Anda di halaman 1dari 30

Teknologi pengolahan Limbah Padat Rumah Sakit

Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai sebuah


sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen
Lingkungan (Environment Management System), melalui pendekatan ini, pengelolaan
lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah limbah sebagai by product (output),
tetapi juga mengembangkan strategi-strategi manajemen dengan pendekatan sistematis untuk
meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya
sehingga mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan performa lingkungan. Hal ini berarti
menghemat biaya untuk remediasi pencemaran lingkungan ( Adisasmito, 2007).
Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction)


Minimisasi limbah
Produksi bersih dan teknologi bersih
Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (total quality environmental
management/TQEM)
5. Continous quality improvement (CQI)
Penanganan dan penampungan limbah meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pemisahan dan pengurangan. Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal
yaitu kelancaran penanganan dan penampungan, pengurangan jumlah limbah yang
memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan non B3, diusahakan
sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non B3, pengemasan dan pemberian label
yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan
pembuangan, pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil
limbah akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan.
2. Penampungan. Sarana penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas,
aman, dan higienis. Pemadatan merupakan cara yang paling efisien dalam penyimpanan
limbah yang bisa dibuang dan ditimbun. Namun tidak boleh dilakukan untuk limbah
infeksius dan benda tajam.
3. Pemisahan limbah. Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan cara
menggunakan kantong berkode (umumnya dengan kode berwarna). Kode berwarna yaitu
kantong warna hitam untuk limbah domestik atau limbah rumah tangga biasa, kantong
kuning untuk semua jenis limbah yang akan dibakar (limbah infeksius), kuning dengan
strip hitam untuk jenis limbah yang sebaiknya dibakar tetapi bisa juga dibuang ke
sanitary landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan, biru
muda atau transparan dengan strip biru tua untuk limbah autoclaving (pengolahan
sejenis) sebelum pembuangan akhir.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan limbah klinis adalah sebagai berikut :
1. Penghasil limbah klinis dan yang sejenis harus menjamin keamanan dalam memilahmilah jenis sampah, pengemasan, pemberian label, penyimpanan, pengangkutan,
pengolahan, dan pembuangan
2. Penghasil limbah klinis hendaknya mengembangkan dan secara periodik meninjau
kembali strategi pengolahan limbah secara menyeluruh
3. Menekan produksi sampah hendaknya menjadi bagian integral dari strategi pengelolaan
4. Pemisahan sampah sesuai sifat dan jenisnya adalah langkah awal prosedur pembuangan
yang benar
5. Limbah radioaktif harus diamanakan dan dibuang sesuai dengan peraturan yang berlaku
oleh instansi berwenang
6. Incinerator adalah metode pembuangan yang hanya disarankan untuk limbah tajam,
infeksius, dan jaringan tubuh
7. Incinerator dengan suhu tinggi disarankan untuk memusnahakan limbah citotoksis
(110C)
8. Incinerator harus digunakan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi desain. Mutu emisi
udara harus dipantau dalam rangka menghindari pencemaran udara.
9. Sanittary landfill mungkin diperlukan dalam keadaan tertentu bila sarana incinerator
tidak mencukupi
Penanganan Limbah di Sumber Limbah
Menurut Wiku Adisasmito (2007), rumah sakit mempunyai berbagai cara dalam mengolah
limbah, namun hal ini membawa konsekuensi besarnya biaya pengadaan dan operasional yang
harus dikeluarkan. Adapun saran pengolahan limbah padat tersebut adalah melalui pewadahan
dan pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan pada trolli bak pengangkut sampah,
pengangkutan, pemilahan, pemotongan, pengolahan, dan pembuangan akhir.
Salah satu langkah pokok pengolahan limbah adalah menentukan jumlah limbah yang
dihasilkan. Jumlah ini memnentukan jumlah dan volume sarana penampung lokal yang harus
disediakan, pemilihan incinerator dan kapasitasnya.
1. Jumlah menurut berat

Jumlah produksi sampah domestik diperkirakan 2 Kg per orang per hari. Untuk mendapatkan
angka yang lebih tepat sebaiknya dilakukan survei sampah di rumah sakit yang bersangkutan.
Jumlah sampah dengan 500 tempat tidur adalah 3,25 Kg per pasien per hari (Depkes RI, 2002).
2. Jumlah disposibel
Meningkatkan jumlah sampah berkaitan erat dengan meningkatkan penggunaan barang
disposibel. Daftar barang disposibel merupakan indicator jumlah dan kualitas sampah rumah
sakit yang diproduksi. Berat, ukuran, dan sifat kimiawi barang-barang disposibel mungkin perlu
dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah
(Depkes RI, 2002).
3. Jumlah menurut volume
Volume juga harus diketahui untuk menentukan ukuran bak dan sarana pengangkutan. Konversi
dari berat ke volume dapat dilakukan dengan membagi berat total dengan kepadatan (Depkes
RI, 2002).
Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau
bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau hayati.
Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus dilakukan adalah upaya
preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan ke lingkungan yang
meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya pemanfaatan limbah.
Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan pertama kali karena
upaya ini bersifat preventif yaitu mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dan
proses produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume,
konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan secara
preventif langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak memberikan keuntungan yakni
meningkatkan efisiensi kegiatan serta mengurangi biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya
relatif murah. Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya adalah:
1. Penanganan yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam menjaga kebersihan
lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan serta
menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.
2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis
komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi
volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah.
3. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian alat atau bagian
alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.
4. Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar persediaan bahan selalu
cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga
tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan
terkontrol.
5. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk
pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.
6. Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang kurang
potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya
dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau penggantian sebagian unitnya
(Adisasmito, 2007).

Kebijakan kodifikasi penggunaan warna untuk memilah-milah limbah di seluruh rumah sakit
harus memiliki warna yang sesuai, sehingga limbah dapat dipisah-pisahkan di tempat
sumbernya, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu untuk limbah
klinik dan yang lain untuk bukan klinik.
2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah klinik. Limbah dari kantor,
biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah klinik.
3. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik dan
perlu dinyatakan aman sebelum dibuang.
Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan warna
yang menyangkut hal-hal berikut:
1. Pemisahan limbah

Limbah harus dipisahkan dari sumbernya


Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang menunjukkan
ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.

2. Penyimpanan limbah

Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian. Kemudian
diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas
Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawa mengayun
menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan
Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang
sama telah dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai
Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak
sebelum diangkut ke tempat pembuangannya

3. Penanganan limbah

Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutup
Kantung dipegang pada lehernya
Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai sarung tangan
yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada waktu mengangkut kantong tersebut
Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih untuk
membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double bagging)
Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat
mencederainya di dalma kantung yang salah
Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah

Pengangkutan limbah Padat


Kantung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah
bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian klinik dibawa ke insinerator.
Pengankutan dengan kendaran khusus (mungkin ada kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum)
kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan

dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan
dengan menggunakan larutan klorin.
Kereta atau troli yang digunakan untuk transportasi sampah medis harus didesain sedemikian
sehingga:
1.
2.
3.
4.
5.

Permukaan harus licin, rata dan tidak mudah tembus


Tidak menjadi sarang serangga
Mudah dibersihkan dan dikeringkan
Sampah tidak menempel pada alat angkut
Sampah mudah diisikan, diikat dan dituang kembali

Dalam beberapa hal dimana tidak tersedia sarana setempat, sampah medis harus diangkut
ketempat lain:

Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut, dan harus
dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.
Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran
atau tumpah.

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal dan eksternal. Pengangkutan
internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke insinerator
(pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong , dan
dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian
kerja khusus. Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan
di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan
harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan
lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor (Hapsari,
2010).
Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara
menunggu pengangkutan untuk dibawa ke insinerator, atau pengangkutan oleh Dinas Kesehatan
hendaknya :
1. Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
2. Ditempatkan dilokasi yang strategis, merata dengan ukuran disesuaikan dengan
frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara
terpisah.
3. Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai tidak rembes, dan disediakan
sarana pencuci.
4. Aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari binatang dan bebas dari
infestasi serangga dan tikus.
5. Terjangkau oleh kendaraan pengumpulan sampah (Depkes RI, 2002).
Petugas penanganan limbah harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari
topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki/ sepatu boot, dan
sarung tangan khusus (Depkes RI, 2004).
Pembuangan dan Pemusnahan Limbah

Setelah dimanfatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat
penimbunan sampah (land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insinerasi), jika tidak mungkin
harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama
sehingga tidak sampai membusuk. Rumah sakit yang besar mungkin mampu membeli
insinerator sendiri, insinerator berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300
1500C atau lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang
dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat pula memperoleh
penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi limbah rumah sakit yang berasal dari rumah
sakit lain. Insinerator modern yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain
kemampuannya menampung limbah klinik maupun bukan klinik, termasuk benda tajam dan
produk farmasi yang tidak terpakai (Arifin, 2007).
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur dan ditanam.
Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut:
1. Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.
2. Tebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm.. Tambahkan lapisan
kapur. Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai
ketinggian 0,5 meter dibawah permukaan tanah.
3. Akhirnya lubang tersebut harus ditututup dengan tanah..
Keseragaman standar kantong dan kontainer limbah mempunyai keuntungan sebagai berikut:

Mengurangi biaya dan waktu pelatihan staf yang dimutasikan antar instansi/unit.
Meningkatkan keamanan secara umum, baik pada pekerjaan di lingkungan rumah sakit
maupun pada penanganan limbah diluar rumah sakit.
Pengurangan biaya produksi kantong dan container (Hapsari, 2010).

