Anda di halaman 1dari 64

GAMBARAN KINERJA POSYANDU TERHADAP USAHA

PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA


KEMATIAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KUSUMA BANGSA, KECAMATAN PEKALONGAN UTARA,
KOTA PEKALO NGAN BULAN JANUARI JUNI 2015

Oleh :
Dr. Farah Maulida
Dr. Muhammad Fathah
Dr. Radith Aulia
Dr. Regina Wulandari
Dr. Ryco Giftyan
Dr. Wicaksono N. Utomo

Pembimbing:
Dr. Rikza Dini

INTERNSIP PUSKESMAS KUSUMA BANGSA


KOTA PEKALONGAN
AGUSTUS 2015
1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................

1.1

LATAR BELAKANG .................................................................

1.2

RUMUSAN MASALAH .............................................................

1.3

TUJUAN PENELITIAN ..............................................................

1.4

MANFAAT PENELITIAN .........................................................

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

2.1

PENGERTIAN EFEKTIVITAS ..................................................

2.2

POSYANDU ................................................................................

2.3

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA


POSYANDU ................................................................................

2.4

14

PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI


POSYANDU ................................................................................

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ...................................................

25

3.1

RUANG LINGKUP PENELITIAN.............................................

25

3.2

JENIS PENELITIAN ...................................................................

25

3.3

VARIABEL PENELITIAN .........................................................

25

3.4

POPULASI DAN SAMPEL ........................................................

26

3.5

MATERI/ALAT PENELITIAN ..................................................

26

3.6

PROSEDUR PENELITIAN ........................................................

26

3.7

PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA..............................

27

3.8

VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL .........................

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN .................................................................

39

BAB V

PEMBAHASAN ..........................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

64

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan dari
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi
rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan
yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan yang
sederhana tetapi sering terlupakan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah.
Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan
kesejahteraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan
yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik
beratkan pada program-program promotif dan preventif yang didukung oleh
informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan
masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan memiliki
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau
pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2015. (Depkes RI 2010).
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan
indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi sebesar 32 per 1000
kelahiran hidup. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5

adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian bayi (AKB) menjadi 17 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (Kementrian Kesehatan RI 2011).
Secara umum strategi pembangunan kesehatan yaitu menggerakkan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan memelihara,
memberikan, dan meningkatkan pelayanan pada ibu hamil dan ibu bersalin
secara cermat dan tepat termasuk deteksi dini ibu hamil dengan risiko tinggi
yang berbasis pada pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Posyandu adalah salah satu upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat. Posyandu diselenggarakan untuk memudahkan masyarakat
dalam mengetahui kesehatan dasar terutama untuk ibu hamil, bayi, dan balita.
Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan Posyandu tentu akan berpengaruh
pada keadaan status gizi anak balitanya (Adisasmito, 2006). Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) sebagaimana dijelaskan dalam Juklak BKKBN adalah
merupakan tempat pelayanan dalam suatu wilayah kerja tertentu dengan
kegiatan terpadu yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat secara terpadu
dengan program-program terkait untuk mencapai tujuan Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera.
Tujuan umum Posyandu yaitu untuk menunjang percepatan penurunan
angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Untuk wilayah kerja Puskesmas
Kusuma Bangsa, AKI masih tinggi. Pada tahun 2014, angka kematian ibu
sebesar 2 kematian dari 603, sedangkan angka kematian bayi sebesar 10 anak
dari 605 bayi lahir. Angka AKI dinilai masih cukup tinggi jika kita
estimasikan angka tersebut dalam rumus, yaitu akan ada 332 kematian dalam
100.000 kelahiran dan jauh dibawah target MDGs sebesar 102/100.000.

Tingginya AKI dan AKB membutuhkan perhatian serius dari semua


pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Posyandu sebagai unit
kesehatan terkecil di masyarakat memiliki peran yang baik dalam
menurunkan AKI dan AKB. Pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien
dapat membantu untuk tercapainya MDGs terutama mengenai kesehatan ibu
dan bayi melalui penurunan angka kematian ibu dan bayi.

