Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Lidah adalah bagian dan tubuh yang terletak di rongga mulut. Lidah ini terdiri atas otot tetapi tidak
ada tulang di dalamnya. Dia mampu bergerak sendiri, tidak seperti lengan atau tungkai yang ada
tulangnya. Lidah merupakan salah satu dan panca indera. Berfungsi sebagai alat untuk mengecap, dan
juga untuk berbicara. Lidah ini erat sekali kaitannya dengan organ tubuh bagian dalam. Oleh karena
organ bagian dalam sulit dilihat dan diperiksa dan luar, maka dengan memeriksa lidah dapat juga
membantu menegakkan diagnosis yang tepat. Hal ini dimungkinkan karena energi vital berada serta
bergerak pula di seluruh bagian lidah. Gerakan prima ini sesuai dengan keadaan organ di bagian dalam
tubuh.
Perubahan warna, penebalan atau penipisan bagian tertentu dan lidah menunjukkan adanya kelainan
atau gangguan pada organ tertentu dalam tubuh. Jika dilihat dan segi bentuk, maka ujung lidah
merupakan cerminan keadaan di tubuh bagian atas. Bagian tengah dan pangkal lidah sebagai refleksi
tubuh bagian yang lebih di bawahnya. Oleh sebab itu, perubahan yang terjadi pada ujung lidah pada
umumnya menunjukkan adanya gangguan pada organ tubuh bagian atas, terutama di daerah dada. Makin
ke belakang, pada pangkal lidah menandakan adanya gangguan pada organ.

1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem Pengecapan
2.
3.
4.
5.

1.3.

Struktur dan Anatomi Lidah


Bagaimana Proses Pengecapan
Apa saja Gangguan Pengecap
Bagaimana cara Pemeriksaan Fungsi Pengecap

Tujuan
Secara umum permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana mengetahui dan memahami sistem
penginderaan pengecapan.
1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Indera Pengecap
Sel reseptor pengecap terletak dalam taste bud, yaitu kelompok sel berbentuk sferis yang tersusun
seperti segmen-segmen dalam buah jeruk. Pada permukaannya, taste bud memiliki sebuah pori yang
kedalamnya menjulur mikrovilisel reseptor. Taste bud mempunyai penampakan yang serupa dimanapun
organ tersebut berada. Berbeda dengan sistem olfaktrius, sel reseptornya bukan neuron primer.
Sebaliknya, serabut saraf aferen gustatorius berhubungan secara individual dengan sel reseptor
pengecap.
Indra pengecap dimediasi oleh nervus facialis, glosofaringeus dan vagus. Sistem gustatorius terdiri
atas sedikitnya lima populasi reseptor. Taste bud terletak dalam papila foliatadi sepanjang margo lateralis
lingua, dalm papila fungi formis diseluruh dorsum lingua, dalam papila sircumvalata pada bagian
sambungan antara dorsum lingua dan basis lingua, dan di dalam palatum, epiglotis, laring serta esofagus.
Cabang korda timpani dan nervus fasialis menerima impuls pengecap dari dari dua per tiga anterior
lidah. Bagian sepertiga posterior lidah dinervasi oleh cabang lingualis nervus glosofaringeus. Serabut
aferen dari palatum berjalan bersama nervus potresus superfisialis mayor ke dalam ganglian
genaikulatum dan dari sana lewat nervus fasialis ke dalam batang otak. Cabang internal nervus laringeus
superior yang berasal dari nervus vagus mengandung serabut saraf aferen pengecap dari pengecap dari
laring yang mencangkup daerah epilotis dan esofagus.
Hubungan sentral nervus tersebut berakhir dalam batang otak pada nukleus traktus solitarius. Serabut
korda timpani dan saraf pentrosal superfisialis mayor berjalan ke bagian sefalik dari nukleus. Serabut
gustatorik glosofaringeal berjalan ke bagian tengah, dan serabut saraf laringeal superior berjalan ke
bagiann kaudal dari nukleus. Jalur sentral traktus solitarius memantul kenuklei ke parabrakialis. Satu
naik ke penyiaran gustatorik pada talamus dorsal, sinapsis dan berlanjut ke korteks insula. Juga terdapat
tanda jalur langsung dari nuklei parabrakialis ke korteks. (penciuman da rasa tampaknya bersifat unik di
antara sistem sensori dimana paling sedikit beberapa serabut melalui talamus). Jalur lain dari nuklei
parabrakialis berjalan ke proensefalon ventral, termasuk hipotalamus lateral, substansia innominata,
nukleus sentral amigdala, dan stria terminalis.

