Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Log

Log adalah suatu grafik kedalaman (atau waktu) dari satu set yang menunjukkan
parameter fisik, yang diukur secara berkesinambungan dalam sebuah sumur
(Harsono, 1997). Logging adalah pengukuran atau pencatatan sifat-sifat fisika
batuan di sekitar lubang bor secara tepat dan kontinyu pada interval kedalaman
tertentu (Schlumberger, 1986). Maksud dari logging adalah untuk mengukur
parameter

fisika

sehingga

dapat

diinterpretasi

litologi penampang

sumur,

karakteristik reservoir antara lain porositas, permeabilitasdan kejenuhan minyak.


Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan
dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk
evaluasi

formasi

dan

identifikasi

ciri-ciri

batuan

dibawah permukaan

(Schlumberger, 1958).Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan


informasi litologi, pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhan
hidrokarbon. Sedangkan tujuan utama dari penggunaan log ini adalah untuk
menentukan zona, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu
reservoir.
Macam Macam Log
Log itu sendiri diartikan sebagai suatu grafik kedalaman (atau waktu)dari satu set
yang menunjukkan parameter fisik, yang diukur secara berkesinambungan dalam
sebuah sumur.
Ada 4 jenis log yang sering digunakan dalam interpretasi yaitu :
1.

Log listrik terdiri dari log Resistivitas dan log SP


Log Resisitivity terdiri dari Electric log (ES), Induction log (IES), Laterolog
(LL),

Microresistivity

log

[Microlog

(ML),Microlaterolog

(MLL),

Microsperically Focus log (MSFL) dan Proximity Log (PML)]


2. Log radioaktif terdiri dari log Gamma Ray (GR) ,log porositas yaitu terdiri dari
log Densitas (RHOB) dan log Neutron (NPHI)
3. Log Caliper
4. Log akustik berupa log Sonic

Evaluasi Formasi Menggunakan Wireline Well Logging


1

Hasil Rekaman Wireline Well logging dapat digunakan untuk mengevaluasi baik secara
Kwalitatif maupun Kwantitatif.
Evaluasi Kwalitatif:
a. Penentun Lithologi, yaitu penentuan susunan perlapisan batuan yang ditembus
sumur pemboran sehingga dapat diketahui jenis batuan dan lain lain.
b. Penentuan lapisan permeable yaitu lapisan yang diperkirakan mengandung
minyak dan atau gas bumi
c. Penentuan Fluida content (isi kandungan batuan) yaitu :
Penentuan lapisan minyak, gas dan air
Penentuan batas minyak air = oil water contact (BMA = OWC)
Penentuan batas gas miyak = gas oil contact (BMG = GOC)
Evaluasi Kwantitatif :
Data yang diperoleh dari hasil rekaman, dibantu dengan rumus pendukungnya maka
parameter reservoir dapat ditentukan antara lain dapat menghitung:

Porositas ( )
Saturasi air (Sw)
Saturasi hodrokarbon sisa = residual hidrokarbon saturation (Shr)
Saturasi : hidorkarbon yang dapat bergerak = moveable hydrocarbon saturation
(Shm)

1. 1 Log Resistiviy
Log ini mengukur tahanan jenis formasi, untuk medapatkan sifat sifat fisik
batuan.Tahanan jenis suatu media adalah tahanan /hambatan yang diberikan oleh suatu
media tersebut terhadap aliran arus listrik yang melewatinya. Tahanan jenis diukur
dengan alat normal yang mengukur Ra ( tahanan jenis semu dari formasi ) dan alat
lateral dan induksi yang dapat mengukur tahanan jenis sebenarnya Rt. Log tahanan
jenis dapat dibagi lagi menjadi tiga berdasarkan tempat pengambilan datanya, yaitu :
1. Log tahanan jenis dangkal digunakan untuk mengukur tahanan jenis zona invasi
yakni zona yang berada di sekitar tabung bor. Zona inidapat dipengaruhi oleh air
lumpur bor ataumud filtrat. Log ini disebut juga Lateral log Shallow (LLS).
2. Log tahanan jenis menengah, log ini mengukur tahanan jenis zona transisi yakni zona
yang sebagian dari fluidanya terusir olehmud filtrate dan sebagian masih merupakan
fluida asli. Log ini disebut juga MicroSpherically FocusLog (MSFL)
2