1.2 Rumusan masalah


Apakah peran Posyandu terhadap usaha penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi sudah efektif?

1.3 Tujuan penelitian


Menilai efektvitas peran Posyandu terhadap usaha penurunan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Kusuma Bangsa,
Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat teoritis
Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan terkait peran
Posyandu terhadap usaha penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Kusuma Bangsa,
Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Meningkatkan pelayanan Posyandu yang ideal sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
2. Mengoptimalkan peran serta kader untuk mencapai pelayanan
Posyandu yang ideal
3. Mengoptimalkan peran serta tenaga kesehatan untuk mencapai
pelayanan Posyandu yang ideal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian efektivitas


Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna
atau menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan dalam setiap organisasi, kegiatan atau pun program.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan atau pun sasaran seperti yang telah
ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H.Emerson yang dikutip
Soewarno Handayaningrat S.(1994:16) yang menyatakan bahwa efektivitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.1
Steers (1985:87) mengemukakan bahwa efektivitas adalah jangkauan
usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana
tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan
sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap
pelaksanaannya.2
Menurut Agung Kurniawan dalam bukunya yang berjudul Transformasi
Pelayanan

Publik

mendefinisikan

efektivitas

sebagai

kemampuan

melaksanakan tugas, fungsi dari suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak
ada tekanan atau

ketegangan diantara pelaksanaannya

(Kurniawan,

2005:109)3
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian efektivitas maka dapat
disimpulakn bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh
manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

Upaya mengevaluasi jalanya suatu organisasi dapat dilakukan melalui konsep


efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah
perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen
suatu organisasi atau tidak. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila
dikerjakan sesuai dengan prosedur, sedangkan dikatakan efektif apabila
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar untuk mencapai tujuan
organisasi melalui sumber daya yang dimiliki seperti anggota, sarana dan
prasarana serta metode yang digunakan secara efisien, ditinjau dari sisi
masukan (input), proses, dan keluaran (output) sehingga memberikan hasil
yang bermanfaat.
Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana
yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Hal ini
dapat diukur dengan tiga kriteria pendekatan, seperti yang dikemukakan oleh
Martini dan Lubis (1987:55), yaitu pendekatan sumber, pendekatan proses,
dan pendekatan sasaran. Pendekatan sumber (resource approach) yaitu
mengukur efektivitas dari input dengan mengutamakan adanya keberhasilan
organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pendekatan proses (process approach)
yaitu mengukur efektivitas dengan melihat sejauh mana pelaksanaan program
dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Pendekatan
sasaran (goal approach) yaitu mengukur efektivitas dengan menitikberatkan
perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai
hasil yang sesuai dengan rencana.4

2.2 Posyandu
2.2.1 Pengertian posyandu
Posyandu merupakan salah santu bentuk Upaya Kesehatab
bersumber

Daya

Masyarakat

(UKBM)

yang

dikelila

dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam


penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mepercepat penurunan


angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu adalah suatu forum komunikasi dan pelayanan
kesehatan

masyarakat

yang

mempunyai

nilai

strategis

untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Shakira 2009).


Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).5
Pos pelayanan terpadu yang dikenal dengan istilah posyandu
adalah suatu tempat yang kegiatannya dilakukan minimal setiap satu
bulan sekali yang diberikan petugas pelayanan kesehatan. Kegiatan
pelayanan kesehatan di poyandu terdiri dari pelayanan pemantauan
pertumbuhan balita, pelayanan imunisasi, pelayanan kesehatan ibu dan
anak meliputi ANC (Antenatal Care), kunjungan pasca persalinan atau
nifas, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita, pencegahan
dan penanggulangan diare dan pelayanan kesehatan lainnya. (Arali
2008)6
Berdasarkan pelayanan yang diberikan, sasaran posyandu terdiri
atas pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
(Shakira 2009)5
2.2.2 Penyelenggaraan posyandu
Penyelenggaraan posyandu dilakukan oleh kader yang telah
dilatih di bidang kesehatan dan KB dan keanggotaannya berasal dari
PKK, tokoh masyarakat serta pemuda dan pemudi. Pengelola posyandu
sendiri adalah pengurus yang dibentuk oleh ketue RW yang berasal dari
kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader
kesehatan yang ada di wilayah tersebut. (Effendy 1998)7
Kader kesehatan adalah kader-kader yang dipilih masyarakat
menjadi penyelenggara posyandu. Menurut Gunawan dalam Hasdi
(2007), kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa

(prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat
dan bertugas mengembangkan masyarakat. Tujuan pembentukan kader
adalah

untuk

mengikutsertakan

masyarakat

secara

aktif

dan

bertanggung jawab shingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan


dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat secara
optimal.8,9
2.2.3 Pelayanan posyandu
Beberapa kegiatan di posyandu diantaranya terdiri dari lima
kegiatan, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi,
peningkatan gizi dan penanggulangan diare. (Hasdi 2007) Lima
kegiatan posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan
posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare,
sanitasi dasar, dan penyediaan obat essensial. (Shakira 2009)5,8,9
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)5,9
a.

Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas
ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid.Bila tersedia ruang pemeriksaan,
ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan.
Apabila ditemkan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas; 2)
Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu

hamil,

perlu

diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka


Posyandu atau pada hari lain sesuaidengan kesepakatan.
Kegiatan kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
a. Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi
b. Perawatan payudara dan pemberian ASI
c. Peragaan pola makanan ibu hamil

10

d. Peragaan perawatan bayi baru lahir


e. Senam ibu hamil

b.

Ibu Nifas dan Ibu Menyusui10


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan,
dilakukan pemeriksaan

kesehatan umum,

pemeriksaan

payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia.


Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c.

Bayi dan Anak Balita10


Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak.
Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan
dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di
bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup:
1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan

11

4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan


kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2) Keluarga Berencana (KB)8,9


Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada
tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntukan KB, dan konseling
KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang
dilakukan pemasangan IUD.
3) Imunisasi5
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program, baikterhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu
hamil.
4) Gizi5
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi

penimbangan

berat

badan,

deteksi

dini

gangguan

pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin


A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas
ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk
yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2
kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare5,8,9,10
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan

Perilaku

Penanggulangan

diare

Hidup
di

12

Bersih

Posyandu

dan

Sehat

dilakukan

(PHBS).

antara

lain

penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri


oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
Pelayanan Posyandu yang diberikan kepada masyarakat pada
saat kegiatan Posyandu adalah :
a. Jenis pelayanan minimal, meliputi: penimbangan untuk memantau
pertumbuhan anak, pemberian makana pendamping ASI dan vit A
dua kali setahun, pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup
pertumbuhannya, memantau atau melakukan pelayanan imunisasi,
memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila
diperlukan.
b. Paket pengembangan atau pilihan, adalah peket layanan yang dapat
ditambahkan atau dikembangkan bagi Posyandu yang telah mapan.
Paket kegiatan pilihan ini merupakan perluasan kegiatan Posyandu
yang disesuaikann dengan kebutuhan masyarakat/kelompok sasaran
di daerah, yang meiputi tambahan berbagai program, antara lain : a)
Program

pengembangan

Anak

Dini

Usia

(PADU)

yang

diintegrasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan


kelompok bermain lainnya; b) Program Dana Sehat/ atau JPKM dan
sejenisnya, seperti TABULIN, TAUMAS dan sebagainya; c)
Program penyuluhan penanggulangan penyakit endemis setempat
seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), gondok endemic
dan lainnya; d) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB-PLP); e) Usaha kesehatan Gizi masyarakat Desa
(UKGMD); f) Program iversifikasi Pertanian Tanaman Pangan; g)
Program saran air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan
perbaikan lingkungan pemukiman; h) Pemanfaatan pekarangan; i)
Kegiatan Ekonomi produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lainlain; j) Dan kegiatan lainnya seperti : TPA, Pengajian, Tman
bermain, Arisan, Peragaan Teknologi tepat guan dan sejenisnya.
c. Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu menyusui. Bagi ibu hamil dan
menyusui, pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan baik oleh

