Anda di halaman 1dari 41

PETA WILAYAH KAB.

SIDOARJO

STRUKTUR ORGANISASI DINKES


KAB. SIDOARJO
KEPALA DINAS
SEKRETARIS

BIDANG
PKM

BIDANG
SDK

BIDANG
YANKES

BIDANG
P2PL

SIE P2 PENYAKIT
SIE SE & GUL. PENYAKIT
SIE PENYEHATAN LINGK.

Dasar : PERBUP Sidoarjo No. 40/2008

BAGAN ALIR KEGIATAN PROGRAM PL


KEPALA DINAS
KESEHATAN
KAB SIDOARJO

KEPALA BIDANG
P2PL

KEPALA SEKSI
PL

MASYARAKAT

INSTANSI
TERKAIT

KEPALA
PUSKESMAS

SANITARIAN
PUSKESMAS

LSM
LINGKUNGAN

TUPOKSI SIE PENYEHATAN LINGKUNGAN


1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Melaksanakan wasbin penyehatan lingk. Pemukiman,


sarana TTU, HS sarana produksi pangan IRT,
jasaboga, restoran, terminal, pasar tradisional &
supermarket/ minimarket.
Melaksanakan penyusunan rencana Kegiatan wasbin
kualitas air & lingkungan.
Melaksanakan pengumpulan & analisa data
lingkungan.
Melaksanakan bimtek penyehatan air & lingkungan.
Melaksanakan wasbin penyehatan kualitas limbah
industri dan domestik.
Melaksanakan koordinasi lintas sektoral dibidang
wasbin dan bimtek penyehatan lingkungan.
Melaksanakan tugas lain yg diberikan Kepala Bidang.

KEGIATAN DAN PROGRAM SIE PL

WASBIN & BIMTEK HS TPM bersama Bidang SDK,


Disperindag,Kop & ESDM, Badan Ketahanan Pangan, Dinas PPP,
Dinas Perikanan & Kelautan, LSM terkait.

BIMTEK penyehatan air & lingkungan dan klinik sanitasi ber sama
Dinas PU CK, PU Pengairan, Badan LH,DKP, LSM terkait.

Anggota Tim Pemkab bidang HO/Ijin Gangguan & Persetujuan


Pemanfaatan Ruang (BPPT), Site Plan (Bappekab), Penguji
AMDAL/UKL-UPL/DPPL (Badan LH), Sidak Pangan di
Supermarket/Pasar Trad. (Bagian Ekonomi), Adipura (DKP),
Penanganan dampak Lumpur Lapindo (BPLS).

Program Kab/Kota Sehat (sejak 2001) di 3 Kec. RIK


(Sidoarjo,Buduran,Candi).

Program STBM/STOPS (sejak 2009) di 7 Kec. Dan 37 Desa lokasi


pemicuhan.

BAGAN ALIR PELAPORAN MASY. TENTANG


PENCEMARAN LINGKUNGAN
MASY. /INDIVIDU
/LSM
LEGISLATIF
(DPRD Sidoarjo)

EKSEKUTIF
(Bupati Sidoarjo)
Tembusan kepada :
1. DPRD Sidoarjo.
2. Kakan Satpol PP.
3. Kaban BPPT.
4. Kadinkes.
5. Ka Badan LH.
6. Kadisperindag, Koperasi
& ESDM
7. Bappekab.
8. Instansi terkait lain.

Audit
Lingkungan

Tembusan kepada :
1. Bupati Sidoarjo.
2. Kakan Satpol PP.
3. Kaban BPPT.
4. Kadinkes.
5. Ka Badan LH.
6. Kadisperindag, Koperasi
& ESDM.
7. Bappekab.
8. Instansi terkait lain.

Langkah-langkah
penanggulangan

PROFIL KAB. SIDOARJO

Secara geogrfis antara 112,50 112,90 BT dan 7,30 7,50 LS.


Batas2 : Utara : Kota Surabaya & Kab.Gresik.
Timur : Selat Madura
Selatan : Kab. Pasuruan
Barat : Kab. Mojokerto.
Berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut, ada 3 bagian, yaitu :
40,81% dg tinggi 3 10 m berada dibagian tengah yg berair tawar.
29,99% dg tinggi 0 3 m berada dibagian timur yg berupa pantai
dan tambak udang dan bandeng.
29,20% dg tinggi 10 25 m berada dibagian barat.
Luas wilayah : 714,25 KM2.
18 Kecamatan 321 Desa + 32 Kelurahan.
Ada 3 Kel. dan 1 Desa yg sudah tidak berpenghuni, karena tenggelam
oleh luapan lumpur LAPINDO, yaitu Kel. Jatirejo,Kel. Siring,Kel.
Renokenongo (Porong) dan Desa Kedungbendo (Tanggulangin).