Pelaksanaan pengelolaan limbah medis untuk masing-masing golongan adalah sebagai berikut :
a. Golongan A
1) Dressing bedah yang kotor, swab, dan limbah lain yang terkontaminasi deri ruang pengobatan
hendaknya di tampung pada bak penampungan limbah medis/medis yang mudah dijangkau atau
bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah. Kantong pelapis
tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila tiga perempat penuh.
Kemudian diikat dengan kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah medis.
Bak ini juga hendaknya jadwal pengumpulan sampah. Isi kantong jangan sampai longgar pada
saat pengangkutan dari bak ke bak, sampah hendaknya dibuang sebagai berikut:

(a) Sampah dari unit haemodialisis: sampah hendakmya dimusnahkan dengan


insinerator. Bisa juga dengan autoclaving tetapi kantong harus dibuka dan dibuat
sedemikian sehingga uap panas bisa menembus secara efektif.
(b) Limbah dari unit lain: limbah hendaknya dimusnahkan dengan insinerator. Bila
tidak memungkinkan bisa dengan menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat
sumuran dalam yang aman.

2) Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan yang
bertanggung jawab. Kepala Instalasi Sanitasi dan Dinas Kesehatan c/q. Sub Dinas PKL
setempat.

3) Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak limbah medis
atau kantong lain yang tepat dan kemudian dimusnahkan dengan insinerator. Kecuali bila
terpaksa, jaringan tubuh tidak boleh dicampur dengan sampah lain pada saat pengumpulan.
4) Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan insinerator.
Insinerator harus dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi atau bagian laboratorium.
b. Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup. Sampah jenis ini
hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bila telah penuh diikat dan ditampung
dalam bak sampah medis sebelum diangkut dan dimusnahkan dengan insinerator.
c. Golongan C
Pembuangan sampah medis yang berasal dari Laboratorium patologi kimia, haemotologi, dan
transfusi darah, mikrobiologi, histologi dan post-mortum serta unit sejenis (misalnya tempat
binatang percobaan disimpan), dibuat dalam kode pencegahan infeksi dalam laboratorium medis
dan ruang post-mortum dan publikasi lain.
d. Golongan D
Barang dari produk medis yang baru sebagian digunakan hendaknya dikembalikan kepada
petugas yang bertanggung jawab dibagian farmasi.
e. Golongan E
Kecuali yang berasal dari ruang dengan risiko tinggi, isi dari sampah dari golongan ini bisa
dibuang melalui saluran air, WC atau unit pembuangan untuk itu. Sampah yang tidak dapat
dibuang melalui saluran air hendaknya disimpan dalam bak sampah medis dan dimusnahkan
dengan incinerator (Adisasmito, 2007).
Kebijakan pembuangan sampah lokal hendaknya tercantum berbagai prosedur yang digunakan
bila terjadi tumpahan sampah medis. Peringatan hendaknya disertakan terutama pada sampah
yang dapat membahayakan petugas atau orang-orang yang berkaitan dengan
pengankutan/pembuangan sampah atau pembersihan sampah atau kepada masyarakat umum.
Prosedur tersebut hendaknya dikonsultasikan dengan unit-unit yang berkaitan seperti unit
pemadam kebakaran, kesehatan, polisi, otorita air dan sampah serta Dinas Kesehatan.
Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah:
a. Incinerasi.
b. Sterilisasi dengan uap panas/autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu 121 C.
c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau formaldehyde).
d. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai
desinfektan).
e. Inaktivasi suhu tinggi.
f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60).
g. Microwave treatment.
h. Grinding and shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah).

i. Pemampatan/pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk (Depkes


RI, 2006).
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dapat dilakukan dengan cara
fisika, kimia dan biologis atau gabungan ketiga sistem pengolahan tersebut. Pengolahan limbah
cara biologis digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan pengolahan limbah cara anaerob
(Ginting, 2007).
Dalam melakukan fungsinya rumah sakit menimbulkan berbagai buangan dan sebagian dari
limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas
tiga jenis yaitu :
1. Air Limbah Infeksius
Air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti pemeriksaan mikrobiologis dari
poliklinik, perawatan penyakit menular, dll.
2. Air Limbah Domestik
Air limbah yang tidak berhubungan dengan tindakan medis yaitu berupa air limbah kamar
mandi, dapur, dll.
3. Air Limbah Kimia
Air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, Laboratorium,
sterilisasi, riset, dll (Ginting, 2008)
Menurut Adisasmito (2007) dalam buku Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Limbah
cair rumah sakit terdiri dari limbah cair infeksius dan non infeksius berasal dari kegiatan

Pelayanan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) pasien berupa limbah cair dalam kamar mandi
dan pencucian peralatan yang digunakan.
Laboratorium klinis, berupa air limbah dari pencucian peralatan laboratorium dan
sejenisnya.
Pengobatan/ perawatan klinis, terutama berasal dari kegiatan pencucian ginjal dan
pencucian peralatan.
Ruang operasi.
Laundry dan pembersihan ruang infeksi.
Emergency (Rawat Darurat).
Radiologi.

Sifat Limbah yang dibuang ke saluran


Menurut Dirjen PPM & PL serta Pelayanan Medik Depkes RI (2002) dalam Buku Pedoman
Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, sifat ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi
kondisi air limbah yang dihasilkan. Secara umum air limbah mengandung buangan pasien,
bahan otopsi jaringan hewan yang digunakan di laboratorium, sisa makanan dari dapur, limbah

laundry, limbah laboratorium berbagai macam bahan kimia baik toksik maupun non toksik, dan
lain-lain. Apabila limbah laboratorium cukup besar (lebih dari 1 pin atau 0,568 liter) disarankan
untuk disediakan kontainer khusus atau dilakukan pengolahan khusus.
Pengolahan air limbah dapat menggunakan teknologi pengolahan secara biologis atau gabungan
antara proses biologis dengan proses kimia-fisika. Proses secara biologi dapat dilakukan secara
aerobik (dengan udara) dan anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi aerobik dan anaerobik.
Proses biologis biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan BOD yang tidak
terlalu besar.
1. Pengolahan Biologi Aerobik
Pengolahan limbah secara biologis aerobik dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture)
Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan
aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikroorganime yang digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh
proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif standar/konvesional
(standard activated sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation
ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan lainya (Adisasmito, 2007).
b) Proses biologis dengan biakan melekat (attached culture)
Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut
melekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara
ini antara lain : trickling
filter atau biofilter, rotating biological contractor (RBC), contac aeration/oxidation (aerasi
kontak) (Adisasmito, 2007).
c) Proses biologis dengan sistem kolam atau lagoon
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang
ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau
memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh proses
pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization
pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses
biologis dengan biakan tersuspensi (Adisasmito, 2007).
2. Pengolahan Biologi Anaerobik
Beberapa teknologi pengolahan limbah cair yang sering digunakan di rumah sakit yaitu proses
lumpur aktif (active sludge proces), reaktor putar biologis (rotating biological contactor/RBC),
proses aerasi kontak, proses pengolahan dengan biofilter up flow, dan pengolahan dengan
sistem biofilter anaerob-aerob. Untuk memilih jenis teknologi atau proses yang akan

digunakan untuk pengolahan air limbah, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
karakteristik air limbah, jumlah limbah serta standar kualitas air olahan yang diharapkan
(Adisasmito, 2007).
Pengolahan sekunder dengan Lumpur Aktif (Actived Sludge)
Teknologi pengolahan limbah dengan Activated Sludge (Lumpur Aktif) ini sangat cocok untuk
rumah sakit dengan kapasitas yang besar. Karena jika diterapkan untuk rumah sakit dengan
kapasitas yang kecil, teknologi ini kurang ekonomis karena biaya yang diperlukan cukup besar.
Pengolahan dengan sistem Kolam Oksidasi
Sistem kolam oksidasi ini telah dipilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit yang terletak
ditengah-tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas.
Kolam Oksidasinya dibuat bulat atau elip dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada
kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah
dialirkan ke dalam sedimentation tank untuk mengendapkan benda-benda pada dan lumpur
lainnya. Selanjutnya air yang sudah nampak jernih dialirkan ke bak klorinasi sebelum dibuang
ke dalam sungai atau kebadan air lainnya. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan
dikeringkan pada sludge drying bed.
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter Up Flow
Proses pengolahan air limbah dengan biofilter up flow ini terdiri dari bak pengendap,
ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil atau batu pecah, plastik
atau media lain. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau facultatif aerobik Bak pengendap terdiri atas 2 ruangan, yang pertama berfungsi
sebagai bak pengendap pertama, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur
sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak
terendapkan di bak pertama, dan air luapan dari bak pengendap dialirkan ke media filter dengan
arah aliran dari bawah ke atas.
Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap. Air luapan dari biofilter kemudian dibubuhi dengan khlorine atau
kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen, kemudian dibuang langsung ke sungai atau
saluran umum.
Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses
biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob
(anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor
khlor.
Pengolahan dengan Sistem Aerasi Kontak

