Anda di halaman 1dari 8

No 4.

Nonparametric Correlations
Correlations
Jam_Kerja
Kendall's tau_b

Jam_Kerja

Upah

Spearman's rho

Jam_Kerja

Upah

Upah

1.000

1.000**

Sig. (2-tailed)

1.000**

1.000

Sig. (2-tailed)

1.000

1.000**

Sig. (2-tailed)

1.000**

1.000

Sig. (2-tailed)

Correlation Coefficient

Correlation Coefficient

Correlation Coefficient

Correlation Coefficient

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

H0 : tidak ada korelasi antara jumlah jam kerja dan upah harian
H1 : terdapat korelasi antara jumlah jam kerja dan upah harian
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah Kritis : Tolak H0, jika rs rs 1 2 ;n
Statistik Uji :
Variabel

Koefisien Korelasi Rank


Spearman
0,688

P-Value

Jumlah Jam Kerja & Upah


0,000
Harian
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,688 dengan nilai P-value sebesar 0,000 kurang dari alfa
yaitu sebesar 0,05 sehingga diputuskan tolak H0 artinya terdapat korelasi antara jumlah jam kerja dan upah harian. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja mempengaruhi upah harian.

No 5
Correlations
Bibit
Bibit

Pearson Correlation

Hasil_Produksi
1

Sig. (2-tailed)

.048

N
Hasil_Produksi

.636*

10

10

Pearson Correlation

.636*

Sig. (2-tailed)

.048

10

10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

H0 : tidak ada korelasi antara penggunaan bibit dan hasil produksi


H1 : terdapat korelasi antara penggunaan bibit dan hasil produksi
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika T T( 2;n 2 )
Korelasi Pearson
Thitung
T(0,025;8)
Variabel
Penggunaan bibit & hasil produksi
0,636
3,021
2,306
Hasil analisis menjelaskan bahwa nilai korelasi sebesar 0,636 dan nilai Thitung antara penggunaan bibit dan hasil produksi sebesar 3,021 lebih
besar dari Ttabel yaitu sebesar 2,306 sehingga diputuskan tolak H0 artinya ada korelasi antara penggunaan bibit dan hasil produksi. Hal ini
menunjukkan bawa penggunaan bibit mempengaruhi hasil produksi.

No 2
Correlations
S3
S3

S1

Pearson Correlation

.058

Sig. (2-tailed)

.874

N
S1

10

10

Pearson Correlation

.058

Sig. (2-tailed)

.874

10

10

T-Test
Group Statistics
Lulusan
Penghasilan

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

S1

10

1.8200

.20440

.06464

S3

10

3.0000

.09428

.02981

Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of
Variances

t-test for Equality of Means


95% Confidence Interval of the
Difference

F
Penghasilan

Equal variances
assumed

Sig.
9.093

Equal variances not


assumed

t
.007

df

Sig. (2-tailed)

Mean
Difference

Std. Error
Difference

Lower

Upper

-16.578

18

.000

-1.18000

.07118

-1.32954

-1.03046

-16.578

12.664

.000

-1.18000

.07118

-1.33419

-1.02581

Interpretasi :
Rata rata penghasilan lulusan S1 sebesar 1,82 juta dengan std.deviasi sebesar 0,20440 sedangkan rata-rata penghasilan lulusan S3 sebesar 3
juta dengan std.deviasi sebesar 0,09428
Interpretasi Analisis Uji F
H0 : kedua varians populasi adalah sama (homogen)
H1 : kedua varians populasi adalah tidak sama (tidak homogen)
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika Fhitung Ftabel
Statistik Uji :
Fhitung
Pvalue
Variabel
Penghasilan
9,093
0,007
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 9,093 dengan nilai probabilitas sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05 sehingga
diputuskan Tolak H0, artinya varians dari populasi penghasilan lulusan S1 dan penghasilan lulusan S3 tidak homogen.
Interpretasi Analisis Uji T

H0 : rata-rata penghasilan lulusan S1 dan lulusan S3 adalah sama


H1 : rata-rata penghasilan lulusan S1 dan lulusan S3 adalah tidak sama
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika

Thitung Ttabel

Statistik Uji :
|Thitung|
Pvalue
Variabel
Penghasilan
16,578
0,000
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai |Thitung| sebesar 16,578 lebih besar dari Ttabel yaitu2,101 dengan nilai probabilitas sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga diputuskan Tolak H0, artinya rata-rata penghasilan lulusan S1 dan lulusan S3 adalah tidak sama. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yaitu lulusan S1 dan S3 berpengaruh terhadap penghasilan.

