Penyusutan adalah proses penyisihan sejumlah uang atau biaya atas harta
atau asset yang dipakai untuk menghasilkan pendapatan atau sebagai sejumlah
biaya yang dikumpulkan dalam periode tertentu terhadap harta atau asset yang
dipakai dalam proses untuk mendapatkan pendapatan, akan tetapi ini bukan
berarti pengumpulan sejumlah dana untuk mengganti asset. Penyusutan adalah
metode untuk menghitung biaya atas asset tetap. Asset tetap dapat dibedakan
menjadi tangible asset dan intangible asset.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan,
yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar
aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Nilai residu
dan umur manfaat setiap aset tetap harus direview minimum setiap akhir tahun
buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi
tentang laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, koreksi kesalahan mendasar
dan perubahan kebijakan akuntansi.
28
29
30
31
termasuk dalam kategori ini karena hak paten mempunyai periode atau
masa berlaku sehingga nilai hak paten tersebut juga harus disusutkan.
C. Metode Penyusutan
1. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus disebut juga metode persentase tetap dari harga
perubahan aktiva. Berdasarkan metode garis lurus besarnya beban
penyusutan tiap tahun adalah tetap (sama). Model metode garis lurus cukup
sederhana. Metode ini menghubungkan alokasi biaya dengan beralalunya
waktu dan mengakui pembebanan periodic yang sama sepanjang umur
aktiva. Asumsi yang mendasari metode garis lurus ini adalah bahwa aktiva
yang bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap
periodenya sepanjang umur aktiva, dan pembebanannya tidak dipengaruhi
oleh perubahan produktifitas maupun efisiensi aktiva. Estimasi umur
ekonomis dibuat dalam periode bulanan atau tahunan. Selisih antara harga
perolehan aktiva dengan nilai residunya dibagi dengan masa manfaat
aktiva akan menghasilkan beban penyusutan periodic.
Hasil perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode
garis lurus akan dianggap tepat (layak) hanya jika asumsi-asumsi berikut
ini terpenuhi, yaitu: beban perbaikan dan pemeliharaan tetap konstan
sepanjang umur aktiva, tingkat efisiensi operasi aktiva pada periode
berjalan sama baiknya dengan periode-periode sebelumnya, pendapatan
(arus kas bersih) yang bisa dicapai dengan mempergunakan aktiva tersebut
32
33
Biaya
Persentase
Beban
Akumulasi
Nilai buku
ke
Perolehan
akhir tahun
400.000
18 %
72.000
72.000
328.000
400.000
18 %
72.000
144.000
256.000
400.000
18 %
72.000
216.000
184.000
400.000
18 %
72.000
288.000
112.000
400.000
18 %
72.000
360.000
40.000
2. Metode Menurun
Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang
tingkat keausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu
jenis aset mesin produksi.
34
2.000.000.
Dalam
pencatatan
akuntansi
aset
tetap,
perusahaan
Notes: Karena selama tahun 2016 aset hanya digunakan 8 bulan, maka
dikali 8/12
Notes: Nilai buku aset tahun 2017 dikurangi penyusutan aset tahun
sebelumnya, sebesar Rp 3.484.000, untuk tahun-tahun setelahnya, cara
pengerjaanya sama, hingga 10 tahun masa pengoperasian mesin tersebut.