Ada 14 Desa/Kel. Yg terdampak luapan lumpur LAPINDO yg terletak di


3 Kecamatan (Porong-Tanggulangin-Jabon) dg jumlah penduduk
terdampak 40.000 jiwa ( 12.000 KK).
Wilayah Kec. Jabon
= terluas = 81,0 KM2.
Wilayah Kec. Gedangan = terkecil = 24,06 KM2.
Suhu antara 200 C 350 C.
Jumlah penduduk th. 2009 = 1.759.122 jiwa, dg tingkat kepadatan
penduduk = 2,460 jiwa/KM2.
Jumlah KK/RT = 392.967 KK, dg rata2 hunian = 4,5 jiwa/Rumah Tangga.
Laju pertumbuhan penduduk = 1,31%. dimana kepadatan penduduk
per kecamatan bervariasi.
Kec. Waru dg luas = 10,701 Km2 dg kepadatan penduduk = 9.388
jiwa/Km2 yg merupakan sentra industri (home industri metal menengah dan berat) dan berbatasan langsung dg Kota Surabaya.
Kec. Jabon dg luas = 8,1 Km2 dg kepadatan penduduk = 790 jiwa/Km2
yg merupakan daerah tambak dan pertanian.

Komposisi jenis kelamin penduduk = 50,02% pria (869.149 jiwa) dan


49,98% perempuan (868.542 jiwa).
Adapun % kelompok umur penduduk :
1,91% berumur < 1 th.
7,08% berumur antara 1 4 th.
8,36% berumur antara 5 9 th.
19,84% berumur antara 10 19 th.
45,51% berumur antara 20 44 th.(kelompok usia produktif).
11,52% berumur antara 45 59 th.
5,77% berumur > 60 th.
SARANA KESEHATAN PEMERINTAH DAN SWASTA
Jumlah Puskesmas = 26 unit, 13 unit = pusk. Rawat inap, 6 diantaranya
adalah puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar.
Jumlah Pustu
= 56 unit.
Jumlah RSU
= 16 unit.
RS ANAK & BERSALIN = 5 unit.
RS KHUSUS = Bedah = 1 unit.
Mata
= 1 unit.

Rumah bersalin
=
34 unit.
Balai Pengobatan/Klinik
=
92 unit.
Praktek Dokter Perorangan
= 1.081 orang.
Praktek Bersama Dokter Spesialis =
4 lokasi.
Laboratorium Klinik
=
32 unit.
Apotek
= 273 unit.
Pengobatan Tradisional
= 41 unit.
Toko obat
= 13 unit.
SARANA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT :
Posyandu
Polindes
Poskesdes

= 1.681 unit.
= 244 unit.
= 349 unit.

TENAGA KESEHATAN :
Di Puskesmas dan Pustu
= 764 orang.
Di RSU dan sarana kesehatan lainnya = 2.663 orang.
Di Dinas Kesehatan Kasbupaten
=
53 orang.

KOMPOSISI NAKES BERDASARKAN PENDIDIKAN :


Dokter Spesialis
= 251 orang (7,68%)
Dokter umum
= 981 orang (30,02%)
Dokter gigi
= 111 orang (4,68%)
Apoteker
= 208 orang (6,36%)
Ahli Gizi (D1-D4/S1)
=
67 orang (2,05%)
Perawat
= 1.058 orang (32,37%)
Bidan
= 436 orang (13,34%)
Ahli Kes. Masy.
= 42 orang (1,28%)
Sanitarian (SPPH-APK-D3) = 35 orang (1,07%)
Tehnis Medis (analis lab-pranata rontgen-fisioterapis) = 79 orang (2,42%)
PEMBIAYAAN KESEHATAN :
Anggaran kesehatan bersumber dari Pemerintah (APBN & APBD) dan
dana masyarakat sejumlah Rp. 119.710.392.341,-, yg terdiri dari :
- 71% APBD.
- APBN dalam bentuk ;

-Dana alokasi Khusus (DAK)