No 3

Correlations
Correlations
VAR00002
Metode_2

Pearson Correlation

VAR00001
1

-.486

Sig. (2-tailed)

.154

N
Metode_1

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

10

10

-.486

.154

10

10

T-Test
Group Statistics
Metode
Kecepatan_Kesembuhan

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Metode 1

10

37.8000

9.25923

2.92803

Metode 2

10

38.7000

8.57710

2.71232

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means


95% Confidence Interval of
the Difference

F
Kcepetan_Kesembuh Equal variances
an
assumed
Equal variances
not assumed

Interpretasi :

.004

Sig.
.951

df

Mean
Difference

Sig. (2-tailed)

Std. Error
Difference

Lower

Upper

-.225

18

.824

-.90000

3.99124

-9.28528

7.48528

-.225

17.896

.824

-.90000

3.99124

-9.28879

7.48879

Rata rata kecepatan kesembuhan metode 1 adalah 37,8 hari dengan std.deviasi sebesar 9,25923 sedangkan rata-rata kecepatan kesembuhan
metode 2 sebesar 38,7 hari dengan std.deviasi sebesar 8,57710.
Interpretasi Analisis Uji F
H0 : kedua varians populasi adalah sama (homogen)
H1 : kedua varians populasi adalah tidak sama (tidak homogen)
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika Fhitung Ftabel
Statistik Uji :
Fhitung
Pvalue
Variabel
Kecepatan kesembuhan
0,004
0,951
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 0,004 dengan nilai probabilitas sebesar 0,951 lebih besar dari 0,05 sehingga
diputuskan Gagal Tolak H0, artinya varians dari populasi metode 1 dan metode 2 homogen.
Interpretasi Analisis Uji T
H0 : rata-rata kecepatan kesembuhan metode 1 dan metode 2 adalah sama
H1 : rata-rata kecepatan kesembuhan metode 1 dan metode 2 adalah tidak sama
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika

Thitung Ttabel

Statistik Uji :
|Thitung|
Pvalue
Variabel
Kecepatan Kesembuhan
0,225
0,824
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai |Thitung| sebesar 0,225 lebih kecil dari Ttabel yaitu 2,101 dengan nilai probabilitas sebesar
0,824 lebih besar dari 0,05 sehingga diputuskan Gagal Tolak H0, artinya rata-rata kecepatan kesembuhan metode 1 dan metode 2 adalah sama.
Hal ini menunjukkan bahwa jenis metode yaitu metode 1 dan metode 2 tidak berpengaruh terhadap kecepatan kesembuhan.

