PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Program imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang sudah
tertera dalam undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992, Paradigma
Sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan
penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya
pengebalan (imunisasi).
Sasaran dan tujuan umum dari program imunisasi ini adalah turunnya
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I). dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu, dan efisien.
Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan
upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia
dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977,
upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam
rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus,
serta Hepatitis B.
Di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok, penatalaksanaan
program imunisasi sudah sangat efektif, hanya sedikit sekali balita yang tidak
di imunisasi hingga usia 9 bulan. Tetapi pemberian imunisasi pentavalen belum
begitu optimal, itu dikarenakan imunisasi ini tergolong baru, yaitu baru di
gunakan di Indonesia pertengahan 2014, sehingga masyarakat masih banyak
yang awam dan belum mengetahui imunisasi jenis ini.
1.2.
Tujuan
1. Menemukan penyebab utama rendahnya cakupan imunisasi pentavalen di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
Manfaat
1. Plan of Action diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak
Puskesmas dalam melaksanakan upaya peningkatan cakupan imunisasi
pentavalen di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
2. Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan yang
ditemui di Puskesmas Tanah Garam.
1.4.
Ruang Lingkup
Seluruh balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Imunisasi
antigenitas.
Antigen dapat merangsang pembentukan antibody dan sistem imun
dalam tubuh.
Kekebalan aktif
o Kekebalan dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpapar pada Ag
seperti pada imunisasi atau terpapar secara ilmiah.
o Berlangsung lama.
Kekebalan pasif
o Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan oleh individu
itu sendiri, misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari
ibunya, setelag pemberian Ig serum.
o Tidak berlangsung lama.
Primer
o Respon imun yang terjadi pada paparan pertama kali dengan
Ag
o Ab yang terbentuk IgM dengan titer yang rendah
Sekunder
o Respon imun yang terjadi pada paparan setelah paparan
pertama kalinya dengan Ag yang serupa.
o Anti bodi yang terbentuk IgG dengan titer yang tinggi sel
memori mengalami transformasi, proliferasi, deferensiasi.
Polio.
Maturasi gen imunologik, dimana pada neonatus fungsi makrofag
menurun, dimana kadar komplemen mengaktifasi opsonin menjadi
rendah.
menjadi kurang.
Faktor genetik, dimana secara genetik respon imun manusia terhadap
Ag tertentu baik, cukup, atau rendah. Jadi keberhasilan vaksinasi tidak
100 %
Kualitas dan kuantitas vaksin..
Imunisasi tambahan
o HIb Meningitis
o Pneumokokus Pneumonia
o Rotavirus Diare
o Influenze Influenza
o Varilrix Varisela
o MMR Measles, Mumps, Rubella
o Typhim Typhus
o Havrix Hepatitis A
o HPV Kanker Servix
Imunisasi ulangan
o Sering tidak diperhatikan
o Meningkatkan titer Ab yang mulai turun.
1. Imunisasi Hepatitis B
Memberikan kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B.
Vaksin berisi HbsAg murni
Diberikan sedini mungkin setelah lahir oleh karena Indonesia daerah
endemis Hepatitis B
Suntikan secara Intra Muskular didaerah paha, dosis 0,5 ml
penyimpanan vaksin pada suhu 2-8 oC
bayi lahir dari ibu HbsAg (+) diberikan immunoglobulin hepatitis B 12
2. Imunisasi Polio
Memberikan kekebalan terhadap polio
Vaksin dari virus polio yang dilemahkan
Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon,
pipet
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4-6 minggu.
Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
Anak diare gangguan penyerapan vaksin.
Ada 2 jenis vaksin
o IPV salk : virus dimatikan
o OPV Sabin : virus hidup dilemahkan
Penyimpanan pada suhu 2-8 oC
3. Imunisasi BCG
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi
M.tuberculosa 100 % tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut.
Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan
NaCl 0,9%
Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya
dibuang
Penyimpanan pada suhu < 5oC terhindar dari sinar matahari
Cara penyuntikkan BCG :
1. Bersihkan lengan dengan kapas air
2. Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan ujung
jarum yang berlubang menghadap keatas.