Proses pengolahan air limbah dengan aerasi ini merupakan pengembangan dari proses lumpur
aktif dan proses biofilter. Pengolahan air limbah dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari dua
bagian yakni pengolahan primer dan pengolahan sekunder.
a. Pengolahan Primer
Pada pengolahan primer ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk
menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah
melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendapan awal, untuk mengendapkan parikel
lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak
pengontrol aliran.
b. Pengolahan Sekunder
Proses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak kontaktor anaerob (Anoxic) dan bak kontaktor
aerob. Air limpasan dari bak pengendapan awal dipompa dan dialirkan ke bak penenang,
kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke kontaktor anaerob dengan arah aliran dari
bawah ke atas (Up Flow). Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari
bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu
sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Air limpasan dari bak kontaktor
anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan platik
(Polyethylen), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara
sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada di dalam air limbah
serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan dengan
mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media
yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik. Proses ini sering
dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Pengolahan dengan Sistem Kolam Aerasi atau Kolam Stabilisasi
Sistem pengolahan air limbah kolam stabilisasi adalah memenuhi semua kriteria tersebut
diatas kecuali masalah lahan yang diperlukan, sebab untuk kolam stabilisasi memerlukan lahan
yang cukup luas, maka biasanya sistem ini dianjurkan untuk rumah sakit di pedalaman (di luar
kota) yang biasanya masih tersedia lahan yang cukup. Sistem ini hanya terdiri dari bagianbagian yang cukup sederhana yakni :
a. Pump (Pompa air kotor)
b. Stabilization Pond (Kolam Stabilisasi) biasanya 2 buah
c. Bak klorinasi
d. Control Room (Ruangan untuk Kontrol)
e. Inlet
f. Interconnection antara 2 kolam stabilisasi
g. Outlet dari kolam stabilisasi menuju ke sistem chlorinasi (Bak Chlorinasi)
Anaerobic Filter Treatment System
Proses pengolahan anaerobik yaitu proses pengolahan air yang menggunakan organisme yang
aktif dimana oksigen tidak ada dan proses ini ditunjukkan oleh proses fermentasi metan.
Sebagai hasil fermentasi metan oleh bakteri anaerobik zat organik yang komplek seperti
karbohidrat, lemak dan protein dibusukkan ke dalam metan (CH4) dan karbon dioksida (CO2).

Proses pengolahan anaerobik biasanya digunakan untuk mengolah air limbah yang
konsentrasinya tinggi atau lumpur, seperti pengolahan pada kotoran manusia atau air limbah
dari proses fermentasi alkohol dari tetes. Pada umumnya air limbah yang di proses dengan
pengolahan anaerobik dilanjutkan dengan pengolahan aerobik.
Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari komponen-komponen antara lain sebagai berikut :
a. Pump Sump (Pompa Air kotor)
b. Septic Tank (Inhoff Tank)
c. Anaerobic Filter
d. Stabilization Tank (Bak Stabilisasi)
e. Chlorination Tank (Bak Chlorinasi)
f. Sludge Drying Bed (Tempat Pengeringan Lumpur)
g. Control Room (Ruang Control)
Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar kecilnya
rumah sakit atau jumlah tempat tidur, maka konstruksi anaerobic Filter Treatment System dapat
disesuaikan dengan kebutuhan tersebut misalnya :
a. Volume Septic Tank
b. Jumlah Anaerobik Filter
c. Volume Stabilization Tank
d. Jumlah Chlorinasi Tank
e. Jumlah Sludge drying bed
f. Perkiraan luas lahan yang diperlukan.
Persyaratan Limbah Cair Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit, limbah cair rumah sakit harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan
kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpangannya.
2. Saluran pembungan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air dan
limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan saluran air hujan.
3. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama
secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang mememnuhi persyaratan teknis,
apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
4. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah
yang dihasilkan
5. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus
dilengkapi/ditutup dengan grill.
6. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan yang
berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
7. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap bulan
sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
8. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radioaktif, pengelolaanya dilakukan sesuai ketentuan BATAN

9. Parameter radioaktif diperlukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang
dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UNTUK


LIMBAH CAIR
December 8, 2012 environmentalsanitation Leave a comment Go to comments

Rumah sakit merupakan tempat untuk menyembuhkan orang sakit. Akan tetapi, rumah sakit
juga memiliki kemungkinan memberikan dampak negatif. Dampak negatif yang dapat terjadi
salah satunya adalah pencemaran air akibat dari pembuangan limbah yang dihasilkan tidak
dikelola dengan baik. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah cair
di Rumah Sakit X. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara tidak
terstruktur dengan menggunakan kuesioner kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit X. Pengolahan limbah cair di Rumah Sakit X
menggunakan sistem extended aeration. Hasil kualitas limbah cair terolah yang sudah
memenuhi baku mutu limbah rumah sakit (berada di bawah baku mutu) yang ditetapkan
Pemerintah adalah pH (keasaman), Biochemical Oxygen Demand, Chemical Oxygen Demand,
Total Suspendid Solid . Sedangkan kadar ammoniaknya masih berada di atas baku mutu. Hal ini
disebabkan oleh pengelolaan lumpur yang belum memadai. Disarankan sepuluh persen dari
lumpur yang mengendap di bak clarifier dikembalikan ke bak aerasi. Sedangkan sisanya, yaitu
90% dari lumpur yang mengendap di bak clarifier dapat dilakukan pengolahan lumpur lebih
lanjut.
Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum,
besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Masyarakat
Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya
peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter saja,
tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi,
administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat

menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa dampak
negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila
limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. Pada tahun 1999, WHO melaporkan di
Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja kesehatan terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa
petugas yang menangani limbah medis1. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan
limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit
secara keseluruhan. Namun, berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang dilakukan
oleh Ditjen P2MPL Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang melibatkan Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari 1.476 rumah sakit
yang ada, yang memiliki insinerator baru 49% dan yang memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas limbah cair yang telah melalui
proses pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52%.
Hasil dari kualitas pengolahan limbah cair tidak terlepas dari dukungan pengelolaan limbah
cairnya. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung hasil
kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan
tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar. Oleh karena pentingnya pengelolaan
limbah cair rumah sakit, maka diamati pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit.
Pengolahan limbah cair di Rumah Sakit menggunakan sistem extended aeration. Pada awalnya
air limbah dialirkan ke dalam influent chamber. Dalam proses penyaluran ke influent chamber
ini bahan padat dapat masuk ke sistem penyaluran. Jika bahan padat masuk ke sistem
penyaluran dan mencapai unit pengolahan maka proses pengolahan limbah cair dapat terganggu.
Oleh karena itu, pada influent chamber dilakukan pengolahan pendahuluan yaitu melalui proses
penyaringan dengan bar screen. Air limbah dialirkan melalui saringan besi untuk menyaring
sampah yang berukuran besar. Sampah yang tertahan oleh saringan besi secara rutin diangkut
untuk menghindari terjadinya penyumbatan. Selanjutnya air limbah diolah dalam equalizing
tank. Di dalam equalizing tank, air limbah dibuat menjadi homogen dan alirannya diatur dengan
flow regulator. Flow regulator yang terdapat pada bak ekualisasi ini dan dapat mengendalikan
fluktuasi jumlah air limbah yang tidak merata, yaitu selama jam kerja air diperlukan dalam
jumlah banyak, dan sedikit sekali pada malam hari. Flow regulator juga dapat mengendalikan
fluktuasi kualitas air limbah yang tidak sama selama 24 jam dengan menggunakan teknik
mencampur dan mengencerkan. Dengan dibantu oleh diffuser, air limbah dari berbagai sumber
teraduk dan bercampur menjadi homogen dan siap diolah. Selain itu, diffuser juga dapat
menghilangkan bau busuk pada air limbah. Setelah itu, proses pengolahan secara biologis terjadi
di dalam aeration tank dengan bahan-bahan organik yang terdapat dalam air limbah
didekomposisikan oleh microorganisme menjadi produk yang lebih sederhana sehingga
menyebabkan bahan organik semakin lama semakin berkurang. Dalam hal ini bahan buangan
organik diubah dan digunakan untuk perkembangan sel baru (protoplasma) serta diubah dalam
bentuk bahan-bahan lainnya seperti karbondioksida, air, dan ammonia. Massa dari protoplasma
dan bahan organik baru yang dihasilkan, mengendap bersama-sama dengan endapan
dalam
activated
sludge.
Proses
oksidasi
yang
terjadi
adalah
:
bakteri
CHONS + O2 + nutrien
CO2 + H2O + NH3 + sel-sel mikrobial bertambah
NH3 + O2 + sel-sel nitrat
NO2 NO3 + H2O + sel-sel nitrat bertambah
Kemudian air limbah beserta lumpur hasil proses biologis tadi dialirkan kedalam clarifier tank
agar dapat mengendap. Lumpur yang sudah mengendap di bagian paling bawah dipompakan
kembali ke bak aerasi dan lumpur pada air limbah yang baru datang dibiarkan turun mengendap
ke bawah sehingga terjadi pergantian. Lumpur yang telah mengendap pada dasar bak clarifier
dikembalikan ke bak aerasi tanpa ada yang diambil keluar atau dilakukan pengolahan lumpur
lebih
lanjut.

