Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN
ACARA II
KORELASI ANTARA DUA SIFAT

Semester :
Genap 2015/2016
Oleh :
Laily Tazkiyah Hidayati
NIM A1L014031 / Rombongan 2

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO

2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai tanaman yang bersangkutan sangat
I.

diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang


lebih baik. Sifat tanaman baik secara morfologis maupun
fisiologis

perlu

dipelajari.

Karena

diantara

sifat-sifat

pada

tanaman memiliki hubungan yang satu dengan yang lain.


Hubungan diantara sifat-sifat tanaman ini sangat membantu
dalam melakukan seleksi.
Derajat hubungan yang ada diantara sifat-sifat tanaman
perlu diketahui agar langkah-langkah sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan. Seleksi korelasi antar karakter tanaman
memiliki arti yang sangat penting. Seleksi akan efektif bila
terdapat hubungan erat antar karakter penduga dengan karakter
yang dituju dalma satu program seleksi. Derajat hubungan
antara dua sifat tanaman dinyatakan dengan suatu bilangan
yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi tersebut
besarnya sudah ditentukan yaitu antara -1 sampai +1.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui derajat hubungan antara

dua

sifat

pada

tanaman.
2. Mengetahui bentuk hubungan yang ada diantara dua sifat
yang bersangkutan.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

Korelasi antara sifat merupakan fenomena umum yang


terjadi pada tanaman. Pengetahuantentang adanya korelasi
antara sifat-sifat tanaman merupakan hal yang sangat berharga
dan dapat digunakan sebagai dasar program seleksi agar lebih
efisien (Qosim et al., 2000). Korelasi diantara sifat-sifat dapat
disebabkan

oleh

pengaruh

lingkungan

ataupun

pengaruh

genetik. Suatu pengetahuan tentang besar dan tanda dari


koefisien kolerasi genetik diantara sifat-sifat dapat digunakan
sebagai kriteria seleksi. Perkiraan ini berguna dalam menduga
apakah seleksi untuk sifat tertentu akan memberi pengarug
menguntungkan

atau

tidak

pada

sifat

yang

lain

(Miftahorrachman et al, 2000 dan Warwick et al. 1990).


Menurut Singh dan Chaudhary (1979), korelasi merupakan
analisis sifat-sifat tanaman, tetapi pada umumnya korelasi tidak
memperhatikan

faktor

sebab

dan

akibat.

Korelasi

hanya

memperhatikan faktor sifat tersebut mempunyai perubahanperubahan yang masing-masing dicari kerapatannya. Korelasi
antar sifat tanaman terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Korelasi genetik atau korelasi genotipe, yaitu korelasi antar
sifat yang hanya ditimbulkan oleh faktor genetik total.
2. Korelasi genetik additif atau korelasi additif, adalah korelasi
antar sifat yang hanya ditimbulkan oleh faktor genetik
additif.

3. Korelasi lingkungan, yaitu korelasi antara dua sifat pada


suatu tanaman karena adanya perubahan (Soemartono, et
al., 1992).
Korelasi lebih

banyak

digunakan

pada

jenis

tanaman

menyerbuk sendiri yang homosigot atau jenis tanaman yang


apomiktik. Sedangkan korelasi additif lebih banyak digunakan
pada tanaman menyerbuk silang. Korelasi additif penting dalam
program selekasi, karena pengaruh additif dapat diubah dengan
seleksi, karena pengaruh additif dapat diubah dengan seleksi
(Soemartono et al., 1992). Menurut Musa (1978), pada bidang
pertanian pengetahuan mengenai korelasi antara sifat-sifat
agronomi suatu tanaman dengan daya hasil memainkan peranan
penting untuk seleksi simultan pada beberapa sifat.
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak dibutuhkan
oleh manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga,
setelah jagung dan gandum. Tanaman padi dimasukkan kedalam
klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Glumiflorae
Famili
: Gramineae
Genus
: Oryza
Spesies : Oryza sativa L. (Tjitrosoepomo, 1994).
Padi yang digunakan dalam praktikum yaitu padi varietas
Ciherang. Padi Ciherang termasuk dalam padi Indica. Padi ini
merupakan kelompok padi sawah yang sangat cocok ditanam di
lahan sawah irigasi dataran rendah. Padi ini dapat ditanam pada

musim hujan dan kemarau degan ketinggian di bawah 500 m


dari permukaan laut. Ciri morfologi tanaman padi Ciherang, yaitu
: padi ini memiliki warna kaki, batang, dan daun berwarna hijau.
Permukaan daun agak kasar bagian dalam. Posisi daun dan daun
bendera
berwarna

tegak.
kuning

Kulit

gabah

bersih.

yang

Bentuk

menyelubungi
gabah

panjang

biji

ramping.