3. Log tahanan jenis dalam, log ini mengukur tahanan jenis formasiyang tidak
terganggu oleh proses pemboran.Tujuan penggunaan adalah untuk mengukur tahanan
jenis asli ( Rt ), membantu mengetahui porositas dan permeabilitas batuan. Juga
untuk menghitung Sw dan untuk korelasi.Log ini disebut juga Lateral log Deep
(LLD

RESISTIVITY TOOL ADALAH ALAT LOGGING YANG MENGUKUR RESISTIVITY


BATUAN
BEBERAPA RESITIVITY LOG YANG DIUKUR ADALAH CONDUCTIVITY (INDUCTION
LOG)
TUJUAN PENGUKURAN
1.MENENTUKAN RESITIVITY BATUAN DI DAERAH UNIVADED ZONE (Rt)
2.MENENTUKAN RESITIVITY BATUAN DI DAERAH TRANSITION ZONE (Ri)
3.MENENTUKAN RESITIVITY BATUAN DI DAERAH FLUSHED ZONE (Rxo)
RESISTIVITY BATUAN DIPENGARUHI OLEH
-JENIS BATUAN
-POROSITAS
-JENIS FLUIDA
BERDASARKAN JANGKAUAN PENGAMATANNYA :
A.SHALLOW INVENTIGATION FLUSHED ZONE
B.MEDIUM INVESTIGATION TRANSITION ZONE
C.DEEP INVENTIGATION UNINVADED ZONE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUKURAN/KELEMAHAN


ELEKTRIK LOG :
1.SALINITY LUMPUR Arus yang terukur tidak langsung dari formasi tetapi dari lumpur
sehingga salinity lumpur sangat mempengaruhi hasil pengukuran resistivity. Contoh
lumpur air asin.
2.PERBEDAAN RESISTIVITY FORMASI DAN LUMPUR Sangat mempengaruhi
jangkauan pengamatan / depth of investigation.
3.KETEBALAN LAPISAN DAN SHOULDER BED Pada lapisan yang tipis, distribusi
arus cenderung tidak berbentuk spherical yang disebabkan oleh shoulder bed yang
memiliki resistivity relative rendah bila dibandingkan dengan lapisan porous.

PRINSIP KERJA INDUCTION LOG


3

JIKA SUATU KUMPARAN DIALIRI DGN ARUS LISTRIK YANG SELANJUTNYA


AKAN MENGHASILKAN MEDAN MAGNIT.
JIKA TERDAPAT 2 KUMPARAN MEDAN MAGNET TERSEBUT AKAN
MENGINDUKSI KUMPARAN LAIN SEHINGGA MENGHASILKAN ARUS LISTRIK
(ARUS INDUKSI/SEKUNDER)
INDUCTION LOGGING BERFUNGSI SEPERTI TRANSFORMER
TRANMISTER COIL DIALIRKAN ARUS LISTRIK SEHINGGA AKAN
MENGHASILKAN ARUS INDUKSI (ARUS SKUNDER) PADA FORMASI YANG
SEBANDING DENGAN CONDUCTIVITY FORMASI.
CONDUCTIVITY FORMASI YANG TINGGI BERARTI RESISTIVITY YANG
RENDAH SEHINGGA AKAN TERJADI ARUS LISTRIK YANG BESAR YANG
SELANJUTNYA AKAN MENGHASILKAN ARUS INDUKSI PADA RECIVER YANG
INTENSITYNYA SEBANDING DENGAN ARUS LISTRIK PADA FORMASI DAN
CONDUCTIVITY.

Microspherically Focus Log

KOREKSI YANG DIPERLUKAN


PENGARUH LUBANG SUMUR (BOREHOLE EFFEK)
PENGARUH KETEBALAN FORMASI (BED THICKNESS EFFECTS)
BED THICKNESS CORRECTION
RESOLUSI LAPISAN YANG BAIK AKAN DIPEROLEH JIKA JARAK
TRANSMITTER-RECEIVER COIL RELATIF DEKAT
AKAN TETAPI JARAK TRANSMITTER-RECEIVER COIL RELATIF DEKAT AKAN
MEMBERIKAN SHALLOW RADIAL DEPTH INVESTIGASI
CONVENTIONAL INDUCTION DEVICE DIDESIGN UNTUK DEEP INVENTIGASI
AKAN TETAPI MEMILIKI RESOLUSI VERTIKAL YANG KURANG BAGUS.

