Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH ARSITEKTUR TIMUR

NAMA : M FAHMI KURNIAWAN


NRP : 142014029
NAMA : FERNOU MAGELHEAND
NRP : 142014028
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ARSITEKTUR PADANG & ACEH

SEJARAH ARSITEKTUR PADANG

Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah


adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak
di jumpai di provinsiSumatera Barat, Indonesia. Rumah dengan
model ini juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia.
Namun tidak semua kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh
didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah
memiliki status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh
didirikan. Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga besar di
Minangkabau, terutama kaum perempuan.Rumah Gadang sebagai
tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan
tersendiri.

Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga besar di


Minangkabau, terutama kaum perempuan.Rumah Gadang
sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuanketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada
jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap
perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami
memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan
anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis
remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.
Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh
tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh
kamar bersama di ujung yang lain.

Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya

selalu terdapat dua buah bangunan


Rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi.
Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah
kanan dan kirinya terdapat ruang anjung
(Bahasa Minang: anjuang) sebagai tempat
pengantin bersanding atau tempat penobatan
kepala adat, karena itu rumah Gadang
dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang.

Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan

dan kirinya terdapat ruang anjung (Bahasa Minang:


anjuang) sebagai tempat pengantin bersanding atau
tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah
Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang.
Anjung pada kelarasan Koto-Piliang memakai tongkat
penyangga, sedangkan pada kelarasan Bodi-Chaniago
tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya. Hal ini
sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang
berbeda, golongan pertama menganut prinsip
pemerintahan yang hirarki menggunakan anjung yang
memakai tongkat penyangga, pada golongan kedua
anjuang seolah-olah mengapung di udara.

Bentuk atap rumah gadang yang


seperti tanduk kerbau sering
dihubungkan dengan cerita Tambo Alam
Minangkabau. Cerita tersebut tentang
kemenangan orang Minang dalam
peristiwa adu kerbau melawan orang
Jawa Bentuk-bentuk menyerupai tanduk
kerbau sangat umum digunakan orang
Minangkabau, baik sebagai simbol atau
pada perhiasan. Salah satunya pada
pakaian adat, yaitu tingkuluak tanduak
(tengkuluk tanduk) untuk Bundo
Kanduang .

ASAL USUL BENTUK RUMAH GADANG

Bagian-bagian dalam Rumah Gadang Minangkabau


Rumah adat Minangkabau dinamakan
rumah gadang adalah karena ukuran
rumah ini memang besar. Besar dalam
bahasa Minangkabau adalah gadarig. Jadi,
rumah gadang artinya adalah rumah yang
besar. Bagian dalam rumah gadang
merupakan ruangan lepas, kecuali kamar
tidur. Ruangan lepas ini merupakan ruang
utama yang terbagi atas lanjar dan ruang
yang ditandai oleh tiang. Tiang rumah
gadang berbanjar dari muka ke belakang
atau dari kiri ke kanan. Tiang yang
berbanjar dari depan ke belakang
mbnandai lanjar, sedangkan tiang dari
kini ke kanan menandai ruang. Jadi, yang
disebut lanjar adalah ruangan dari depan
ke belakang.

PROSES PEMBUATAN DAN PENGADOPSIAN TERHADAP RUMAH GADANG

Rumah Gadang ini dibuat


berbentuk empat persegi
panjang dan dibagi atas dua
bahagian, muka dan belakang.
Pada umumnya Rumah Gadang
mempunyai satu tangga yang
terletak pada bagian depan.
Sementara dapur dibangun
terpisah pada bagian belakang
rumah yang didempet pada
dinding.Karena wilayah
Minangkabau rawan gempa
sejak dulunya karena berada di
pegunungan Bukit Barisan,
maka arsitektur Rumah Gadang
juga memperhitungkan desain
yang tahan gempa

ADOPSI RUMAH GADANG DI LUAR NEGERI


The House of the Five Senses di
Negeri Belanda yang mengadopsi
desain Rumah Gadang
Minangkabau.

