlebihan dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan bekerja dan akan merupakan beban tambahan.

Jenis Lampu Sumber Penerangan Buatan


Menurut Siswanto (1989:22) ada 3 jenis lampu sebagai sumber penerangan buatan
yaitu:
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
Cahaya sebagian besar terdiri dari infra merah yang dapat mencapai 75- 80%
sedangkan ultra violet pada lampu pijar umumnya diabaikan. Pemanfaatan lampu pijar
sebagai sumber penerangan buatan mempunyai kerugian yaitu memancarkan radiasi
dan suhu permukaan dapat mencapai 60 C atau lebih sehingga ruangan terasa tidak
nyaman dan lampu pijar memberikan kesan psikis hangat karena warna cahayanya
kuning kemerahan.
2. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp atau
Flourescen Lamp)
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau lampu TL (Tube
Lamp), cahayanya berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi ultra violet
pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya Argon, Neon, uap Mercuri, tergantung
dari zat-zat fluorescent maka lampu TL dapat dibuat sehingga cahayanya menyerupai
cahaya lampu pijar, cahaya matahari.
3 Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury Vapor Lamp)
Secara prinsip lampu ini sama dengan lampu TL, tetapi dengan tekanan tinggi radiasi
cahayanya tergantung dari jenis gas dan tekanan yang diisikan. Pada lampu Mercuri
memancarkan cahaya dalam empat panjang gelombang yang berwarna ungu, biru,
kuning, dan hijau.
Warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu mercuri adalah tergantung oleh tekanan
uapnya.Lampu mercuri dapat dikombinasikan dengan lampu pijar atau lampu tabung
mercuri diberi lapisan zat fosfor untuk mengubah radiasi ultra violet menjadi cahaya
yang berwarna merah.Lampu ini dapat menurun sampai 30%. Bila mengalami kenaikan
diatas 5% maka lampu akan rusak karena panas.
Menurut Achmad sujudi (1999:26) agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan
perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :
1) Pencahayaan alami maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan
kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.
2) Kontras sesuai kebutuhannya, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan.
3) Untuk ruang kerja yang mempergunakan peralatan berputar untuk tidak
menggunakan lampu neon.
4) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan
sering dibersihkan. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera
diganti.
5 Sistem Penerangan
o Sistem penerangan langsung
o Penerangan semi langsung
o Penerangan diffus
o Penerangan semi tidak langsung

o Penerangan tidak langsung


Dari sistem penerangan tersebut ternyata ada yang diserap, direfleksikan dan
ditransmisikan
Absorbsi
Sebahagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh
permukaan itu.
Refleksi
Jumlah cahaya yang dipantulkan tidak ditentukan oleh mengkilatnya suatu permukaan,
tetapi oleh sifat-sifat dan permukaan bahannya.
Transmisi
Bahan tembus cahaya seperti kaca dan seluloida akan memantulkan atau menyerap
hanya sebagian saja dari cahaya yang mengenai.
Secara keseluruhan, untuk suatu permukaan bahan berlaku ketentuan: a + r + t =1
Secara umum ada tiga jenis lampu yang beredar di pasaran :
1. Lampu pijar (incandescent), cahaya dihasilkan oleh filamen dari bahan tungsten (titik
lebur > 2200 C) yang berpijar karena panas.
2. Lampu fluorescent, cahaya dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi
bagian dalam tabung lampu.
3. Lampu HID (High-Intensity Discharge lamps), cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik
melalui uap zat logam.
Satuan-satuan teknik penerangan
Steradian
Kandela
Fluk cahaya : Satuannya lumen (lm)
Rumus : Q = F x t
dimana : Q = jumlah cahaya
F = fluk cahaya
t = waktu
Intensitas cahaya
Satuannya kandela (Cd)
Rumus : = 4 steradian, maka F = 4 I lumen
Intensitas penerangan
Satuannya lux
Rumus :
Luminansi atau brightness
Satuannya cd/m2

Rumus :
1 cd/cm2 = 1 stilb = 10000 cd/m2
Hukum penerangan
Hukum Kuadrat
Rumus :
Catatan : rumus ini hanya berlaku untuk penerangan suatu titik tertentu dari bidang
yang diterangi