LATEROLOG :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI.
KONDISI LUBANG BOR :
DIAMETER LUBANG
KEDUDUKAN ALAT
STAND OFF
RESISTIVITY LUMPUR (Rm)
KETEBALAN LAPISAN YANG DIUKUR (BED THICKNESS) DAN RESISTIVITY
LAPISAN SEBELAH-MENYEBELAHNYA (ADJACENT BED).
JIKA LAPISANNYA SANGAT RESISTIVE (RESISTIVITY TINGGI) DAN TIPIS
(TEBAL LAPISAN = h LEBIH KECIL DARI BEAM WIDTH) MAKA RESISTIVITY
HASIL PENGUKURAN MERUPAKAN FUNGSI h, Rs DAN Rt.
BILA h SEMAKIN KECIL MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN AKAN JAUH
LEBIH KECIL LAGI DARI Rt.
JIKA LAPISANNYA SANGAT CONDUCTIVE (RESISTIVITY RENDAH) DAN TIPIS
(h LEBIH KECIL DARI BEAM WIDTH) MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN
MERUPAKAN FUNGSI h, Rs DAN Rt.
BILA Rt JAUH LEBIH KECIL DARI Rs MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN
AKAN JAUH LEBIH BESAR DARI Rt.

1. 2. Spontaneous Potential (SP) Log


Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda dipermukaan yang
tetap dengan elektroda yang terdapat didalam lubang bor yang bergerak naik turun.
Supaya SP dapat berfungsi,lubamg bor harus diisi dengan lumpur konduktif. Skala SP
adalah dalam milivolt , tidak ada harga mutlak yang dama dengan mol karena
hanya perubahan potemsial yang dicatat. Kita bayangkan sebuah lubang sumur yang
terdiri dari lapisan permeabel dan tak permeabel.Secara alamiah karena perbedaan
kandungan garam air, arus listrik hanya mengalir di sekeliling perbatasan formasi di
dalam lubang bor. Di lapisan serpih dimana tidak ada aliran listrik, sehingga
potensialnya adalah konstan dengan kata lainSP-nya rata. Pembacaan ini disebut garis
dasar serpih ( Shale Base Line). Mendekati lapisan-permeabel, aliran listrik mulai
terjadi, yang menyebabkan beda potensial negatif (relatif terhadap serpih).Penurunan
7

kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan yang berbeda, melainkan selalu
mempunyai sudut kemiringan. Jika lapisan permeabel itu cukup tebal maka SP menjadi
konstan mendekati nilai maksimumnya (SSP-StaticSP). Memasuki lapisan serpih lagi,
situasi sebaliknya akan terjadi, dan potensial kembali ke nilai serpih secara teratur.
Kurva SP biasanya tidak mampu dengan tepat memberikan ukuran ketebalan lapisan,
karena sifatnya yang malas ataulentur. Perubahan dari posisi garis-dasar-serpih ke
daris permeable tidak tajam melainkan molor, sehingga garis batas tidak mudah dengan
tepat ditentukan. Garis batas tersebut tidak harus setengah dari garis lenturnya.Tahap
pertama yang dilakuakan dalam analisis log adalahmengenal lapisan-permeabel, dan
serpih yang tak-permeabel. Untuk itu digunakan log SP
Log SP digunakan untuk :

Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.


Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan

batas lapisan itu.


Menentukan resistivitas air-formasi, R w.
Memberikan indikasi kualitatif adanya kekotoran tanah liat (Shaliness) dari pada
lapisan permeable.

Typical Spontaneous Potential (SP) Log

PRINSIP DASAR PENGUKURAN SP


8

SP log merupakan log elektrik yang mencatat perbedaan potensial listrik (voltage) pada
batuan yang disebabkan oleh interaksi formation connate water, drilling fluid, dan shale.
Terdiri dari 2 elektroda : recording elektrode yang ditempatkan dalam sumur dan ground
electrode yang ditempatkan di permukaan.
Pengukuran untuk seluruh interval kedalaman dilakukan dengan mengukur beda potensial
listrik antara kedua elektroda tersebut.
Pengukuran listrik dalam satuan milivolt (mv)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFLEKSI KURVA SP


Tebal Lapisan
Resistivity batuan
Perbedaan resistivity air formasi (Rw) dengan filtral lumpur (Rmf)
Kedalaman infasi filtrat lumpur
Volume clay (Vclay)