= Rp. 17.594.000.000,-.
-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal (DPDF) = Rp. 7.000.000.000,-.
-Dana Asuransi Kes. Masy.
= Rp. 10.000.000.000,(yg dikelola oleh Dinas Pendapatan & Pengelolaan Keuangan & Aset
Daerah (DPPKA).
% Anggaran kesehatan dari APBD Kab. Sidoarjo = 5,5%
(Rp. 1.548.893.544.341,-).
Anggaran kesehatan dihitung perkapita selama 3 tahun terakhir
meningkat terus, yaitu :
-Th. 2007 = Rp. 30.716,10.
-Th. 2008 = Rp. 38.159,39.
-Th. 2009 = Rp. 68.051,00.

CAPAIAN KEGIATAN PROGRAM


PENYEHATAN LINGKUNGAN TH. 2009
1. % rumahtangga (RT) ber PHBS :
Jumlah RT dipantau
= 87.115 RT.
Jumlah RT ber PHBS = 36.220 RT ( 41,58% ).
2. % rumah sehat :
Jumlah rumah
Jumlah rumah diperiksa
Jumlah rumah sehat

= 392.967 buah.
= 249.432 buah ( 63,47% ).
= 157.338% ( 63,08% ).

3. % akses air bersih :


Jumlah KK
= 392.967 KK.
Jumlah KK diperiksa
= 249.432
Jumlah akses Ledeng/PDAM = 43.229 KK
Jumlah akses SPT
= 30.062 KK
Jumlah akses SGL
= 125.448 KK
Jumlah akses PAH
= 1.340 KK
% akses air bersih
= 80,21%.

( 63,47% ).
( 17,33% ).
( 12.05% ).
( 50,29% ) / terbanyak.
( 0,54% ).

% kepemilikan sarana sanitasi dasar :


a. TEMPAT SAMPAH :
Jumlah KK

= 392.967 KK

Jumlah KK memiliki

= 140.498.

Jumlah KK diperiksa = 241.177


Jumlah sehat

= 80.695 ( 57,43%).

b. S P A L :
Jumlah KK
Jumlah KK diperiksa
Jumlah KK memiliki
Jumlah sehat

= 392.967 KK.
= 241.177.
= 135.637
= 79.459 ( 58,58%).

c. JAMBAN SEHAT :
Jumlah KK
Jumlah KK diperiksa
Jumlah KK memiliki
JUmlah sehat

= 392.967 KK.
= 241.177.
= 185.821 (77,05%)
= 134.709 (72,49%).

d. Air Limbah Domestik :


Jumlah KK
Jumlah KK diperiksa
Jumlah KK memiliki
Jumlah sehat

= 392.967
= 241.177 KK
= 135.637 ( 556,24% )
= 79.459 ( 58,58% )

SARANA TTU :
Fasilitas Pendidikan :
a. Jumlah SD/sederajat
Jumlah SD diperiksa
Jumlah SD sehat

= 931 buah
= 930 buah
= 619 ( 66,56% ).

b. Jumlah SMP/sederajat
= 168 buah.
Jumlah SMP/sederajat diperiksa = 159 buah
Jumlah SMP/sederajat sehat
= 105 buah ( 66,04%)
c. Jumlah SMU/sederajat
= 124 buah
Jumlah SMU/sederajat diperiksa = 124 buah
Jumlah SMU/sederajat sehat
= 80 buah ( 64,52%)

HOTEL :
Jumlah hotel
Jumlah hotel diperiksa
Jumlah hotel sehat

= 23 buah
= 21 buah
= 16 buah ( 76,19%)

Rumah Sakit :
Jumlah RS
Jumlah RS diperiksa
Jumlah RS sehat

= 20 buah
= 23 buah
= 23 buah (100%)

Pondok Pesantren :
Jumlah Ponpes
Jumlah diperiksa
Jumlah sehat

= 87 buah
= 87 buah
= 46 buah ( 52,87%)

Pasar Tradisional :
Jumlah Pasar
Jumlah Pasar diperiksa
Jumlah pasar sehat

= 25 buah
= 24 buah
= 13 buah ( 54,17%)

TEMPAT WISATA :
Jumlah yg ada
Jumlah diperiksa
Jumlah sehat

= 3 buah
= 3 buah
= 3 buah ( 100%)

TERMINAL UMUM :
Jumlah yg ada
Jumlah diperiksa
Jumlah sehat

= 4 buah
= 4 buah
= 4 buah ( 100%)