Penyelesaian :
F = 1200 lumen
r = LB =
cos =
Intensitas penerangan titik B = = 0,764 lux
Contoh perhitungan penerangan suatu bangunan
Suatu ruangan laboratorium dengan ukuran 12 x 10 m dan tinggi lampu dari meja 2,6
m, yang akan diberi penerangan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tentukan jenis lampu dan armatur yang digunakan. Ruangan ini direncanakan
armatur tipe TMX 200 dengan lampu 2 x TLD 36 W/54.Menurut standar Philip lampu TL
36 W warna putih fluk cahayanya 2 x 2500 lumen per armatur.
2. Tentukan faktor-faktor refleksi
rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,3
3. Tentukan indeks bentuk ruangan
Lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya berada pada kira-kira 0,90 m di
atas langit maka h = 2,6 m.
4. Tentukan efisiensi penerangan (tabel XIII) dengan nilai k = 2,1
Pada tabel, untuk k = 2 0,69
untuk k = 2,5 0,75
maka untuk k = 2,1
dilakukan interpolasi =
5. Intensitas penerangan (berdasarkan tabel), untuk labor = 350 lux
6. Hitung fluk cahaya yang diperlukan
F armatur = 2 x 2500 = 5000 lumen
7. Tentukan faktor depresiasi, pada contoh ini kalau lampu-lampu diperbarui setiap 2
tahun, maka d = 0,8 (tabel).

Jadi, jumlah armatur :


Jumlah ini dapat dibagi atas 3 deret pemasangannya, masing-masing 5 armatur.
Penempatan meja laboratorium harus diperhatikan dan sebaiknya meja dipasang 3
deret dan jumlahnya 15 buah.
Gambar layout penempatan lampu :
10
Menghitung Kebutuhan Cahaya (Penerangan Buatan) Dengan Metoda Lumen
Hitung kebutuhan cahaya, bila dirancang dua armatur (2 bh lampu) pada ruang tamu
ukuran 3 x 4 M. Direncanakan memakai lampu jenis SL
Jawab : Berdasarkan tabel intensitas cahaya (kuat penerangan) untuk R Tamu
dibutuhkan
E (kuat penerangan) = 50 lux
Indeks ruangan k = = = 0,6
Menurut Tabel k, Eff = 0,38
Karena pengotoran ringan maka untuk faktor depresiasi masa 2 th pemakaian = 0,8
Jadi Flux Cahaya yang dibutuhkan :
= = = 1973,6 Lumen
Karena dirancang dua armatur dg 2 bh lampu, maka Flux cahaya tiap lampu
= = 986,8 lumen
Lihat tabel Flux cahaya; bagi lampu SL yang ada hanya 1050 Lumen untuk SL 25 W
Jadi dipakai SL 25 W sebanyak 2 buah lampu per Armatur
Perhitungan lanjutan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan cahaya pada sebuah Rumah Kediaman diperoleh ;
Untuk jaringan kelompok I, melayani : Jaringan kelompok II, melayani :
1. R Tamu, TL 20 W = 20 W 1. Gang, Pijar = 4 x 15 W = 60 W
2. R Makan, TL 20 W = 20 W 2. Dapur, TL 10 W = 10 W
3. K Tidur, Pijar 15 & 5 W = 20 W 3. WC, Pijar 15 W = 15 W
4. KM/WC, Pijar 15 & 30 W = 45 W 4. K Pelayan, Pijar 5 W = 5 W
5. Teras, Pijar 30 W = 30 W 5. Garasi, Pijar 15 W = 15 W
6. K.K = 2 x 150 W = 300 W 6. K.K = 2x150 W = 300 W
Jumlah = 435 W Jumlah = 405 W
Rekapitulasi daya :
Kelompok Pijar TL KK/150W Jumlah
5 W 15 W 30 W 20 W 10 W
I 1 2 2 2 - 2 435 W
II 1 6 - - 1 2 405 W
IN1 = = 2,47 A; Isekering = 1,25 IN = 1,25 x 2,47 = 3,09 A 4A
IN2 = = 2,3 A; Isekering = 1,25 IN = 1,25 x 2,3 A = 2,87 A 4A
Untuk MCB IN Total = = 4,77 A
IMCB = 1,25 x IN = 1,25 x 4,77 A = 5,96 A 6A
6A

4A
4A
http://kumpulaninfosipil.blogspot.co.id/2012/02/pencahayaan-alami-dan-buatan.html

Politeknik Negeri Pontianak | Fisika Bangunan (Pencahayaan Alami)