3. Suntikkan 0,05 ml vaksin intrakutan
Merasakan tahanan
Benjolan kulit yang pucat dengan pori-pori yang jelas diameter
4-6 mm.
Reaksi sesudah imunisasi BCG
1. Reaksi normal Lokal
2 minggu indurasi, eritema kemudian menjadi pustule
3-4 minggu pustula pecah menjadi ulkus (tidak perlu
pengobatan)
8- 12 minggu ulkus menjadi scar diameter 3-7 mm
2. Reaksi pada kelenjar
Merupakan respon selular pertahanan tubuh
Kadang terjadi di kelenjar axilla dan supraklavikula
Timbul 2-6 bulan setelah imunisasi
Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)
Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan
Komplikasi
1. Abses ditempat suntikan
Abses bersifat tenang (cold abses) tidak perlu terapi
Oleh karena suntikan subkutan
Jika Abses matang lakukan aspirasi
2. Limfadenitis supurativa
Oleh karena suntikan subkutan atau dosis tinggi
Terjadi 2-6 bulan sesudah imunisasi
Bila telah matang aspirasi
Terapi tuberkulostatika mempercepat pengecilan.
4. Imunisasi DPT
Terdiri dari :
Merupakan vaksin cair, jika didiamkan sedikit berkabut endapan putih
didasarnya
Shake test untuk melihat vaksin sudah membeku, vaksin akan rusak
dengan pembekuan
Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada
bayi kecil
Dosis 0,5 ml secara intra muscular dibagian luar paha oleh karena
6 tahun
Vaksin mengandung alumunium fosfat jika diberikan subkutan
5. Imunisasi Hib
Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Hemofilus Influenza tipe B
Diberikan pada umur 2-4-6 bulan ulangan 15-18 bulan, pada anak >1
6. Imunisasi Campak
Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan
Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5cc pelarut aquades
Diberikan pada bayi umur 9 bulan, oleh karena masih ada antibody bayi
7. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi diberikan pada anakumur > 2 tahun
Imunisasi dasar 2x dengan interval 6 bulan
Dosis vaksin 0,5 ml secara intra muscular dip aha atau daerah deltoid
Sediaan vaksin : Havrix, Avaxim. Vaqta
8. Imunisasi Pentavalen
1) Definisi
Vaksin Pentavalen (DPT+ HB + HiB) adalah vaksin DPT-HB
ditambah HiB.
2) Penyakit yang Dapat Dicegah Pentavalen
Difteri
Tetanus
Hepatitis
Radang Otak ( Meningitis )
Batuk rekjan/ batuk 100 hari
3) Cara Pemberian
Disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas pada bayi
4) Waktu Pemberian
Pentavalen tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir.
usia 1,5 th
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG,
5) Efek Samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda
secara bermakna dengan vaksin DPT, hepatitis B dan Hib yang diberikan
secara terpisah.
6) Kontraindikasi
Kontraindikasi absolute dosis berikutnya :
Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat
terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk bentuk reaksi
sejenis lainnya.
Kontraindikasi dosis pertama DPT
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
suspense
Gunakan alat suntik steril untuk setiap kali penyuntikan
Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan
vaksin lain
Sebelum vaksin digunakan, informasi pada gambar Vaccine Vial
Monitor (VVM) harus diikuti
8) Penyimpanan
Pentavalen harus disimpan dan di transportasikan pada suhu antara
cairan.
Efisiensi biaya hingga 66,6% karena menghemat penggunaan jarum
Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari pabrik sampai
ke sasaran.
