M. Ibnu Kahtan
TUJUAN PEMBELAJARAN
TIU :
Mahasiswa dapat menjelaskan cacing trematoda hati dan paru yang dapat
menginfeksi manusia
TIK :
Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan morfologi telur, larva dan cacing dewasa trematoda hati
dan paru
2. Menjelaskan siklus hidup cacing trematoda hati dan paru
3. Menjelaskan epidemiologi cacing trematoda hati dan paru
4. Menjelaskan terapi farmakologi cacing trematoda hati dan paru
Distribusi
Spesies
Geografi
Negara
Ophistorchis felineus
Ophistorchis viverini
Clonorchis sinensis
Faciola hepatica
Cacing dewasa
C.sinensis
O.viverrini
O. felineus
F. hepatica
Anatomi
Trematoda Hati
Faciola hepatica
C. sinensis
Egg ovoidal (light-bulb-shaped)
with pronounced shoulders:
narrow, raised operculum
abopercular end with a buttonhook projection
sometimes incomplete
size : 27 to 35 x 12 to 20 m
in feces or duodenal drainage .
O.viverini
Faciola hepatica
Bentuk bulat
Ukuran : 140 x 90 mikron
Keluar dari saluran empedu ke
dalam tinja dalam keadaan
belum matang
Siklus Hidup
Trematoda
Hospes Definitif
Spesies
HP 1
HP 2
HD
Opistorchis felineus
Bulinus spp
Opistorchis viverini
Bulinus spp
Kucing
Clonorchis sinensis
Keong air
Manusia dan
mamalia
Tumbuhan air
Manusia, sapi,
domba
Faciola hepatica
Lymnaea spp
Anjing, kucing,
rubah dan manusia
Patologi
Faciola hepatica
Gejala Klinis
Spesies
Gejala Klinis
O. felineus
O.viverini
C.sinensis
Faciola hepatica
Stadium akut: lesu, letih, lemas, dispepsia (gangguan pencernaan), sakit perut, tidak
nafsu makan, hepatomegali sedang.
Stadium kronik: jaundice, sirosis, cholangitis bernanah, cholecystitis, peritonisitis
empedu. Risiko menjadi tumor malignan/ganas pada saluran empedu.
Stadium akut: demam, diare, tidak nafsu makan,rash, edema, buta malam hari,
pembesaran hati, swollen abdominal.
Stadium kronik: penyumbatan empedu, pembentukan batu intrahepatika,
cholangitis bernanah, cholecystitis, cholelithiasis, abses hati dan empedu,
pankreatitis, dan hepatitis. Risiko menjadi tumor malignan/ganas pada saluran
empedu.
Demam, nyeri bagian kanan atas abdomen, hepatomegali, malaise, urtikaria,
eosinofilia
Epidemiologi
Spesies
Epidemiologi
Ophistorchis felineus
Ophistorchis viverini
Clonorchis sinensis
Faciola hepatica
Diagnosis
Diganosis ditegakkan :
1. Menemukan telur dalam tinja, cairan duodenum, atau cairan
empedu
2. Serologi : ELISA
3. USG : menegakkan diagnosis fasioliasis bilier
Trematoda Paru
Paragonimus westermani
Umumnya ditemukan di negara
1. Asia
2. Afrika
3. Amerika Selatan.
Hospes definitive (HD) : manusia dan karnivora peliharaan
Cara penularan : makan daging kepiting/udang batu yang
mengandung metaserkaria.
Morfologi
Siklus Hidup
P. westermani
DAUR HIDUP
DAUR HIDUP DI TUBUH MANUSIA
Hospes
Spesies
HP 1
HP 2
Kepiting air tawar, udang air
tawar, daging babi hutan yang
liar
HD
manusia dan
mamalia
Gejala Klinis
Stadium akut
Stadium kronik
Batuk
Demam
sputum berdarah
kehilangan selera makan.
DIAGNOSIS
1. Diagnosis klinis didasarkan pada riwayat
dan gejala klinis.
2. Diagnosis fakta/sebenarnya (diagnosis
secara parasitologi); menemukan telur di
dalam sputum (dahak).
3. Pemeriksaan serologi
TERIMA
KASIH