Air limbah dari bak clarifier yang sudah lebih jernih dialirkan ke bak effluent. Sebelum masuk
ke effluent tank, air limbah diberikan khlorin untuk mengendalikan jumlah populasi bakteri
pada ambang yang tidak membahayakan. Sebagai mata rantai terakhir, air limbah ditampung di
dalam effluent tank yang pada akhirnya akan dibuang ke parit dan bermuara ke sungai.
Pemeliharaan IPAL di Rumah Sakit X pada prinsipnya relatif mudah dilakukan. Yang terpenting
adalah menjaga agar limbah padat tidak masuk ke dalam sistem dan mencegah penyumbatanpenyumbatan. Untuk mencegah limbah padat masuk dan mencegah terjadinya penyumbatanpenyumbatan, maka perlu selalu dilakukan pembersihan pada bar screen dari sampah padat
secara rutin. Peralatan yang digunakan adalah serok, garu, bak sampah, dan senter. Sedangkan
material yang digunakan adalah kaporit berupa khlorin sebagai disinfektan. Pengawasan
dilakukan pada kualitas serta alat-alat dan mesin. Pengawasan kualitas air limbah terolah
dilakukan tiap 3 bulan sekali. Sedangkan pengawasan terhadap alat-alat dan mesin dilakukan
secara rutin 6 kali dalam sebulan.

PROSES AIR LIMBAH RUMAH SAKIT MEMAKAI


SISTEM BIOFILTER ANAEROB-AEROB
November 20, 2012 environmentalsanitation Leave a comment Go to comments

Airlimbahrumahsakitmerupakansalahsatusumberpencemaranlingkunganyangsangat
potensial.Olehkarenaituairlimbahtersebutperludiolahterlebihdahulusebelumdibuangke
saluranumum.Masalahyangseringmunculdalamhalpengelolaanlimbahrumahsakitadalah
terbatasnyadanayangadauntukmembangunfasilitaspengolahanlimbahsertaoperasinya,
khususnyauntukrumahsakittipekecildanmenengah.Untukmengatasihaltersebutmakaperlu
dikembangkanteknologipengolahanairlimbahrumahsakityangmurah,mudahoperasinya
sertaharganyaterjangkau,khususnyauntukrumahsakitdengankapasitaskecilsampaisedang.
Selainituperlumenyebarluaskaninformasiteknologikhususnyauntukpengolahanairlimbah
rumahsakit,sehinggadalammemilihteknologipihakpengelolarumahsakitmendapatkanhasil
yangoptimal.

Rumahsakitadalahmerupakanfasilitassosialyangtakmungkindapatdipisahkandengan
masyarakat,dankeberadaannyasangatdiharapkanolehmasyarakat,karenasebagaimanusia
ataumasyarakattentumenginginkanagarkeseahatantetapterjaga.Olehkarenaiturumahsakit
mempunyaikaitanyangeratdengankeberadaankumpulanmanusiaataumasyarakattersebut.
Dimasalalu,suaturumahsakitdibangundisuatuwilayahyangjaraknyacukupjauhdaridareah
pemukiman,danbiasanyadekatdengansungaidenganpertimbanganagarpengelolaanlimbah
baikpadatmaupuncairtidakberdampaknegatipterhadappenduduk,ataubilaadadampak
negatipmakadampaktersebutdapatdiperkecil.
Sejalandenganperkembanganpendudukyangsangatpesat,lokasirumahsakityangdulunya
jauhdaridaerahpemukimanpenduduktersebutsekarangumumnyatelahberubahdanberadadi
tengahpemukimanpendudukyangcukuppadat,sehinggamasalahpencemaranakibatlimbah
rumahsakitbaiklimbahpadatataulimbahcairseringmenjadipencetuskonflikantarapihak
rumahsakitdenganmasyarakatyangadadisekitarnya.
Denganpertimbanganalasantersebut,makarumahsakityangdibangunsetelahtahun1980an
telahdiwajibkanmenyediakansaranalimbahpadatmaupunlimbahcair.Namundengan
semakinmahalnyahargatanah,sertabesarnyatuntutanmasyarakatakankebutuhanpeningkatan
saranapenunjangpelayanankesehatanyangbaik,dandilainpihakperaturanpemerintah
tentangpelestarianlingkunganjugasemakinketat,makapihakrumahsakitumumnya
menempatkansaranapengolahlimbahpadaskalaprioritasyangrendah.Akibatnya,sering
terjadibenturanperbedaankepentinganantarpihakrumahsakitdenganmasyarakatatau
pemerintah.Denganadanyakebijakanlegalyangmengharuskanpihakrumahsakitagar
menyediakanfasilitaspengolahanlimbahyangdihasilkan,mengakibatkanbiayainvestasi
maupunbiayaoperasionalmenjadilebihbesar.
Airlimbahyangberasaldarilimbahrumahsakitmerupakansalahsatusumberpencemaranair
yangsangatpotensial.Halinidisebabkankarenaairlimbahrumahsakitmengandungsenyawa
organikyangcukuptinggijugakemungkinanmengandungsenyawasenyawakimialainserta
mikroorganismepatogenyangdapatmenyebabkanpenyakitterhadapmasyarakatdisekitarnya.
Olehkarenapotensidampakairlimbahrumahsakitterhadapkesehatanmasyarakatsangat
besar,makasetiaprumahsakitdiharuskanmengolahairlimbahnyasampaimemenuhi
persyaratanstandaryangberlaku.
Denganadanyaperaturanyangmengharuskanbahwasetiaprumahsakitharusmengolahair
limbahsampaistandaryangdiijinkan,makakebutuhanakanteknologipengolahanairlimbah
rumahsakitkhususnyayangmurahdanhasilnyabaikperludikembangkan.Halinimengingat
bahwakendalayangpalingbanyakdijumpaiyakniteknologiyangadasaatinimasihcukup
mahal,sedangkandilainpihakdanayangtersediauntukmembangununitalatpengolahair
limbahtersebutsangatterbatassekali.Untukrumahsakitdengankapasitasyangbesar
umumnyadapatmembangununitalatpengolahairlimbahnyasendirikarenamereka
mempunyaidanayangcukup.Tetapiuntukrumahsakittipekecilsampaidengantipesedang
umumnyasampaisaatinimasihmembuangairlimbahnyakesaluranumumtanpapengolahan
samasekali.
Untukmengatasihaltersebutmakaperludikembangkanteknologipengolahanairlimbahrumah

sakityangmurah,mudahoperasinyasertaharganyaterjangkau,khususnyauntukrumahsakit
dengankapasitaskecilsampaisedang.Untukmencapaitujuantersebut,terdapatkedalayang
cukupbesaryaknikurangnyatersedianyateknologipengolahanyangbaikdanharganyamurah.
Masalahinimenjadikendalayangcukupbesarterutamauntukrumahsakitkecil,yangmana
pihakrumahsakittidak/belummampuuntukmembangununitalatpengilahanairlimbah
sendiri,sehinggasampaisaatinimasihbanyaksekalirumahsakityangmembuangair
limbahnyakesaluranumum.
PENGELOLAANAIRLIMBAHRUMAHSAKIT
Airlimbahrumahsakitadalahseluruhbuangancairyangberasaldarihasilprosesseluruh
kegiatanrumahsakityangmeliputi:limbahdomistikcairyaknibuangankamarmandi,dapur,
airbekaspencucianpakaian;limbahcairklinisyakniairlimbahyangberasaldarikegiatan
klinisrumahsakitmisalnyaairbekascucianluka,cuciandarahdll.;airlimbahlaboratorium;
danlainya.Airlimbahrumahsakityangberasaldaribuangandomistikmaupunbuanganlimbah
cairklinisumumnyamengadungsenaywapulutanorganikyangcukuptinggi,dandapatdiolah
denganprosespengolahansecarabiologis,sedangkanuntukairlimbahrumahsakityangberasal
darilaboratoriumbiasanyabanyakmengandunglogamberatyangmanabilaairlimbahtersebut
dialirkankedalamprosespengolahansecarabiologis,logamberattersebutdapatmenggagu
prosespengolahannya.Olehkarenaituuntukpengelolaanairlimbahrumahsakit,makaair
limbahyangberasaldarilaboratoriumdipisahkandanditampung,kemudiandiolahsecara
kimiafisika,Selanjutnyaairolahannyadialirkanbersamasamadenganairlimbahyanglain,
danselanjutnyadiolahdenganprosespengolahansecarabiologis.Diagramprosespengelolaan
airlimbahrumahsakitsecaraumumdapatdilihatsepertipadagambardibawahini.
Didalampengelolaanairlimbahrumahsakit,makayangperludiperhatikanadalahsistem
saluranpembuanganair.Saluranairlimbahdansaluranairhujanharusdibuatsecaraterpisah.
Airlimbahrumahsakitbaikyangberasaldaribuangankamarmandi,airbekasccucian,air
buangandapursertaairlimbahklinisdikumpulkankebakkontroldengansaluranataupipa
tertutup,selanjutnyadialirkankeunitpengolahanairlimbah.Setelahdilakukanpengolahan,air
hasilolahannyadibuangkesaluranumum.Untukairhujandapatlangsungdibuangkesaluran
umummelaluisaluranterbuka.