Zat yang memberika impuls pengecap (tanstan) mencapai sel reseptor lewat pori pengecap. Ada
empat atau rasa, yaitu: manis, asam, asin dan pahit. Serabut saraf aferen gustatorius secara individual
harus selalu responsif terhadap sejumlah zat kimia yang berlainan. Pola respon dari akson aferen
gustatorik dapat di kelompokkan menjadi kelas berdasarkan stimulus kimia yang menghasilkan respon
menghasilkan respom terbesar. Contohnya untuk neuron respon terbaik-sukrosa, stimulus terbaik edua
hampir selalu natrium klorida. Kenyataan bahwa serabut aferen gustatorik individual memberikan
respon terhadap sejumlah besar kimia yang berbeda menimbulkan teori pola serabut menyilangdari
sandi gustatorik, sedangkan analisis stimulus-terbaik menimbulkan konsep aferen yang di beri label. Ini
tampaknya diberi serabut yang diberi label penting untuk menetapkan kualitas keseluruhan tetapi serabut
menyilang di dalam kategori stimulus terbaik, dan mungkin diantara kategori, diperlukan untuk
membedakan bahan kimia untuk kualitas. Contohnya rasa manis oleh neuron terbaik sukrosa tetapi
perbedaan terbaik sukrosa dan frukosa mungkin diperlukan untuk perbandingan aktivitas relatif diantara
neuron terbaik sukrosa, terbaik garam, dan terbaik kinin. Seperti dengan penciuman dan sistem sensori
lainnya, intensitas tampaknya disandikan oleh kuantitas aktivitas neural. Kelompok reseptor rasa
sekarang ini telah diionisasi.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi

Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang
disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
Pemukaan lidah di lapisi lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu terdapat
reseptor pengecap berupa kuncup pengecap. Kumcup pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel
sensori yang memiliki tonjoplan seperti rambut. Kuncup pengcap dapat membedakan empat macam
rasa, yaitu manis, pahit,asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada
daerah tertentu pada lidah.
Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu rawan
(cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup
epiglotis yang menuju ke laryng.Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang
terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air)
untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam
rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.

B. Struktur dan Anatomi Lidah


Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan semua
gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya
serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian
mendorongnya masuk ke faring.

Gambar 5.1 Struktur dan Anatomi Lidah Manusia

Ada lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh seminggu setelah
itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Sel-sel reseptor (tunas pengecap) terdapat pada tonjolan-tonjolan
kecil pada permukaan lidah (papila). Sel-sel inilah yang bisa membedakan rasa manis asam, pahit dan
asin.
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang
bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik
dan intrinsik.
Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada manusia
reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan
lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup
pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai
bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.
a. Papila filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh
Permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima
rasa sentuh dari rasa pengecapan.

b. Papila sirkumvalata

Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat


812 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila
ini berukuran paling besar daripada yang lain.

c. Papila fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung
dan sisi lidah dan berbentuk jamur.

d. papila foliata
papila foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada
sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari
makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).
Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah,
sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa
pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.