LIMITASI
9

Tidak bisa digunakan jika lumpur yang digunakan Oil base mud
KOREKSI SP
Koreksi terhadap ketebalan lapisan : ketebalan lapisan <10 feet perlu dilakukan koreksi
General rule : Selalu dilakukan koreksi kurva SP terhadap ketebalan
Efek borehole diameter dan invasi pada log SP sangat rendah sehingga dapat diabaikan

10

MENGHITUNG RW DARI SP :
Siapkan data Rmf @ T dari header log
Hitung temperatur formasi
Hitung harga Rmf pada temperatur formasi
Hitung harga Rmfe (chart)
Tentukan clean sand water bearing zone
Tentukan shale base line
Baca harga defleksi kurva SP
Koreksi harga SP
Hitung harga Rwe
Hitung harga Rw (chart)
R= R

TxD = Ts

1(

BHT +Ts
)
T 2+ 6.77

T 1+ 6.77
)
DBHT

Jika Rmf tidak ada pada header log dapat didekati sbb :
Fresh Water Mud
Rmf = (Rm)1.065 x 10((9 - W)/13)
Rmc = (Rm)0.88 x 10((W - 10.4)/7.6)
W = mud weight, lb/gallon.
NaCl mud :
Rmf = 0.75 Rm
Rmc = 1.5 Rm
Persamaan SP dapat dituliskan
SP = -K log (Rmfe/Rwe)
K = 60 + (0.133 x ToF
K = 65 + (0.24 x ToC)

11

Dx

3. Log Radioaktif :
3.1 Log Gamma Ray (Log GR)
Sejarah Log Sinar Gamma (GR) sudah lama, tapi hanya sedikit pengembangan yang
dilakukan pada alat GR atau cara interpretasinya. Dengan kehadiran GR spektroskopi
beberapa tahun silam telah membuka era baru bagi kemungkinan interpretasi yang lebih
rinci.
Prinsip Log GR adalah suatu rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi karena
tiga unsur : uranium (U), thorium (Th), dan potassium (K ) yang ada pada batuan.
Pemancaran yang terus menerus terdiri dari semburan pendek tenaga tinggi sinar
12

gamma, yang mampu menembus batuan, sehingga dapat dideteksi oleh detektor
yangmemadai (biasanya jenis detektor (scintillation)).Sinar Gamma sangat efektif
dalam membedakan lapisan permeabel dan yang tak permeabel karena unsur-unsur
radioaktif cenderung berpusat di dalam serpih yang tak-permeabel, dan tidak banyak
terdapat dalam batuan karbonat atau pasir secara umum adalah permeable Kadangkala
lumpur bor mengandung sejumlah unsur potassium,karena zat potassium chloride
ditambahkan kedalam lumpur untuk mencegah pembengkakan serpih. Radioaktivitas
dari lumpur akan mempengaruhi pembacaan log GR berupa tingkatan latar belakang
radiasi yang tinggi. Koreksi pengaruhi unsur potassium lumpur inihanya ada pada alat
NGT. Log GR diskala dalam satuan API (GAPI). Satu GAPI = 1/200 dari tanggapan
yang didapat dari kalibrasi standar suatu formasi tiruanyang berisi Uranium, Thorium
dan Potassium dengan kuantitas yangdiketahui dengan tepat dan diawasi oleh American
Petroleum Institute(API) di Houston, Texas. Log GR biasanya ditampilkan pada kolom
pertama, bersama-sama kurva SP dan Kaliper. Biasanya diskala dari kiri ke kanan
dalam 0-100 atau 0-150 GAPI.Tingkat radiasi serpih lebih tinggi dibandingkan batuan
lain karena unsur-unsur radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak
permeabel, hal ini terjadi selama proses perubahan geologi batuan.
Pada formasi permeabel tingkat radiasi GR lebih rendah, dan kurva akan turun ke kiri.
Sehingga log GR adalah log permeabilitas yang bagus sekali karena mampu
memisahkan dengan baik antara lapisan serpih dari lapisan permeabel. Secara khusus
log GR berguna untuk definisi lapisan permeable disaat SP tidak berfungsi karena
formasi yang sangat resistif atau bilakurva SP kehilangan karakternya (Rmf= Rw), atau
juga ketika SP tidak dapat direkam karena lumpur yang digunakan tidak konduktif (oil
base mud). Log GR dapat digunakan untuk mendeteksi dan evaluasi terhadap mineralmineral radioaktif, seperti biji potasium atau uranium. Log GR juga dapat digunakan
untuk mendeteksi mineral-mineral yang tidak radioaktif, termasuk lapisan batubara.
Log GR digunakan secara luas untuk korelasi pada sumur-sumur berselubung. Korelasi
dari sumur ke sumur sering dilakukan dengan menggunakan log GR, dimana sejumlah
tanda-tanda perubahan litologi hanya terlihat pada log GR.
Ringkasan dari kegunaan Log GR :
Evaluasi kandungan serpih
Menentukan lapisan permeabel
Evaluasi biji mineral yang radioaktif maupun yang tidak radioaktif
Korelasi log pada sumur yang berselubung
13