Simpan vaksin dilemari es pada suhu yang tepat 2-8 0C
Pintu lemari harus selalu tertutup, terkunci
Simpan thermometer untuk memonitori lemari es
Taruh vaksin polio, campak pada rak I dekat freezer
Untuk membawa vaksin ke posyandu harus menggunakan vaccine
Pada Suhu
0
-0,5 C
-50C s/d -100C
Beberapa0C diatas suhu
30 hari
Pada Suhu
10
Polio
2 hari
7 hari
11
12
13
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Profil Puskesmas
Puskesmas Tanah Garam berdiri tahun 1975, terletak di Kelurahan VI Suku,
Kec. Lubuk Sikarah. Rencana pembangunan awal Puskesmas Tanah Garam
adalah dikelurahan Tanah Garam, namun adanya tanah hibah dari masyarakat
14
15
16
melalui
sistem
Pustu Payo
Pustu Bandar Pandung
Pustu Gurun Bagan
Pustu Sawah Piai
Pustu Bancah
Poskeskel Tanah Garam
Poskeskel Gurun Bagan
Poskeskel Sinapa Piliang
17
JENIS TENAGA
JUMLAH
S2 Kesehatan Masyarakat
1
Dokter Umum
5
Dokter Gigi
1
Sarjana Kesehatan Masyarakat 3
S1 Keperawatan
3
Dokter Spesialis Anak
1
D3 Bidan
22
D3 Kesling
1
D3 Gizi
3
D3 Labor
2
D3 Gigi
1
D3 Apikes
1
D3 Refraksi
1
D3 Fisioterapi
2
D3 Atem
1
D1 Kebidanan
5
Perawat SPK
2
Perawat Gigi
1
Asisten Apoteker
2
Analis Labor
1
SMF
2
D3 Perawat
19
Sopir
3
Petugas Jaga Malam
2
Kebersihan
3
Apoteker
1
JUMLAH
89
2 Sarana Pendukung di Luar Puskesmas
KETERANGAN
A. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja puskesmas adalah ( PAUD, 4
taman kanak-kanak, 2 SLB Autis, 13 Sekolah Dasar, 3 SLTP/MTsN, 4 SMU/SMK,
1 Akper.
B. Sarana Kesehatan
Data Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Garam Tahun 2015
Rekam Medik
18
Poli Umum
Poli Gigi
UGD 24 jam
Laboratorium Klinik
Farmasi
Klinik Gizi
Klinik Sanitasi
Klinik TB, VCT dan IMS
Poli Ibu
Poli Anak
Poli KB
PolI Imunisasi
Klinik PKPR
Klinik Tumbuh Kembang
Rawatan Ibu dan Anak
Rawatan Dewasa
3 Sasaran
1. Data Kependudukan
Jumlah Penduduk
: 21.942 orang
Jumlah Bulin
: 415 orang
Jumlah Buteki
: 396 orang
Jumlah Bayi
: 4.383 orang
: 1.206 orang
Jumlah PUS
: 3.628 pasangan
Jumlah Bumil
: 458 orang
Jumlah WUS
: 5.114 orang
19
Jumlah Posyandu
: 23 buah
: 92 orang
Jumlah TOGA
: 3 kelurahan
Jumlah POD
:-
: 9 buah
:-
Jumlah KK Miskin
: 644 KK
20
Keluarga Berencana
kegiatan :
1. Pelayanan dan konseling
2. Penanganan komplikasi ringan
Tabel 4. Program KIA hingga Juli 2015
N
Progra
KIA
Kegiatan
Pencapaian
Target (%)
(%)
K1
72
95
K4
Persaalinan oleh Nakes
Kunjungan Nifas
Deteksi resti Ibu Hamil oleh
51
54
53
31
94
90
89
20
Nakes
Deteksi resti Ibu hamil oleh
20
masyarakat
Kematian ibu hamil atau
51
48
51
51
48
87,98
2
3
-
90
88
90
87
90
83
-
(Ibu)
Anak
Tabel 5. PWS KB
tabel PWS KB hingga bulan Juli 2015
NO
Keluraha
Jumla
h PUS
Peserta KB baru
Bl
Bl
Kum
Peserta KB Aktif
Bln
Bln
lalu
ini
Kum
21
lal
ini
u
1.
Tn.Gara
2475
12
Jml
114
%
4,6
1.752
1750
Jml
1.750
%
70,7
2.