Kerontokan dan kerebahan gabah sedang (BB Padi, 2010).

III.

METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat

padi

Bahan

yang

digunakan

yaitu

tanaman

padi

varietas

Ciherang. Alat yang digunakan pada praktikum yaitu, kalkulator,


penggaris, timbangan dan alat tulis.
1.
2.
3.
4.

B. Prosedur Kerja
Diukur panjang malai padi varietas Ciherang.
Dipotong dan dihitung jumlah biji padi.
Ditimbang bobot biji.
Dihitung ragam, kovarian antara x dan y, koefisien korelasi,
koefisien determinasi, Sr, dan metode student.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Tabel 1. Korelasi panjang malai dan jumlah biji
2
2
x
y
x ix
y i y
( x ix )
( y i y )
37.5
37
36
37.5
40
188

140
80
110
196
126
652

-0.1
-0.6
-1.6
-0.1
2.4
0

0.01
0.36
2.56
0.01
5.76
8.7

9.6
-50.4
-20.4
65.6
-4.4
0

92.16
2540.16
416.16
4303.36
19.36
7371.2

Ragam x =

( x ix )
( y i y )

5250
2960
3960
7350
5040
2456

-0.96
30.24
32.64
-6.56
-10.56
44.8

x =37.6 y =130.4
Perhitungan :

xy

( xi x ) 2
i=0

n1

8.7
4

= 2.175

( y i y )2

Ragam y =

i=0

n1

7371.2
4

= 1842.8

Kovarian antara x dan y =

( xi x ) ( y i y )
i=0

n1

S xy

448.4
=11.2
4

11,2
= 0.17690
2,175 .1842,8
Sx . S y
Koefisien determinasi = r 2=( 0,17690 )2 =0,03129361
10,03129361
1r 2 =
= 0,32290213 =
Sr=
3
n2
Koefisien korelasi =

0,56824478

koefisienkorelasi
0,17690
=
=0,3113095029
Sr
0,56824478
Jadi, t hitung ( 0,3113095029 < t tabel (3,182). Maka
Metode Student =t=

koefisien korelasi tidak berbeda nyata.

Tabel 2. Korelasi panjang malai dan bobot biji


2
2
x
y
x ix
y i y
( x ix )
( y i y )
37.5
37
36
37.5
40
188

2.14
1.54
1.76
3.16
2.46

-0.1
-0.6
-1.6
-0.1
2.4

11.0

0.00518

80.2

0.0072

0.36

0.072
-

4
0.45158

5
56.9

0.4032

2.56

0.672
-

4
0.20430

8
63.3

0.7232

0.01

0.452
0.948

4
0.89870

6
118.

-0.0948

0.248

4
0.06150

5
98.4

0.5952

4
1.62128

417.

1.634

8.7

49

x =37.6 y =2.212
Perhitungan :
n

Ragam x =

( x ix )
( y i y )

0.01

5.76

xy

( xi x ) 2
i=0

n1

8.7
4

= 2.175

( y i y )2

Ragam y =

1.62128
4

i=0

n1

= 0,40532

( xi x ) ( y i y )

Kovarian antara x dan y =

i=0

n1
103,496
=25,874
4

Koefisien korelasi =

S xy

2
x

.Sy

0,4085
2,175 . 40532

0,4350742
Koefisien determinasi = r 2=( 0,43507429 )2=0,18928964
10,18928964
1r 2 =
= 0,27923679 =
Sr=
3
n2

0,51984304

koefisienkorelasi 0,4350742
=
=0,83693395
Sr
0,51984304
Jadi, t hitung ( 0,83693395 < t tabel (3,182). Maka
Metode Student =t=

koefisien korelasi tidak berbeda nyata.


Tabel 3. Korelasi jumlah biji dan bobot biji
2
x
y
x ix
y i y ( y i y ) 2
( x ix )

xy

( x ix )
( y i y )

140

2.14

9.6

92.16

0.00518

299.6

-0.6912

80

1.54

-50.4

2540.16

0.072
-

4
0.45158

123.2

33.8688

110

1.76

-20.4

416.16

0.672
-

4
0.20430

193.6

9.2208

196

3.16

65.6

4303.36

0.452
0.948

4
0.89870

619.3

62.1888

126

2.46

-4.4

19.36

0.248

4
0.06150

6
309.9

-1.0912

652

11.0

7371.2

4
1.62128

6
1545.