13

bidan Desa maupun tenaga kesehatan dari Puskesmas di meja V saat


Posyandu dibuka, berupa : a) tambahan bagi ibu hamil yang
mengalami KEK, pemberian tablet Ibu hamil, meliputi: Pemeriksaan
kehamilan, pemberian makanan tambahan darah, penyuluhan gizi
dan kesehatan reproduksi; b) Ibu menyusui, meliputi: Pemberian
vitamin A, pemberian makanan tambahan, pelayanan nifas dan
pembeian tablet tambahan darah, penyuluhan tentang pemenuhan
gizi selama menyusui, pemberian ASI ekslusif, perawatan nifas dan
perawatan nifas bayi baru lahir, pelayanan KB.
Posyandu dilaksanakan minimal satu bulan sekali yang
ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK Desa/Kelurahan dan petugas
kesehatan dari Puskesmas. Kegiatan pelayanan masyarakat dilakukan
dengan sistem 5 meja, yaitu meja pertama atau meja pendaftaran, meja
kedua atau meja penimbangan balita, meja ketiga atau meja pengisian
KMS, meja keempat atau meja pemberian paket pertolongan gizi
(PMT), dan meja kelima atau meja penyuluhan kesehatan. Untuk meja
satu sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan meja lima
dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru
imunisasi dan sebagainya. (Arali 2008)6

2.3 Tugas dan tanggung jawab pelaksana posyandu


Terselenggaranya

pelayanan

Posyandu

melibatkan

banyak

pihak.Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam


menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut.10,11,12
1. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain: a) Menyebarluaskan hari
buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat; b) Mempersiapkan
tempat pelaksanaan Posyandu; c. Mempersiapkan sarana Posyandu; d.
Melakukan pembagian tugas antar kader; e. Berkoordinasi dengan petugas
kesehatan dan petugas lainnya; f) Mempersiapkan bahan PMT
penyuluhan.

14

Pada hari buka Posyandu, antara lain: a) Melaksanakan pendaftaran


pengunjung Posyandu; b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu
hamil yang berkunjung ke Posyandu; c) Mencatat hasil penimbangan di
buku KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu. d) Pengukuran
LILA pada ibu hamil dan WUS. e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan
dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta
memberikan PMT; f) Membantu petugas kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya; g) Setelah pelayanan
Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan
dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
Di luar hari buka Posyandu, antara lain: a) Mengadakan
pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui serta bayi dan anak balita; b) Membuat diagram batang (balok)
SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat
(KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka
Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik; c)
Melakukan tindak lanjut terhadap: 1) Sasaran yang tidak datang; 2)
Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan; d) Memberitahukan
kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka;
e)Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
2. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga
kesehatan Puskesmastidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk
Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas
Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
a.

Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di


langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas,

15

pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya


diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari
buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut
diselenggarakan

hanya

oleh

kader

Posyandu

sesuai

dengan

kewenangannya.
c.

Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi


kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.

d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada


Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi
dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila
dibutuhkan.

3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)


a.

Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional


(Pokjanal) Posyandu kecamatan: 1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan
dan tindak lanjut kegiatan Posyandu; 2) Memberikan dukungan dalam
upaya meningkatkan kinerja Posyandu; 3) Melakukan pembinaan
untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja


Posyandu desa/kelurahan: 1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana
dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu. 2) Mengkoordinasikan
penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu;
3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan
tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu; 4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama
Lembaga

Pemberdayaan

Masyarakat

(LPM),

Lembaga

Kemasyarakatan atau sebutan lainnya. 5) Melakukan pembinaan untuk


terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
c.