PaviliunMalaysia di World
Shanghai Expo 2010 yang
mengadopsi desain Rumah
Gadang Negeri Sembilan

UKIRAN
Pada bagian dinding Rumah
Gadang di buat dari bahan
papan, sedangkan bagian
belakang dari bahan bambu.
Papan dinding dipasang vertikal,
sementara semua papan yang
menjadi dinding dan menjadi
bingkai diberi ukiran, sehingga
seluruh dinding menjadi penuh
ukiran. Penempatan motif
ukiran tergantung pada susunan
dan letak papan pada dinding
Rumah Gadang.

MAKNA (FILOSOFI) RUMAH GADANG


Di Minangkabau rumah tempat tinggal, dikenal dengan
sebutan rumah gadang (besar). Besar bukan hanya dalam
pengertian fisik tetapi lebih dari itu, yaitu dalam pengertian
fungsi dan peranannya yang berkaitan dengan adatnya.
Bila diperhatikan rumah tempat kediaman bagi suatu
daerah erat sekali hubungannya dengan faktor alam dan
adat atau lingkungan rumah itu didirikan. Daerah yang
berawa-rawa, banyak sungai, ada gangguan binatang
buas dll kecenderungan rumah didirikan dengan tiang
yang tinggi dan besar. Ketiga, ukiran yang terinspirasi
dari nama benda dalam kehidupan sehari-hari
seperti Ampiang Taserak, Limpapeh dan Ambun
Dewi. Penulisan ini bertujuan untuk membahas dan
menginterpretasikan makna filosofis yang
terkandung dalam ukiran Itiak Pulang Patang
yang mencerminkan pola kehidupan masyarakat Mi
nangkabau.

KEARIFAN LOKAL RUMAH GADANG

Di Propinsi Sumatera Barat yang sering juga


disebut dengan Ranah Minang, juga terdapat
beberapa jenis Kearifan Lokal yang berkaitan
dengan pengelolaan Hutan Tanah dan Air
diantaranya Rimbo Larangan, Banda Larangan,
Tabek Larangan, Mamutiah Durian, Parak,
Menanam Tanaman Keras sebelum Nikah, Goro
Basamo dan masih banyak lagi yang lainnya.

ARSITEKTUR ACEH

SEJARAH ARSITEKTUR ACEH


Rumah Aceh atau Rumoh Aceh merupakan bentuk

tempat kediaman orang Aceh tempo dulu dan sekarang


hampir hilang, hanya tersisa di beberapa tempat saja
di Aceh. rumah ini telah diabadikan di Banda Aceh
( komplek Kantor Museum Aceh) dan di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) serta Rumah Cut Nyak Dhien
yang ada di Desa Lampisang, 10 km dari pusat Kota
Banda Aceh. Di dalam Rumah Aceh yang terletak di
komplek Museum Aceh banyak terdapat barang-barang
peninggalan tempo dulu yang sering digunakan oleh
orang Aceh diantaranya pedeung on jok, jingki,
guci,Berandam atau Tempat menyimpan padi dll.

.Asal-Usul
Kepercayaan individu atau masyarakat yang hidup
mempunyai pengaruh signifikan terhadap bentuk
arsitektur bangunan, rumah, yang dibuat. Hal ini
dapat dilihat pada arsitektur Rumoh Aceh,
Provinsi, Nanggrou Aceh Darussalam. Pada
umumnya Rumoh Aceh merupakan rumah
panggung dengan tinggi tiang antara 2,50 3
meter, terdiri dari tiga atau lima ruang, dengan
satu ruang utama yang dinamakan rambat.
Rumoh dengan tiga ruang memiliki 16 tiang,
sedangkan Rumoh dengan lima ruang memiliki 24
tiang. Modifikasi dari tiga ke lima ruang atau
sebaliknya bisa dilakukan dengan mudah, tinggal
menambah atau menghilangkan bagian yang ada
di sisi kiri atau kanan rumah.

Pada bagian bawah rumah disebut yubmoh yang dapat


dipergunakan untuk menyimpan berbagai macam benda, seperti
Jeungki (alat penumbuk padi) berandang (tempat menyimpan
padi) dan juga difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak dan
juga sering digunakan tempat ayunan anak-anak bayi.