103.496

x =130.4 y =2.212

72

Perhitungan :
n

Ragam x =

( xi x ) 2
i=0

7371,2
4

1.62128
4

n1

= 1842,8

Ragam y =

( y i y )2
i=0

n1

= 0,40532

Kovarian antara x dan y =

( xi x ) ( y i y )
i=0

n1
103,496
=25,874
4

Koefisien korelasi =

S xy

2
x

.Sy

25,874
1842,8 x 0,40352

0,94673
Koefisien determinasi = r 2=( 0,94673 )2 =0,8963
10,8963
1r 2 =
= 0,03456667 = 0,186
Sr=
3
n2
koefisienkorelasi 0,94673
Metode Student =t=
=
=5,09
Sr
0,186
Jadi, t hitung ( 5,09 < t tabel (3,182). Maka koefisien

korelasi antara jumlah biji dan bobot biji berbeda nyata.


B. Pembahasan
Menurut Singh dan Chandhary (1979); Warwick et al. (1990),
korelasi

merupakan

analisis

untuk

mengukur

kerapatan

hubungan yang terjadi antara sifat tanaman yang satu dengan


sifat tanaman yang lainnya. Sedangkan menurut Murwani (2007),
korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah
satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan. Pengukuran
asosiasi ini merupakan istilah yang umum digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Koefisien

korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat kemiripan dalam


variabilitas antar tanaman induk dengan keturunannya.
Menurut Nasoetion dan Barizi (1976), ada tiga macam
hubungan yang dapat terjadi, yaitu :
1. Nilai-nilai yang besar dari peubah acak X cenderung untuk
terjadi bersama-sama dengan nilai-nilai yang besar dari
peubah acak Y. Bila demikian dapat dikatakan, bahwa X dan
Y mempunyai korelasi positif.
2. Nilai-nilai yang besar dari peubah acak X cenderung untuk
terjadi bersama-sama dengan nilai-nilai yang kecil dari Y.
Dengan

demikian,

dapat

dikatakan

bahwa

dan

mempunyai korelasi negatif.


3. Tidak ada kecenderungan bagi nilai X tertentu untuk terjadi
bersama-sama

dengan

nilai

tertentu

dari

Y.

Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa X dan Y tidak berkolerasi.


Koefisien korelasi adalah derajat hubungan antara dua sifat
tanaman.

Korelasi

dinyatakan

dengan

koefisien

(r)

dan

merentang dari -1 sampai +1. Koefisien 1, dengan tanda + atau

menunjukkan

korelasi

sempurna

antara

dua

peubah.

Sebaliknya, koefisien nol berarti tidak ada korelasi sama sekali.


Keseragaman dalam derajat korelasi dinyatakan oleh koefisien
yang merentang dari 0 sampai 1 dan dari -1 sampai 0 (Schefler,
1979).
Koefisien korelasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan
+1.

2. Koefisien korelasi hanya mencerminkan keeratan hubungan


yang tidak liniar antara X dan Y, dan tidak berlaku untuk
menerangkan hubungan yang tidak linear.
3. Tanda koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan.
Apabila r (+), maka koefisien korelasi antara kedua peubah
bersifat searah, artinya kenaikan dan penurunan X akan
diikuti dan penurunan Y sebaliknya. Namun, apabila r (-),
maka kenaikan X akan terjadi bersama penurunan Y.
4. Umumnya hubungan fungsional antara peubah

yang

berkolerasi tidak memberikan pengertian tentang adanya


hubungan

sebab

akibat

antara

peubah-peubah

yang

bersangkutan.
5. Koefisien korelasi tidak mempunyai satuan.
6. Koefisien korelasi bersifat simetris, rxy = ryx = r.
Menurut Sudjana (2005), korelasi dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
a. Korelasi Sederhana
Korelasi sederhana yaitu bila satu sifat dipengaruhi oleh
satu sifat yang lain, misalnya panjang malai dengan
banyaknya gabah permalai pada tanaman padi.
b. Korelasi Partial
Korelasi partial yaitu bila dua sifat dipengaruhi oleh sifatsifat yang lain, misalnya tingginya produksi dan tingginya
sterilitas biji dipengaruhi oleh bobot malai dan serangan
penyakit.
c. Korelasi Berganda
Korelasi berganda yaitu bila satu sifat dipengaruhi oleh
banyak sifat yang lain, misalnya daya hasil dipengaruhi oleh

