PEMULIAAN TANAMAN
ACARA II
KORELASI ANTARA DUA SIFAT
Semester :
Genap 2015/2016
Oleh :
Laily Tazkiyah Hidayati
NIM A1L014031 / Rombongan 2
2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai tanaman yang bersangkutan sangat
I.
perlu
dipelajari.
Karena
diantara
sifat-sifat
pada
dua
sifat
pada
tanaman.
2. Mengetahui bentuk hubungan yang ada diantara dua sifat
yang bersangkutan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
oleh
pengaruh
lingkungan
ataupun
pengaruh
atau
tidak
pada
sifat
yang
lain
faktor
sebab
dan
akibat.
Korelasi
hanya
memperhatikan faktor sifat tersebut mempunyai perubahanperubahan yang masing-masing dicari kerapatannya. Korelasi
antar sifat tanaman terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Korelasi genetik atau korelasi genotipe, yaitu korelasi antar
sifat yang hanya ditimbulkan oleh faktor genetik total.
2. Korelasi genetik additif atau korelasi additif, adalah korelasi
antar sifat yang hanya ditimbulkan oleh faktor genetik
additif.
banyak
digunakan
pada
jenis
tanaman
tegak.
kuning
Kulit
gabah
bersih.
yang
Bentuk
menyelubungi
gabah
panjang
biji
ramping.
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
padi
Bahan
yang
digunakan
yaitu
tanaman
padi
varietas
B. Prosedur Kerja
Diukur panjang malai padi varietas Ciherang.
Dipotong dan dihitung jumlah biji padi.
Ditimbang bobot biji.
Dihitung ragam, kovarian antara x dan y, koefisien korelasi,
koefisien determinasi, Sr, dan metode student.
IV.
140
80
110
196
126
652
-0.1
-0.6
-1.6
-0.1
2.4
0
0.01
0.36
2.56
0.01
5.76
8.7
9.6
-50.4
-20.4
65.6
-4.4
0
92.16
2540.16
416.16
4303.36
19.36
7371.2
Ragam x =
( x ix )
( y i y )
5250
2960
3960
7350
5040
2456
-0.96
30.24
32.64
-6.56
-10.56
44.8
x =37.6 y =130.4
Perhitungan :
xy
( xi x ) 2
i=0
n1
8.7
4
= 2.175
( y i y )2
Ragam y =
i=0
n1
7371.2
4
= 1842.8
( xi x ) ( y i y )
i=0
n1
S xy
448.4
=11.2
4
11,2
= 0.17690
2,175 .1842,8
Sx . S y
Koefisien determinasi = r 2=( 0,17690 )2 =0,03129361
10,03129361
1r 2 =
= 0,32290213 =
Sr=
3
n2
Koefisien korelasi =
0,56824478
koefisienkorelasi
0,17690
=
=0,3113095029
Sr
0,56824478
Jadi, t hitung ( 0,3113095029 < t tabel (3,182). Maka
Metode Student =t=
2.14
1.54
1.76
3.16
2.46
-0.1
-0.6
-1.6
-0.1
2.4
11.0
0.00518
80.2
0.0072
0.36
0.072
-
4
0.45158
5
56.9
0.4032
2.56
0.672
-
4
0.20430
8
63.3
0.7232
0.01
0.452
0.948
4
0.89870
6
118.
-0.0948
0.248
4
0.06150
5
98.4
0.5952
4
1.62128
417.
1.634
8.7
49
x =37.6 y =2.212
Perhitungan :
n
Ragam x =
( x ix )
( y i y )
0.01
5.76
xy
( xi x ) 2
i=0
n1
8.7
4
= 2.175
( y i y )2
Ragam y =
1.62128
4
i=0
n1
= 0,40532
( xi x ) ( y i y )
i=0
n1
103,496
=25,874
4
Koefisien korelasi =
S xy
2
x
.Sy
0,4085
2,175 . 40532
0,4350742
Koefisien determinasi = r 2=( 0,43507429 )2=0,18928964
10,18928964
1r 2 =
= 0,27923679 =
Sr=
3
n2
0,51984304
koefisienkorelasi 0,4350742
=
=0,83693395
Sr
0,51984304
Jadi, t hitung ( 0,83693395 < t tabel (3,182). Maka
Metode Student =t=
xy
( x ix )
( y i y )
140
2.14
9.6
92.16
0.00518
299.6
-0.6912
80
1.54
-50.4
2540.16
0.072
-
4
0.45158
123.2
33.8688
110
1.76
-20.4
416.16
0.672
-
4
0.20430
193.6
9.2208
196
3.16
65.6
4303.36
0.452
0.948
4
0.89870
619.3
62.1888
126
2.46
-4.4
19.36
0.248
4
0.06150
6
309.9
-1.0912
652
11.0
7371.2
4
1.62128
6
1545.