Instansi/Lembaga Terkait:

16

1) Badan / Kantor /

Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi


penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat,
pengembangan

jaringan

kemitraan,

pengembangan

metode

pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan


dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana

dan

prasarana

kesehatan

(pengadaan

alat

timbangan,distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan


vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam
penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan
BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum,
dukungan program dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian,
Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya,
berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing, misalnya:
a) Kantor Kementerian Agama, berperan dalam penyuluhan
melalui jalur agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin,
penyuluhan

di

pondok-pondok

pesantren

dan

lembaga

pendidikan keagamaan, mobilisasi dana-dana keagamaan, dsb;


b) Dinas Pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga
penyuluh lapangan, koordinasi program P4K, dsb;
c) Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan, berperan
dalam hal penyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam
beryodium, dsb.
d) Dinas Pendidikan, berperan dalam penggerakan peran serta
masyarakat sekolah dan pendidikan luar sekolah, misalkan

17

melalui jalur program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), PAUD,


dsb;
e) Dinas

Sosial,

berperan

dalam

hal

penyuluhan

dan

pendayagunaan Karang Taruna, Taman Anak Sejahtera (TAS),


penyaluran berbagai bantuan sosial, dsb; f) Lembaga Profesi,
misalkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli
Gizi

(PERSAGI),

Himpunan

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia(HIMPAUDI) dan


tenaga layanan sosial terkait yang dapat berperan dalam
pelayanan kesehatan dan sosial.
Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan
masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat
melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk daerahdaerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur dinas / instansi / lembaga
sebagaimana tersebut diatas, karena struktur organisasi pada jajaran
Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten / Kota saat ini cukup
bervariasi. apabila dinas /instansi/lembaga sebagaimana tersebut di
atas tidak terdapat di daerah, maka perlu dipertimbangkan fungsi yang
sesuai dalam organisasi Pokjanal Posyandu setempat.

d. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu:


1) Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan Posyandu.
2) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu.
3) Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa/kelurahan.

18

4) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pamantauan dan


evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu
secara berkesinambungan.
5) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong,
dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
6) Mengembangkan kegiatan lain sesuaidengan kebutuhan.
7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala
Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.

e.

Tim Penggerak PKK:


1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
2) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu.
4) Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP)
atau Sistim Informasi Manajemen (SIM).

f.

Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah


terbentuk):
1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan
Posyandu.
2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu.
3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif
dalam kegiatan Posyandu.

g. Organisasi Kemasyarakatan/LSM:
1) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu,

antara

lain:

pelayanan

kesehatan

masyarakat,

penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi


organisasi.
2)

Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan


kegiatan Posyandu.

19

h. Swasta/Dunia Usaha:
1) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan
kegiatan Posyandu.
2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan
Posyandu

2.4 Peningkatan kesehatan masyarakat melalui posyandu


Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks. Mulai
dari ilmu yang digunakan dalam penyelesaian merupakan multidisiplin,
sektor yang terkait pun multisektoral, serta subjek yang melaksanankannya
pun berasal dari berbagai pihak. Masyarakat memiliki porsi yang perlu
diperhitungkan dalam penyelesaian masalah kesehatan dan peningkatan
derajat kesehatan. Membicarakan kesehatan masyarakat tidak bisa dilepaskan
dari fungsi pelayanan kesehatan daerah setempat sebagai fasilitator
masyarakat untuk memainkan perannya dalam pembangunan kesehatan di
daerahnya sendiri. Selain itu, masalah kesehatan masyarakat masyarakat
menjadi hal yang harus dicermati oleh pemerintah mengingat mulai
dikembangkannya paradigma sehat di Indonesia.13
Penerapan

paradigma

sehat

merupakan

model

pembangunan

kesehatan dalam jangka panjang agar mampu mendorong masyarakat untuk


bersikap mandiri dalam memelihara kesehatan, melalui peningkatan
pelayanan promotif dan preventif disamping kuratif dan rehabilitatif untuk
mewujudkan Indonesia Sehat (Castro, 2008).
Pelayanan kesehatan merupakan setiap bentuk pelayanan atau
program kesehatan yang ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan
dilaksanakan secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi, dengan tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat
kesehatan yang dipunyai. Selain itu terdapat lima fungsi utama pelayanan