Makna Rumah Adat Krong Bade


Rumah ini merupakan identitas dari masyarakat
Aceh. Penggunaan bahan materi bangunan yang
diambil dari alam mempunyai makna bahwa
masyarakat Aceh mempunyai kehidupan yang
dekat dengan alam. Masyarakat Aceh bahkan tidak
menggunakan paku dalam membuat rumah Krong
Bade. Mereka menggunakan tali untuk mengikat
satu bahan bangunan dengan bahan bangunan
yang lain. Ukiran-ukiran pada rumah Krong Bade
pun mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat
Aceh. Hal ini berhubungan dengan status sosial
seseorang dalam masyarakat Aceh. Banyaknya
ukiran pada rumah Krong Bade yang dimiliki
seseorang menentukan kemampuan ekonomi dari
orang tersebut.

Ciri Khas Rumah


Rumah Krong Bade memiliki tangga di bagian

depan bawah kolong rumah bagi orang-orang


yang akan masuk ke dalam rumah.
Rumah Krong Bade memiliki tangga karena
tinggi rumah yang berada beberapa meter
dari tanah.
Umumnya, tingga Rumah Krong Bade dari
tanah adalah 2,5-3 meter.
Jumlah anak tangga Rumah Krong Bade
umumnya ganjil.
Rumah Krong Bade memiliki bahan dasar
yaitu kayu.
Rumah Krong Bade juga memiliki banyak
ukiran pada dinding rumahnya.
Banyaknya ukiran pada Rumah Krong Bade
bergantung dari kemampuan ekonomi pemilik
rumah.
Ukiran ini pun tidak sama satu dengan yang
lain.
Rumah Krong Bade berbentuk persegi
panjang dan memanjang dari timur ke barat.
Atap Rumah Krong Bade terbuat dari daun
rumbia.

Bahan-bahan bangunan
Kayu adalah bahan utama dari rumah ini, Kayu digunakan untuk
membuat tiang penyangga rumah.
Papan yang digunakan untuk membuat dinding dan lantai rumah.
Bambu atau yang biasa disebut trieng digunakan untuk membuat alas
lantai.
Temor atau yang biasa disebut enau digunakan sebagai bahan cadangan
untuk membuat dinding dan lantai selain bambu.
Tali Pengikat atau yang biasa disebut dengan taloe meu-ikat digunakan
untuk mengikat bahan-bahan bangunan.
Tali pengikat ini terbuat dari bahan rotan, tali ijuk, atau kulit pohon waru.
Keenam Daun Rumbia atau yang biasa disebut dengan oen meuria yang
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat atap rumah.
Daun Enau digunakan sebagai bahan cadangan untuk membuat atap,
apabila daun Rumbia tidak ada.
Pelepah Rumbia atau biasa disebut dengan peuleupeuk meuria adalah
bahan dasar untuk membuat dinding rumah dan juga lemari.

B.FILOSOFI KRONG BADEH


Krong Badeh (Rumoh Aceh) berkembang berdasar konsep
kehidupan masyarakat Islam yaitu suci. Konsep suci ini
menyebabkan rumoh Aceh berdiri di atas panggung. Dari segi
nilai-nilai agama, berbagai sumber menyebutkan bentuk
panggung ini untuk menghindari binatang yang najis seperti
anjing. Selanjutnya mengenai peletakan ruang kotor seperti
toilet atau area basah seperti sumur. Berdasar cerita nenek
moyang masyarakat Aceh, toilet dsn sumur harus dibuat jauh
dari rumah.
Konsep selanjutnya adalah penyesuaian terhadap tata cara
beribadah dalam agama Islam. Kebiasaan Shalat menyebabkan
peletakan rumoh Aceh memanjang mengikuti arah kiblat (ke
barat) sehingga rumoh Aceh dapat menampung banyak orang
bersholat. Kemudian peletakan tangga (reunyeun atau alat untuk
naik ke bangunan rumah) juga tidak boleh di depan orang sholat
sehingga tangga ditempatkan di ujung timur atau dibawah
kolong rumah.

