Anda di halaman 1dari 63

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi

Modul 3 Stopwatch Time Study


Kelompok 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pengukuran waktu kerja (Time Study) dikemukan oleh F.W. Taylor. Taylor

melakukan penelitian terhadap rendahnya produktivitas pekerja -pekeja di tempatnya


bekerja. Dia melihat para pekerja menghasilkan produk di bawah hasil sebenarnya yang
mungkin dicapai. Anggapannya bahwa penyebab hal tersebut adalah pengukuran jam henti
yang tidak baik. F.W. Taylor juga mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang
menyebabkan hal itu terjadi yaitu lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat dan
frekuensi istirahatnya. Dalam melakukan penelitiannya dia menggunakan pengukuran jam
henti (Stopwatch Time Study).
Stopwatch Time Study merupakan studi gerakan-gerakan yang digunakan pekerja
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bagaimana pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan efektif dan efisien sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mengetahui
apakah pekerjaan dari pekerja tersebut berlangsung secara efektif atau tidak, maka
diperlukan suatu metode untuk mengamati pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut.
Gerakan-gerakan yang ada dalam setiap pekerjaan haruslah sesuai dengan prinsipprinsip ekonomi gerakan yang ada agar selain bisa menghasilkan hasil yang maksimal
adalah memberi kenyamanan bagi pekerja tersebut.

Adapun tujuan pokok dari studi

gerakan dan waktu kerja ini adalah untuk memperoleh metode kerja yang lebih baik dan
sederhana (memperbaiki pelaksanaan operasi kerja dengan cara menghilangkan gerakangerakan kerja yang tidak efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan-gerakan
kerja, serta menetapkan gerakan dan urutan langkah kerja yang paling efektif guna
mencapai tingkat efisiensi kerja yang optimal) dan mengukur dan menetapkan waktu baku
untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

1.2

Tujuan Penulisan
Dari praktikum ini diharapkan para praktikan:
1. Dapat memahami dan menerapkan studi gerakan kerja menggunkan Stopwatch
Time Study
2. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus secara langsung dari suatu pekerjaan
dengan menggunakan jam henti (stop watch) dan perhitunngan waktu baku.
3. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus, waktu normal, waktu baku dari suatu
pekerjaan.
4. Dapat menganalisis metode terbaik dari prinsip ekonomi gerakan dan studi gerakan.
5. Dapat membandingkan pengaruh metode trhadap efisien geraka kerja dalam upaya
perbaikan cara kerja.

1.3

Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah pada praktikum Stopwatch Time Study

adalah dibatasi pada pekerjaan dan elemen pekerjaan merakit piala yang terdiri dari 5 part.
Percobaan terdiri dari 4 buah metode dengan masing-masing metode terdapat 2 variabel
yang berubah, dan setiap metode terdiri dari max 30 kali percobaan.

1.4

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan praktikum Modul 3 tentang Stopwatch Time Study

adalah sebagai berikut:


BAB I

PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah, dan
sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar teori yang mendukung pemahaman tentang
Stopwatch Time Study.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Berisi tentang pengumpulan data yang terdiri atas deskripsi gerakan, part
list benda, tabel rekap rwaktu operasi tiap metode, pengolahan data
yang berisi uji kecukupan data, waktu normal, waktu baku, perhitungan
allowance, dan output standart.

BAB IV

ANALISIS
Berisi tentang analisis dari metode yang digunakan, perbandingan tiap
metode berdasarkan waktu siklus, penentuan performance rating dan
allowance, waktu normal, waktu baku, dan metode terbaik.

BAB V

PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengukuran Waktu Kerja


Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang

dibutuhkan oleh operator terlatih dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada
tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik. Pengukuran
kerja dapat diartikan sebagai teknik untuk menyeimbangkan kegiatan manusia yang
dilakukan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja dibagi menjadi dua
bagian yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara
tidak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan
pengamatan dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang diamati.
Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dengan
tidak melakukan perhitungan secara langsung dan mengamati langsung tempat kerjanya
melainkan hanya membaca tabel waktu yang ada dan mengerti jalannya pekerjaan melalui
elem-elemen gerakan.
(Wignjosoebroto, Sritomo 2003)

2.1.1

Pengukuran Waktu Kerja Langsung


Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan

dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang diamati. Dalam
pengukuran waktu kerja langsung terdapat dua cara, yaitu dengan teknik sampling kerja
atau memakai jam henti (Stop watch).

2.1.1.1 Pengukuran Waktu dengan Jam Henti (Stop Watch Time Study)
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti merupakan suatu metode yang dapat
optimal jika diaplikasikan pada pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang
(repititive). Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan
maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu
yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain-lain. Secara garis besar pelaksanaan metode
ini adalah sebagai berikut:
1. Penetapan tujuan pengukuran yaitu menetapkan maksud dan tujuan kepada operator
tersebut.
2. Melakukan penelitian pendahuluan
3. Memilih operator merupakan kegiatan untuk memilih jenis pekerjaan yang akan
diukur dan siapa operator yang bersangkutan yang akan diukur.
4. Melatih operator (kondisi atau cara kerja yang tidak biasa)
5. Mengurangi pekerjaan atas elemen pekerjaan
6. Menyiapkan alat-alat pengukuran yang diperlukan
7. Mengamati waktu kerja operator
8. Menentukan siklus kerja yang akan diamati dengan penentuan tingkat ketelitian dan
keyakinan
9. Menentukan Penyesuaian dan kelonggaran operator rate performance ini ditetapkan
untuk semua elemen kerja yang ada.
10. Menghitung waktu baku
(Wignjosoebroto 2000)

2.1.1.2 Sampling Pekerjaan (Work Sampling)


Sampling kerja adalah metode yang digunakan untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktivitas kerja dari operator. Ratio delay study atau random
observation method, penggunaannya di dalam sampling kerja pengamatan terhadap suatu
objek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh, dapat dilaksanakan
dengan pengambilan sampel secara acak. Banyaknya pengamatan dalam kegiatan sampling
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan. Aplikasi work
sampling adalah penetapan waktu baku, penetapan waktu tunggu, dan disiplin kerja.
(Sritomo, 1989)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

2.1.2

Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung


Pengukuran waktu kerja tidak langsung merupakan suatu kegiatan pengamatan

dengan tidak melakukan perhitungan secara langsung dan mengamati langsung tempat
kerjanya melainkan hanya membaca tabel waktu yang ada dan mengerti jalannya pekerjaan
melalui elemen-elemen gerakan. Pengukuran waktu kerja tidak langsung meliputi tentang
metode standar data / formula, metode analisa regresi, predetermined motion time system.

2.1.2.1 Pengukuran Kerja dengan Metode Standar Data Formula


Pengukuran waktu kerja dengan metode standard data formula merupakan
pengukuran kerja sering dilakukan hanya untuk satu jenis operasi atau suatu pekerjaan
tertentu saja, sehingga tidak akan dapat dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya. Metode
ini dikhususkan untuk diaplikasikan pada elemen kegiatan konstan seperti set-up,
loading/unloading, handling machine, dan sebagainya. Kelebihan metode ini adalah dapat
mempercepat proses yang diperlukan untuk penetapan waktu baku yang dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan serta dapat mengurangi aktivitas pengukuran kerja tertentu.

2.1.2.2 Pengukuran Kerja dengan Metode Analisa Regresi


Pengukuran Kerja dengan Metode Analisa Regresi adalah metode analisa regresi
berguna untuk menyederhanakan pengukuran waktu dengan metode standar data yang
dibutuhkan apabila elemen kerja yang diukur tidak berupa variabel tertentu. Kasus-kasus
yang sering terjadi dimana elemen kerja tidak berupa variabel-variabel yang sama dengan
yang telah didefinisikan dalam formula.