1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANGRuangan mendapatkan cahaya dengan dua cara, yaitu
peneranganalami siang hari dan penerangan buatan dari lampu. Umumnya,
ruanganmemiliki jendela kaca, yang merupakan media transparan yang
dapatmelewatkan cahaya siang hari dari luar ruangan masuk ke dalam
ruangan.Cahaya siang hari ini terdiri dari cahaya yang berasal dari sinar
mataharilangsung, cahaya difus langit, dan cahaya pantulan dari lingkungan.
Padasistem penerangan alami konvensional cahaya matahari langsung tak diinginkan
karena akan mengakibatkan ruangan bertambah panas danadanya efek
penyilauan.Penerangan alami siang hari penting dalam perencanaan
sistem penerangan suatu bangunan karena turut menentukan penggunaan energilistrik
dalam bangunan itu. Namun sering didapati ruangan-ruangan yangtak dapat
memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan seperti lorong-lorong dalam bangunan,
ruang dan gudang bawah tanah, dan ruang-ruangyang letaknya sukar dicapai cahaya
dari jendela di sisi bangunan.Konstruksi dan letak bangunan dapat menyebabkan suatu
ruangantidak dapat memperoleh cahaya alami sehingga membutuhkan cahayalampu
listrik walaupun pada siang hari. Untuk dapat memanfaatkan cahayaalami siang hari,
ruangruang tak berjendela ini dapat memanfaatkan
seperangkat perangkat optik yang dapat menyalurkan cahaya alami(cahaya langsung
maupun difus) dari luar bangunan ke ruangan tersebut.Berbagai cara dapat ditempuh
untuk menyalurkan cahaya alami ini keruangan, seperti memanfaatkan cermin
pemantul secara langsung ataudengan menggunakan lorong pemandu cahaya. Tulisan
ini berisi hasilrekayasa perangkat optik, digunakan cermin, yang dikonstruksi

Politeknik Negeri Pontianak | Fisika Bangunan (Pencahayaan Alami)


2
sedemikian membentuk lorong persegi sehingga bagian dalam lorongdapat berfungsi
sebagai reflektor pemandu cahaya. Bagian luarnyadilindungi dan dikokohkan oleh
bahan multipleks. Pemandu cahaya inimemiliki satu belokan, bagian bidang permukaan
penerimanya (cahayamasuk) dipasang kubah kaca transparan sebagai pengumpul
cahaya.Evaluasi pencahayaan alami pada rumah tinggal sangat diperlukan,mengingat
rumah tinggal merupakan tempat yang digunakan sebagaitempat tinggal sekaligus
sebagai tempat untuk melakukuan aktivitassehari-hari. Pencahayaan adalah unsur
penting sebagai penunjang suatuaktivitas dapat berjalan dengan baik.Oleh karena itu,
saya disini mencoba untuk melakukan pengevaluasian terhadap pencahayaan alami
pada rumah saya sendiriapakah sudah memenuhi standar pencahayaan seperti yang
disarankan olehSNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alami
sianghari untuk rumah dan gedung.1.2
PERMASALAHANPermasalan Yang akan di bahas adalah pencahayaan alami yangada
pada ruang kamar tidur yang saya gunakan ini apakah telah memenuhistandar
pencahayaan seperti yang disarankan oleh SNI. No. 03-2396-1991: Tata cara
perancangan Penerangan alami siang hari untuk rumah dangedung.1.3
TUJUANTujuan dari pengevaluasian pencahayaan alami pada ruang kamar tidur yang
saya tempati ini adalah untuk mengetahui apakah pencahayaanalami pada alami kamar
tidur saya telah memenuhi standar pencahayaanseperti yang disarankan oleh SNI. No.
03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alami siang hari untuk rumah dan
gedung.

Politeknik Negeri Pontianak | Fisika Bangunan (Pencahayaan Alami)


3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN PENCAHAYAAN ALAMIPencahayaan alami adalah sumber
pencahayaan yang berasal darisinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak
keuntungan, selainmenghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman.Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela- jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripadaluas lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif
dibandingdengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas
cahayayang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat sianghari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alamimendapat
keuntungan, yaitu:

Variasi intensitas cahaya matahari

Distribusi dari terangnya cahaya

Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan

Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung2.2 ACUAN

SNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk
rumah dan gedung.

Natuurkundige Grondslagen Voor Bouurvorrschriften, 1951, Deel 11,


Dagverlichting
Van Woningen (NBG II 1951).

Hopkinson (et.al), 1966, Daylighting, London.

Adhiwiyogo. M.U, 1969 ; Selection of the Design Sky for Indonesia based on the
Illumination Climate of Bandung. Symposium of Enviromental Physics as Applied to
Building in the Tropics.

Anda mungkin juga menyukai