C. Proses Pengecapan
Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu.
Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada
manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup
pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.
Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan
berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai
7

reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud
melalui taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan
mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf
no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus
parietalis untuk kemudian diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup
pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang
mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian
diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
D. Gangguan Pengecap
Gangguan indera pengecap di sebabkan oleh keadaan yang mengganggu pencapaian tastants
pada sel reseptor dalam taste bud (gangguan transportasi), yang menimbulkan cedera sel reseptor
(gangguan sensorik), atau merusak serabut saraf aferen gustatorius serta lintasan saraf sentral gustatorius
(gangguan neuron).
Gangguan transportasi gustatorius terjadi akibat xerostomia yang disebabkan oleh banyak hal,
termasuk sinrome sjogren, intoksikasi logam berat dan kolonisasi bakteri pada pori pengecap. Milieu
salivarius reseptor terbukti merupakan faktor penting untuk berbagai penyebab gangguan gustatorius.
Gangguan sensori gustatorius disebabkan oleh kelainan inflamasi dan degenerasi dalam kavum
oris;oleh penggunaan sejumlah besar obat, khususnya jenis-jenis obat yang mengganggu pergantian sel
seperti obat antityroid serta antineoplastik; oleh terapi radiasi pada kavum oris serta faring; infeksi virus;
kelainan endokrin; neoplasma; dan proses penuaan.
Gangguan neuron gustatorius terjadi pada neuplasma, trauma dan pembedahan yang mengenai
serabut saraf aferen gustatorius. Taste bud akan berdegenerasi kalau serabut saraf terpotong tetapi tetap
normal apabila yang terpotong adalah serabut sensorik aferen somatosensoriknya.
Manifestasi klinik dari sudut pandang psikologis, gangguan pada indra pengecap dapat
digolongkan menurut keluhan pasien atau menurut hasil pemeriksaansensorik yang obyektif seperti
ageusia total (ketidakmampuan untuk mengenali rasa manis asin pahit serta masam); ageusia parsial
(kemampuan untuk mengenali sebagian, tetapi tidak seluruhnya, sensasi gustatorius kualitatif); ageusia
spesifik (ketidak mampuan untuk mengenali kualitas rasa pada zat tertentu); hipogausea total
(penurunan sensitivitas terhadap sebagian zat pencetus rasa (tastants)); hipogausea parsial (penurunan
8

sensitivitas rasa terhadap pencetus rasa); dan disgeusia (kelainan atau distorsi pada persepsi suatu zat
encetus rasa atau persepsi suatu rasa padahal tidak terdapat zat pencetus rasa). Kebingungan dalam
menentukan rasa masam dan pahit serung ditemukan, dan kadang-kadang dapat berupa kesalahpahaman
sematik. Namun demikian, kerap kali keadaan ini memiliki dasar fisiologik atau patofisiologik.
Adalah mungkin untuk embedakan antara hilangnya pengetahuan rasa pada pasien dengan
hilangnya olfaktorius yang mengeluh hilangnya rasa seperti penciuman dengan menanyakan jika
merekan mampu merasakan rasa manis pada soda, rasa asin pada keripik kentang, dan lain-lain.
Pasien yang mengeluh hilangnya rasa sebaiknya dievaluasi secara psikologis untuk fungsi
gustatorius selain memiliki olfaktorius.langkah pertama adalah melakukan test rasa seluruh mulut diatas
ambang untuk kualitas, intensitas, dan persepsi kenyamanan dengan sukrosa, asam sitrat, kafein, dan
natrium klorida. Dalam kuantifikasi indera perasa, deteksi ambang diperoleh dengan menggunakan
pencairan terhadap kuadaran lidah atau dengan isapan seluruh mulut. Akhirnya perkiraan besarnya
diatas ambang mungkin digunakan untuk memperjelas keluhan pasien. Test rasa listrik
(elektrogustrometri) digunakan secara klinis untuk mengidentifikasi defisit rasa padakuadran spesifik
dari lidah.
E. Pemeriksaan Fungsi Pengecap
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang
bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik
dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis
papila yaitu:
1.

papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;

2.

papila cirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah;

3.

papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.


Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papilla folliata pada hewan

pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu

sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong
berfungsi untuk menopang.
1.

Pemeriksaan Kelenjar Saliva


a.

kelenjar saliva parotis


Pemeriksaan dilakukan dari arah depan .bagaian bawah daun telinga akan terdorong

keluar bila kelenjar membengkak. Lakukan palpasi pada kelenjar untuk melihat adanya
pembengkakan atau perabaan yang lunak. Kelenjar terletak di distal ramus asendens mandibula.
Kadang tampilan kelenjar parotis yang lebih baiak diperoleh dari arah punggung pasien.
b.