2.1.2.3 Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan


Penetapan waktu baku dengan data waktu gerakan merupakan suatu sistem gerak
yang telah dikerjakan yang terdiri dari suatu kumpulan data waktu dan prosedur sistematik
dengan menganalisa dan membagi-bagi setiap operasi kerja(manual) yang dilaksanakan
oleh operator ke dalam gerakan-gerakan kerja, gerakan-gerakan anggota tubuh (body
movements) ataupun elemen-elemen gerakan manual lainnya dan kemudian menetapkan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

nilai waktu masing-masing berdasarkan waktu yang ada. Aplikasi sistem gerak yang telah
dikerjakan tersebut, mengharuskan membagi-bagi secara detail operasi kerja yang akan
diukur dalam gerakan-gerakan dasar (basic motion) sesuai dengan siatem yang akan
dipakainya nanti.
(Sritomo, 1989)

2.2

Gerakan Fundamental (Therbligs)


Gerakan fundamental atau Therbligs adalah suatu gambar yang menunjukan

simbol-simbol yang ditujukan untuk keadaan operator pada saat melakukan pekerjaannya.
Sebagian besar dari elemen-elemen dasar Therbligs merupakan gerakan tangan yang biasa
terjadi apabila suatu pekerjaan sedang dilaksanakan, dimana lebih sering bersifat manual.
Terdapat gerakan-gerakan dasar kerja kedalam 17 gerakan dasar therbligs. Berikut ini
masing-masing therbilig;s tersebut di definisikan sebagai:

Gambar 2.1 Gerakan Fundamental

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Elemen Therbligs diklasifikasikan menjadi efektif dan inefektif:


Effective Therblig

Physical Basic Divisions

Menjangkau (reach)

Membawa (move)

Melepas (release)

Memegang (grasp)

Mengarahkan awal (Pre-position)

Objective Basic Divisions

Memakai (use)

Merakit (Assamble)

Melepas rakitan (diassemble)

Ineffective Therblig

Mental atau Semi Mental Basic Divisions

Mencari (search)

Memilih (select)

Mengarahkan (position)

Memeriksa (inspect)

Merencakan (plan)

Delay

Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay)

Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)

Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatigue)

Memegang untuk memakai (hold)

Secara garis besar masing-masing Therbligh tersebut dapat didefinisikan sebagai


berikut:
Mencari (search)
Gerakan elemen pekerja untuk menentukan lokasi suatu objek

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Memilih (select)
Gerakan kerja untuk menemukan suatu objek diantara dua atau lebih obbjek yang
sama lainnya.
Memegang (Grasp)
Elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan objek yang
dikehendaki dalam suatu operasi kerja.
Menjangkau / Membawa tanpa beban (Transport Empty)
Gerakan kerja tang yang menggambarkan berpindah posisi tanpa beban atau
hambatan
Membawa dengan beban (Transport Loaded)
Gerakan perpindahan tangan dengan tangan bergerak dalam kondisi membawa
beban (obyek).
Memegang untuk memakai (Hold)
Gerakan yang tangan memegang objeknya tetapi tangan tidak bergerak
Melepas (release load)
Gerakan melepas yang terjadi pada tangan operator melepaskan kembali terhadap
obyek yang dipegang sebelumnya.
Mengarahkan (Position)
Gerakan yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat
Mengarahkan awal (Pre-Position)
Elemen kerja yang mengarahkan obyek pada suatu tempat sementara sehingga pada
saat kerja mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut degan
mudah akan bisa dipegang dan dibawa kearah tujuan yang diinginkan
Memeriksa (Inspection)
Elemen yang langka yaitu untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi syarat
kualitas yang ditetapkan
Merakit (assemble)
Elemen garakan untuk menghubungkan antara dua obyek atau lebih menjadi satu
kesatuan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Mengurai rakit (Dissembly)


Elemen gerak yang berupa kebalikan dari merakit (assemble)
Memakai (use)
Elemen gerakan yang salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai suatu
alat atau obyek untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung.
Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable Delay)
Kondisi keterlambatan kerja yang diakibatkan dnegan faktor diluar control dari
operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung
Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)
Setiap waktu menganggur yang terjadi pada siklus kerja yang berlangsunb
merupakan tanggung jawab operator baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Merencanakan (plan)
Proses dimana operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk menentukan
tindakan-tindakan apa yang harus dikerjakan selanjutnya
Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatique)
Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja tetapi berlangsung secara periodik.
(Wignjosoebroto, 1995)

2.3

Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan


Ekonomi gerakan merupakan prinsip yang digunakan pada badan pekerja saat

melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat diatur dengan prinsip ekonomi gerakan dan
menjadikan gerakan-gerakan yang ekonomis.
Prinsip-prinsip ekonomi gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
Eleminasi Kegiatan
1. Eleminasi semua kegiatan yang memungkinkan, langkah atau gerakan-gerakan
(dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota badan, kaki, lengan,
tangan).
2. Eliminasi kegiatan yang tidak beraturan dalam setiap kegiatan. Tempatkan
3. Eliminasi pada penggunaan tangan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015

10

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

4. Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak sebharusnya


5. Eliminasi waktu menganggur atau idle time
Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja
1. Mengamati gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek dan terputus-putus.
2. Kombinasikan beberapa aktifitas yang mampu ditangani oleh peralatan kerja
yang membuat desain yg multi purpose
3. Sebaiknya distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja diantara
kedua tangan.
Penyederhanaan Kegiatan
1. Mengurangi kegiatan pada kegiatan mencari-cari objek
2. Menempatkan benda kerja pada jangkauan tangan yang normal
3. Melakukan kegiatan dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan
minimal.
Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan
gerakannya:
1. Tangan kanan dan tangan kiri tidak menganggur pada saat bekerja, kecuali pada
saat istirahat
2. Tangan kanan dan tangan kiri saat memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang
sama di saat bekerja
3. Gerakan kedua tangan harus bersifat simetris
4. Kurangi gerakan patah-patah, sebab akan terjadi kelambatan pada saat bekerja
5. Sebelumnya harus mempersiapkan rancangan kerja yang mudah
Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat
kerja:
1. Bahan dan alat ditempatkan pada tempat yang tidak berpindah-pindah
2. Bahan dan alat ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau
Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang
digunakan:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

11

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

1. Sebisa mungkin untuk menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan


berbagai pekerjaan sekaligus
2. Kurangi aktivitas pekerjaan yang bersifat manual
(Wignjosoebroto, 2003)
2.4

Melakukan Pengukuran Waktu

2.4.1

Waktu siklus
Waktu siklus merupakan waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan

baku hingga proses di tempat kerja sehingga menghasilkan produk yang merupakan jumlah
dari tiap elemen kerja. Waktu yang diperlukan untuk melakukan elemen-elemen kerja pada
dasarnya akan sangat berbeda dari suatu siklus ke siklus kerja yang lainnya, walaupun
tenaga kerja berkerja pada kecepatan normal dan uniform. Waktu siklus dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
X=

.(2.1)

Dimana:
X

= Waktu Siklus

= Waktu Pengamatan

= Jumlah pengamatan yang akan dilakukan


(Sritomo,1989)

2.4.2

Performance Rating dengan Metode Westing House dan Waktu Normal

Westing House
Perfomance rating menurut Westing House mencakup antara lain kecakapan
(skill) dan usaha (effort) yang dinyatakan oleh Bedeaux sebagai faktor yang
mempengaruhi perfomansi manusia, lalu Westing House menambahkan faktor
kondisi kerja (working condition) dan konsistensi (concistency) dari operator dalam
melakukan kerja. Untuk mendukung ini Westing House membuat suatu tabel
performance rating yang berisi nilai berdasarkan tingkatan yang ada untuk masingmasing faktor tersebut.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

12

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Tabel 2.1 Perfomance Rating Sistem Westing House