Korelasi antar sumur

Gambar : Cntoh Kurva Gamma Ray Log

Berdasarkan kurva GR, kita melihat bahwa pada kurva GR menunjukkan nilai GR
menuju pada minimum. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah dengan kurva
yang mendekati minimum kemungkinan merupakan lapisan reservoir . Lapisan
reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh rendahnya harga
kurva gamma Ray dan juga radioaktivnya juga rendah yang berasosiasi dengan batu
pasir dan coal sehingga menunjukkan volume serpih yang rendah.
Dalam identifikasi litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yang pertama ditentukan
adalah Shale Base Line dan Sand Base Line dari kurva log Gamma Ray tersebut. Shale
base line yang merupakan garis lempung ini adalah garis yang ditarik dari titik yang
memiliki harga paling tinggi yang mengisyaratkan bahwa daerah tersebut merupakan
daerah serpih (shale), sedangkan sand base line merupakan garis yang ditarik dari titik
yang memiliki harga yang paling kecil dalam kurva log gamma ray yang juga
mengisyaratkan bahwa daerah tersebut adalah daerah yang permeabel. Log Gamma ray
14

yang memiliki skala 0 sampai 150 ini kemudian dianggap mempunyai persentase 100%.
Maka selanjutnya barulah ditentukan daerah interes yang menjadi kandidat batu
pasir dimana kandidat ini adalah zona yang terletak diantara 50%-80% (sering juga
disebut cut off ). Daerah yang terletak pada zona inilah yang dianggap sebagai zona
clean sand .
Selain itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas perlapisan dengan
mengambil patokan adanya perubahan pola kurva(defleksi kurva) merupakan tanda
bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat kurva Gamma Ray ini
tidak mengisyaratkan besar butir tetapi hanya memberikan informasi tentang distribusi
butir dan kandungan lempungnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUKURAN
Jenis detektor
Radioaktifitas butir batuan
Tebal formasi
Berat jenis formasi
Kondisi lubang bor

3.2 Log Porositas


Log Porositas yaitu terdiri dari log densitas, log neutron dan Sonic log.Ketiga alat itu
dipengaruhi oleh porositas batuan itu sendiri, fluida pengisi pori dan matriks batuan.
Apabila fluida pengisi pori batuan dan matriks batuan diketahui maka porositas batuan
dapat diperoleh.

15

Gambar : Neutron Logging dan Density Logging

3.2.1 NEUTRON LOG :


Berdasarkan kurva CNL (Compesated Neutron Log) yang merupakan hasil pengukuran
konsentrasi kandungan atom hidrogen dalam formasi dan secara tidak langsung dapat
menafsirkan porositas batuan. Pada prinsipnya sumber radioaktif akan memancarkan
partikel-partikel neutron pada formasi sepanjang lubang bor. Partikel-partikel tersebut
kemudian bertabrakan dengan suatu massa hidrogen yang terdapat dalam formasi
sehingga energi partikel-partikel neutron yang diterima kembali oleh detektor akan
melemah. Energi partikel neutron yang diterima kembali oleh detektor relatif masih
besar, menunjukkan energi neutron yang dipancarkan sebagian besar diterima kembali
oleh detektor dikarenakan formasi kurang mengandung unsur hidrogen yang dijumpai
dalam senyawa air (H2O) yang terdapat pada rongga batuan. Keadaan ini dapat
diasumsikan sebagai batuan yang mempunyai porositas yang rendah. Begitu pula
sebaliknya, semakin lemah energi partikel neutron yang diterima detector, menunjukkan
banyak hidrogen (H) dalam formasi. Keadaan ini menunjukkan tingginya porositas
batuan, jika H tersebut terkonsentrasi sebagai fluida.
16