Pencatatan dalam jurnal
31 Desember 2016
Debit | Depresiasi
Kredit |
Rp3.484.000
Akumulasi depresiasi
Rp3.484.000
31 Desember 2017
Debit | Depresiasi
Kredit |
Rp4.503.200
Akumulasi depresiasi
Rp4.503.200
35
Rp3.484.000
Cadangan
Rp3.484.000
Rp4.503.200
Cadangan
Rp4.503.200
36
tanggal 15, maka pembelian aktiva tersebut akan dianggap seolah-olah telah
terjadi untuk satu bulan penuh, dengan kata lain pembelian akan dianggap
terjadi pada hari pertama dari bulan tersebut. Dalam hal ini, perusahaan akan
menghitung besarnya penyusutan atas aktiva untuk keseluruhan bulan
bersangkutan. Namun untuk pembelian aktiva yang dilakukan pada tanggal 15
atau sesudahnya, akan dianggap seolah-olah sebagai pembelian yang terjadi
pada awal bulan berikutnya, dengan kata lain pembelian akan dianggap terjadi
pada hari pertama dari bulan berikutnya. Dalam hal ini, perusahaan juga akan
tetap menghitung besarnya penyusutan atas aktiva untuk keseluruhan bulan,
hanya saja baru akan diperhitungkan mulai untuk bulan berikutnya. Metode
penyusutan yang digunakan untuk tujuan pembukuan dapat berbeda dengan
metode yang digunakan untuk tujuan perpajakan. Beberapa metode tersebut
yaitu:
1. Berdasar Umur
Metode alokasi harga perolehan umumnya terkait dengan berlalunya
waktu, dimana aktiva digunakan sepanjang waktu dan kemungkinan
keusangan akibat perubahan teknologi juga merupakan fungsi dari waktu.
Dari metode penyusutan yang berdasarkan factor waktu, penyusutan garis
lurus merupakan metode yang paling sering digunakan. Sedangkan metode
penyusutan yang dipercepat berdasarkan pada asumsi bahwa akan ada
penurunan yang cepat dalam efisiensi aktiva, output atau manfaat lain pada
tahun-tahun awal umur aktiva.
37
38
umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000,pada akhir tahun kelima. Dengan menggunakan contoh tersebut, dan
apabila metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
diterapkan, maka besarnya penyusutan tahunan akan dihitung sebagai
berikut (dalam ribuan Rupiah):
Akhir Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Nilai Buku
Penyusutan
akhir
100.000
2016
40.000
60.000
2017
64.000
36.000
2018
78.400
21.600
2019
87.040
12.960
2020
95.000
5.000
39
40
25.000
unit
produksi
dengan
nilai
sisa
sebesar
41
20%. Untuk membeli asset baru pada masa yang akan datang dengan harga
yang lebih mahal, baik sebagai akibat tingkat inflasi maupun akibat
perubahan teknologi maka persentase penyusutan rata-rata ditingkatkan
dengan cara kelipatan dua. Berdasarkan pada penjelasan ini, jumlah
penyusutan setiap tahun dihitung sebagai berikut:
a. Tahun I = 40% x Rp. 10.000.000
Rp. 10.000.000 Rp. 4.000.000
b. Tahun II = 40% x Rp. 6.000.000
Rp. 6.000.000 Rp. 2.400.000
c. Tahun III = 40% x Rp. 3.600.000
Rp. 3.600.000 Rp. 1. 440.000
d. Tahun IV = 40% x Rp. 2.160.000
Rp. 2.160.000 Rp. 864.000
e. Tahun V
= Rp. 4.000.000
= Rp. 6.000.000
= Rp. 2.400.000
=Rp. 3.600.000
= Rp. 1.440.000
= Rp. 2.160.000
= Rp. 864.000
= Rp. 1.296.000
= Rp.
518.400
= Rp. 777.600
4. Berdasar Utilitas
Berdasarkan factor penggunaan, penyusutan aktiva terutama
terkait dengan output dari aktiva yang bersangkutan atau tingkat jasa yang
diberikan. Dalam hal ini, estimasi umur ekonomis aktiva dapat dinyatakan
baik dalam satuan unit produksi ataupun jumlah jam jasa (operasional).
Metode Jam Jasa
Teori yang mendasari metode ini adalah bahwa pembelian suatu
aktiva menunjukkan pembelian sejumlah jam jasa langsung. Dalam
42
43
xxxx (kredit)
F. Manfaat Penyusutan
1. Menghitung kegunaan aktiva tetap.
2. Melakukan pencadangan biaya.
3. Untuk perencanaan penggantian aktiva tetap secara berkala (bisa
dijadikan sebagai alokasi perusahaan untuk mengganti aktiva lama yang
telah habis masa manfaatnya tersebut dengan aktiva yang baru).
4. Menentukan strategi harga.
5. Strategi mengatur laba.
6. Mempermudah melakukan pencatatan saat aktiva tetap tersebut dihentikan
pemakaiannya.
44
45