3.
m
VI Suku
Sinapa
968
227
4
0
4
1
90
7
%
9,2
3,0
689
161
686
162
686
162
70,8
71,3
Piliang
Total
3670
16
13
211
5,7
2.602
2598
2598
70,7
2. Gizi Masyarakat
Kegiatan :
a. Penimbangan Masal & Pemberian Vit A (bln Feb & Agst)
b. Pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD
c. Pengukuran Status Gizi Siswa SLTP & SLTA
d. Pemantauan Status Gizi Sekolah yg mendapat PMT-AS
e. Kunjungan rumah Balita Gizi kurang dan buruk serta Bumil KEK
f. Pemantauan Posyandu
g. Pemberian PMT Pemulihan
h. TFC
i. Pengambilan sampel garam RT untuk Survey GAKY
j. Kelas Gizi
Kegiatan rutin seperti :
- Pemberian vit A
- Pemberian tablet Fe
- Pemantauan pertumbuhan balita
22
90
84.1
79.7
76.3
80
70
61.2
60
50
40
55.8
49.7
46.6
54.4
52.3 50.8 50.6
50.4 48.9 49.2
49.7 48.5
47.6 49.3 48.8
45.2
45.1
44.5 43.4
43.5
41.8
37.2
35.4
33.3
Tanah Garam
VI Suku
Sinapa Piliang
puskesmas
30
20
10
0
Januari Februari Maret
April
Mei
Juni
Juli
Program
Imunisasi
P2M
Program TB
a. Pelayanan
a. Sosialisasi
Kegiatan Program TB
Imunisasi
P2PM dan
b. BIAS
Surveilans
c. TT WUS
b. Survey dan
a. Pelacakan Kasus
d. Sweeping
Pemetaan wilayah
e. Pelacakan KIPI
TB
c. Penyegaran
DBD :
Sosialisasi DBD
Pemantauan Jentik
23
Kader TB
PE
e. Survey
kasus
Epidemiologi
f. PTM
g. Posbindu
Hasil Kegiatan
Tabel 7. Hasil kegiatan P2M januari juli 2015
No
1.
Program
P2M
14.
Imunisas
Kegiatan
Penemuan Kasus BTA (+)
Angka bebas jentik (ABJ)
Penemuan kasus Pneumonia
Pengobatan Diare
Penangan Kasus DBD
Jumlah Kasus DBD
Penemuan Kasus Kusta
Rabies : Kasus Gigitan
Pemberian VAR/SAR
IVA :Diperiksa hasil (+)
HIV/AIDS
Kunjungan
HIV (+)
Imunisasi Lengkap
Pencapaian
8
83,7
15
100
100
17
28
18/44
262
1
94,5
Target (%)
80
95
75
100
100
85
i
HB O
BCG
Pol 1
DPT + Hb+HiB 1
Polio 2
DPT HB- HiB 2
Polio 3
DPT Hb HiB 3
Polio 4
Campak
Campak (booster)
DPT HB HiB (booster)
175 org
61,4 %
61,4 %
62,1 %
62,3%
60%
60%
59,3%
59,3%
58,2%
76 org
147 org
9
95
90
90
90
-
24
4. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
- inspeksi sanitasi dasar
- rumah sehat
- pemeriksaan TTU-TPM
- STBM
- Pengelolaan sampah RT
- Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
- Penyuluhan Hygiene sanitasi ke sekolah
- Penyuluhan kawasan sehat
Hasil Kegiatan
Tabel 8. Hasil Kegiatan Kesling
No
1
Program
Akses Air
TG
100
VI SUKU
100
SNP
100
Pencapaian
100
Target (%)
100
Bersih
Jamban
67,91
85,75
100
84,6
100
3
4
Keluarga
Pengel. Limbah
Pengel.
57,16
57,86
56,92
55,19
57,69
52,56
57,12
56,53
100
100
5
6
7
Sampah
Rumah Sehat
TTU
TPM
69,55
-
80,98
-
83.65
-
74,55
100
86,67
95
80
85
5. Promosi Kesehatan
Kegiatan ;
a. Penyuluhan ke Sekolah
b. Penyuluhan di Posyandu
c. Penyuluhan Keliling
d. Pembinaan Kelurahan model PHBS
e. KTR
25
Program Pengembangan
Tabel 9. Hasil Kerja Promkes
No Program
1
UKS
Skrining murid kelas 1
SD/SLTP/SLTA
Pembinaan Sekolah Sehat
Pelatihan Dokter Kecil/KaderKesehatan
2.
Perkesmas
asuhan keperawatan pada
keluarga
kunjungan rumah KK Resti
Kesehatan Jiwa
penemuan dini dan penanganan
rujukan kasus jiwa
Kesehatan Lansia
pelayanan di dalam dan luar gedung
pembinaan kelompok Lansia
Senam lansia
Penyuluhan Kesehatan Lansia
Deteksi Dini Kesehatan Lansia
kasus jiwa
26
6.