Skill

Effort

+0,15

A1

+0,13

A2

+0,11

B1

+0,08

B2

+0,06

C1

+0,03

C2

0,00

-0,05

E1

-0,10

E2

-0,16

F1

-0,22

F2

Superskill

+0,13

A1

+0,12

A2

+0,10

B1

+0,08

B2

+0,05

C1

+0,02

C2

Average

0,00

Average

Fair

-0,04

E1

Fair

-0,08

E2

-0,12

F1

-0,17

F2

Excellent

Good

Poor

Condition

Superskill

Excellent

Good

Poor

Concistency

+0,06

Ideal

+0,04

Ideal

+0,04

Excellent

+0,03

Excellent

+0,02

Good

+0,01

Good

0,00

Average

0,00

Average

-0,03

Fair

-0,02

Fair

-0,07

Poor

-0,04

Poor

(Sritomo Wignjosoebroto, 2003)


Waktu Normal
Waktu Normal merupakan waktu yang diperlukan oleh pekerja / operator
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam keadaan wajar dengan kemampuan
rata-rata. Waktu Normal dapat dirumuskan sebagai berikut:
WN = Waktu Pengamatan x

.............(2.2)
(Sritomo Wignjosoebroto, 2003)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

13

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

2.4.3

Allowance
Allowance adalah waktu yang diberikan kepada operator yang berguna untuk

memberikan waktu kelonggaran pada saat bekerja. Waktu longgar yang dibutuhkan dan
akan mempengaruhi proses produksi ini dapat diklasifikasikan menjadi personal
allowance, fatigue allowance, dan delay allowance
a. Personal Allowance
Pada dasarnya setiap pekerja/operator memiliki hak untuk mendapatkan
kelonggaran waktu untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat pribadi.Jumlah
waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditetapkan dengan jalan
melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling
kerja. Untuk waktu kerja 8 jam sehari tanpa jam istirahat yang resmi, maka personal
allowance-nya adalah 2-5% (10-24 menit) setiap harinya
b. Fatigue Allowance
Merupakan kelonggaran waktu untuk pekerja/operator untuk melepaskan
rasa lelah.Kelelahan fisik manusia pada umumunya disebabkan oleh beberapa
penyebab diantaranya adalah pekerjaan yang membutuhkan pikiran yang banyak
yang dapat mengakibatkan lelah mental.Umumnya perusahaan memberikan satu
kali periode istirahat pada pagi hari dan pada siang hari menjelang sore hari yang
berkisar antara 5-15 menit.
c. Delay Allowance
Delay atau keterlambatan biasa disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak
dapat dihindarkan maupun yang dapat dihindarkan (avoidable dan unavoidable
delay). Avoidable delay biasanya disebabkan oleh mesin, operator, maupun hal-hal
lain yang di luar control.Sedangkan unavoidable delay seharusnya dapat dieleminir
agar tidak mengganggu jalannya lini produksi.
(Wignjosoebroto, 2003)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

14

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

2.4.4

Waktu Baku
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal

pada umumnya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam system kerja
terbaik saat itu dengan mempertimbangkan allowance
(Sritomo, 1989)

2.4.5

Output Standart
Waktu atau output standart dihasilkan oleh pengukuran waktu kerja. Output standart

tersebut kemudian akan bermanfaat untuk:


-

Man Power Planning

Estimasi biaya-biaya untuk upah pekerja

Penjadwalan produksi dan penganggaran

Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi pekerja yang berprestasi

Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja


Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan

oleh

seorang

menyelesaikan

pekerja
suatu

yang

memiliki

pekerjaan.

Waktu

tingkat
standar

kemampuan
tersebut

rata-rata
sudah

untuk

mencakup

kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan ko ndisi yang
harus diselesaikan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

15

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1

Pengumpulan Data

3.1.1

Deskripsi Gerakan

a. Metode 1
Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1

No

Langkah Kerja

Memasang badan 1 pada kepala

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah pertama
yang akan diambil
Mencari letak kepala
dan badan 1 pada
layout.
Menjangkau kepala
dan badan 1 piala
supaya bisa diambil.
Memegang bagian
kepala piala.
Membawa badan 1
untuk disassembly
pada kepala piala.
Mengarahkan badan
1 ke sumbu kepala
piala
Merakit dan
memasang badan 1
pada. kepala piala

Simbol
Pn

SH

RE
H
M

16

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1

No

Langkah Kerja

Memasang badan 2 pada kepala assembly

Memasang alas pada tumpuan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah selanjutnya
yang akan diambil.
Menjangkau badan 2
pada layout.
Memegang badan 2
pada layout agar bisa
dibawa.
Melepas kepala
assembly untuk
diletakkan pada
tempat assembly.
Merencanakan
langkah yang akan
diambil selanjutnya.
Menjangkau alas dan
tumpuan pada layout
Memegang alas dan
tumpuan agar bisa
dibawa ke tempat
assembly
Membawa alas dan
tumpuan piala
menuju tempat
assembly.
Mengarahkan alas
pada tumpuan
Merakit dan
memasang alas ke
tumpuan piala.

Simbol
Pn
RE
H

RL

Pn
RE

P
A

17

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1

No

Langkah Kerja

Memasang tumpuan assembly pada kepala


assembly

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah yang akan
diambil selanjutnya.
Menjangkau kepala
assembly yang telah
diletakkan di tempat
assembly.
Memegang kepala
assembly dan
tumpuan assembly.
Mengarahkan
tumpuan assembly
ke kepala assembly
Merakit tumpuan
assembly dan kepala
assembly menjadi
piala yang utuh.
Melepas piala yang
telah diassembly ke
tempat assembly.

Simbol
Pn

RE

RL

b. Metode 2
Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2

No

Langkah Kerja
Memasang alas pada tumpuan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah pertama yang
akan diambil.
Menjangkau alas dan
tumpuan pada layout.
Memegang alas dan
tumpuan agar bisa
dibawa.
Membawa alas dan
tumpuan dari layout.

Simbol
Pn
RE
H
M

18

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2

No

Langkah Kerja

Memasang badan 1 pada kepala

Memasang badan 2 pada kepala assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Mengarahkan alas
pada tumpuan agar
bisa diassembly.
Melepas tumpuan
assembly ke tempat
assembly.
Merencanakan
langkah selanjutnya
yang akan diambil
Mencari letak kepala
dan badan 1 pada
layout.
Menjangkau kepala
dan badan 1 piala
supaya bisa diambil.
Memegang bagian
kepala piala.
Membawa badan 1
untuk disassembly
pada kepala piala.
Mengarahkan badan
1 ke sumbu kepala
piala
Merakit dan
memasang badan 1
pada. kepala piala
Merencanakan
langkah selanjutnya
yang akan diambil.
Menjangkau badan 2
pada layout.
Memegang badan 2
pada layout agar bisa
dibawa.

Simbol
P

RL

Pn

SH

RE
H
M

Pn
RE
H

19

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2

No

Langkah Kerja

Memasang tumpuan assembly pada kepala


assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Membawa badan 2
dari layout menuju
tempat assembly.
Mengarahkan badan
2 pada kepala
assembly agar bisa
dirakit.
Merakit dan
memasang badan 2
pada sumbu kepala
assembly.
Merencanakan
langkah yang akan
diambil selanjutnya.
Menjangkau kepala
assembly yang telah
diletakkan di tempat
assembly.
Memegang kepala
assembly dan
tumpuan assembly.
Mengarahkan
tumpuan assembly ke
kepala assembly
Merakit tumpuan
assembly dan kepala
assembly menjadi
piala yang utuh.
Melepas piala yang
telah diassembly ke
tempat assembly.