sifat banyak anakan, ketahanan rebah, ketahanan terhadap


hama dan penyakit, respon terhadap pemupukan dan
sebagainya.
Contoh dari korelasi antara sifat-sifat tanaman yaitu, suatu
varietas kedelai dikatakan unggul bila mempunyai kelebihan
tertentu dibandingkan dengan varietas lokal yang telah ada.
Keunggulan

tersebut

dapat

berupa

ketahanan

terhadap

lingkungan, hama dan penyakit, umur genjah, hasil yang lebih


tinggi dan sifat agronomik lainnya. Sifat-sifat yang berkorelasi
positif, terhadap hasil biji antara lain adalah fase generatif yang
panjang, umur dalam, protein rendah dan tahan rebah. Jumlah
biji per polong dan jumlah biji per tanaman mempunyai korelasi
secara fenotipik positif terhadap hasil, namun ada korelasi nyata
secara genetik (Yusuf, 1996).
Menurut Somaatmadja (1985), menyatakan bahwa korelasi
genotipik berguna untuk mengetahui apakah dua sifat dapat
atau tidak diperbaiki bersama-sama, dimana sifat-sifat yang
berkolerasi positif nyata dapat diperbaiki secara bersamaan.
Sedangkan menurut Astika (1991), dalam Poerwoko (1995),
menyatakan bahwa pengetahuan adanya korelasi antara sifat
merupakan hal yang sangat penting dalam program pemuliaan
tanaman, karena untuk memilih suatu bahan tanaman unggul
diperlukan seleksi dua atau tiga aifat secara bersama-sama.
Apabila diketahui adanya korelasi yang erat antar sifat maka

pemilihan sifat tertentu secara tidak langsung telah memilih sifat


lain yang diperlukan dalam usaha memperoleh bahan tanaman
unggul. Menurut Soemartono et al. (1992), manfaat korelasi antar
sifat selain untuk memprediksi correlated respons, juga penting dalam
penerapan

seleksi

tidak

langsung

(indirect

selection).

Cara

ini

diterapkan apabila sifat primer atau sifat I sulit diukur dan dievaluasi
atau sifat I heritabilitasnya rendah dan sifat II heritabilitasnya tinggi.

Berdasarkan praktikum ini, padi dengan varietas Ciherang

didapatkan data dengan panjang malai keseluruhan 168 cm


dengan rata-rata panjang malai 37,6 cm. Jumlah biji keseluruhan
sebanyak 652 biji dengan rata-rata 130,4. Bobot biji didapatkan
keseluruhan yaitu 11,06 dengan rata-rata 2,212. Nilai korelasi
antara panjang malai dan jumlah biiji adalah 11,2. Setelah
dilakukan

uji

ternyata

antara

kedua

variabel

tersebut

menunjukkan korelasi yang tidak berbeda nyata, karena t hitung


(0,3113095029) < t tabel (3,182). Hasil ini tidak sesuai dengan
literature yang ada. Rohaeni et al. (2012) menyatakan bahwa
tinggi tanaman berhubungan erat positif dengan umur tanaman.
Semakin tinggi tanaman maka semakin dalam umur tanaman.
Semakin tinggi tanaman menandakan semakin banyak fotosintat
yang diproduksi sehingga akan berpengaruh terhadap semakin
tingginya bobot panen karena tanaman yang tinggi akan
mempunyai malai yang panjang dan malai yang panjang
menjamin adanya jumlah biji yang lebih banyak. Menurut

Soemedi (1982), jumlah biji per malai di pengaruhi oleh panjang


malai. Kemampuan tanaman mengekspresikan panjang malai
sangat dipengaruhi oleh periode inisiasi malai yang termasuk
dalam periode kritis tanaman. Kekurangan hara dan air pada
periode inisiasi malai dapat menyebabkan pembentukan malai
menjadi tidak maksimal sehingga berpengaruh pada bakal biji
yang akan terbentuk. Jumlah biji per malai ditentukan pada fase
reproduksi.
Nilai korelasi antara panjang malai dan bobot biji, yaitu
0,4085. Setelah dilakukan uji t, antar kedua variabel tersebut
menunjukan korelasi yang tidak berbeda nyata. Korelasi antara
panjang malai dan bobot biji juga tidak sesuai penelitian yang
dilakukan

oleh

Sutaryo

(2014),

yang

menyatakan

bahwa

hubungan antara bobot biji dan panjang malai serta hasil gabah
positif dan sangat nyata. Panjang malai berkorelasi positif dan
sangat nyata dengan hasil. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
bobot biji dan panjang malai berpengaruh terhadap hasil. Nilai
korelasi antara jumlah bji dan bobot biji yaitu 25,874. Setelah
dilakukan uji t, antar kedua variabel tersebut menunjukkan
adanya korelasi beda nyata, nilai yang didapat yaitu t hitung
(5,09) > t tabel (3,182).