PKPR
Pelatihan kader PKPR
Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
Konsultasi bagi remaja
Kesehatan Gigi % Mulut
Dalam Gedung :
7.
UKGS
UKGM
BULAN
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
PENTAVALEN
3,0 %
4,5 %
7,4 %
10,6 %
12,6 %
16,5 %
17,7 %
Target akhir tahun 2015
IMUNISASI
CAMPAK
ULANGAN
1,3 %
1,6 %
3,0 %
3,5 %
4,1 %
6,6, %
7,0 %
TARGET
7,5 %
15 %
22,5%
30%
38%
42,5%
53%
90%
Grafik Cakupan Imunisasi Usia Batita Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
Bulan Januari- Juli 2015
27
100
90
90
80
70
60
53
50
42.5
38
40
pentavalen
campak ulangan
30
30
22.5
15
20
7.5
7.4
31.3 4.5
3
1.6
10
0
10.6 12.6
4.1
3.5
target
17.7
16.5
6.6
MASALA
MASAL
MASAL
MASALAH
MASAL
MASALA
AH (1)
AH (2)
(3)
AH (4)
H (5)
Penemua
Balita
Penemuan
Rumah
Cakupan
n kasus
bawah
kasus Gizi
tanpa
imunisasi
BTA (+)
garis
kurang
jamban
pentavale
Rendah
merah
diusia
n sangat
pertumbuh
rendah
an
KRITERI
A
1
Tingkat
Urgensi (U)
2
Tingkat
Keseriuasan
(S)
28
Tingkat
36
16
36
12
48
Perkemban
gan (G)
U X S X G
29
3.2.2
Kurangnya
pengetahuan kader
tentang imunisasi
tambahan bagi batita
Kurangnya pengetahuan
Orang tua Batita mengenai
imunisasi tambahan
Tidak adanya brosur
pengenalan imunisasi
pentavalen
METHODE
Petugas tidak
mengingatkan ibu
batita yang telah
lengkap imunisasi
dasar
belum ada
anggaran untuk
pembuatan
brosur
Tidak ada
pedoman untuk
pemberian
imunisasi
Masih adanya
masyarakat yang
anti vaksin
Rendahnya
Persentasi imunisasi
penta valen di
Wilayah Kerja
Tanah Garam
17%
MATERIAL
MONEY
ENVIROMEN
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil Penyebab Masalah didapatkan berbagai penyebab RENDAHNYA
PERSENTASI IMUNISASI TAMBAHAN bagi Batita di wilayah kerja puskesmas
tanah garam. Dari penemuan penyebab tersebut. Penulis dapat merancang Penetapan
Alternatif Pemecahan Masalah untuk meningkatkan angka pencapaian target
pemeriksaan kualitas air.
4.1.
No
1.
Faktor Penyebab
Manusia
Penyebab Masalah
Metode
3.
Material
4.
Dana
Lingkungan
31
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4.6.
4.8.
4.9.
4.10.
4.11.
4.12.
4.14.
4.15.
4.16.4.18.
4.19.
4.20.
4.21.
4.22.
4.23.
4.24.
4.25.
4.26.
6
4.13.
4.33.
4.35.
4.36.
4.40.
4.39.
4.44.
4.49.
4.50.4.60.
4.65.
4.70.
4.75.
4.80.
4.85.
4.91.
4.97.
4.103.
impinan
Puskesmas
4.41.
4.42.
4.32.
4.43.
4.104.
4.51.4.61.
4.66.
4.71.
4.76.
4.81.
4.86.
4.92.
4.98.
4.105.
4.52.4.62.
4.67.
4.72.
4.77.
4.82.
4.106.
4.87.
4.93.
4.99.
4.53.4.63.
4.68.
4.73.
4.78.
4.83.
4.107.
4.88.
4.94.
4.100.
4.54.
4.59.
4.64.
4.69.
4.74.
4.79.
4.84.
4.108.
4.89.
4.95.
4.101.
g
a
s
4.90.
4.96.