TeknologiPengolahanAirLimbah
Untukmengolahairyangmengandungsenyawaorganikumumnyamenggunakanteknologi
pengolahanairlimbahsecarabiologisataugabunganantaraprosesbiologisdenganproses
kimiafisika.Prosessecarabiologistersebutdapatdilakukanpadakondisiaerobik(dengan
udara),kondisianaerobik(tanpaudara)ataukombinasianaerobikdanaerobik.

ProsesbiologisaeorobikbiasanyadigunakanuntukpengolahanairlimbahdenganbebanBOD
yangtidakterlalubesar,sedangkanprosesbiologisanaerobikdigunakanuntukpengolahanair

limbahdenganbebanBODyangsangattinggi.Dalammakalahiniuraiandititikberatkanpada
prosespengolahanairlimbahsecaraaerobik.
Pengolahanairlimbahsecarabiologisaerobiksecaragarisbesardapatdibagimenjaditigayakni
prosesbiologisdenganbiakantersuspensi(suspendedculture),prosesbiologisdenganbiakan
melekat(attachedculture)danprosespengolahandengansistemlagoonataukolam.Proses
biologisdenganbiakantersuspensiadalahsistempengolahandenganmenggunakanaktifitas
mikroorganismeuntukmenguraikansenyawapolutanyangadadalamairdanmikroorganime
yangdigunakandibiakkansecaratersuspesididalamsuatureaktor.Beberapacontohproses
pengolahandengansisteminiantaralain:proseslumpuraktifstandar/konvesional(standard
activatedsludge),stepaeration,contactstabilization,extendedaeration,oxidationditch(kolam
oksidasisistemparit)danlainya.
Prosesbiologisdenganbiakanmelekatyakniprosespengolahanlimbahdimanamikro
organismeyangdigunakandibiakkanpadasuatumediasehinggamikroorganismetersebut
melekatpadapermukaanmedia.Beberapacontohteknologipengolahanairlimbahdengancara
iniantaralain:tricklingfilterataubiofilter,rotatingbiologicalcontactor(RBC),contact
aeration/oxidation(aerasikontak)danlainnnya.Prosespengolahanairlimbahsecarabiologis
denganlagoonataukolamadalahdenganmenampungairlimbahpadasuatukolamyangluas
denganwaktutinggalyangcukuplamasehinggadenganaktifitasmikroorganismeyang
tumbuhsecaraalami,senyawapolutanyangadadalamairakanterurai.Untukmempercepat
prosespenguraiansenyawapolutanataumemperpendekwaktutinggaldapatjugadilakukam
prosesaerasi.Salahsatucontohprosespengolahanairlimbahdengancarainiadalahkolam
aerasiataukolamstabilisasi(stabilizationpond).Prosesdengansistemlagoontersebutkadang
kadangdikategorikansebagaiprosesbiologisdenganbiakantersuspensi.
TeknologiProsesPengoalahanAirLimbahRumahSakitTeknologiprosespengolaganair
limbahyangdigunakanuntukmengolahairlimbahrumahsakitpadadasarnyahampirsama
denganteknologiprosespengolahanuntukairlimbahyangmengandungpolutanorganik
lainnya.Pemilihanjenisprosesyangdigunakanharusmemperhatikanbebrapafaktorantaralain
yaknikualitaslimbahdankualitasairhasilolahanyangdiharapkan,jumlahairlimbah,lahan
yangtersediadanyangtakkalahpentingyaknisumberenergiyangtersedia.
Berapateknologiprosespengolahanairlimbahrumahsakityangseringdigunakanyakniantara
lain:proseslumpuraktif(activatedsludgeprocess),reaktorputarbiologis(rotatingbiological
contactor,RBC),prosesaerasikontak(contactaerationprocess),prosespengolahandengan
biofilterUpFlow,sertaprosespengolahandengansistembiofilteranaerobaerob.

PengolahanAirLimbahDenganProsesLumpurAktifPengolahanairlimbahdenganproses
lumpuraktifsecaraumumterdiridaribakpengendapawal,bakaerasidanbakpengendapakhir,
sertabakkhlorinasiuntukmembunuhbakteripatogen.Secaraumumprosespengolahannya
adalahsebagaiberikut.Airlimbahyangberasaldarirumahsakitditampungkedalambak
penampungairlimbah.Bakpenampunginiberfungsisebagaibakpengaturdebitairlimbah
sertadilengkapidengansaringankasaruntukmemisahkankotoranyangbesar.Kemudian,air
limbahdalambakpenampungdipompakebakpengendapawal.Bakpengendapawalberfungsi
untukmenurunkanpadatantersuspensi(SuspendedSolids)sekitar3040%,sertaBODsekitar
25%.Airlimpasandaribakpengendapawaldialirkankebakaerasisecaragravitasi.Didalam
bakaerasiiniairlimbahdihembusdenganudarasehinggamikroorganismeyangadaakan
menguraikanzatorganikyangadadalamairlimbah.Energiyangdidapatkandarihasil
penguraianzatorganiktersebutdigunakanolehmikrorganismeuntukprosespertumbuhannya.
Dengandemikiandidalambakaerasitersebutakantumbuhdanberkembangbiomasadalam
jumlahyangbesar.Biomasaataumikroorganismeinilahyangakanmenguaraikansenyawa
polutanyangadadidalamairlimbah.
Daribakaerasi,airdialirkankebakpengendapakhir.Didalambakinilumpuraktifyang
mengandungmassamikroorganismediendapkandandipompakembalikebagianinletbak
aerasidenganpompasirkulasilumpur.Airlimpasan(overflow)daribakpengendapakhir
dialirkankebakkhlorinasi.Didalambakkontaktorkhloriniairlimbahdikontakkandengan
senyawakhloruntukmembunuhmicroorganismepatogen.Airolahan,yakniairyangkeluar
setelahproseskhlorinasidapatlangsungdibuangkesungaiatausaluranumum.Denganproses
iniairlimbahrumahsakitdengankonsentrasiBOD250300mg/ltdapatditurunkankadar
BODnyamenjadi2030mg/lt.Skemaprosespengolahanairlimbahrumahsakitdengansistem
aerasikontakdapatdilihatpadagambardiatas.Surpluslumpurdaribakpengendapawal
maupunakhirditampungkedalambakpengeringlumpur,sedangkanairresapannyaditampung
kembalidibakpenampungairlimbah.Keunggulanproseslumpuraktifiniadalahdapat
mengolahairlimbahdenganbebanBODyangbesar,sehinggatidakmemerlukantempatyang
besar.Prosesinicocokdigunakanuntukmengolahairlimbahdalamjumlahyangbesar.
Sedangkanbeberapakelemahannyaantaralainyaknikemungkinandapatterjadibulkingpada
lumpuraktifnya,terjadibuih,sertajumlahlumpuryangdihasilkancukupbesar.

PengolahanAirLimbahDenganProsesReaktorBiologisPutar(RotatingBiological
Contactor,Rbc)Reaktorbiologisputar(rotatingbiologicalcontactor)disingkatRBCadalah
salahsatuteknologipengolahanairlimbahyangmengandungpolutanorganikyangtinggi
secarabiologisdengansistembiakanmelekat(attachedculture).Prinsipkerjapengolahanair