Simbol
M

Pn

RE

RL

20

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

c. Metode 3
Tabel 3.3 Deskripsi Gerakan Metode 3

No

Langkah Kerja

Memasang badan 1 pada kepala piala

Memasang alas pada tumpuan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah pertama yang
akan diambil
Mencari letak kepala
dan badan 1 pada
layout.
Menjangkau kepala
dan badan 1 piala
supaya bisa diambil.
Memegang bagian
kepala piala.
Membawa badan 1
untuk disassembly
pada kepala piala.
Mengarahkan badan
1 ke sumbu kepala
piala
Melepas dan
meletakkan kepala
assembly ke tempat
assembly.
Merencanakan
langkah selanjutnya
yang akan diambil.
Menjangkau alas dan
tumpuan pada layout.
Memegang alas dan
tumpuan agar bisa
dibawa ke tempat
assembly.
Membawa alas dan
tumpuan menuju
tempat assembly
Mengarahkan alas
pada tumpuan

Simbol
Pn

SH

RE
H
M

RL

Pn
RE

M
P

21

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.3 Deskripsi Gerakan Metode 3

No

Langkah Kerja

Memasang badan 2 pada kepala assembly

Memasang kepala assembly pada tumpuan


assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merakitdan
memasang alas pada
tumpuan
Melepaskan tumpuan
assembly ke tempat
assembly untuk
sementara.
Merencanakan
langkah selanjutnya
yang akan diambil.
Menjangkaubadan 2
pada layout
Memegang badan 2
dan kepala assembly
Membawa badan 2
menuju tempat
assembly.
Mengarahkan badan
2 pada kepala
assembly.
Merakit dan
emmasang badan 2
ke kepala assembly.
Merencanakan
langkah selanjutnya
yang akan diambil.
Memegang tumpuan
assembly dan kepala
assembly.
Membawa tumpuan
assembly yang telah
diletakkan di tempat
assembly.
Mengarahkan
tumpuan assembly ke
kepala assembly.
Merakit dan
memasang tumpuan
assembly ke kepala
assembly.

Simbol
A

RL

Pn
RE
H
M

Pn

22

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.3 Deskripsi Gerakan Metode 3

No

Langkah Kerja

Elemen Therblig
Melepas dan
meletakkan piala
yang telah jadi di
tempat assembly.

Simbol
RL

d. Metode 4
Tabel 3.4 Deskripsi Gerakan Metode 4

No

Langkah Kerja

Memasang alas pada tumpuan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah pertama
yang akan
diambil.
Menjangkau alas
dan tumpuan
pada layout.
Memegang alas
dan tumpuan
agar bisa dibawa.
Membawa alas
dan tumpuan dari
layout.
Mengarahkan
alas pada
tumpuan agar
bisa diassembly.
Merakit dan
memasang alas
pada tumpuan.
Melepas
tumpuan
assembly ke
tempat assembly.

Simbol
Pn

RE

RL

23

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.4 Deskripsi Gerakan Metode 4

No

Langkah Kerja

Memasang badan 1 pada kepala

Memasang badan 2 pada kepala assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah
selanjutnya yang
akan diambil.
Menjangkau
badan 1 pada
layout.
Memegang
badan 1 agar bisa
dibawa.
Membawa badan
1 menuju tempat
assembly
Mengarahkan
badan1 pada
kepala piala.
Merakit badan 1
dan kepala piala.
Merencanakan
langkah
selajutnya yang
akan diambil.
Menjangkau
badan 2 pada
layout.
Memegang
badan 2 agar bisa
dibawa.
Membawa badan
2 menuju tempat
assembly.
Mengarahkan
badan 2 ke
kepala assembly.
Merakit badan 2
dan keapala
assembly.

Simbol
Pn

RE

P
A

Pn

RE

24

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.4 Deskripsi Gerakan Metode 4

No

Langkah Kerja
Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Elemen Therblig
Merencanakan
langkah
selajutnya yang
akan diambil.
Memegang
tumpuan
assembly yang
diletakkan di
tempat assembly.
Membawa
tumpuan
assembly menuju
kepala assembly.
Mengarahkan
tumpuan
assembly pada
kepala assembly
Merakit tumpuan
assembly dan
kepala assembly.
Melepas dan
meletakkan piala
yang telah jadi di
tempat assembly.

Simbol
Pn

RL

25

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

3.1.2

Part List Benda


Tabel 3.5 Part List Benda

No

Nama Part

Kepala Piala

Badan 1

Badan 2

Tumpuan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Gambar

Jumlah

26

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.5 Part List Benda

No

Nama Part

Alas

3.1.3

Gambar

Jumlah

Rekap Data Waktu Operasi tiap Metode


Metode 1
Kombinasi

: jarak, langkah, layout

Penjelasan Metode

15 cm

2 3

15 cm

4 5

20 cm

Langkah :
1. Memasang badan 1 pada kepala
2. Memasang badan 2 pada kepala assembly
3. Memasang alas pada tumpuan
4. Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

27

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Rekap Selisih Data :


No
1
2
3
4

No
1
2
3
4

Langkah
Memasang badan 1
pada kepala
Memasang badan 2
pada kepala assembly
Memasang alas pada
tumpuan
Memasang tumpuan
assembly pada kepala
assembly
Langkah
Memasang badan 1
pada kepala
Memasang badan 2
pada kepala assembly
Memasang alas pada
tumpuan
Memasang tumpuan
assembly pada kepala
assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

10

11

12

13

14

15

4.1

3.33

3.56

3.86

4.15

3.74

3.23

3.51

5.39

3.48

4.21

3.88

4.46

3.11

3.59

3.01

2.73

7.11

5.66

5.78

6.44

5.78

6.74

6.78

5.88

4.61

5.83

5.31

6.04

5.2

5.85

3.06

2.96

3.28

2.84

3.1

3.05

3.21

3.38

2.71

2.86

2.96

2.71

3.23

3.01

3.88

6.31

5.78

7.24

6.05

6.66

5.98

5.94

6.31

5.56

6.3

5.76

5.11

6.21

5.69

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

3.73

3.06

3.58

3.48

4.68

3.63

3.96

4.25

5.79

4.85

4.38

3.74

3.76

3.74

4.18

3.95

4.44

5.03

4.99

4.16

5.68

4.08

5.33

4.89

4.83

4.69

5.11

5.95

4.53

4.81

4.63

5.20

3.73

3.24

3.03

3.2

3.36

3.03

2.91

2.94

3.43

2.88

2.98

2.96

2.61

2.85

3.28

3.16

5.8

4.73

6.68

5.41

5.98

6.68

6.66

5.58

5.85

5.25

4.89

5.29

4.86

6.83

5.73

5.83

28

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Metode 2
Kombinasi

: jarak, langkah, layout

Penjelasan Metode

25 cm

2 3

4 5

10 cm

Langkah :
1. Memasang alas pada tumpuan
2. Memasang badan 1 pada kepala
3. Memasang badan 2 pada kepala assembly
4. Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

29

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Rekap Selisih Data :


No
1
2
3

No
1
2
3

Langkah
Memasang alas
pada tumpuan
Memasang badan 1
pada kepala
Memasang badan 2
pada kepala
assembly
Memasang tumpuan
assembly pada
kepala assembly
Langkah
Memasang alas
pada tumpuan
Memasang badan 1
pada kepala
Memasang badan 2
pada kepala
assembly
Memasang tumpuan
assembly pada
kepala assembly

10

11

12

13

14

15

3,66

4,2

3,49

3,41

4,11

4,23

4,18

4,46

4,28

4,89

4,81

4,81

4,2

3,83

4,95

5,08

6,25

5,09

4,48

4,73

4,95

4,78

4,19

4,68

4,68

5,39

5,46

4,83

5,2

5,91

2,9

2,36

2,2

2,71

2,51

2,84

2,76

2,23

2,56

2,81

2,63

2,61

2,66

2,85

2,48

3,16

3,84

3,38

3,25

3,88

3,43

3,33

3,04

3,3

3,6

4,26

3,18

3,33

3,34

3,36

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

4,14

5,08

4,08

3,9

4,21

3,86

4,88

4,59

4,04

3,59

4,13

3,95

4,33

4,88

4,24

4.25

4,1

5,31

4,46

5,24

4,79

4,64

5,1

5,09

4,58

5,01

4,98

5,18

4,73

6,61

5.02

2,86

2,71

3,03

2,93

2,41

2,66

2,61

3,44

2,63

2,73

2,58

2,81

2,63

2,43

2,63

2.67

3,6

4,56

3,19

3,85

3,3

3,16

3,23

3,43

4,13

3,18

3,25

3,71

3,86

3,28

4,51

3.53

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

30

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Metode 3
Kombinasi

: jarak, langkah, layout

Penjelasan Metode

1
2 3
4 5
15 cm

Langkah :
1. Memasang badan 1 pada kepala piala
2. Memasang alas pada tumpuan
3. Memasang badan 2 pada kepala assembly
4. Memasang kepala assembly pada tumpuan assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