20

kesehatan di antaranya adalah; 1) mendorong masyarakat melaksanakan


kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan persoalan mereka sendiri, 2) memberi
petunjuk kepada masyarakat tentang cara-cara menggali dan menggunakan
sarana yang ada secara efektif dan efisien, 3) memberi pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat, 4) memberi bantuan yang bersifat teknis,
bahan-bahan serta rujukan, 5) bekerja sama dengan sektor lain dalam
melaksanakan program kerja Posyandu.11,13
Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan mempunyai kewenangan
yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di
masyarakat. Artinya, Posyandu memiliki satu peran strategis untuk
mengorganisir masyarakat dalam mengupayakan kesehatan masyarakat. Hal
ini pun telah tertuang di dalam Sistem Kesehatan Nasional, dalam bab
keempat: subsistem upaya kesehatan, disebutkan di dalamnya bahwa
subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan (UKP) secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.10,11
Tujuan dari upaya kesehatan yang saling mendukung ini adalah
terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai (accessible), terjangkau
(afforrdable), dan bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Dengan demikian, pemerintah maupun penyelenggara pelayanan
kesehatan tidak dapat bekerja sendiri untuk membangun kesehatan
masyarakat. Baik masyarakat maupun individu dari masyarakat itu sendiri
juga harus memiliki pemahaman yang sama dengan pemerintah. Oleh karena
itulah, sudah menjadi konsekuensi pemerintah atau petugas pelayanan
kesehatan (Posyandu) untuk memberdayakan dan mengorganisasikan
masyarakat. Seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya,
Posyandu memiliki peran untuk memberdayakan masyarakat, dengan tujuan
untuk memberikan pemahaman dalam membangun kesehatan masyarakat.

21

Telah disebutkan pula pada paragraf awal bahwa masalah kesehatan


masyarakat ini pun muncul akibat tercetusnya paradigma sehat demi
meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Pentingnya pemberdayaan
masyarakat pun disebutkan Winslow (1920) dalam teorinya tentang kesehatan
masyarakat.
Pengertian dan fungsi pengorganisasian dan kesehatan masyarakat,
sebagai bentuk upaya peningkatan fungsi Posyandu. Pengorganisasian
masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat,
pada hakikatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya
(resources) yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya,
yaitu: preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Dari sumber lain, pengorganisasian dan pengembangan masyarakt diartikan
sebagai teknologi yangdigunakan untuk melakukan intervensi pada faktor
pendukung (enabling factors) sebagai salah satu prasyarakat untuk terjadinya
proses perubahan perilaku. Dengan teknologi pengorganisasian dan
pengembangan sumber daya yang ada pada masyarakat sehingga mampu
mandiri untuk meningkatkan derajat kesehatannya (Sasongko, 2000).
Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk mendorong secara
efektif modal

sosial

masyarakat

agar

mempunyai

kekuatan untuk

menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui


proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk
menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam
mengontrol kesehatan lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri
upaya-upaya strategis di masa depan; Memperkokoh kekuatan komunitas
basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk membangun dan
menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu, Polindes,
Dokter Kecil dan lainnya).
Peran Posyandu bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga
bagaimana keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir
modal sosial yang ada di masyarakat. Program-program Posyandu yang
berbasis atu diantarnya adalah upaya perbaikan gizi masyarakat: pembinaan