No 1

T-Test
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1

Std. Deviation

Std. Error Mean

Sebelum

88.8000

10

6.42564

2.03197

Sesudah

111.0000

10

8.09664

2.56038

Paired Samples Correlations


N
Pair 1

Sebelum & Sesudah

Correlation
10

.239

Sig.
.506

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Pair 1

Sebelum - Sesudah

-22.20000

Std. Deviation
9.05293

Std. Error Mean


2.86279

Lower

Upper

-28.67608

-15.72392

t
-7.755

df

Sig. (2-tailed)
9

Interpretasi :
Rata rata jumlah bakteri streptococcus sebelum mengunyah permen karet adalah 88 dengan std.deviasi sebesar 6,42564 sedangkan rata-rata
jumlah bakteri streptococcus sesudah mengunyah permen karet sebesar 111 dengan std.deviasi sebesar 8,09664.
Interpretasi Analisis Korelasi
H0 : tidak ada korelasi antara sebelum mengunyah permen karet dan sesudah mengunyah permen karet
H1 : terdapat korelasi antara sebelum mengunyah permen karet dan sesudah mengunyah permen karet
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika T T( 2;n 2 )
Statistik Uji :
Korelasi Pearson
Thitung
T(0,025;8)
Variabel
Sebelum & Sesudah
0,239
0,801
2,306
Hasil analisis menjelaskan bahwa nilai korelasi sebesar 0,239 dan nilai Thitung antara sebelum dan sesudah mengunyah permen karet sebesar 0,801
lebih kecil dari Ttabel yaitu sebesar 2,306 sehingga diputuskan Gagal Tolak H0 artinya tidak ada korelasi antara jumlah bakteri sebelum dan
sesudah mengunyah permen karet.
Interpretasi Analisis Uji Paired
H0 : rata-rata jumlah bakteri streptococcus sebelum dan sesudah mengunyah permen karet adalah sama
H1 : rata-rata jumlah bakteri streptococcus sebelum dan sesudah mengunyah permen karet adalah tidak sama
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika

Thitung Ttabel

Statistik Uji :
|Thitung|
Pvalue
Variabel
Kecepatan Kesembuhan
7,755
0,000
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai |Thitung| sebesar 7,755 lebih besar dari Ttabel yaitu 2,101 dengan nilai probabilitas sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga diputuskan Tolak H0, artinya rata-rata jumlah bakteri streptococcus sebelum dan sesudah mengunyah permen
karet adalah tidak sama. Hal ini menunjukkan bahwa penggunan permen karet yaitu sebelum dan sesudah mengunyah permen karet tidak
berpengaruh terhadap jumlah bakteri streptococcus.

Ini yang pakai T-Test atau Independent Test soalnya kok tidak ada korelasi,berarti kan independen. Coba mbak cek pilih mana Gg
sekiranya masuk akal. Hehehehe

T-Test

.000

Group Statistics
Penggunaan
Jumlah_Bakteri

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Sebelum

10

88.8000

6.42564

2.03197

Sesudah

10

111.0000

8.09664

2.56038

Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of
Variances

t-test for Equality of Means


95% Confidence Interval of the
Difference

F
Jumlah_Bakteri Equal variances
assumed

Sig.
1.806

t
.196

Equal variances not


assumed

df

Sig. (2-tailed)

Mean
Difference

Std. Error
Difference

Lower

Upper

-6.792

18

.000

-22.20000

3.26871

-29.06730

-15.33270

-6.792

17.117

.000

-22.20000

3.26871

-29.09278

-15.30722

Interpretasi :
Rata rata jumlah bakteri streptococcus sebelum mengunyah permen karet adalah 88 dengan std.deviasi sebesar 6,42564 sedangkan rata-rata
jumlah bakteri streptococcus sesudah mengunyah permen karet sebesar 111 dengan std.deviasi sebesar 8,09664.
Interpretasi Analisis Uji F
H0 : kedua varians populasi adalah sama (homogen)
H1 : kedua varians populasi adalah tidak sama (tidak homogen)
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika Fhitung Ftabel
Statistik Uji :
Fhitung
Pvalue
Variabel
Jumlah Bakteri
1,806
0,196
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 1,806 dengan nilai probabilitas sebesar 0,196 lebih besar dari 0,05 sehingga
diputuskan Gagal Tolak H0, artinya varians dari populasi penggunaan permen karet yaitu sebelum dan sesudah mengunyah permen karet adalah
homogen.
Interpretasi Analisis Uji T
H0 : rata-rata jumlah bakteri streptococcus sebelum dan sesudah mengunyah permen karet adalah sama
H1 : rata-rata jumlah bakteri streptococcus sebelum dan sesudah mengunyah permen karet adalah tidak sama
Taraf Signifikan : = 0,05
Daerah kritis : Tolak H0, jika

Thitung Ttabel

Statistik Uji :
|Thitung|
Pvalue
Variabel
Kecepatan Kesembuhan
6,792
0,000
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai |Thitung| sebesar 6,792 lebih besar dari Ttabel yaitu 2,101 dengan nilai probabilitas sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga diputuskan Tolak H0, artinya rata-rata jumlah bakteri streptococcus sebelum dan sesudah mengunyah permen

karet adalah tidak sama. Hal ini menunjukkan bahwa penggunan permen karet yaitu sebelum dan sesudah mengunyah permen karet berpengaruh
terhadap jumlah bakteri streptococcus.

Anda mungkin juga menyukai