Anda di halaman 1dari 2

Sebuah Tulisan Sederhana

Saya memiliki seorang teman, sebut saja namanya Bunga (nama samaran).
Minggu pertama semester 1 perkuliahan Ia sakit tipus dan menjalani rawat inap.
Suatu hari di semester 2 ia bercerita dengan sedikit berkaca-kaca tentang
penderitaannya selama berkuliah di Surabaya, Aku tuh gak bisa kotor dikit,
bukannya manja, tapi emang udah biasa begini. Tiap makan di pinggir jalan pasti
sakit. Dengan jarinya ia mengusap tetesan air mata pertama di ekor matanya,
aku kalo ngrasa gk sehat dikit langsung makan di KFC (Kedungpanji Fried
Chicken), gak peduli sama sekali mamaku habis uang berapa buat ngirimin aku.
Taun ini aku mau ikut SBMPTN lagi, aku mau kuliah di Bandung aja, deket
mamaku.
Saya juga memiliki seorang teman, sebut saja namanya Mawar (nama
samaran). Dia adalah simbol anti kemapanan. Hidup dengan akhlak yang
bersahaja dalam perilaku sehari-harinya, dan kritikan pada mereka yang dengan
mudah mengumbar kekayaan didepan teman-temannya masih kesulitan makan.
Suatu hari ia bercerita tentang pengalamannya semasa SMA, aku pernah
ditraktir kawanku ketika dia ultah di kaepsi. Bah, ternyata tak nikmat makanan
orang kaya itu, aku lebih suka makanan pinggir jalan dan penyetan keputih yag
bersahaja, memakmurkan mereka yang tak berpunya. Jika saat itu tangannya
tak sibuk menyangga badannya yang bersandar pada kursi lapuk di kost=kostan,
mungkin dadanya sudah ditepuk keras-keras, mending makan penyetan yang
betulan nikmat, dan tak malu aku megakuinya, di aplot ke fesbuk pun aku tak
malu, aku memang anti pamer. Tak seperti pemuda hedonis yang bersafari ke
KFC untuk berselfie, berpromosi diri, dan berharap pengakuan atas eksistensi
pribadi
Saya pribadi mengakui KFC memang tak sesedap penyetan, apalagi
penyetan dekat kost saya yang sekarang penjualnya sudah pindah. Saya sepakat
dengan Mawar, namun harus mempertimbangkan sudut pandang Bunga. KFC
menawarkan standar kebersihan yang rasanya sulit dipenuhi warung penyetan
mana pun. Dari sinilah saya akan mendefinisikan kesederhanaan.
Sederhana bukan sekedar seberapa banyak uang yang kita habiskan untuk
membeli suatu barang. Tapi tentang seberapa perlu kita membelinya. Apa
tandanya saat kita tidak lagi sederhana? Yaitu saat kita sadar bahwa kita tidak
terlalu perlu membelinya namun tetap membeli. Dan tanda paling kentara
adalah saat kita memamerkannya, segala niat hati yang mulia mendadak sirna
ketika pribadinya membutuhkan pengakuan. Dan segala pahala dan ridha
musnah terbakar riya.
Bunga makan di KFC bukan atas dasar keinginan apalagi hasrat akan
pengakuan, namun murni kebutuhan akan standar kebersihan. Sementara
Mawar menolak pengakuan atas dasar materi dan gaya hidup, namun
membutuhkan pengakuan atas prinsipnya. Pengakuan bahwa dirinya adalah
orang yang sederhana. Sayangnya, keinginan untuk diakui ini menjadikan
pribadinya tak lagi sederhana

Banyak pola pikir salah yang lebih mengutamakan pengakuan diatas kriteria
lain. Pengakuan ini sendiri banyak bentuknya. Seperti sifat pamer, gengsi dan
kesombongan. Pola pikir seperti ini yang paling banyak menggiring kepada
kehancuran. Pengakuan bersifat tidak terbatas. Jika segala daya dan upaya
hanya difokuskan pada pengakuan, maka daya ini tidak akan ada habisnya
dilakukan. Padahal kebutuhan telah terpenuhi. Contohnya jika kita makan di KFC
hanya sebagai ajang pamer
Lebih parah lagi, beberapa orang mengejar pengakuan atas suatu upaya
yang sama sekali tidak mereka butuhkan. Dari sinilah muncul istilah, besar
pasak daripada tiang. Yaitu ketika daya dan upaya dikeluarkan tanpa hasil yang
sepadan. Contohnya jika kita datang ke KFC hanya untuk ajang pamer, tanpa
makan.
Apakah kesederhanaan hanya berkutat tentang materi dan dunia? Tidak,
justru ada pengakuan yang konon bisa melemparkan pribadinya dari pintu surga.
Dalam agama saya dikenal dengan istiah riya. Dalam hal ini, pelakunya tidak
sederhana dalam beribadah. Yaitu ketika beribadah dan menuntut untuk diakui
ibadahnya. Lebih jauh lagi, setelah beribadah dirinya merasa pantas mendapat
surga. Justru orang-orang seperti inilah yang tidak akan masuk surga.
Bagaimana cara untuk hidup sederhana? Mulailah dengan tidak minta diakui,
kemudian tidak mau diakui. Kesederhanaan dimulai dari pengacuhan orang lain
terhadap sikap dan tindakan kita. Yaitu ketika perbuatan kita tidak lagi
diperbincangkan. Pribadi yang sederhana tidak butuh dibicarakan apalagi dipujipuji.

Anda mungkin juga menyukai