Kelenjar saliva submandibula


Palpasi bimanual. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan untuk

pemeriksaan intraoral, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan yang laindi luar mulut.
Lakukan palpasi pada kelenjar saliva submandibula di atas dan dibawah otot milohioideus.
Jangan lupa untuk memeriksaa juga duktus kelenjar untuk melihat adanya batu kelenjar saliva.
2.

Langkah langkah inspeksi pemeriksaan fungsi mulut


Mulut pasien sedikit terbuka, bibirnya di inspeksi warnanya, lesi dan perdarahan. Perhatikan

sudut mulut akan integritas hubungan mukosa.


a. Mulut pasien terbuka lebar, rongga mulutnya dinilai sinar yang diarahkan kebelakang menuju
tenggorokan. Perhatikan permukaan dorsal lidah , palatum, durum dan palatum molle, serta
permukaan gingival medial.
b. Gunakan spatel lidah, periksa tipa kuadran mukosa bukal dan gingiva. Perhatikan keadaan umum
gigi. Apakah ada karies atau bukti lain adanya perawatan gigi yang buruk ? apakah ada
permukaan mukosa yang pecah? Adakah eksudat ?
c. Dengan cahaya yang disorotkan ke pusat, minta pasien untuk mengangkat lidahnya menuju atap
mulut. Perhatikan warna dan vaskulatur permukaan bawah mulut. Amati adanya ulkus atau
lapisan yang mengalami perubahan warna pada daerahini dan pada dasar mulut yang terpajan.
d. Dengan cahaya yang disorot ke posterior, pasien diminta untuk bernapas pendek atau
mengatakanhaaaatdengan maksut untuk mengangkat platum molle dan megkontraksikan otot
orofaring.
10

Pengamatan selanjutnya yang dilakuakan :


Saraf kranialis X- elevasi palatum : cabang saraf vagus yang mempersarafi elevasi
palatum molle. Minta pasien untuk mengucap kan kata hat yang panjang dan keras;
amati kesimetrisan elevasi palatum.
Saraf kranialis XII- penjularan lidah : sepasang saraf hipoglosus memungkinkan
penjularan lidah kea rah anterior pada garis tengah. Minta pasien untuk menjularkan
lidahnya lurus keluar. Perhatikan adanya deviasi lateral, juga adanya tremor atau
ketidaksimetrisan yang dapat terlihat.
e. Kenakan sarung tangan. Dengan tangan yang tidak dominan, pegang lidah dengan kasa segi
empat dan gerakkan lidah ke lateral untuk mengamati permukaan lateralnya.
f. Permukaan dorsal lidah paling mudah diinspeksi dengan cara menginstruksikan pada pasien
untuk menjulurkan lidah ke arah kaudal (dagu). Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah
dengan cara memegang dengan tangan dilapisi kasa spon. Permukaan dorsal lidah dilapisi
dengan papila filiform yang seperti rambut. Tersebar diantara papilla filiform adalah papilla
fungiform yang berbentuk jamur, dan tiap-tiapnya mengandung satu atau lebih kuncup rasa.
Papilla circumvallata terletak pada perbatasan dua-pertiga anterior lidah dengan sepertiga
posterior lidah. Papilla ini biasanya berjumlah 8-12 dan teratur pada pola bentuk V. Atropi
permukaan dorsal lidah dapat disebabkan oleh beberapa hal. Defisiensi nutrisi menurut sejarah
telah dikaitkan dengan atrofi permukaan dorsal lidah; manifestasi oral penyakit mukokutan juga
sering menjadi penyebab yang mendasari. Selain ketidaknyamanan, kadang adanya perubahan
sensasi rasa atau kehilangan persepsi rasa sama sekali.
g. Sisi lateral lidah dapat diperiksa dengan cara menjepit lidah dengan kasa, menarik lidah dan
kemudian memutarnya ke lateral. Sisi lateral lidah tidak dilapisi dengan sejumlah papila. Mukosa
lateral lidah lebih eritematus dan makin ke posterior, fisur-fisur vertikal makin jelas terlihat.
Sekumpulan jaringan berwarna dengan protuberansia dapat ditemukan pada dasar lidah. Jaringan
limfe accesori (tonsila lingualis) adalah komponen dari cincin Waldeyer dan dapat membesar jika
terjadi infeksi ataupun inflamasi.
h. Permukaan ventral lidah paling mudah diperiksan dengan menginstruksikan pasien menyentuh
langit-langit mulut dengan lidahnya. Pembuluh darah sublingual biasanya nampak jelas, terutama
pada individu yang lebih tua. Plica sublingualis yang berbentuk daun pakis dapat diinspeksi
dengan cara memanjangkan permukaan ventral lidah. Dasar mulut, mirip dengan mukosa bukal,
berwarna pink-salmon. Muara glandula submandibular (ductus Wharton) tampak sebagai
sepasang papila pada midline pada sisi lateral frenulum lingualis.
11

3.

langkah langkah palpasi adalah sebagai berikut :


a. Dengan jari pemeriksa yang bersarung tangan, lidah dipalpasi untuk mengetahui adanya
pembengkakan, ketidak teraturan atau nyeri tekan.
b. Pasien diminta untuk mengangkat lidahnya menuju atap mulut, dan dasar mulut secara sistematik
dipalpasi untuk mengetahui adanya massa atau nyeri tekan.
c. Jari telunjuk menyusuri sepanjang gingival dan tepi palatum, mencari adanya nyeri tekan yang
sebelumnya tidak terdeteksi.

4.

Tes untuk persepsi pengecapan


Siapkan beberapa larutan yang mewakili empat rasa utama (manis, asin, asam, pahit). Larutan

tersebut dapat mengandung : gula, garam meja, cuka, kina. Minta pasien untuk menjalurkan lidahnya
dan pegang ujung lidah dengan menggunakan kasa steril. Teteskan larutan yang telah disiapkan tadi
pada tepi lateral dua pertiga anterior lidah. Minta pasien untuk mengidentifikasi rasa yang diteteskan.
Berikan pasien berkumur dengan sebentar, kemudian lanjutkan dengan larutan berikutnya.

F. Penyakit pada Lidah


Lidah yang punya peran sangat penting dalam bicara, pengunyahan penelanan dan juga
pembersihan rongga mulut, dapat juga mengalami kelainan-kelainan.
o Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya lidah
akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
o Atropic glossitis. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat
baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
o Geografic tongue. Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian
pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
o Fissured tongue. Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang
juga bercabang-cabang.
12

o Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan
terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena
psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
Nah. inilah gambaran dari apa yang bagian Na tangani sehari-hari di bagian Penyakit Mulut
RSGM FKG Unej. Rongga mulut memang merupakan pintu gerbang tubuh kita terhadap dunia
luar selain itu juga merupakan cerminan dari kesehatan tubuh kita secara keseluruhan. Salah
satu cara untuk menjaga kesehatan lidah terutama dari jamur candida itu adalah dengan
melakukan pembersihan dengan embersih lidah secara teratur..
Warna Lidah

Putih,
Menunjukkan defisiensi Qi dan Xue Tampak pada superficial (luar)/ sindrom dingin
Kuning,
Menunjukkan sindrom panas di dalam
Kuning tua,
Biasanya dijumpai pada demam tinggi
Abu-abu,
Menunjukkan panas atau dingin didalam
Hitam,
Menunjukkan penyakit yang berbahaya, menunjukkan panas yang kuat/ dingin
Hitam keabu-abuan,
Menunjukkan lembab dingin di dalam
Kecoklatan,
Menunjukkan adanya penimbunan panas pathogen
Keabu-abuan, kuning, lengket,
Menunjukkan panas hebat karena kekurangan Yang
Hitam, kuning, kering dengan tanduk pada permukaan lidah,
Menunjukkan pemakaian cairan tubuh oleh panas yang hebat

Kualitas
1. Tebal
Menunjukkan akumulasi cairan tubuh yang disebabkan karena

Yang defisiensi pada Ginjal dan Limpa


Retensi dan stagnasidari Dahak-Lembab
13

2.Tipis
Menunjukkan terjadinya defisiensi Darah dan Qi kalau disertai warna pucat, dan
defisiensi Yin kalau disertai warna Merah dan tidak ada selaput. Kondisi lidah yang tipis
menunjukkan bahwa kondisi penyakitnya telah menahun. Dapat juga karena defisiensi Yin yang
mengarah pada Api Hati
3. Kering
Menunjukkan adanya panas, dimana panas pathogen memakai cairan tubuh
4. Kering, kasar, berduri (rough coating)
Disebabkan karena cairan Yin menguap/ tidak cukup, bias juga karena kekurangan/ tidak
adanya Yang Qi untuk mendorong ke atas
5. Licin, basah ( sliperry coating)
Menunjukkan retensi lembab di interior
6. Berminyak (greasiness) menunjukkan :

Keadaan lembab
Retensi phlegma
Dyspepsia
Lembab panas karena penekanan Yang Qi oleh pathogen

7. Koagulasi (curdiness)
Menunjukkan naiknya factor-faktor pathogen busuk dari lambung karena terjadi
excessive panas di lambung
8.Mengelupas (exfoliation)
Menunjukkan : merupakan manifestasi kegagalan Yin lambung/ gangguan Qi lambung
9. Lidah tak berakar (root scrapping)
Menunjukkan
14

Kalo lapisan itu mempunyai akar ( menutup seluruh lidah) menunjukkan excess
syndrome ( sindrom panas) dimana Qi lambung dalam keadaan cukup (disebut

false coating)
Kalo lapisan itu tidak punya akar (menutup sebagian lidah saja ) menunjukkan
sindrom dingin dari lambung/ Qi yang kurang dari lambung. (true coating)

15

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Simpulan
Lidah adalah bagian dan tubuh yang terletak di rongga mulut. Lidah ini terdiri atas otot tetapi
tidak ada tulang di dalamnya. Dia mampu bergerak sendiri, tidak seperti lengan atau tungkai yang ada
tulangnya. Lidah merupakan salah satu dan panca indera. Berfungsi sebagai alat untuk mengecap, dan
juga untuk berbicara. Lidah ini erat sekali kaitannya dengan organ tubuh bagian dalam.
Indra pengecap dimediasi oleh nervus facialis, glosofaringeus dan vagus. Sistem gustatorius
terdiri atas sedikitnya lima populasi reseptor. Taste bud terletak dalam papila foliatadi sepanjang margo
lateralis lingua, dalm papila fungi formis diseluruh dorsum lingua, dalam papila sircumvalata pada
bagian sambungan antara dorsum lingua dan basis lingua, dan di dalam palatum, epiglotis, laring serta
esofagus.
Zat yang memberika impuls pengecap (tanstan) mencapai sel reseptor lewat pori pengecap. Ada
empat atau rasa, yaitu: manis, asam, asin dan pahit. Serabut saraf aferen gustatorius secara individual
harus selalu responsif terhadap sejumlah zat kimia yang berlainan. Dari beberapa fungsi tersebut ada
pemeriksaan pemeriksaan yang dapat mengetahui berfungsi atau tidak berfungsinya indera pengecap.

4.2.

Saran
a. Selalu jaga kebersihan mulut karena mulut merupakan indera yang sangat penting dalam kehidupan,
mulut selain berfungsi untuk berbicara juga sebahgai indera pengecap.
b. Jangan selalu makan makanan yang bersifat panas, karena dapat merusak indra pengecap kita.
c. Makan makanlah yang seimbang agar mulut kita terlatih dan dapait merasakan rasa
manis,asin,masam, dan pahit dengan baik.

16

DAFTAR PUSTAKA

Patricia A. Potter.1996. Pengkajian Kesehatan edisi 3. Jakarta. EGC


Stephem M Dunne. 2010. Diagnosis Kelainan dalam Mulut. Jakarta. EGC
Janice L.Willims. 2005. Diagnosis Fisik. Jakarta. EGC
Issebalcher. 1999. Harrison, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. EGC

17

Anda mungkin juga menyukai