103.496
x =130.4 y =2.212
72
Perhitungan :
n
Ragam x =
( xi x ) 2
i=0
7371,2
4
1.62128
4
n1
= 1842,8
Ragam y =
( y i y )2
i=0
n1
= 0,40532
( xi x ) ( y i y )
i=0
n1
103,496
=25,874
4
Koefisien korelasi =
S xy
2
x
.Sy
25,874
1842,8 x 0,40352
0,94673
Koefisien determinasi = r 2=( 0,94673 )2 =0,8963
10,8963
1r 2 =
= 0,03456667 = 0,186
Sr=
3
n2
koefisienkorelasi 0,94673
Metode Student =t=
=
=5,09
Sr
0,186
Jadi, t hitung ( 5,09 < t tabel (3,182). Maka koefisien
merupakan
analisis
untuk
mengukur
kerapatan
demikian,
dapat
dikatakan
bahwa
dan
dengan
nilai
tertentu
dari
Y.
Dengan
Korelasi
dinyatakan
dengan
koefisien
(r)
dan
menunjukkan
korelasi
sempurna
antara
dua
peubah.
yang
sebab
akibat
antara
peubah-peubah
yang
bersangkutan.
5. Koefisien korelasi tidak mempunyai satuan.
6. Koefisien korelasi bersifat simetris, rxy = ryx = r.
Menurut Sudjana (2005), korelasi dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
a. Korelasi Sederhana
Korelasi sederhana yaitu bila satu sifat dipengaruhi oleh
satu sifat yang lain, misalnya panjang malai dengan
banyaknya gabah permalai pada tanaman padi.
b. Korelasi Partial
Korelasi partial yaitu bila dua sifat dipengaruhi oleh sifatsifat yang lain, misalnya tingginya produksi dan tingginya
sterilitas biji dipengaruhi oleh bobot malai dan serangan
penyakit.
c. Korelasi Berganda
Korelasi berganda yaitu bila satu sifat dipengaruhi oleh
banyak sifat yang lain, misalnya daya hasil dipengaruhi oleh
tersebut
dapat
berupa
ketahanan
terhadap
seleksi
tidak
langsung
(indirect
selection).
Cara
ini
diterapkan apabila sifat primer atau sifat I sulit diukur dan dievaluasi
atau sifat I heritabilitasnya rendah dan sifat II heritabilitasnya tinggi.
uji
ternyata
antara
kedua
variabel
tersebut
oleh
Sutaryo
(2014),
yang
menyatakan
bahwa
hubungan antara bobot biji dan panjang malai serta hasil gabah
positif dan sangat nyata. Panjang malai berkorelasi positif dan
sangat nyata dengan hasil. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
bobot biji dan panjang malai berpengaruh terhadap hasil. Nilai
korelasi antara jumlah bji dan bobot biji yaitu 25,874. Setelah
dilakukan uji t, antar kedua variabel tersebut menunjukkan
adanya korelasi beda nyata, nilai yang didapat yaitu t hitung
(5,09) > t tabel (3,182).
V.
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan :
1. Derajat hubungan antara dua sifat tanaman dinyatakan
dengan koefisien (r) dan merentang dari -1 sampai +1.
Koefisien 1, dengan tanda + atau menunjukkan korelasi
sempurna antara dua peubah.
2. Bentuk hubungan antara panjang malai dan jumlah biji, dan
panjang malai dengan bobot biji tidak berbeda nyata.
Bentuk hubungan antara jumlah biji dan bobot biji berbeda
nyata.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menghitung, agar
hasilnya sesuai dengan literature yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Astika, W. 1991. Penyingkatan Daur Pemuliaan dan Analisis
Stabilitas Hasil
Tanaman Teh (Camellia sinensi L.). Disertasi
Fakultas Pascasarjana. Universitas Padjajaran Bandung. 137 h.
LAMPIRAN