31

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Rekap Selisih Data :


No
1
2
3
4

No
1
2
3
4

Langkah

10

11

12

13

14

15

4,53

4,59

6,27

5,21

5,28

5,37

4,44

3,23

5,97

5,16

5,78

5,41

4,49

6,43

4,07

3,41

3,42

2,95

3,2

2,88

3,2

2,96

2,75

2,75

3,65

3,2

3,2

3,02

2,74

2,89

4,12

3,7

2,94

3,24

3,57

3,66

2,92

3,19

3,18

4,02

3,15

3,69

2,9

3,66

3,56

3,78

2,98

3,19

2,56

3,55

3,72

3,87

2,8

3,33

3,96

3,43

3,6

2,58

3,2

3,78

Langkah

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Memasang badan 1
pada kepala piala
Memasang alas pada
tumpuan
Memasang badan 2
pada kepala assembly
Memasang kepala
assembly pada
tumpuan assembly

4,27

4,51

5,11

4,88

5,36

4,32

4,69

4,8

6,23

4,33

4,64

4,24

2,75

3,35

3,34

4.77

2,8

2,88

3,02

3,26

2,48

3,02

3,19

2,96

2,56

2,91

2,92

3,5

4,45

4,3

4,29

3.16

3,22

3,33

3,5

3,29

4,39

3,14

3,03

3,43

3,1

3,39

3,09

2,8

2,69

3,97

3.36

3,32

3,53

3,25

3,05

3,58

3,1

3,2

3,1

3,47

2,99

3,4

3,17

3,07

3,36

3,15

3.30

Memasang badan 1
pada kepala piala
Memasang alas pada
tumpuan
Memasang badan 2
pada kepala assembly
Memasang kepala
assembly pada
tumpuan assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

32

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Metode 4
Kombinasi

: jarak, langkah, layout

Penjelasan Metode

20 cm

4 5
2 3

10 cm

Langkah :
1. Memasang alas pada tumpuan
2. Memasang badan 1 pada kepala
3. Memasang badan 2 pada kepala assembly
4. Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

33

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1
Rekap Selisih Data :
No
1
2
3

No
1
2
3

Langkah
Memasang alas
pada tumpuan
Memasang badan 1
pada kepala
Memasang badan 2
pada kepala
assembly
Memasang tumpuan
assembly pada
kepala assembly

Langkah
Memasang alas
pada tumpuan
Memasang badan 1
pada kepala
Memasang badan 2
pada kepala
assembly
Memasang
tumpuan assembly
pada kepala
assembly

10

11

12

13

14

15

3,33

3,81

3,88

3,71

3,11

3,71

3,04

3,56

2,88

3,36

3,36

4,45

3,78

3,8

3,39

3,61

3,41

3,33

3,56

3,63

3,4

3,61

3,69

3,9

4,85

4,81

3,36

3,66

3,7

2,56

2,45

2,48

2,56

2,25

2,44

2,46

2,69

2,23

2,28

2,73

2,31

2,65

2,51

2,7

3,76

3,93

4,04

3,99

4,19

3,8

3,85

3,54

3,5

3,95

3,39

3,51

3,71

3,6

3,23

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

3,44

3,71

4,03

3,08

3,49

4,19

4,54

4,4

3,48

3,43

3,43

3,95

3,83

4,28

4,66

3.70

3,16

3,1

4,59

3,19

3,21

4,18

3,63

3,55

3,66

2,96

3,58

3,31

6,13

4,43

4,23

3.75

2,51

2,74

2,34

2,44

2,58

2,54

2,39

2,71

2,68

2,71

2,2

2,53

2,56

2,46

2,18

2.50

3,59

2,56

4,01

2,96

4,01

2,6

2,94

3,6

3,45

3,53

3,34

3,81

4,38

3,51

4,09

3.61

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

34

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

3.2

Pengolahan Data

3.2.1

Uji Keseragaman Data

a. Metode 1

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

35

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Langkah 4

b. Metode 2

Langkah 1

Langkah 2

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

36

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Langkah 3

Langkah 4

c. Metode 3

Langkah 1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

37

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

38

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

d. Metode 4

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

39

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Langkah 4

3.2.2

Uji Kecukupan Data

a. Metode 1
Langkah 3

b. Metode 2
Langkah 3

c. Metode 3
Langkah 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

40

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

d. Metode 4
Langkah 2

3.2.3

Perhitungan Waktu Normal

3.2.3.1 Perhitungan Waktu Observasi Rata-Rata


a. Metode 1

b. Metode 2

c. Metode 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

41

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

d. Metode 4

3.2.3.2 Penentuan Performance Rating


a. Metode 1
Subjektif
Keterampilan

= Good (C1)

= +0.06

Usaha

= Good (C2)

= +0.02

Kondisi Kerja

= Average (D)

= 0.00

Konsistensi

= Good (C)

= +0.01

Jumlah

= +0.09

PR1 = 1 + 0.09 = 1.09

Objektif
Tabel 3.6 Performance Rating Objektif Metode 1

Keadaan
ANGGOTA BADAN TERPAKAI
Lengan atas, lengan bawah, dst
PEDAL KAKI
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu
dibawah kaki

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Lambang

Penyesuaian

42

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.6 Performance Rating Objektif Metode 1

Keadaan
PENGGUNAAN TANGAN
Keadaan tangan saling bantu atau bergantian
KOORDINASI MATA DENGAN
TANGAN
Konstan dan dekat
PERALATAN
Dapat ditangani dengan mudah
BERAT BEBAN
0.45 kg

Lambang

Penyesuaian

B-1

JUMLAH

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09


P = PR1 x PR2 = 1.09 x 1.09 = 1.19

b. Metode 2
Subjektif
Keterampilan

= Good (C1)

= +0.06

Usaha

= Good (C1)

= +0.05

Kondisi Kerja

= Average (D)

= 0.00

Konsistensi

= Good (C)

= +0.01

Jumlah

= +0.12

PR1 = 1 + 0.12 = 1.12

Objektif
Tabel 3.7 Performance Rating Objektif Metode 2

Keadaan
ANGGOTA BADAN TERPAKAI
Lengan atas, lengan bawah, dst
PEDAL KAKI

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Lambang

Penyesuaian

43

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.7 Performance Rating Objektif Metode 2

Keadaan
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu
dibawah kaki
PENGGUNAAN TANGAN
Keadaan tangan saling bantu atau bergantian
KOORDINASI MATA DENGAN
TANGAN
Konstan dan dekat
PERALATAN
Dapat ditangani dengan mudah
BERAT BEBAN
0.45 kg

Lambang

Penyesuaian

B-1

JUMLAH

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09


P = PR1 x PR2 = 1.12 x 1.09 = 1.22

c. Metode 3
Subjektif
Keterampilan

= Good (C2)

= +0.03

Usaha

= Good (C2)

= +0.02

Kondisi Kerja

= Average (D)

= 0.00

Konsistensi

= Good (C)

= +0.01

Jumlah

= +0.06

PR1 = 1 + 0.06 = 1.06

Objektif
Tabel 3.8 Performance Rating Objektif Metode 3

Keadaan
ANGGOTA BADAN TERPAKAI
Lengan atas, lengan bawah, dst

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

Lambang

Penyesuaian

44

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.8 Performance Rating Objektif Metode 3