CARA PEMBANGUNAN RUMAH


Pemilihan kayu didasarkan pada

pengetahuan lokal masyarakat yang


memandang bahwa ada beberapa jenis
kayu yang dapat bertahan lama
Tahap-tahap yang harus dilakukan
untuk membangun rumah adalah rapat
keluarga, pengumpulan bahan,
pengolahan bahan.
Rapat keluarga juga turun mengambil
bagian penting dalam membangun
rumah.
Dalam rapat keluarga diundang
seorang pemuka masyarakat untuk
memberikan saran-saran yang patut
didengarkan .
Pengumpulan bahan dilakukan
bersama-sama dengan melihat kayu
yang baik.
penentuan hari baik, pengadaan
kenduri, dan pemilihan kayu.
Penentuan hari baik dilaksanakan
berdasarkan saran dari seorang
pemuka masyarakat.

Saat penebangan kayu, masyarakat

Aceh berusaha untuk tidak merusak


akar pohon yang lainnya sehingga
sangat berhati-hati.
Pengolahan bahan adalah pengolahan
kayu sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah
kayu-kayu untuk peralatan rumah
tangga.
Setelah pengolahan kayu, kayu-kayu
tersebut dirancang atau digunakan
sebagai fungsinya.
Kayu-kayu yang berfungsi sebagai tiang
penyangga rumah.
Kayu pertama yang ditancapkan
dianggap sebagai tiang utama.
Setelah tahap perangkaian bahan
selesai, maka tahap akhir yaitu
menghias rumah dengan berbagai
ornamen .

Pembagian
Ruangan
Pembagian
ruangan dalam
Rumah Krong
Bade terdiri dari
4 bagian yaitu
bagian bawah,
bagian depan,
bagian tengah,
dan bagian
belakang.Setiap
ruang memiliki
fungsi masingmasing

Bagian bawah
Rumah Krong Bade digunakan
untuk
menyimpan
barangbarang pemilik rumah seperti
padi atau hasil panen lainnya
Ruang Depan
Ruang depan berfungsi sebagai ruang
santai. Ruangan ini bisa dipakai untuk
beristirahat bagi anggota keluarga dan
juga bagi kegiatan yang sifatnya santai
seperti anak-anak belajar.
Ruang tengah
atau biasa disebut sebagai
seuramoe teungoh adalah ruangan
inti dari Rumah Krong Bade dan
karena itu, ruangan ini juga dikenal
sebagai rumah inong.
Ruang Belakang
Ruang belakang atau yang biasa
disebut sebagai seurameo likot adalah
ruang santai untuk keluarga.

KESIMPULAN
ARSITEKTUR PADANG
Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau
yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat.
Bentuk atap rumah gadang yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan dengan
cerita Tambo Alam Minangkaba. bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang
menyerupai tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang Minangkabau
pada masa dahulu. Rumah gadang merupakan wadah yang menampung kegiatan
sehari-hari dari penghuninya.
Kearifan Lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh
sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini masih
dipertahankan keberadaannya oleh
masyarakat hukum adat dalam suatu wilayah
di negara tercinta Indonesia ini, seperti Subak di Bali, Bera di Kalimantan dan lain
sebagainya.
ARSITEKTUR ACEH
Rumah Aceh atau Rumoh Aceh merupakan bentuk tempat kediaman orang Aceh
tempo dulu dan sekarang hampir hilang, hanya tersisa di beberapa tempat saja di
Aceh.
Kepercayaan individu atau masyarakat yang hidup mempunyai pengaruh signifikan
terhadap bentuk arsitektur bangunan, rumah, yang dibuat. Hal ini dapat dilihat pada
arsitektur Rumoh Aceh, Provinsi, Nanggrou Aceh Darussalam.
Krong Badeh (Rumoh Aceh) berkembang berdasar konsep kehidupan masyarakat
Islam yaitu suci. Konsep suci ini menyebabkan rumoh Aceh berdiri di atas
panggung.
Untuk meluruskan kembali istilah rumoh Aceh perlulah kiranya ditegaskan kembali
bahwa pengertian rumoh Aceh adalah bangunan tempat tempat tinggal
(Hadjah:1985), yang dibangun di wilayah Aceh, berbentuk panggung (1-5 meter),
berbahan kayu, dan berornamen maupun tidak.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai