MAKALAH
KACANG HIJAU
Oleh:
Vania Dyta Pramita
(141710101007)
Qoimatul Fitriyah
(141710101010)
Dhina Puspitaningrum
(141710101016)
(141710101106)
Kelompok: H
THP A
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, tanaman kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan
ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau
memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis yaitu varietas
unggul kacang hijau mempunyai umur genjah 60 hari, produktivitasnya tinggi,
hama dan penyakit yang menyerang relatif sedikit, risiko kegagalan panen relatif
rendah dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah (Mashudi,
2007). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kacang hijau nasional
pada tahun 2012 mencapai 287.867 ton/tahun (BPS, 2012). Diversifikasi olahan
pangan berbasis kacang hijau sampai saat ini masih sangat kurang, sehingga
masih banyak peluang untuk memanfaatkan kacang hijau menjadi produk olahan
lainnya.
Selain diversifikasi olahan pangan berbasis kacang hijau yang terus
berkembang, setiap daerah di Indonesia memiliki olahan lokal berbasis kacang
hijau yang terus dipelihara berdasar usaha agroindustri. Kegiatan agroindustri
yang merupakan bagian integral dari sektor pertanian mempunyai kontribusi
penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan.
Melalui pengembangan agroindustri pangan di pedesaan yang menggunakan
bahan baku pangan lokal diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah pangan dan
jenis produk pangan yang tersedia di pasar lebih beragam. Berdasarkan latar
belakang tersebut, disusunlah makalah ini untuk menggali potensi pangan lokal
berbasis kacang hijau di berbagai wilayah Indonesia.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui teknologi pasca panen kacang hijau.
2. Untuk mengetahui berbagai potensi olahan pangan lokal berbahan baku
kacang hijau.
3. Untuk mengetahui prinsip pembuatan kue satu sebagai salah satu jenis
kue tradisional berbahan baku kacang hijau.
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Classis
: Dicotyldonae
Ordo
: Leguminales
Familia
: Leguminosae
Genus
: Vigna
Species
Satuan
Jumlah
Kalori
kal
323
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Zat besi
Fosfor
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
g
g
g
mg
mg
mg
SI
mg
mg
22
1,5
56,8
223
7,5
319
157
0,46
10
Air
g
Sumber : Retnaningsih, et al (2008)
15,5
Tepung kacang hijau ini cocok digunakan untuk membuat aneka kue basah (cake),
cookies, kue tradisional, produk bakery, kembang gula dan makaroni. Kacang
hijau merupakan salah satu tanaman Leguminoceae dan merupakan sumber
protein, vitamin, mineral.
Pengolahan panas yang tinggi pada bahan makanan akan menyebabkan
terjadinya denaturasi protein. Protein akan terdenaturasi oleh panas pada suhu
diatas 65C (Slamet Sudarmadji, et al., 1996). Pemanasan protein dapat
menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan. Reaksi-reaksi tersebut diantaranya denaturasi, kehilangan aktivitas
enzim, perubahan kelarutan dan hidrasi, perubahan warna, derivatisasi residu
asam amino, cross linking, pemutusan ikatan peptida, dan pembentukan senyawa
yang secara sensori aktif. Reaksi ini dipengaruhi oleh suhu dan lama pemanasan,
pH, adanya oksidator, antioksidan, radikal, dan senyawa aktif lainnya khususnya
senyawa karbonil (Anton Apriantono, et al., 1986). Reaksi yang terjadi pada saat
pemanasan protein tersebut dapat merusak struktur protein, sehingga kadar protein
dapat menurun.
Proses pembuatan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 1 berikut
ini:
Kacang Hijau tanpa kulit
Penggilingan
Pengayakan
kacang hijau mengandung mineral antara lain fosfor (P), kalsium (Ca), dan besi
(Fe).
1. Proses pembuatan
Kacang hijau
(500g)
Penyangraian
Pengupasan
Kacang hijau
tanpa kulit
Penumbukan
Pengayakan
Gula bubuk,
vanilla essesnce
Tepung kacang
hijau
Air
Pencampuran
Kulit
Pendinginan
Kue satu
Gambar 2. Proses pembuatan kue satu
Proses pembuatan kue satu dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Kue satu yang akan dibuat menggunakan bahan dasar
tepung kacang hijau. Pertama kacang hijau sebanyak 500g dilakukan
penyangraian sebagai proses untuk memudahkan pengupasan kulit kacang hijau.
Setelah kacang hijau disangrai, dilakukan pengupasan kulit dan dipisahkan sisa
kulitnya. Setelah dihasilkan kacang hijau tanpa kulit, dilakukan pengecilakn
ukuran dengan cara penumbukan untuk menjadi tepung kacang hijau. Tepung
kacang hijau kemudian diayak menggunakan ayakan dengan ukuran sekitar 60-80
mesh agar ukuran tepung yang dihasilkan seragam. Tepung kacang hijau yang
sudah jadi ditambahkan dengan gula bubuk sebanyak 450g sebagai pemberi rasa
manis dan vanili sebanyak sdt sebagai flavoring pada kue satu, setelah itu
dicampur. Selanjutnya dilakukan penambahan air untuk membuat adonan kue
satu. Adonan kue yang dihasilkan kemudian dicetak menggunakan cetakan kue
satu hingga sangat padat, kemudian dioven sebagai pemanasan dan pengovenan
kue pada suhu 150oC sampai kering. Kue yang sudah matang dikeluarkan dari
oven dan didinginkan hingga siap disajikan.
Bubur kacang
Bubur havermut
Makanan bayi
Produk tepung/pati
Tepung Hunkwe
Soun
Wedang ronde
Kacang Hijau
Produk minuman
Gandasturi
Kue satu
Bakpia
Onde-onde
Rempeyek kacang hijau
Bakpao
Biskuit
Gambar 2. Skema Pemanfaatan Kacang Hijau Untuk Berbagai Produk Pangan
Produk olahan sayur
Tauge
Produk olahan
Shampoo
No.
1.
Bentuk Bahan
Baku
Kacang hijau segar
Industri Pengguna
a. Ind. minuman
b. Ind. makanan/olahan kue
c. Ind. pakan ternak
d. Ind. bubur
2.
Tepung/pati kacang
hijau
b. Ind. sereal
c. Ind. mie dan soun
d. Ind. sari kacang hijau
No. Jenis
1.
makanan
Bakpao
Daerah asal
pengolahan
Dikukus
Tionghoa
hijau segar
2.
Bakpia
Kacang
Dikukus
Yogyakarta
Kacang
Direbus +
Jawa
hijau segar
dibekukan
Kacang
Direbus +
hijau segar
digoreng
Bubur
Kacang
Direbus
Jawa Tengah
kacang
hijau segar
hijau
Teh kacang
Kacang
Direbus
NTT
hijau
hijau segar
Kue Satu
Tepung
Disangrai +
Jawa Barat
kacang hijau
dioven
Kacang
Direbus +
hijau segar
digoreng
Wedang
Kacang
Direbus
Jawa
Ronde
hijau segar
Mendut
Kacang
Direbus +
Jawa
hijau segar
dikukus
hijau segar
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Es mambo
Onde-onde
Gandasturi
Mojokerto
Palembang
Gambar
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kacang hijau dapat dipanen jika telah memenuhi syarat minimal tingkat
kematangan dan harus dikeringkan hingga kadar air 8-9%.
DAFTAR PUSTAKA
Anton Apriyantono, Dedi Fardiaz, Sedarnawati, Slamet Budiyanto, dan Ni luh
Puspitasari. 1986. Penuntun Praktikum Analisa Pangan. Jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Hal 99.
Atman. 2007. Teknologi Budidaya Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Di Lahan
Sawah. Jurnal Ilmiah Tambua, Vol. VI, No.1, Januari-April 2007: 89-95
hlm.
BPS. 2012. Produk Domestrik Regional Bruto Tingkat Kecamatan Kota Surabaya.
Surabaya: BPS.
Fachruddin L. 2000. Budidaya Kacang Kacangan. Kanisius. Yogyakarta
Faridah, A, dkk. 2008. PATISERI JILID I Untuk SMK. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Derektorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Mashudi. 2007. Bercocok Tanam Palawija. Jakarta: Azka Press.
Purwono dan R. Hartono, 2005. Kacang Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ratnaningsih et al. 2009. Pengaruh Jenis Kacang Tolo, Proses Pembuatan Dan
Jenis Inokulum Terhadap Perubahan Zat-Zat Gizi Pada Fermentasi Tempe
Kacang Tolo. Jurnal Penelitian Saintek. Vol. 14 (1): 97-128
Rukmana, R., 1997. Kacang Hijau Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Slamet Sudarmadji, Bambang H, dan Suhardi. 1996. Analisis Bahan Makanan
dan Pertanian. Edisi ke 2. Liberty Yogyakarta. Hal 59.
Sunaryo, E. 1985. Pengolahan Produk Serealia dan Biji-bijian. Fakultas
Teknologi Pertanian.. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suprapto, H,S, dan Tateng Sutarman. 1982. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta:
Penebar Swadaya.