STASIUN KA :
Jumlah yg ada
Jumlah diperiksa
Jumlah sehat

= 8 buah
= 8 buah
= 8 buah ( 100%)

DEPOT AIR MINUM (DAM) :


Jumlah yg ada
= 108 buah
Jumlah diperiksa
= 8 buah
Jumlah sehat
= 8 buah ( 100%)

Angka bebas jentik :


Jumlah rumah
= 392.967 buah.
Jumlah sarana diperiksa
= 802.893 buah
Jumlah sarana bebas jenitk = 725.447 buah ( 90,35%)
% strata posyandu sejumlah = 1.681 buah
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri

= 191 buah ( 11,36 %)


= 731 buah ( 42,42%)
= 734 buah ( 43,66%)
= 43 buah ( 2,56%)

5 pilar STBM (Sanitasi Total


Berbasis Masyarakat)
Setiap individu dan komunitas mempunyai akses
terhadap sarana sanitasi dasar
Setiap rumah tangga menerapkan pengelolaan air
minum dan makanan yang aman
Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum
tersedia fasilits cuci tangan sehingga semua orang
dapat melakukan cuci tangan dengan benar
Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan
benar
Setiap rumah tangga mengelola sampah dengan
benar

PRINSIP
Mengubah paradigma dan praktik-praktik
kelembagaan lama yang berorientasi proyek ke
paradigma baru yang berorientasi program
STRATEGI
Melakukan advokasi kepada pemerintah
Mengembangkan kapasitas lembaga
pelaksana di tingkat daerah
Peningkatan kemitraan

PRINSIP
Perubahan perilaku komunitas masyarakat yang higienis &
saniter yang mendukung pelaksanaan total sanitasi
STRATEGI
Peningkatan peran seluruh stake holders dalam merencanakan dan
melaksanakan program sosialisasi pengembangan kebutuhan
Pengembangan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari
kebiasaan buruk sanitasi dan dilanjutkan dengan pemicuan
perubahan perilaku kolektif komunitas
Peningkatan kemampuan masyarakat dalam pilihan teknologi,
material dan biaya sarana sanitasi yang sehat
Penumbuhan kepemimpinan di kalangan
masyarakat untuk
membantu memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat
Membangun sistem penghargaan kepada masyarakat untuk
meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total

PRINSIP
Tersedia sarana sanitasi yang bervariasi sesuai
kebutuhan masyarakat
STRATEGI
Peningkatan kapasitas lokal dalam menyediakan
sarana sanitasi
Pengembangan kemitraan dengan kelompok
masyarakat, koperasi, pengusaha lokal dan
lembaga keuangan dalam penyediaan sarana
sanitasi
Peningkatan kerjasama dengan lembaga
penelitian/perguruan tinggi untuk
mengembangkan rancangan sarana sanitasi

PRINSIP
Tidak ada subsidi untuk penyediaan sarana dasar
sanitasi rumah tangga
STRATEGI
Menggali potensi masyarakat untuk
membangun sarana sendiri
Mengembangkan solidaritas sosial (gotong
royong, dll)
Subsidi diperbolehkan hanya untuk fasilitas
sanitasi umum.

PRINSIP
Kegiatan pemantauan dilaksanakan bersama masyarakat

STRATEGI
Pemantauan untuk kegiatan dalam lingkup komunitas
dilakukan oleh masyarakat sendiri
Dinas kesehatan berkoordinasi dengan instansi lintas
sektor terkait untuk melaksanakan pemantauan
Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan
dari kegiatan-kegiatan lain yang sejenis
Dinas kesehatan mengelola database
Jajaran kesehatan bersama sektor terkait
membangun sistem Pemantauan secara berjenjang

Outcome
Menurunnya kejadian penyakit diare
dan penyakit berbasis lingkungan
lainnya yang berkaitan dengan sanitasi
dan perilaku.

KECAMATAN DAN DESA YG TELAH MELAKSANAKAN


PEMICUHAN DG METODE STOPS/STBM
1. Kec. Krian di desa : Terung wetan,Terung Kulon,Terik,
Sidomojo,Tempel dan watugolong.
2. Kec. Sukodono di desa : Pademonegoro, Suruh,
Pekarungan dan Cangkringsari.
3. Kec. Krembung di desa : Wonomlati, Balunggarut, Ploso,
Mojoruntut dan Waung.
4. Kec. Tulangan di desa : Kepadangan.
5. Kec. Taman di desa : Pertapan maduretno, Sadang,
Trosobo, Sidodadi, Keboharan dan Jemundo.
6. Kec. Balongbendo di desa : Seduri, Penambangan,
Wonokupang dan Balongbendo.
7. Kec. Sidoarjo di desa : Urangagung, Sarirogo,
Cemengkalang, Sumput, Cemengbakalan dan Lebo.