limbahdenganRBCyakniairlimbahyangmengandungpolutanorganikdikontakkandengan
lapisanmikroorganisme(microbialfilm)yangmelekatpadapermukaanmediadidalamsuatu
reaktor.
Mediatempatmelekatnyafilmbiologisiniberupapiringan(disk)daribahanpolimeratau
plastikyangringandandisusundariberjajarjajarpadasuatuporossehinggamembentuksuatu
modulataupaket,selanjutnyamodultersebutdiputarsecarapelandalamkeadaantercelup
sebagiankedalamairlimbahyangmengalirsecarakontinyukedalamreaktortersebut.
Dengancarasepertiinimikroorganismemiaslanyabakteri,alga,protozoa,fungi,danlainnya
tumbuhmelekatpadapermukaanmediayangberputartersebutmembentuksuatulapisanyang
terdiridarimikroorganismeyangdisebutbiofilm(lapisanbiologis).Mikroorganismeakan
menguraikanataumengambilsenyawaorganikyangadadalamairsertamengambiloksigen
yanglarutdalamairataudariudarauntukprosesmetabolismenya,sehinggakandungan
senyawaorganikdalamairlimbahberkurang.
Padasaatbiofilmyangmelekatpadamediayangberupapiringantipistersebuttercelupkedalam
airlimbah,mikroorganismemenyerapsenyawaorganikyangadadalamairlimbahyang
mengalirpadapermukaanbiofilm,danpadasaatbiofilmberadadiataspermuaanair,mikro
organismemenyerapokigendariudaraatauoksigenyangterlarutdalamairuntukmenguraikan
senyawaorganik.Enegihasilpenguraiansenyawaorganiktersebutdigunakanolehmikro
organismeuntukprosesperkembangbiakanataumetabolisme.
Senyawahasilprosesmetabolismemikroorganismetersebutakankeluardaribiofilmdan
terbawaolehaliranairatauyangberupagasakantersebarkeudaramelaluironggaronggayang
adapadamediumnya,sedangkanuntukpadatantersuspensi(SS)akantertahanpadapada
permukaanlapisanbiologis(biofilm)danakanteruraimenjadibentukyanglarutdalamair.
Pertumbuhanmikroorganismeataubiofilmtersebutmakinlamasemakintebal,sampai
akhirnyakarenagayaberatnyasebagianakanmengelupasdarimediumnyadanterbawaaliran
airkeluar.Selanjutnya,mikroorganismepadapermukaanmediumakantumbuhlagidengan
sedirinyahinggaterjadikesetimbangansesuaidengankandungansenyawaorganikyangada
dalamairlimbah.KeunggulandarisistemRBCyakniprosesoperasimaupunkonstruksinya
sederhana,kebutuhanenergirelatiflebihkecil,tidakmemerlukanudaradalamjumlahyang
besar,lumpuryangterjadirelatfkecildibandingkandenganproseslumpuraktif,sertarelatif
tidakmenimbulkanbuih.SedangkankekurangandarisistemRBCyaknisensitifterhadap
temperatur.

ProsesPengolahan

BakPemisahPasir
Airlimbahdialirkandengantenangkedalambakpemisahpasir,sehinggakotoranyangberupa
pasirataulumpurkasardapatdiendapkan.Sedangkankotoranyangmengambangmisalnya
sampah,plastik,sampahkaindanlainnyatertahanpadasarangan(screen)yangdipasangpada
inletkolampemisahpasirtersebut.
BakPengendapAwal
Daribakpemisah/pengendappasir,airlimbahdialirkankebakpengedapawal.Didalambak
pengendapawalinilumpurataupadatantersuspensisebagianbesarmengendap.Waktutinggal
didalambakpengedapawaladalah24jam,danlumpuryangtelahmengendapdikumpulkan
daandipompakebakpengendapanlumpur.
BakKontrolAliran
Jikadebitaliranairlimbahmelebihikapasitasperencanaan,kelebihandebitairlimbahtersebut
dialirkankebakkontrolaliranuntukdisimpansementara.Padawaktudebitaliranturun/kecil,
makaairlimbahyangadadidalambakkontroldipompakebakpengendapawalbersamasama
airlimbahyangbarusesuaidengandebityangdiinginkan.
Kontaktor(reaktor)BiologisPutar
Didalambakkontaktorini,mediaberupapiringan(disk)tipisdaribahanpolimeratauplastik
denganjumlahbanyak,yangdilekatkanataudirakitpadasuatuporos,diputarsecarapelan
dalamkeadaantercelupsebagiankedalamairlimbah.Waktutinggaldidalambakkontaktor
kirakira2,5jam.Dalamkondisidemikian,mikroorganismeakantumbuhpadapermukaan
mediayangberputartersebut,membentuksuatulapisan(film)biologis.Filmbiologistersebut
terdiridariberbagaijenis/spiciesmikroorganismemisalnyabakteri,protozoa,fungi,dan
lainnya.Mikroorganismeyangtumbuhpadapermukaanmediainilahyangakanmenguraikan
senaywaorganikyangadadidalamairlimbah.Lapsianbiologistersebutmakinlamamakin
tebaldankerenagayaberatnyaakanmengelupasdengansedirinyadanlumpurorgnaiktersebut

akanterbawaaliranairkeluar.Selanjutnyalaisanbiologisakantumbuhdanberkembanglagi
padapermukaanmediadengansendirinya.
BakPengendapAkhir
Airlimbahyangkeluardaribakkontaktor(reaktor)selanjutnyadialirkankebakpengendap
akhir,denganwaktupengendapansekitar3jam.Dibandingkandenganproseslumpuraktif,
lumpuryangberasaldariRBClebihmudahmengendap,karenaukurannyalebihbesardanlebih
berat.Airlimpasan(overflow)daribakpengendapakhirrelaitifsudahjernih,selanjutnya
dialirkankebakkhlorinasi.Sedangkanlumpuryangmengendapdidasarbakdipompakebak
pemekatlumpurbersamasamadenganlumpuryangberasaldaribakpengendapawal.
BakKhlorinasi
Airolahanatauairlimpasandaribakpengendapakhirmasihmengandungbaktericoli,bakteri
patogen,atauvirusyangsangatberpotensimenginfeksikemasyarakatsekitarnya.Untuk
mengatasihaltersebut,airlimbahyangkeluardaribakpengendapakhirdialirkankebak
khlorinasiuntukmembunuhmikroorganismepatogenyangadadalamair.Didalambak
khlorinasi,airlimbahdibubuhidengansenyawakhlorinedengandosisdanwaktukontak
tertentusehinggaseluruhmikroorgnismepatogennyadapatdimatikan.Selanjutnyadaribak
khlorinasiairlimbahsudahbolehdibuangkebadanair.
BakPemekatLumpur
Lumpuryangberasaldaribakpengendapawalmaupunbakpengendapakhirdikumpulkandi
bakpemekatlumpur.Didalambaktersebutlumpurdiaduksecarapelankemudiandipekatkan
dengancaradidiamkansekitar25jamsehinggalumpurnyamengendap,selanjutnyaair
supernatantyangadapadabagianatasdialirkankebakpengendapawal,sedangkanlumpur
yangtelahpekatdipompakebakpengeringlumpuratauditampungpadabaktersendiridan
secaraperiodikdikirimkepusatpengolahanlumpurditempatlain.
KeunggulandanKelemahanRBC
BeberapakeunggulanprosespengolahanairlimbahdengasistemRBCantaralain:
*Pengoperasianalatsertaperawatannyamudah.
*Untukkapasitaskecil/paket,dibandingkandenganproseslumpuraktifkonsumsienergi
lebihrendah.
*Dapatdipasangbeberapatahap(multistage),sehinggatahanterhadapfluktuasibeban
pengoalahan.
*Reaksinitrifikasilebihmudahterjadi,sehinggaefisiensipenghilanganammoniumlebih
besar.
*Tidakterjadibulkingataupunbuih(foam)sepertipadaproseslumpuraktif.
SedangkanbeberapakelemahandariprosespengolahanairlimbahdengansistemRBCantara
lainyakni:
*Pengontrolanjumlahmikroorganismesulitdilakukan.
*Sensitifterhadapperubahantemperatur.
*KadangkadangkonsentrasiBODairolahanmasihtinggi.

*Dapatmenimbulkanpertumbuhancacingrambut,sertakadangkadangtimbulbauyang
kurangsedap.
PengolahanAirLimbahDenganProsesAerasiKontak
Prosesinimerupakanpengembangandariproseslumpuraktifdanprosesbiofilter.Pengolahan
airlimbahdenganprosesaerasikontakiniterdiridariduabagianyaknipengolahanprimerdan
pengolahansekunder.
PengolahanPrimer
Padapengolahanprimerini,airlimbahdialirkanmelaluisaringankasar(barscreen)untuk
menyaringsampahyangberukuranbesarsepertisampahdaun,kertas,plastikdll.Setelah
melaluiscreenairlimbahdialirkankebakpengendapawal,untukmengendapkanpartikel
lumpur,pasirdankotoranlainnya.Selainsebagaibakpengendapan,jugaberfungasisebagaibak
pengontrolaliran.
Pengolahansekunder
Prosespengolahansekunderiniterdiridaribakkontaktoranaerob(anoxic)danbakkontaktor
aerob.Airlimpasandaribakpengendapawaldipompadandialirkankebakpenenang,
kemudiandaribakpenenangairlimbahmengalirkebakkontaktoranaerobdenganarahaliran
daribawahkeatas(UpFlow).Didalambakkontaktoranaerobtersebutdiisidenganmediadari
bahanplastikataukerikil/batusplit.Jumlahbakkontaktoranaerobinibisadibuatlebihdarisatu
sesuaidengankualitasdanjumlahairbakuyangakandiolah.Airlimpasandaribakkontaktor
anaerobdialirkankebakaerasi.Didalambakaerasiinidiisidenganmediadaribahanpasltik
(polyethylene),batuapungataubahanserat,sambildiaerasiataudihembusdenganudara
sehinggamikroorganismeyangadaakanmenguraikanzatorganikyangadadalamairlimbah
sertatumbuhdanmenempelpadapermukaanmedia.Dengandemikianairlimbahakankontak
denganmikroorgainismeyangtersuspensidalamairmaupunyangmenempelpadapermukaan
mediayangmanahaltersebutdapatmeningkatkanefisiensipenguraianzatorganik.Prosesini
seringdinamakanAerasiKontak(ContactAeration).
Daribakaerasi,airdialirkankebakpengendapakhir.Didalambakinilumpuraktifyang
mengandungmassamikroorganismediendapkandandipompakembalikebagianinletbak
aerasidenganpompasirkulasilumpur.Sedangkanairlimpasan(overflow)dialirkankebak
khlorinasi.Didalambakkontaktorkhloriniairlimbahdikontakkandengansenyawakhlor
untukmembunuhmicroorganismepatogen.Airolahan,yakniairyangkeluarsetelahproses
khlorinasidapatlangsungdibuangkesungaiatausaluranumum.Dengankombinasiproses
anaerobdanaerobtersebutselaindapatmenurunkanzatorganik(BOD,COD),carainidapat
menurunkankonsentrasinutrient(nitrogen)yangadadalamairlimbah.Denganprosesiniair
limbahrumahsakitdengankonsentrasiBOD250300mg/ltdapatditurunkankadarBODnya
menjadi2030mg/lt.Surpluslumpurdaribakpengendapawalmaupunakhirditampungke
dalambakpengeringlumpur,sedangkanairresapannyaditampungkembalidibakpenampung
airlimbah.