Log neutron mengalami defleksi ke arah kiri dan log densitas mengalami defleksi ke
arah kanan. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan batuan ini memiliki porositas yang
rendah dan permeabilitas yang rendah, hal ini berhubungan dengan prinsip log densitas
yang memanfaatkan sinar gamma dimana pada saat sinar gamma bertabrakan dengan
elektron dalam batuan akan mengalami pengurangan energi. Semakin banyaknya
elektron dalam batuan berarti makin padat butiran atau mineral penyusun batuan
tersebut sehinggaapabila semakin padat maka ruang atau pori antar butirannya sangat
kecil sehingga batuan ini porositasnya rendah. Pada depth tertentu terdapat sedikit
sisipan sandy shale dimana log Gamma Ray menunjukkan defleksi ke arah kiri tetapi
belum melewati cut off . Umumnya pada lapisan batuan shale bersifat impermeable.
Pada Log Neutron (CNL) menunjukkan harga yang tinggi dan pada Log Density (LDL)
menunjukkan harga yang rendah, oleh karena itu batuan ini mempunyai porositas yang
sangat kecil dan impermeable . Dari kombinasi data log Neutron dan data log Density
dari kedua litologi tersebut tidak ditemukan adanya crossover yang mengindikasikan
kehadiran porositas yang diisi fluida di dalam batuan ini, sehingga dapat disimpulkan
pada batuan ini tidak terdapat fluida. Kenampakan pada log sonic Pada shale
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan pada sand stone karena pada
prinsipnya log sonic merupakan suatu log yang berfungsi dalam penentuan besarnya
harga porositas dari batuan dimana pada log ini terdapat transmitter yang mengirimkan
gelombang suara ke dalam formasi yang diterima oleh penerima yang terdapat pada log
ini dimana makin lama waktu tempuhnya maka porositas batuannya makin besar.

17

3.2.2 DENSITY LOG


DENSITY MERUPAKAN SALAH SATU DATA YANG PENTING DALAM
EVALUASI FORMASI
DENSITY MERUPAKAN INDIKATOR UTAMA POROSITAS
KOMBINASI DGN TOOL LAIN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI INDIKATOR
LITOLOGI DAN TIPE KANDUNGAN FLUIDA

18

PRINSIP DASAR PENGUKURAN


Gamma Ray secara kontinu dipancarkan dari source tool melewati mud
cake dan masuk kedalam formasi
Dalam formasi gamma ray akan mengalami kehilangan energy sampai
secara keseluruhan terabsobsi oleh matrik batuan atau sebagian kembali
ke salah satu gamma ray detektor.
Formasi dengan density yg besar akan cenderung mengabsorp gamma ray
sedangkan formasi dgn density yg rendah akan lebih sedikit mengabsorp
gamma ray.
High count rate pada detektor mengindikasikan low density formasi dan
sebaliknya
Contoh : pada formasi anhydrite yg tebal detector count rate akan sangat
rendah sedangkan pada lubang sumur dgn zone washed out dan low
density count rate detector extremly high
Compton scattering adalah interaksi antara gamma ray dan elektron
sehingga density yg diukur sebenarnya adalah e bukan b
e tidak sama dgn b untuk semua element.
Diperlukan kalibrasi khusus tool sehingga pembacaan tool pada freshwater-filled limestone benar.
Tabel berikut merupakan propertien density untuk bermacam-macam
komponen yg umum ditemui pada subsurface formasi

19

4. Caliper Log :

20

Pada log Caliper biasanya terdapat garis yang berbelok ke kanan,dapat di


interpretasikan pada kedalaman ini terdapat (caved hole)yang menyebabkan diameter
lubang bor membesar, tetapi pada data log tersebut tidak menunjukkan pembelokan
secara signifikan, sehingga dapat diperkirakan tetap terjadi pembesaran lubang bor
namun tidak begitu besar gradiennya. Hal ini dikarenakan permeabilitas dari shale
hampir mendekati nol, sehingga tidak terjadi kerak lumpur yang menyebabkan
runtuhnya dinding sumur bor ( washed out ), sehingga diameter dinding sumur bor
mengalami perbesaran.