Keadaan
PEDAL KAKI
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu
dibawah kaki
PENGGUNAAN TANGAN
Keadaan tangan saling bantu atau bergantian
KOORDINASI MATA DENGAN
TANGAN
Konstan dan dekat
PERALATAN
Dapat ditangani dengan mudah
BERAT BEBAN
0.45 kg

Lambang

Penyesuaian

B-1

JUMLAH

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09


P = PR1 x PR2 = 1.06 x 1.09 = 1.16

d. Metode 4
Subjektif
Keterampilan

= Good (C1)

= +0.06

Usaha

= Good (C2)

= +0.02

Kondisi Kerja

= Average (D)

= 0.00

Konsistensi

= Good (C)

= +0.01

Jumlah

= +0.09

PR1 = 1 +0.09 = 1.09

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

45

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Objektif
Tabel 3.9 Performance Rating Objektif Metode 4

Keadaan
ANGGOTA BADAN TERPAKAI
Lengan atas, lengan bawah, dst
PEDAL KAKI
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu
dibawah kaki
PENGGUNAAN TANGAN
Keadaan tangan saling bantu atau bergantian
KOORDINASI MATA DENGAN
TANGAN
Konstan dan dekat
PERALATAN
Dapat ditangani dengan mudah
BERAT BEBAN
0.45 kg
JUMLAH

Lambang

Penyesuaian

B-1

2
9

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09


P = PR1 x PR2 = 1.09 x 1.09 = 1.19

3.2.3.3 Penentuan Waktu Normal


a. Metode 1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

46

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

b. Metode 2

c. Metode 3

d. Metode 4

3.2.4

Penentuan Waktu Baku

3.2.4.1 Penentuan Allowance


Tabel 3.10 Penentuan Allowance

FAKTOR

CONTOH PEKERJAAN

NILAI (%)

A. Tenaga yang
Digunakan

Bekerja di meja, duduk

Bekerja duduk, ringan

Ayunan bebas dari palu

1. Dapat Diabaikan

B. Sikap Kerja
1. Duduk
C. Gerakan Kerja
1. Normal

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

47

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Lanjutan Tabel 3.10 Penentuan Allowance

FAKTOR

CONTOH PEKERJAAN

NILAI (%)

D. Kelelahan Mata
2. Pandangan yang hampir Pekerjaan-pekerjaan yang teliti

terus menerus
E. Keadaan

Temperatur

Tempat Kerja
4. Normal

Temperatur 22-28

Ruang yang berventilasi baik,

F. Keadaan Atmosfer
1. Baik

udara segar
G. Keadaan Lingkungan
Yang Baik
1. Bersih, sehat, cerah,

dengan kebisingan
rendah
Kelonggaran Kebutuhan

Wanita

Pribadi
Jumlah

11

3.2.4.2 Penentuan Waktu Baku

Metode 1
Wb

= Wn + (Wn x allowance)
= 21.47 + (21.47 x 0.11)
= 23.83 detik

Metode 2
Wb

= Wn + (Wn x allowance)
= 18.84 + (18.84 x 0.11)
= 20.91 detik

Metode 3
Wb

= Wn + (Wn x allowance)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

48

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

= 16.93 + (16.93 x 0.11)


= 18.79 detik

Metode 4
Wb

= Wn + (Wn x allowance)
= 16.04 + (16.04 x 0.11)
= 17.80 detik

3.2.5

Penentuan Output Standard


Metode 1
Os

= 1/Wb
= 1/23.83
= 0.042 unit/detik
= 151 unit/jam

Metode 2
Os

= 1/Wb
= 1/20.91
= 0.048 unit/detik
= 173 unit/jam

Metode 3
Os

= 1/Wb
= 1/18.79
= 0.053 unit/detik
= 191 unit/jam

Metode 4
Os

= 1/Wb
= 1/17.80
= 0.056 unit/detik
= 202 unit/jam

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

49

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

3.2.6

Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku


Tabel 3.11 Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku

Metode

Waktu Siklus (s)

Waktu Normal (s)

Waktu Baku (s)

18.04

21.47

23.83

15.44

18.84

20.91

14.59

16.93

18.79

13.48

16.04

17.80

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

50

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

BAB IV
ANALISIS

4.1

Analisis Metode yang Digunakan


a. Metode 1
Pada metode 1 dilakukan percobaan dengan jumlah repetisi sebanyak 30
kali. Kombinasi yang digunakan pada metode 1 meliputi kombinasi jarak,
langkah, dan layout. Pada metode ini, kelima part diletakkan ke dalam tiga
wadah, yaitu part 1 diletakkan dalam satu wadah, part 2 dan 3 diletakkan dalam
satu wadah, part 4 dan 5 diletakkan dalam satu wadah, yang kemudian disusun
berdampingan dengan jarak 15 cm. Sedangkan jarak pallet dari benda kerja
sebesar 20 cm. Langkah perakitan pada metode 1 dimulai dari memasang badan
1 pada kepala piala, memasang badan 2 pada kepala assembly, memasang alas
pada tumpuan, dan memasang tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu
yang dibutuhkan untuk merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 1
adalah 9 menit. Akan tetapi terdapat satu data yang dibuang pada langkah 3
dikarenakan nilai waktu yang diperoleh terlalu ekstrim dan berada diluar batas
atas dari persebaran data.
Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 1 tidak terlalu
tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal
dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

b. Metode 2
Pada metode 2 dilakukan percobaan dengan jumlah repetisi sebanyak 30
kali. Kombinasi yang digunakan pada metode 2 meliputi kombinasi jarak,
langkah, dan layout. Pada metode ini, kelima part diletakkan ke dalam dua
wadah, yaitu part 1, 2 dan 3 diletakkan dalam satu wadah, part 4 dan 5
diletakkan dalam satu wadah, yang kemudian disusun berdampingan dengan
jarak 25 cm. Sedangkan jarak pallet dari benda kerja sebesar 10 cm. Langkah
perakitan pada metode 2 dimulai dari memasang alas pada tumpuan, memasang
badan 1 pada kepala piala, memasang badan 2 pada kepala assembly, dan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

51

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

memasang tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan


untuk merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 2 adalah 7.7 menit.
Akan tetapi terdapat satu data yang dibuang pada langkah 3 dikarenakan nilai
waktu yang diperoleh terlalu ekstrim dan berada diluar batas atas dari
persebaran data.
Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 2 tidak terlalu
tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal
dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

c. Metode 3
Pada metode 3 dilakukan percobaan dengan jumlah repetisi sebanyak 30
kali. Kombinasi yang digunakan pada metode 3 meliputi kombinasi jarak,
langkah, dan layout. Pada metode ini, kelima part diletakkan ke dalam satu
wadah, yaitu part 1, 2, 3, 4 dan 5 diletakkan berurutan dalam satu wadah dengan
jarak pallet dari benda kerja sebesar 15 cm. Langkah perakitan pada metode 3
dimulai dari memasang badan 1 pada kepala piala, memasang alas pada
tumpuan, memasang badan 2 pada kepala assembly, dan memasang tumpulan
assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan untuk merakit piala
dengan 30 kali repetisi pada metode 3 adalah 7.3 menit. Tingkat kesulitan yang
dialami operator pada metode 3 tidak terlalu tinggi karena jangkauan benda
kerja masih berada pada jangkauan normal dengan urutan langkah kerja yang
tidak membingungkan.

d. Metode 4
Pada metode 4 dilakukan percobaan dengan jumlah repetisi sebanyak 30
kali. Kombinasi yang digunakan pada metode 4 meliputi kombinasi jarak,
langkah, dan layout. Pada metode ini, kelima part diletakkan ke dalam dua
wadah, yaitu part 1 diletakkan ke dalam satu wadah, part 2, 3, 4 dan 5 diletakkan
ke dalam satu wadah, yang kemudian disusun berdampingan dengan jarak 20
cm. Sedangkan jarak pallet dari benda kerja sebesar 10 cm. Langkah perakitan
pada metode 4 dimulai dari memasang alas pada tumpuan, memasang badan 1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

52

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

pada kepala piala, memasang badan 2 pada kepala assembly, dan memasang
tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan untuk
merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 4 adalah 6.8 menit. Akan
tetapi terdapat satu data yang dibuang pada langkah 2 dikarenakan nilai waktu
yang diperoleh terlalu ekstrim dan berada diluar batas atas dari persebaran data.
Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 4 tidak terlalu
tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal
dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

4.2

Analisis Perbandingan Tiap Metode Berdasarkan Waktu Siklus


Tabel 4.1 Perbandingan Waktu Siklus

Berdasarkan

No

Metode

Waktu Siklus

Metode 1

18.04 detik

Metode 2

15.44 detik

Metode 3

14.59 detik

Metode 4

13.48 detik

percobaan yang telah dilakukan, yaitu perakitan piala

menggunakan empat metode dengan repetisi masing-masing sebanyak 30 kali


didapatkan waktu siklus yang berbeda-beda dari tiap metode. Pada metode 1,
waktu siklus dalam perakitan piala sebesar 18.04 detik. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa operator dapat menyelesaikan perakitan sebuah piala dalam
waktu kurang lebih 18.04 detik. Pada metode 2, waktu siklus dalam perakitan
piala sebesar 15.44 detik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator dapat
menyelesaikan perakitan sebuah piala dalam waktu kurang lebih 15.44 detik.
Pada metode 3, waktu siklus dalam perakitan piala sebesar 14.59 detik. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa operator dapat menyelesaikan perakitan sebuah
piala dalam waktu kurang lebih 14.59 detik. Pada metode 4, waktu siklus dalam
perakitan piala sebesar 13.48 detik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator
dapat menyelesaikan perakitan sebuah piala dalam waktu kurang lebih 13.48
detik.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015

53

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Dari keempat nilai waktu siklus tersebut, dapat dilihat bahwa metode 4
memiliki waktu siklus terpendek dibandingkan metode yang lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa metode 4 memiliki kombinasi metode yang lebih baik
dibandingkan ketiga metode lainnya.

4.3

Analisis Penentuan Performance Rating dan Allowance

4.3.1

Analisis Performance Rating

a. Metode 1
Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan
performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Penilaian yang dilakukan terhadap metode 1 menghasilkan nilai keterampilan
Good (C1) karena keterampilan dari operator dirasa baik, nilai usaha Good (C2)
karena usaha yang dilakukan oleh operator sudah cukup baik, nilai kondisi kerja
Average (D) karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat
kerja yang seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan
kegiatan perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal
ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode
1 tidak terlalu besar.
Secara objektif, penilaian performance rating didasarkan pada
penggunaan tubuh dari operator, yang meliputi penilaian terhadap anggota
badan terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan,
peralatan, dan berat beban. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan pada
penentuan performance rating secara objektif, didapatkan hasil anggota badan
yang terpakai dalam proses perakitan adalah lengan atas, lengan bawah, dst yang
dilambangkan dengan huruf D dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 5.
Penggunaan pedal kaki masuk ke dalam klasifikasi tanpa pedal, atau satu pedal
dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi
keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H
dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan
tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

54

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani


dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai
penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang
dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2.
Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa
performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.
Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini
dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating
terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan
mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 1
didapatkan nilai performance rating sebesar 1.19.

b. Metode 2
Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan
performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Penilaian yang dilakukan terhadap metode 2 menghasilkan nilai keterampilan
Good (C1) karena keterampilan dari operator dirasa baik, nilai usaha Good (C1)
karena usaha yang dilakukan oleh operator dirasa baik, nilai kondisi kerja
Average (D) karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat
kerja yang seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan
kegiatan perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal
ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode
2 tidak terlalu besar.
Secara objektif, penilaian performance rating didasarkan pada
penggunaan tubuh dari operator, yang meliputi penilaian terhadap anggota
badan terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan,
peralatan, dan berat beban. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan pada
penentuan performance rating secara objektif, didapatkan hasil anggota badan
yang terpakai dalam proses perakitan adalah lengan atas, lengan bawah, dst yang
dilambangkan dengan huruf D dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 5.
Penggunaan pedal kaki masuk ke dalam klasifikasi tanpa pedal, atau satu pedal

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

55

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi
keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H
dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan
tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani
dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai
penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang
dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2.
Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa
performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.
Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini
dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating
terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan
mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 2
didapatkan nilai performance rating sebesar 1.22.

c. Metode 3
Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan
performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Penilaian yang dilakukan terhadap metode 3 Good (C2) karena keterampilan
dari operator sudah cukup baik, nilai usaha Good (C2) karena usaha yang
dilakukan oleh operator sudah cukup baik, nilai kondisi kerja Average (D)
karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat kerja yang
seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan kegiatan
perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal ini
dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode 3
tidak terlalu besar.
Secara objektif, penilaian performance rating didasarkan pada
penggunaan tubuh dari operator, yang meliputi penilaian terhadap anggota
badan terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan,

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

56

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

peralatan, dan berat beban. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan pada
penentuan performance rating secara objektif, didapatkan hasil anggota badan
yang terpakai dalam proses perakitan adalah lengan atas, lengan bawah, dst yang
dilambangkan dengan huruf D dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 5.
Penggunaan pedal kaki masuk ke dalam klasifikasi tanpa pedal, atau satu pedal
dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi
keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H
dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan
tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani
dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai
penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang
dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2.
Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa
performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.
Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini
dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating
terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan
mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 3
didapatkan nilai performance rating sebesar 1.16.

d. Metode 4
Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan
performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Penilaian yang dilakukan terhadap metode 4 menghasilkan nilai keterampilan
Good (C1) karena keterampilan dari operator dirasa baik, nilai usaha Good (C2)
karena usaha yang dilakukan oleh operator sudah cukup baik, nilai kondisi kerja
Average (D) karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat
kerja yang seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan
kegiatan perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

57

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode
4 tidak terlalu besar.
Secara objektif, penilaian performance rating didasarkan pada
penggunaan tubuh dari operator, yang meliputi penilaian terhadap anggota
badan terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan,
peralatan, dan berat beban. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan pada
penentuan performance rating secara objektif, didapatkan hasil anggota badan
yang terpakai dalam proses perakitan adalah lengan atas, lengan bawah, dst yang
dilambangkan dengan huruf D dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 5.
Penggunaan pedal kaki masuk ke dalam klasifikasi tanpa pedal, atau satu pedal
dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi
keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H
dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan
tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki
nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani
dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai
penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang
dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2.
Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa
performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.
Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini
dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating
terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan
mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 4
didapatkan nilai performance rating sebesar 1.19.