V.

SIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan :
1. Derajat hubungan antara dua sifat tanaman dinyatakan
dengan koefisien (r) dan merentang dari -1 sampai +1.
Koefisien 1, dengan tanda + atau menunjukkan korelasi
sempurna antara dua peubah.
2. Bentuk hubungan antara panjang malai dan jumlah biji, dan
panjang malai dengan bobot biji tidak berbeda nyata.
Bentuk hubungan antara jumlah biji dan bobot biji berbeda
nyata.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menghitung, agar
hasilnya sesuai dengan literature yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Astika, W. 1991. Penyingkatan Daur Pemuliaan dan Analisis
Stabilitas Hasil
Tanaman Teh (Camellia sinensi L.). Disertasi
Fakultas Pascasarjana. Universitas Padjajaran Bandung. 137 h.

BB Padi. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian


Tanaman Padi,
Sukamandi.
Miftahorrachman, H.F. Mangindaan, dan H, Novarianto. 2000.
Analisis Lintas
Karakter Vegetatif dan Generatif Kelapa dalam
Kupal terhadap Jumlah Bunga Betina. Zuriat 11 : 39 45.
Murwani. 2007. Analisis Korelasi dan Regresi. PT. Gramedia :
Jakarta.
Musa, M.S. 1978. Ciri Kestastistikan Beberapa Sifat Agronomi
Suatu Bahan
Kegenetikan Kedelai (Glycine max (L.) Merr).
Disertasi Doktor. IPB : Bogor.
Nasoetion, A. H. dan Barizi. 1976. Metode Statistika. PT.
Gramedia, Jakarta.
Poerwoko, M.S. 1986. Heritabilitas, Korelasi Genotipik dan Sidik
Lintas Sifat Kuantitatif Zuriat-Zuriat Persilangan Kedelai pada
Generasi Segregasi F5 dan Tiga Varietas Tetua. Tesis. UGM,
Yogyakarta.
Qosim, W.A., Kurniawan A, Marwoto B, dan Badriah DS. 2000.
Stabilitas Parameter Genetik Mutan-Mutan Krisan Generasi VM.
Laporan Hasil
Penelitian Lembaga Penelitian Universitas
Padjajaran, Bandung.
Rohaeni, Wage R., dan Untung Susanto. 2014. Seleksi Generasi
Bersegregasi
pada Galur-Galur Padi untuk Sawah Tadah
Hujan. Jurnal Agrotrop. 4(2) : 182-187.
Schefler, William C. 1979. Statistik Untuk Biologi, Farmasi,
Kedokteran dan Ilmu yang Bertautan. ITB : Bandung.
Singh, R. K. dan B. D. Chaudhary. 1979. Biometrical Methods in
Quantitative
Genetic Analysis. Kalyani Pub. Ludhaian, New
Delhi.
Soemartono, B. Samad, R. Hardjono, dan I. Somadiredja. 1992.
Bercocok Tanam Padi. Yasaguna, Jakarta.
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Unversitas
Jenderal Soedirman,
Purwokerto.

Somaatmadja. 1985. Peningkatan Produksi Kedelai melalui


Perakitan Varietas,
hal 243 259. Dalam : S. Somaatmadja,
M. Ismunadji, Sumarno, M.
Syam, S.O. Manurung dan Yuswadi
(Eds.). Kedelai Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Tarsito : Bandung.
Sutaryo, Bambang. 2014. Kajian Keragaan Varietas Unggul Baru
Padi Sawah
dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu di
Bantul, Yogyakarta. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian. Vol 17, No. 2.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan.
Cetakan I. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Warwick, E.J., Hardjosubroto, W, Astuti, M. 1990. Pemuliaan
Ternak. Cetakan Keempat . Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

LAMPIRAN

ACARA II. KORELASI ANTARA DUA SIFAT PADA TANAMAN


Tanggal Praktikum
: 9 Mei 2016
Nama
: Laily Tazkiyah Hidayati
NIM
: A1L014031
Rombongan
:2
Asisten
: Anggi Mega Y

Anda mungkin juga menyukai