Gizi Lansia
Gizi Lansia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian pada binatang percobaan membuktikan bahwa tikus-tikus yang
diberi makan libtium mempunyai umur yang lebih pendek dari pada yang diberi
makanan yang dibatasi (restricted diet) (Brocklehurst dan Allen,1987). Temuan
lebih lanjut menunjukkan bahwa apabila bintang percobaan dikurangi asaupan
gizinya sampai usia maturitas, kemudaian diperbolehkan makan ad libtium, maka
yang akan terjadi adalah peningkatan insiden penyakit-penyakit usia lanjut.
Temuan pada binatang percobaan ini ternyata sejalan dengan temuan-temuan pada
manusia.
Apabiala seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah stu upaya
utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada
kondisi optimum agar kualitas hidupan yang bersangkutan tetap baik. Perubahan
ststua gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor
lingkunagn antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi
akibat memasuki masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah
pasangannya meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalan perubahan status
gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi maupun nondegenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan, perubahan
dalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan, dan beberapa kasusu
1
dapat disebabkan oleh obat-obat tertentu yang harus diminim para lansia oleh
karena penyakit yang sedang dideritanya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pentingnya gizi pada usia lanjut ?
b. Bagaimana menghitung status gizi pada lansia?
c. Berapa kebutuhan nutrisi pada lansia?
d. Bagaimana menu harian yang ideal pada lansiaa?
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar,
yaitu
2.
3.
4.
5.
Defisiensi imonologis
6.
7.
8.
Kemunduran
penglihatan,
pendengaran,
pengecapan,
pembauan,
ompong
-
konstipasi
-
kasihan orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya
tidak berbeda dengan orang dewasa sehat. Penuaan tidak begitu berpengaruh
terhadap kesehatan mereka.
Pemantauan status nutrisi pada lansia dapat di lakukan dengan cara
penimbangan berat badan. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1
minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5
Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap
kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu
menunjukkan kekurangan berat badan. Menghitung berat badan ideal pada dewasa
dapat dilakukan menggunakan rumus :
Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang
dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih, Jika BB kurang dari ideal artinya
gizi kurang
10
11
Kalori
12
2.
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari
adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi
ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih
tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani
dan kacang kacangan.
3.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari
konsumsi energi). Dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah kejantung). Juga dianjurkan 20% dari konsusi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA=poly unsaturated faty acid). Minyak nabati
merupakan sumber asm lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan
banyak mengandung asam lemak jenuh.
4.
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasti (susah BAB ) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat
13
yang bagi lansia adalah sauyuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula
tidak dianjurkan mengkomsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial),
karena dikuawatirkan konsumsi terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya
dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian
yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
5.
Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh
untuk mengganti yang hilang (dalmam bentuk keringat dan urine), membantu
pencernaan makanan dan membersikan ginjal ( membantu fungsi kerja ginjal ).
pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6 8 perhari.
14
15
16
Pria
Wanita
2
gram
Lauk
Daging (1 ptg= 50
1,5
1,5
1,5
gram),
Tahu (1 potong= 25
gram)
Bayam (1 mangkok=
Sayuran
100 gram)
Pepaya (1 ptg=100
Buah-buahan
gram)
Skim (1gelas = 100
Susu
gram)
Berikut ini langkah-langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk
lansia:
1.
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan,
seperti biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
3.
karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat,
seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua.
5.
18
7.
Agar ingatan tetap baik dan sistem saraf tetap bagus, harus banyak makan
Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan dengan jalan tetap aktif
Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga
dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
10.
Tetaplah berlatih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktifitas
biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk
kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
Oleh karena itu, bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan
baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan pada
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor seperti keterbatasan
pemikiran dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diperlukan demi penyempurnaan pada pembuatan makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams,
Barbara.(1989).
Maternal
Nutrition
In
Maternal
Fetal
Amoa, betty and rubian, lydia. Lodine Status of Pregnant Woman In Lae. Asia
Pacific Journal of Nutrition (2000) 9(1) :33-35.
Anomin. Gizi Indonesian. 1990,14 (2): 85-110
Darmojo, R. Boedhi.,dkk.1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKU
21