4.3.2

Analisis Allowance yang Digunakan


Allowance adalah waktu yang diberikan kepada pekerja/operator yang bertujuan

untuk memberikan kelonggaran dalam bekerja. Waktu longgar yang dibutuhkan dan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

58

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

akan mempengaruhi proses produks ini dapat diklasifikasian menjadi personal


allowance, fatigue allowance, dan delay allowance
Faktor-faktor yang mempengaruhi allowanceadalah tenaga yang dikeluarkan,
sikap kerja, gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperature tempat kerja, keadaan
atmosfer, keadaan lingkungan yang baik, dan kebutuhan pribadi.
Untuk tenaga yang dikeluarkan dengan nilai 1%, hal ini karena operator tidak
membutuhkan banyak tenaga. Sikap kerja diberi nilai 1%, hal ini karena sikap kerja
(duduk) tidak memberikan beban yang besar bagi operator sehingga hanya
membutuhkan allowance yang minim. Gerakan kerja diberi nilai 0% karena gerakan
yang dilakukan normal sehingga tidak ada allowance yang diberikan. Kelelahan mata
diberi nilai 6% karena pandangan mata operator adalah fokus dan terus menerus
sehingga menyebabkan kelelahan yang cukup besar.Keadaan temperatur tempat kerja
diberi nilai 1% karena temperatur kerja adalah normal dan mendukung pekerjaan
operator sehingga allowancenya kecil. Keadaan atmosfer diberi nilai 0% karena
atmosfer tempat operator bekerja adalah baik sehingga tidak memberi beban besar dan
allowancenya tidak ada.Keadaan lingkungan yang baik diberi nilai 0% karena keadaan
lingkungan tempat operator bekerja adalah baik dan mendukung pekerjaan operator
sehingga allowancenya tidak ada. Kebutuhan pribadi diberi nilai 2% karena allowance
yang diberikan disamakan dengan allowance pada wanita, hal tersebut memberikan
kelonggaran yang lebih besar bagi operator yang bisa jadi seorang wanita atau seorang
pria.Total allowance yang diberikan kepada operator adalah 11%.
Allowance wanita digunakan dalam pekerjaan karena tenaga yang dikeluarkan
wanita relative tidak sekuat oleh pria dan keutuhan wanita lebih banyak daripada pria,
sehingga allowance pria dapat menyesuaikan dengan allowance wanita.

4.4

Analisis Penentuan Waktu Normal dan Waktu Baku


Waktu normal merupakam suatu waktu yang diperlukan seseorang untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi yang pantas yang disesuaikan dengan
performance rating. Dengan adanya waktu normal maka dapat diketahui waktu yang
dibutuhkan operator untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kondisi yang wajar dan
kemampuan rata-rata.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

59

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

Tabel 4.2 Perbandingan Waktu Normal Tiap Metode

Metode

Waktu Normal

21.47 detik

18.84 detik

16.93 detik

16.04 detik

Dari keempat metode diatas, dapat dilihat bahwa metode yang terbaik dengan
waktu normal yang paling kecil adalah pada metode 4. Penentuan waktu normal didapat
dengan cara mengalikan waktu siklus dengan performance rating yang sudah ditentukan
sebelumnya secara objektif dan subjektif. Waktu siklus yang didapat dari metode 4
adalah 13,48 dengan performance rating sebesar 1.19. Performance rating diperoleh
dari hasil perkalian subjektif dengan objektif. Penentuan besarnya nilai yang didapat
dilihat dari hasil tabel westing house. Waktu normal yang didapatkan sebesar 16.04
detik. Waktu normal tersebut yang nantinya akan digunakan untuk penentuan waktu
baku.
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja
normal/pada umumnya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam
system kerja terbaik saat itu dengan mempertimbangkan allowance.
Tabel 4.3 Perbandingan Waktu Baku Tiap Metode

Metode

Waktu Baku

23.83 detik

20.91 detik

18.79 detik

17.80 detik

Jika dilihat lagi pada tabel diatas dapat diketahui bahwa metode yang terbaik
dengan waktu baku yang paling kecil adalah pada metode 4. Penentuan waktu baku
yang didapat dengan cara menjumlahkan waktu normal dengan waktu normal dikali
allowance. Waktu baku yang didapatkan sebesar 17.80 detik. Maka metode keempat

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

60

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

adalah metode terbail dalam hal merangkai piala akan memiliki waktu baku yaitu
sebesar 17.80 detik.

4.5

Analisis Metode Terbaik


Tabel 4.4 Perbandingan Waktu Baku Tiap Metode

Metode

Waktu Baku

23.83 detik

20.91 detik

18.79 detik

17.80 detik

Metode terbaik ditentukan berdasarkan waktu baku terkecil, karena pengertian


dari waktu baku itu sendiri adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh operator
untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan dalam sistem kerja atau metode terbaik
pada saat itu. Dari waktu baku yang sudah dicari didapatkan sebesar 17.80 detik. Yang
berarti waktu operator melakukan pekerjaannya sebesar 17.80 detik. Waktu baku pada
metode 4 merupakan waktu baku yang paling singkat daripada waktu baku metode lain.
Ini disebabkan beberapa faktor, jika diperhatikan waktu baku dari metode 1 sampai
metode 4 semakin lama semakin rendah, ini bisa saja disebabkan karena operator sudah
terbiasa melakukan elemen-elemen pekerjaan.
Kemudian faktor jarak juga mempengaruhi kinerja operator saat merangkai
komponen pada metode 4, karena pada metode 4 jarak antar komponen dengan lokasi
perangkaian itu dekat yaitu 10 cm dan beberapa komponen itu diletakkan dalam 2
wadah saja sehingga memudahkan operator dalam mengambil dan memilih komponen
yang hendak dirangkai.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

61

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Setelah melakukan pratikum pada modul 3 ini, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :
1. Dari pratikum stopwatch time study ini dapat memahami penerapan prinsip
ekonomi gerakan yang sangat dibutuhkan terutama dalam melakukan suatu
pekerjaan, contohnya yaitu tentang gerakan kerja perakitan piala yang dilakukan
oleh kelompok kita dalam melakukan pengukuran waktu agar didapatkan
metode yang lebih efisiensi dalam melakukan gerakan kerja. Konsep stopwatch
time study ini terutama dapat diterapkan dalam lini assembly dalam suatu proses
produksi.
2. Waktu Siklus adalah waktu pengerjaan satu unit produk dari bahan awal sampai
bahan tersebut diproses, dimana dilakukan secara langsung pada suatu pekerjaan
dengan menggunakan stopwatch. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan
oleh operator untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan dalam suatu
sistem kerja atau metode terbaik pada saat itu. Dari pratikum yang sudah
dilakukan, waktu baku yang diperoleh sebesar 17,644 detik.
3. Pada pratikum ini dapat melakukan pengukuran waktu dari waktu siklus, waktu
normal, dan waktu baku dari suatu pekerjaan. Penentuan waktu normal didapat
dengan cara mengalikan waktu siklus dengan performance rating yang sudah
ditentukan sebelumnya secara objektif dan subjektif. Waktu normal yang
didapatkan yaitu 16,04 detik. Waktu normal tersebut yang nantinya akan
digunakan untuk penentuan waktu baku. Penentuan waktu baku yang didapat
dengan cara menjumlahkan waktu normal dengan waktu normal dikali
allowance. Waktu baku yang didapatkan sebesar 17,644 detik.
4. Pada pratikum ini kita dapat menganalisa metode terbaik dan prinsip ekonomi
gerakan. Dari hasil perhitungan waktu normal dan waktu baku yang telah
didapat, operator dapat menganalisa ekonomi gerakan agar bisa mendapatkan
hasil gerakan yang lebih efisien.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

62

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi


Modul 3 Stopwatch Time Study
Kelompok 1

5. Metode efisien gerakan kerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor


seperti jarak , penggunaan penglihatan, berat beban, dan ketelitian. Kita sangat
memperhatikan faktor-faktor tersebut sehingga mendapakatkan efisiensi
ekonomi gerakan yang baik untuk perbaikan cara kerja pada kelompok kita.

5.2

Saran
1. Sebaiknya letak kotak alas piala, tumpuan piala dan badan 1 piala tidak terlalu
dekat dengan tepi meja karena pada saat tangan operator bergerak dengan cepat
dapat berisiko besar menyenggol kotak alas tersebut dan membuatnya jatuh ke
dasar lantai.
2. Sebaiknya pratikan yang akan menjadi operator berlatih terlebih dahulu supaya
terbiasa dalam melakukan perakitan piala.
3. Sebaiknya posisi badan piala dan kotak badan piala selama pratikum harus
selalu dipantau terus, supaya tidak terjadi pergeseran yang nantinya akan
mempengaruhi jarak yang dilalui operator.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2015

63

Anda mungkin juga menyukai