Disamping kegiatan pemicuhan kepada warga komunitas,


juga dilaksanakan pelatihan tukang sanitasi dan
Fasilitator STBM/ STOPS, yg diikuti oleh 2 orang tukang
batu dan kader kesehatan serta bidan desanya.
Setiap komunitas terdiri dari 3 RT atau 1 RW, yaitu antara
40 KK s/d 60 KK per RT. Sehingga dalam setiap
kegiatan pemicuhan diikuti oleh 120 KK s/d 180 KK per
desa.
Peserta pemicuhan adalah KK/rumahtangga yg telah
memiliki sarana sanitasi maupun yg belum memiliki
sarana sanitasi (jamban sehat, sumber air bersih,
SPAL).

Prinsip utama Pemicuhan adalah :


Kita tidak boleh menentukan sarana sanitasi apa yg
dibutuhkan komunitas.
Kita tidak boleh menyinggung adanya dana maupun
bahan stimulan untuk pembangunan sarana sanitasi yg
dibutuhkan.
Kita tidak boleh bertindak sebagai Penyuluh Kesehatan,
sebab kita adalah Fasilitator (Dinkes Puskesmas
Kader Kesehatan Desa).
Sebaiknya pada saat kegiatan pemicuhan, kita harus
menanggalkan segala atribut kedinasan/seragam
PNS. Hal ini untuk mencegah adanya rasa rikuh/gap
psikologis peserta pemicuhan terhadap fasilitator.

SEMBURAN AIR - GAS - LUMPUR


DI JALAN RAYA SIRING BARAT

PENGUKURAN FAAL PARU OLEH TIM


BBTKL SURABAYA DI SIRING BARAT

WAWANCARA STATUS KES. MASY.


OLEH TIM BBTKL DI SIRING BARAT

BEKAS PABRIK KRUPUK PT. CANDI JAYA AMERTA


DI SIRING BARAT

SITUASI AWAL LOKASI SEMBURAN LUMPUR


DI JL. BERINGIN NO. 5, SIRING BARAT,
PORONG
LUBANG SEMBURAN GAS PADA
HARI SELASA
TGL. 7 JULI 2009

PASIR DAN LUMPUR YANG KELUAR


DARI LUBANG SEMBURAN

GELEMBUNG UDARA KELUAR


DARI JALAN DESA DI 2 TITIK

PARA PEKERJA MENAIKKAN PASIR


DAN LUMPUR KE BADAN JALAN DESA
TOKO TIMBUL JAYA, JL. BERINGIN NO.5,
KEL. SIRING, PORONG

PENGAMBILAN SAMPLE LINGKUNGAN (GASLUMPUR-AIR BERSIH) OLEH TIM BBTKL & PPM
SURABAYA DAN DINKES KAB. SIDOARJO TGL.
8 JULI 2009

Hambatan kegiatan program penyehatan


lingkungan

Tipologi masyarakat yg semi metropolis,yg dibeberapa tempat


sudah meninggalkan adat istiadat kebersamaan dan gotongroyong.
Pendapatan perkapita masih rendah, sehingga memerlukan waktu
dalam pengadaan sarana sanitasi dasar secara swadaya (jamban
sehat, sumber air bersih, SPAL, rumah sehat).
Anggapan masyarakat seakan-akan kegiatan program penyehatan
lingkungan identik dengan adanya stimulan pemerintah berbentuk
uang maupun bahan bangunan.
Sarana transportasi di Seksi Penyehatan lingkungan belum ada,
masih mengandalkan kendaraan pinjaman program lain.
Sumber Daya Manusia yang jumlahnya terbatas jika dibandingkan
dengan luas wilayah yang dibina.

Kunjungan tim studi banding Dinkes Kab. Kutai Kartanegara


(Kaltim) di Desa Pademonegoro, Sukodono (10/11/2010)

Ke lokasi jamban sehat STBM/SToPS di Desa Pademonegoro

Para Sanitarian Puskesmas di Kab. Kutai Kartanegara

Anda mungkin juga menyukai