21

PENGUKURAN KEDALAMAN
Dibedakan menjadi :
Measured Depth (MD)
True Vertical Depth
Sub Sea True Vertical Depth
Bagian penting dalam logging :

Kedalam perforasi mengacu ke Measured Depth (MD)


Perhitungan log mengacu kepada True Vertical Depth
Rw Fungsi temperatur
Temperatur merupakan fungsi kedalaman

Evolusi suhu sebagai fungsi kedalaman


Pengukuran Temperatur
Hubungan Tahanan Listrik Suhu
Penghantaran arus listrik suatu elektrolit naik bila suhunya naik. Dengan demkian perlu
diketahui suhunya untuk membuat transformasi menjadi tahanan listrik yang berangkutan.
Kurva Gambar (evolusi suhu sebagai funsi kedalaman) memungkinkan transformasi itu,
yaitu jika tahanan listrik suatu larutan diketahui, untuk suatu suhu, dapat ditentukan
tahanannya pada sembarang suhu.
Hubungan pendekatannya dapat dinyatakan dengan formula Arps :

22

RT oF = tahanan larutan pada suhu formasi (dalam oF ).


T oF = suhu formasi (dalam oF).
atau :
T 1+ 6.77
1(
)
R= R
T 2+ 6.77

1.3 Penentuan Porositas dari Density Log :


a. Menggunakan Chart Schlumberger POR-5
b. Menggunakan Rumus :

Untuk Clean Formation :


= (ma -b )/(ma -f)

Dimana :
ma= densitas matriks ( Sangstone : 2.65 gr/cc dan Limestone :2.71 gr/cc)
b = densitas batuan ( Pembacaan log )
f

= densitas fluida ( Fresh water = 1 gr/cc dan Salt water = 1.146 gr/cc)

Untuk Shaly Formation :


= [(ma -b )Vshv(ma -sh)] /(ma -f)
= D Vsh x Dsh

Neutron Log semula digunakan untuk menggambarkan formasi yang porous yang
kemudian dipakai untuk menentukan porositasnya. Log ini mencatat hydrogen content dari
formasi yang diukur. Oleh karena itu di dalam lapisan yang berisi air atau minyak neutron
log akan merefleksikan cairan yang mengisi pori pori. Menentukan porositas dari neutron
log memggunakan persamaan Indonesia sbb :
N= [ 1,02 x N log ] + 0,0425
NC = CN - ( Vsh - Nsh)
Kombinasi pengukuran yang menggunakan dua macam porosity log atau lebih dapat
menentukan antra lain porositas untuk complex lithology formation dan gas zone. Misalkan
Density-Neutron Porosity. Faktor factor yang mempengaruhi pengukuran dengan log ini
adalah borehole , formation, statistical variation, logging speed ,
23

time constant dan

excavation effect. Porositas dari kombinasi neutron-density log yang terkoreksi terhadap
shale dihitung menggunakan rumus sebagai berikur :
D = { x [(Dcorr)2 + ( Ncorr )2 ] }
Ncorr =N - { Nsh/0,45] x 0,3 x Vsh }
Dcorr =D- { [Dsh/0,45] x 0,13 x Vsh }
1.5 Penentun Porositas Neutron Density = ND
Menggunakan rumus :
jika tidak ada gas : ND oil = x [(D) + (N] jika ada gas
{ x [(D)2 + ( N )2 ] }
Atau menggunakan Rumus :

24

ND gas

: ND gas

= [ 2 (D) + (N)

Tata cara mendapatkan Volume Shale ( Vsh) = %


1. Vsh dari GammaRay Log

Vsh =( GR Log GR min ) / ( GR max GR min)


Dimana :

GR Log dari pembacaan GR Log


GR Minditarik garis lurus untuk 0 s/d TD (Total Depth) untuk

pembacaan GRlog yang terkecil


GR Max ditarik garis lurus untuk 0 s/d TD untuk pembacaan GRlog
yang terbesar

2. Vsh dari Spontaneus Log (SP Log)

Vsh (SP) =(SP Log - SP Clean) / (SP Shale - SP Clean)


Dimana :
SP Log dari pembacaan SP Log
SP Clean ditarik garis lurus untuk 0 s/d TD untuk pembacaan SPlog
yang terkecil
25

SP Shale ditarik garis lurus untuk 0 s/d TD untuk pembacaan SP Log


yang terbesar

3. Vsh dari Neutron Log


Vsh (n) =(n,log- n,min) / (n,shale- n,min)
Dimana :
n,log dari pembacaan Neutron Log
n,shaleditarik garis lurus untuk 0 s/d TD untuk pembacaan Neutron log

yang terbesar
n,min ditarik garis lurus untuk 0 s/d TD untuk pembacaan Nutron Log
yang terkecil

