Tujuan Kelompok
Salah satu faktor eksternal yang harus terdapat pada suatu kelompok adalah
tujuan kelompok. Menurut Gagne (2010) tujuan kelompok merupakan gambaran
tentang sesuatu hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh kelompok. Untuk
mencapainya diperlukan berbagai usaha dari anggota kelompok melalui berbagai
aktifitasnya. Dijelaskan pula oleh Justine (2006) tujuan kelompok yang jelas sangat
diperlukan agar anggota dapat berbuat sesuatu sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Keadaan ini menyebabkan kuatnya dinamika kelompok. Selain itu tujuan kelompok
harus mendukung tercapainya tujuan anggota kelompok. Apabila tujuan kelompok
mendukung tujuan anggotanya maka kelompok menjadi kuat dinamikanya.
Tujuan kelompok ini akan menjadi suatu motivasi bagi anggota untuk
melakukan kegiatan kelompok sehingga pencapaian tujuan tersebut akan lebih
efektif. Menurut Slamet (2007) hubungan antara tujuan kelompok dan tujuan anggota
mempunyai lima kemungkinan bentuk yaitu : (1) sepenuhnya bertentangan; (2)
sebagian bertentangan; (3) netral; (4) searah dan (5) identik.
Menurut Jabal (2008) tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspekaspek sebagai berikut:
- Dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
- Mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan
dapat dicapai
membuat setiap anggota melaksanakan tugas / kewajiban sesuai dengan hak yang
diperoleh dari kedudukannya. Tika (2010) menambahkan bahwa setiap peran
kedudukan menuntut pola pekerjaan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan kelompok.
Peran kedudukan dalam suatu kelompok juga dapat disebut sebagai fungsi
tugas. Fungsi tugas adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh kelompok agar
kelompok dapat menjalankan fungsinya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai
(Tuyuwale, 1990). Menurut Soedijanto (1981), fungsi tugas adalah segala hal yang
harus dilakukan kelompok yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Dijelaskan oleh
Slamet (2007) maksud dari fungsi tugas adalah untuk memfasilitasi dan
mengkoordinasi usaha-usaha kelompok yang menyangkut masalah-masalah bersama
dan dalam rangka memecahkan masalah-masalah tersebut.
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain;
artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok.
Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok,
keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa
kekuasaan atau
organisasi (Sarwono, 2006). Hughes dkk (2012) menambahkan bahwa dari sudut
pandang kelompok, kekuasaan adalah fungsi dari pemimpin, pengikut dan
situasinya, berdasarkan pernyataan diatas maka dapat dianalisis bahwa kelompok
dipengaruhi oleh lima kekuasaan sosial yaitu (1) kekuasaan kepakaran, (2)
kekuasaan
rujukan,
kekuasaan paksa.
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada sumber kekuasaan yaitu :
(1) Kekuasaan balas jasa (reward power), didasarkan pada kemampuan seseorang
pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain; (2) Kekuasaan
paksaan (coercive power), didasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum
orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan; (3)
Kekuasaan sah (legitimate power), diperoleh berdasarkan hukum atau aturan tertentu
(Irawati, 2008).
Kepercayaan
Menurut Sopiah (2008) ada berbagai karakter yang melekat pada tim atau
kelompok yang sukses. Karakter-karakter tersebut adalah (1) mempunyai komitmen
terhadap tujuan bersama; (2) menegakkan tujuan spesifik; (3) kepemimpinan dan
struktur; (4) menghindari kemalasan sosial dan tanggung jawab; dan (5)
mengembangkan kepercayaan timbal-balik yang tinggi.
Geller dalam Sulasmi (2006) menjelaskan bahwa rasa saling percaya
merupakan suatu kondisi yang di dalamnya mengandung isi moralistik, seperti
kejujuran, atau konsistensi antara apa yang dikatakan oleh seseorang dengan apa yang
dilakukannya, kesungguhan dan tanggung jawab yang dapat diandalkan, niat baik,
dan tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Dalam hubungan saling percaya, masingmasing pihak yakin bahwa segala suatu tindakan untuk mencapai tujuan bersama
sangat diyakini akan disambut dukungan dari rekan sekelompoknya.
Menurut Tika (2010) kepercayaan merupakan salah satu unsurbudaya
kelompok dimana mengandung nilai nilai kelompok, dengan kata lainkeyakinan
merupakan sikap tentang cara bagaimana seharusnya bekerja dalam kelompok.