KeunggulanProsesAerasiKontak
*Pengelolaannyasangatmudah.
*Biayaoperasinyarendah.
*Dibandingkandenganproseslumpuraktif,Lumpuryangdihasilkanrelatifsedikit.
*Dapatmenghilangkannitrogendanphosporyangdapatmenyebabkaneuthropikasi.
*Suplaiudarauntukaerasirelatifkecil.
*DapatdigunakanuntukairlimbahdenganbebanBODyangcukupbesar.
PengolahanAirLimbahDenganProsesBiofilterUpFlow
Prosespengolahanairlimbahdenganbiofilterupflowiniterdiridaribakpengendap,
ditambahdenganbeberapabakbiofilteryangdiisidenganmediakerikilataubatupecah,plastik
ataumedialain.Penguraianzatzatorganikyangadadalamairlimbahdilakukanolehbakteri
anaerobikataufacultatifaerobikBakpengendapterdiriatas2ruangan,yangpertamaberfungsi
sebagaibakpengendappertama,sludgedigestion(pengurailumpur)danpenampunglumpur
sedangkanruangkeduaberfungsisebagaipengendapkeduadanpenampunglumpuryangtidak
terendapkandibakpertama,danairluapandaribakpengendapdialirkankemediafilterdengan
arahalirandaribawahkeatas.
Setelahbeberapaharioperasi,padapermukaanmediafilterakantumbuhlapisanfilmmikro
organisme.Mikroorganismeinilahyangakanmenguraikanzatorganikyangbelumsempat
teruraipadabakpengendap.Airluapandaribiofilterkemudiandibubuhidengankhlorineatau
kaporituntukmembunuhmikroorganismepatogen,kemudiandibuanglangsungkesungaiatau
saluranumum.SkemaprosespengolahanairlimbahdenganbiofilterUpFlowdapatdilihat
sepertiterlihatdalamGambardibawahini.
BiofilterUpFlowinimempunyai2fungsiyangmenguntungkandalamprosespengolahanair
buanganyakniantaralain:
1.Adanyaairbuanganyangmelaluimediakerikilyangterdapatpadabiofilterlamakelamaan
mengakibatkantimbulnyalapisanlendiryangmenyelimutikerikilatauyangdisebutjuga
biologicalfilm.Airlimbahyangmasihmengandungzatorganikyangbelumteruraikanpada
bakpengendapbilamelaluilapisanlendiriniakanmengalamiprosespenguraiansecara
biologis.Efisiensibiofiltertergantungdariluaskontakantaraairlimbahdenganmikro
organismeyangmenempelpadapermukaanmediafiltertersebut.Makinluasbidangkontaknya
makaefisiensipenurunankonsentrasizatorganiknya(BOD)makinbesar.Selain
menghilangkanataumengurangikonsentrasiBODcarainidapatjugamengurangikonsentrasi
padatantersuspensiataususpendedsolids(SS)dankonsentrasitotalnitrogendanposphor.
2.Biofilterjugaberfungsisebagaimediapenyaringairlimbahyangmelaluimediaini.Sebagai
akibatnya,airlimbahyangmengandungsuspendedsolidsdanbakteriE.colisetelahmelalui

filteriniakanberkurangkonsentrasinya.Efesiensipenyaringanakansangatbesarkarenadengan
adanyabiofilterupflowyaknipenyaringandengansistemalirandaribawahkeatasakan
mengurangikecepatanpartikelyangterdapatpadaairbuangandanpartikelyangtidakterbawa
alirankeatasakanmengendapkandidasarbakfilter.SistembiofilterUpFlowinisangat
sederhana,operasinyamudahdantanpamemakaibahankimiasertatanpamembutuhkanenergi.
Posesinicocokdigunakanuntukmengolahairlimbahdengankapasitasyangtidakterlalubesar.

ProsesdenganBiofilterAnaerobAerobinimempunyaibeberapakeuntunganyakni:
Adanyaairbuanganyangmelaluimediakerikilyangterdapatpadabiofilter
mengakibatkantimbulnyalapisanlendiryangmenyelimutikerikilatauyangdisebutjuga
biologicalfilm.Airlimbahyangmasihmengandungzatorganikyangbelumteruraikan
padabakpengendapbilamelaluilapisanlendiriniakanmengalamiprosespenguraian
secarabiologis.Efisiensibiofiltertergantungdariluaskontakantaraairlimbahdengan
mikroorganismeyangmenempelpadapermukaanmediafiltertersebut.Makinluas
bidangkontaknyamakaefisiensipenurunankonsentrasizatorganiknya(BOD)makin
besar.SelainmenghilangkanataumengurangikonsentrasiBODdanCOD,carainidapat
jugamengurangikonsentrasipadatantersuspensiataususpendedsolids(SS),deterjen
(MBAS),ammoniumdanposphor.
Biofilterjugaberfungsisebagaimediapenyaringairlimbahyangmelaluimediaini.
Sebagaiakibatnya,airlimbahyangmengandungsuspendedsolidsdanbakteriE.coli
setelahmelaluifilteriniakanberkurangkonsentrasinya.Efesiensipenyaringanakan
sangatbesarkarenadenganadanyabiofilterupflowyaknipenyaringandengansistem
alirandaribawahkeatasakanmengurangikecepatanpartikelyangterdapatpadaair
buangandanpartikelyangtidakterbawaalirankeatasakanmengendapkandidasarbak

filter.Sistembiofilteranaerobaerbinisangatsederhana,operasinyamudahdantanpa
memakaibahankimiasertatanpamembutuhkanenergi.Posesinicocokdigunakan
untukmengolahairlimbahdengankapasitasyangtidakterlalubesar
DengankombinasiprosesAnaerobAerob,efisiensipenghilangansenyawaphospor
menjadilebihbesarbiladibandingankandenganprosesanaerobatauprosesaerobsaja.
Phenomenaprosespenghilanganphosphorolehmikroorganisnepadaprosespengolahan
anaerobaerobdapatditerangkansepertipadaGambarIII.8.Selamaberadapadakondisi
anaerob,senyawaphosporanorganikyangadadalamselselmikrooragnismeakan
keluarsebagiakibathidrolosasenyawaphospor.Sedangkanenergiyangdihasilkan
digunakanuntukmenyerapBOD(senyawaorganik)yangadadidalamairlimbah.
EfisiensipenghilanganBODakanberjalanbaikapabilaperbandinganantaraBODdan
phospor(P)lebihbesar10.(MetcalfandEddy,1991).Selamaberadapadakondisi
aerob,senyawaphosporterlarutakandiserapolehbakteria/mikroorganismedanakan
sintesamenjadipolyphospatdenganmenggunakanenergiyangdihasikolehproses
oksidasisenyawaorganik(BOD).Dengandemikiandengankombinasiprosesanaerob
aerobdapatmenghilangkanBODmaupunphospordenganbaik.Prosesinidapat
digunakanuntukpengolahanairlimbahdenganbebanorganikyangcukupbesar.

KeunggulanProsesBiofilterAnaerobAerob
Beberapakeunggulanprosespengolahanairlimbahdenganbiofilteranaerbaerobantaralain
yakni:
Pengelolaannyasangatmudah.
Biayaoperasinyarendah.
Dibandingkandenganproseslumpuraktif,Lumpuryangdihasilkanrelatifsedikit.
Dapatmenghilangkannitrogendanphosporyangdapatmenyebabkaneuthropikasi.
Suplaiudarauntukaerasirelatifkecil.
DapatdigunakanuntukairlimbahdenganbebanBODyangcukupbesar.
Dapatmenghilanganpadatantersuspensi(SS)denganbaik.

KriteriaPerencanaan
KriteriaPerencanaanBakPengendap
Bakpengendapharusmemenuhipersyaratantertentuantaralain:
*Bahanbangunanharuskuatterhadaptekananataugayaberatyangmungkintimbuldan
harustahanterhadapasamsertaharuskedapair.
*Jumlahruangandisarankanminimal2(dua)buah.
*Waktutinggal(residencetime)1s/d3hari.
*BentukTangkiempatpersegipanjangdenganperbandinganpanjangdanlebar2s/d3:1.
*LebarBakminimal0,75meterdanpanjangbakminimal1,5meter.
*Kedalamanairefektif12meter,tinggiruangbebasair0,20,4meterdantinggiruang
*Untukpenyimpananlumpur1/3darikedalamanairefektif(lajuproduksilumpursekitar
0,030,04M3/orang/tahun).
*Dasarbakdapatdibuathorizontalataudengankemiringantertentuuntukmemudahkan
pengurasanlumpur.
*Pengurasanlumpurminimaldilakukansetiap23tahun.
KriteriaPerencanaanBiofilterUpFlow
UntukmerencanakanbiofilterUpFlowharusmemenuhibeberapapersyaratan,yakni:
*Bakbiofilterterdiridari1(satu)ruanganataulebih.
*Mediafilterterdiridarikerikilataubatupecahataubahanplastikdenganukurandiameter
ratarata2025mm,danratiovolumerongga0,45.
*Tinggifilter(lapisankerikil)0,91,2meter.
*Bebanhidrolikfiltermaksimum3,4M3/m2/hari.
*Waktutinggaldalamfilter69jam(didasarkanpadavolumeronggafilter).
ProsesPengolahanDenganSistemBiofilterAnaerobAerob
Prosesinipengolahandenganbiofilteranaerobaerobinimerupakanpengembangandariproses
prosesbiofilteranaerobdenganprosesaerasikontakPengolahanairlimbahdenganproses
biofilteranaerobaerobterdiridaribeberapabagianyaknibakpengendapawal,biofilteranaerob
(anoxic),biofilteraerob,bakpengendapakhir,danjikaperludilengkapidenganbakkontaktor
khlor.
Airlimbahyangberasaldarirumahtanggadialirkanmelaluisaringankasar(barscreen)untuk
menyaringsampahyangberukuranbesarsepertisampahdaun,kertas,plastikdll.Setelah
melaluiscreenairlimbahdialirkankebakpengendapawal,untukmengendapkanpartikel
lumpur,pasirdankotoranlainnya.Selainsebagaibakpengendapan,jugaberfungasisebagaibak
pengontrolaliran,sertabakpenguraisenyawaorganikyangberbentukpadatan,sludgedigestion
(pengurailumpur)danpenampunglumpur.
Airlimpasandaribakpengendapawalselanjutnyadialirkankebakkontaktoranaerobdengan
arahalirandariataskedanbawahkeatas.Didalambakkontaktoranaerobtersebutdiisidengan
mediadaribahanplastikataukerikil/batusplit.Jumlahbakkontaktoranaerobinibisadibuat
lebihdarisatusesuaidengankualitasdanjumlahairbakuyangakandiolah.Penguraianzatzat
organikyangadadalamairlimbahdilakukanolehbakterianaerobikataufacultatifaerobik
Setelahbeberapaharioperasi,padapermukaanmediafilterakantumbuhlapisanfilmmikro
organisme.Mikroorganismeinilahyangakanmenguraikanzatorganikyangbelumsempat
teruraipadabakpengendap

Airlimpasandaribakkontaktoranaerobdialirkankebakkontaktoraerob.Didalambak
kontaktoraerobinidiisidenganmediadaribahankerikil,pasltik(polyethylene),batuapung
ataubahanserat,sambildiaerasiataudihembusdenganudarasehinggamikroorganismeyang
adaakanmenguraikanzatorganikyangadadalamairlimbahsertatumbuhdanmenempelpada
permukaanmedia.
Dengandemikianairlimbahakankontakdenganmikroorgainismeyangtersuspensidalamair
maupunyangmenempelpadapermukaanmediayangmanahaltersebutdapatmeningkatkan
efisiensipenguraianzatorganik,deterjensertamempercepatprosesnitrifikasi,sehingga
efisiensipenghilanganammoniamenjadilebihbesar.ProsesiniseringdinamakanAerasi
Kontak(ContactAeration).
Daribakaerasi,airdialirkankebakpengendapakhir.Didalambakinilumpuraktifyang
mengandungmassamikroorganismediendapkandandipompakembalikebagianinletbak
aerasidenganpompasirkulasilumpur.Sedangkanairlimpasan(overflow)dialirkankebak
khlorinasi.Didalambakkontaktorkhloriniairlimbahdikontakkandengansenyawakhlor
untukmembunuhmicroorganismepatogen.
Airolahan,yakniairyangkeluarsetelahproseskhlorinasidapatlangsungdibuangkesungai
atausaluranumum.Dengankombinasiprosesanaerobdanaerobtersebutselaindapat
menurunkanzatorganik(BOD,COD),ammonia,deterjen,padatantersuspensi(SS),phospat
danlainnya.

BakKontaktorKhlorine
Unitprototipealatpengolahanairlimbahrumahtanggatersebutdapatdilengkapidenganbak
khlorinasi(bakkontaktor)yangberfungsiuntukmengkontakankhlorinedenganairhasil
pengolahan.Airlimbahyangtelahdiolahsebelumdibuangkesaluranumumdikontakkan

dengankhlorineagarmikroorganismepatogenyangadadidalamairdapatdimatikan.Senyawa
khloryangdigunakanadalahkaporitdalambentuktablet.
RANCANGBANGUNUNITPENGOLAHANAIRLIMBAHRUMAHSAKITDENGAN
SISTEMBIOFILTERANAEROBAEROB
ProsesPengolahan
Seluruhairlimbahyangdihasilkanolehkegiatanrumahsakit,yakniyangberasaldarilimbah
domistikmaupunairlimbahyangberasaldarikegiatanklinisrumahsakitdikumpulkanmelalui
saluranpipapengumpul.Selanjutnyadialirkankebakkontrol.Fungsibakkontroladalahuntuk
mencegahsampahpadatmisalnyaplastik,kaleng,kayuagartidakmasukkedalamunit
pengolahanlimbah,sertamencegahpadatanyangtidakbisateruraimisalnyalumpur,pasir,abu
gosokdanlainnyaagartidakmasukkedalamunitpengolahanlimbah.
Daribakkontrol,airlimbahdialirkankebakpenguraianaerob.Bakpenguraianaerobdibagi
menjaditigabuahruanganyaknibakpengendapanataubakpenguraiawal,biofilteranaerob
tercelupdenganalirandaribawahkeatas(UpFlow),sertabakstabilisasi.Selanjutnyadaribak
stabilisai,airlimbahdialirkankeunitpengolahanlanjut.Unitpengolahanlanjuttersebutterdiri
daribeberapabuahruanganyangberisimediauntukpembiakanmikroorganismeyangakan
menguraikansenyawapolutanyangadadidalanairlimbah.
Setelahmelaluiunitpengolahanlanjut,airhasilolahandialirkankebakkhlorinasi.Didalam
bakkhlorinasiairlimbahdikontakkandengankhlortabletagarseluruhmikroorganismepatogen
dapatdimatikan.Daribakkhlorinasiairlimbahsudahdapatdibuanglangsungkesungaiatau
saluranumum.
BentukDanPrototipeAlat
Rancanganprototipealatdirancangyangdigunakanuntukujicobapegolahanairlimbahrumah
sakitditunjukkansepertipadaGambarIV.1.Prototipealatinisecaragarisbesarterdiridaribak
pengendapan/penguraianaerobdanunitpengolahanlanjutdengansistembiofilteranaerob
aerob.Bakpenguraianaerobdibuatdaribahanbetoncorataudaribahanfiberglas(FRP),
disesuaikandengankondisiyangada.Ukuranbakpenguraianaerobyaknipanjang160cm,
lebar160cm,dankedalamanefektifsekitar200cm,denganwaktutinggalsekitar8jam.
Unitpengolahanlanjutdibuatdaribahanfiberglas(FRP)dandibuatdalambentukyang
kompakdanlangsungdapatdipasangdenganukuranpanjang310cm,lebar100cmdantinggi
190cm.Ruangandidalamalattersebutdibagimenjadibeberapazonayaknirungan
pengendapanawal,zonabiofilteranaerob,zonabiofilteraerobdanrunganpengendapanakhir.
Mediayangdigunakanuntukbiofilteradalahbatuapungataubatupecahdenganukuran12cm,
atauaribahanlainmisalnyazeolit,batubara(anthrasit),palstikdanlainnnya.Selainitu,air
limbahyangadadidalamrunganpengendapanakhirsebagiandisirkulasikezonaaerobdengan
menggunakanpompasirkulasi.
KapasitasAlat

Prototipealatinidirancanguntukdapatmengolahairlimbahsebesar1015m3/hari,yangdapat
melayanirumahsakitdengan3050bed.

Anda mungkin juga menyukai