4. Vsh dari Neutron - Density Log


Vsh (nd) =(n,log - d) / (nsh - dsh)
Dimana :
N,log lihat Tabel 2.1 (Dari pembacaan Neutron Log)
D Lihat tabel 2.1 (dari hasil perhitungan)
D = (ma -b )/(ma -f)
f untuk Ligno sulfanate = salt water maka density fluidanya = 1.146
gr /cc atau = 1.1 gr/cc
ma = 2.71 gr /cc atau = 2.7 gr/cc (limestone)
D,shale = (madshale )/(ma-f)
ncor = n ( Vsh x nsh)
dcor = d ( Vsh x dsh)
e=

e= (

2 dc + 2 nc
) untuk Gas
2

2 dc + 2 nc
) untuk Oil
2

1.6 Untuk Metode perhitungn Saturasi Ai r (Sw)

26

Perhitungan dapat dibagi menjadi dua yaitu perhitungan Sw pada Clean Formation
dan Shaly Formation.
1

Clean Formation :

a . sw= F(
b

2.

Rw
)
Rt

; F=

a
m

Chart Schlumberger Sw-1 (m=2)

Shaly Formation :
a. Ratio Method --- Chart Schlumberger Sw-2
b. Simandoux Method :
- Chart-1 & 2 Courtesy Dresser
- Rumus :
Vsh 2 Vsh
(
)
Rsh
Rsh
5 e
+
Rw . Rt

C . Rw
sw=

e
e gas
e oil

= (

2 dc + 2 nc
)
2

2 dc + 2 nc
)
2

nc = n ( Vsh x nsh)
dc = d ( Vsh x dsh)
Dimana :
C = 0.4 untuk Sand dan 0.45 untuk Carbonat
Vsh = Volume Shale
Rw = Resistivity Air Formasi
Rt = Resistivity Batuan
Rsh = Resistivity Shale
e = Porositas Efektif
c. Indonesia Formula :
Menggunakan Rumus :

27

Vcaly
)
2

Vclay

n
2
Sw

1
=
Rt

1(

Vcaly
)
2

Vclay

n
2
Sxo

1
=
Rxo

1(

Dimana :
Vclay = Volume clay
Rxo = Resistivityflushed zone (Flushed Zone Resistivity)
Rmf = Resistivitymudfiltrate (Resistivity mud filtrate)
Rsh = Resistivity Shale

= Porositas Effektif
Sxo = Water Saturation in Flushed Zone (Sxo) :

Sebagian parameter utama petrofisika dapat ditentukan dari analisa well logging yaitu :
h = ketebalan reservoir,

= porositas, Sw = Saturasi air. Sedangkan parameter

Adapat diperkirakan dari data seismic permukaan yang diukur dengan planimeter.
Parameter tersebut dapat digunakan sebagai perhitungan :
1

Cadangan (Hidrokarbon reserve):


Jumlah akumulasi minyak setempat pada suatu batuan reservoir adalah sama
dengan hasil perkalian antara volume batuan reservoir tersebut dengan jumlah
minyak persatuan volume, dinyatakand engan rumus :

28

STOIP =

7758 A h (1Sw)
Boi

Dimana :
STOIP = Stock Tank Oil In Place, STB

= LuasBatuan Reservoir, Acre

= ketebalan reservoir, Ft

= porositasefektif, %

Sw

= Saturasi air, %

Boi

= Initial formation volume factor, Bbl/STB

Perkiraan cadangan hidrokarbon untuk jenis gas, jumlah cuft ditempat adalah :
GIIP

43560 A h (1Swi)
Bgi

Dimana :
GIIP

= Gas Initial In Place di Tanki, SCF

Bgi

= Gas initial formation volume factor. CUFT / SCF

DAFTAR PUSTAKAN

1. Manual Book Interactive Petrophysics Software, Schlumberger,


2001
2. Evaluasi Formasi, Ir Sumantri & Ir Ratnayu Sitaresmi, Jakarta, Mei
1988
3. Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi, Modul 1, Dr. Ir. Ratnayu
sitaresmi Hendri MT, Laboratorium Penilaian Formasi, Jurusan
Teknik Perminyakan Trisakti, Jakarta, 2012
29

30

Anda mungkin juga menyukai