Hughes dkk (2012) menyatakan bahwa nilai adalah konstruk yang mewakili
perilaku atau keadaan umum yang dianggap penting oleh individu dimana nilai
tersebut di pelajari dari proses sosialisasi, lalu di internalisasi dan bagi anggota
nilai nilai tersebut merupakan komponen tak terpisahkan dari diri, sehingga nilai
memainkan peran penting dalam karakter psikologis seseorang dan dapat
memengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
Sanksi
Merupakan perlakuan yang diberikan kepada setiap anggota kelompok yang
berupa imbalan (reward) bagi yang menaati dan hukuman (punishment) bagi yang
melanggar aturan aturan kelompoknya. Winardi (2008), menyatakan bahwa
sanksi dapat di pergunakan sebagai cara untuk melakukan manajemen perubahan
terhadap kelompok dengan tujuan agar tiap anggota menyesuaikan diri dengan
perubahan atau tuntutan perubahan dari lingkungan (faktor eksternal). Perubahan
tersebut dapat terjadi baik evolusioner maupun revolusioner, namun perlu diingat
bahwa tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan kondisi yang lebih
baik, hingga dalam hal demikian perlu di upayakan agar bila dimungkinkan
perubahan diarahkan ke hal yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Norma
Norma adalah aturan aturan informal yang diadopsi oleh kelompok
untukmengatur dan membuat perilaku anggota anggota kelompok menjadi
tertata,
meskipun norma jarang sekali ditulis atau didiskusikan secara terbuka, namun
memiliki pengaruh yang kuat dan konsisten terhadap perilaku. Hal tersebut karena
kebanyakan orang memiliki kemampuan yang baik untuk membaca isyarat
isyarat sosial yang memberitahu mereka tentang norma yang berlaku (Hughes,
2012).
Winardi
(2005)
menambahkan
bahwa
kelompok
pada
umumnya
Perasaan
Merupakan tanggapan emosional yang diberikan / ditujukan oleh setiap
anggota terhadap kelompoknya. Perasaan tersebut dapat berwujud kesenangan,
kesetiaan, kekecewaan dan lain lain. Adanya perasaan perasaan tertentu
dikalangan anggota kelompok, sebenarnya dapat dijadikan ukuran untuk melihat
apakah kelompok tersebut telah berhasil mencapai tujuan yang diinginkan semua
anggotanya ataukah tidak. Tika (2010) menambahkan bahwa perasaan dapat
dijadikan tolak ukur apakah para anggota berhasil atau gagal mengatasi dua
masalah pokok kelompok yang sering muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan
masalah adaptasi integrasi internal sehingga peran pimpinan ataupun penyuluh
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan asumsi dasar dan keyakinan
yang dianut anggota kelompok.
Kemudahan
Kemudahan merupakan segala sesuatu yang memiliki nilai yang diperlukan
kelompok untuk dapat melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok,
seingga yang perlu diperhatikan bukanlah sekadar penyediaan kemudahan saja
tetapi bagaimana kemudahan dapat tersedia tepat waktu, mudah diperoleh /
didapat dan memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat digunakan dengan
memperoleh
hasil
yang
baik
maka
disini
anggota
harus
memanfaatnya
mengupayakan
agar
sumber-sumber
daya
kemudahannya (inputnya
struktur; (6) perilaku yang tidak menyenangkan; (7) konflik yang disebabkan
faktor luar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A dan Syamsu, J . A. 2008. Penguatan Kelompok Tani Ternak dalam
Pengembangan Agribisnis Peternakan. Buletin Petemakan. Edisi XXVIII .
Dinas Peternakan Prov . Sul Sel
Armstrong, M. 2007. Performance Management [terjemahan: Tony Setiawan].
Yogyakarta: Tugu.
Bacal. 2007. How to Manage Performance. New York: McGraw-Hill Companies,
Inc.
Gagne, Marylene. 2010. Self Determination Theory and Work Motivation.
Journal of Organization Behavior. Departement of Management John
Molson School of Business Concordia University 26, 331-362.
Irawati, Nisrul. 2008. Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan yang Mampu
Mengambil Keputusan yang Tepat. Jurnal USU Online. Vol. 1: 3-5.
Jabal, Tarif. 2008. Komunikasi dan Penyuluha Pertanian. Malang: Banyu Media.
Justine T. Sirait. 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo.
Mangkunegara dan Prabu, A. 2011. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan
Pencetakan UNS (UNS Press).
Muslim, C . 2006 . Peranan Kelompok Peternak Sapi Potong dengan Pendekatan
Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan
Jawa Barat . Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan
Litbang Departemen Pertanian, Bogor.