4.102.
i
4.37.
m
u
4.38.
n
i
s
a
s
32
i
d
a
n
p
4.34.
r
o
m
k
e
s
p
u
s
k
e
s
m
a
s
T
a
n
a
h
G
33
a
r
a
m
4.45.
4.46.
4.47.
4.48.
4.109. 4.110.
Pe
mb
eria
n
edu
kas
i
kep
ada
kad
er
tent
ang
im
uni
sasi
tam
bah
an
bag
i
bati
ta.
4.112.
4.113.
4.114.
4.115.
4.116.
4.119.
4.121.
4.123.
4.124.
4.126.
4.128.
4.130.
4.132.
4.133.
4.134.
4.135.
P4.117.
P etugas
i puskesm
m
4.118.
4.120.
4.122.4.125.
4.127.
4.129.
4.131.
4.136.
as
p
i
n
a
n
program
imunisas
i dan
petugas
p promosi
u kesehata
sn
k
e
s
m
a
s
t
a
n
34
4.111.
a
h
g
a
r
a
m
4.137.
4.138.
4.139.
4.140.
4.141.
4.142.
Pimpinan
4.143.
P 4.144.
4.145.
4.146.
4.147.
4.148.
4.149.
4.150.
4.151.
4.152.
4.153.
4.154.
4.155.
etugas
promkes
puskesm
as tanah
garam
4.156.
4.157.
4.158.
4.159.
4.160.
4.161.
Pimpinan
4.162.
P 4.163.
4.164.
4.165.
4.166.
4.167.
4.168.
4.169.
4.170.
4.171.
4.172.
4.173.
4.174.
etugas
puskesmas Promkes
Puskesm
as Tanah
Garam
35
4.175.
4.176. Pembahasan
4.178.
36
4.189.
4.190.
4.191.
4.192.
4.193.
4.194.
4.195.
4.196.
4.197.
4.198.
4.199.
4.200.
4.201.
4.202.
4.203.
4.204.
4.205.
4.206.
4.207.
4.208.
4.209.
4.210.
4.211.
4.212.
4.213.
4.214.
4.215. BAB V
4.216. PENUTUP
4.217.
4.218. 5.1. KESIMPULAN
4.219. Di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam, cakupan imunisasi
pentavalen usia batita masih sangat rendah. Data dari bulan januari hingga juli
menunjukkan peningkatan terhadap cakupan imunisasi pentavalen, tetapi
masih sangat jauh dari target yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.
4.220. Kendalanya yaitu karena imunisasi pentavalen ini masih
tergolong baru sehingga masyarakat belum begitu mengenal dan para kader
juga masih banyak yang belum memahami imunisasi ini, sehingga masih
banyak dilakukan edukasi. Untuk penanggulangannya diharapkan kepada
37
petugas
pembina
posyandu
tentang
ilmu
dapat
terus
meningkatkan
program
imunisasi
pentavalen ini, agar target akhir tahun 2015 ini dapat tercapai.
Karena apabila tercapai, maka akan menghemat dana imunisasi
beberapa persen.
4.226. Dinas kesehatan sebaiknya meningkatkan anggaran dana untuk
pembuatan brosur dan poster tentang imunisasi penta valen, serta
mencantumkan jadwal imunisasi pentavalen didalam buku KIA.
4.227.
4.228.
4.229.
4.230.
4.231.
4.232.
4.233.
4.234.
4.235.
4.236.
4.237.
38
4.238.
4.239.
4.240.
4.241.
4.242.
4.243.
4.244.
4.245.
4.246.
4.247.
4.248.
4.249.
4.250.
4.251. DAFTAR PUSTAKA
4.252.
4.253. Budiyono, rahman. 2009. Makalah Kesehatan Imunisasi. http://rahman
budyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah-kesehatan_imunisasi/
4.254. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi
Tingkat Puskesmas. Jakarta : Unicef
4.255. http://www.4shared.com/document/TEeFZmKi/Makalah_tentang_Imunisasi.ht
ml
4.256. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-carajenis-imunisasi-pada -manusia
4.257. Kus, Lusia Anna. 2010. Imunisasi Terkendala Mitos. Jakarta :
Kompas
4.258.
4.259.
4.260.
4.261.
39