22

pengembangan UPGK dan pelayanan gizi. Pembinaan UPGK merupakan


kegiatan kunjungan petugas Puskesmas ke tiap Posyandu desa atau
RW.Selain itu, Kegiatan ini meliputi penyuluhan, pemberian nasehat pada
masyarakat ataupun kader atau volunter di desa/RW tersebut. Tindak lanjut
dari penyuluhan ini biasanya diterapkan para kader kesehatan di desa atau
RW setempat dalam kegiatan Posyandu, misalnya saja dengan pemberian
makanan tambahan pada masyarakat yang menimbang anaknya ke Posyandu
serta transfer ilmu dari kader kesehatan pada masyarakat setempat.12,14
Dengan demikian, harapan dari adanya penyuluhan sekaligus
pemberian makanan yang memenuhi gizi ini dapat menjadi awal dari
tindakan masing-masing keluarga untuk menggalakkan peningkatan gizi
kesehatan. Dengan begitu, kita kembali menyimpulakan bahwa Posyandu
perlu memberdayakan dan mengorganisir masyarakat, paling tidak kader
kesehatan di tiap daerah, untuk ikut serta dalam pembangunan kesehatan di
lingkungan tempat tinggal mereka karena pemerintah kita pun memiliki
keterbatasan petugas kesehatan profesional dan pendanaan yang kurang
optimal untuk mendukung semua program kesehatan daerah. Dari contohcontoh program kesehatan Posyandu yang melibatkan pemberdayaan
masyarakat, kita dapat lihat bahwa keterlibatan masyarakat dalam upayaupaya kesehatan ternyata cukup besar, mulai dari sebagai sumber informasi
dan data, tataran pelaksanaan termasuk pendanaan, sampai penilaian program
itu sendiri.
Meskipun sekarang ini sudah muncul banyak Posyandu di tiap desa
atau RW namun peran Puskesmas tetap dibutuhkan sebab penyelenggara
Posyandu merupakan masyarakat setempat yang masih membutuhkan
pengarahan dari petugas kesehatan, dalam hal ini adalah petugas Posyandu.
Pemberdayaan masyarakat dalam program-program kesehatan berbasis
masyarakat bukan merupakan upaya lepas tangan seperti yang dilakukan
pemerintah mulai darikurangnya sumber daya manusia profesional, dana,
kurangnya kemampuan pemerintah pusat dalam memantau masalah kesehatan
di daerah-daerah

23

Pelayanan Posyandu merupakan setiap bentuk pelayanan atau


program kesehatan yang ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan
dilaksanakan secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi, dengan tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat
kesehatan yang dipunyai. Selain itu terdapat lima fungsi utama pelayanan
Posyandu di antaranya adalah; 1) mendorong masyarakat melaksanakan
kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan persoalan mereka sendiri, 2) memberi
petunjuk kepada masyarakat tentang cara-cara menggali dan menggunakan
sarana yang ada secara efektif dan efisien, 3) memberi pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat, 4) memberi bantuan yang bersifat teknis,
bahan-bahan serta rujukan, 5) bekerja sama dengan sektor lain dalam
melaksanakan program kerja Posyandu. Dengan demikian, pemerintah
maupun penyelenggara pelayanan kesehatan tidak dapat bekerja sendiri untuk
membangun kesehatan masyarakat.

24

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang lingkup penelitian


3.1.1 Ruang lingkup keilmuan
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat

3.1.2 Ruang lingkup tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kusuma Bangsa dan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kusuma Bangsa, Kecamatan
Pekalongan Utara, Kota Pekalongan

3.1.3 Ruang lingkup waktu


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2015

3.2 Jenis penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu hal baik sosial maupun
eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkaitan dengan
masalah dan unit yang telah diteliti antara fenomena yang diuji.

3.3 Variabel penelitian


3.3.1 Variabel bebas
Input posyandu yang terdiri dari sumber daya pelaksana posyandu
yaitu tenaga kesehatan puskesmas Kusuma Bangsa, kader posyandu
dan peserta atau sasaran posyandu, dan proses yang terdiri dari teknis
pelaksanaan posyandu

3.3.2 Variabel tergantung


Data nilai cakupan pelaksanaan posyandu yang dilaksanakan selama
bulan Januari Juni 2015
25

3.4 Populasi dan sampel


3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
a. Tenaga kesehatan puskesmas Kusuma Bangsa
b. Kader Posyandu di wilayah kerja puskesmas Kusuma Bangsa
c. Ibu hamil dan bayi/balita di wilayah kerja puskesmas Kusuma
Bangsa

3.5.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
a. Tenaga kesehatan puskesmas Kusuma Bangsa yang mendapatkan
tugas untuk membina posyandu di wilayah kerja puskesmas
Kusuma Bangsa
b. Kader posyandu di wilayag kerja puskesmas Kusuma Bangsa yang
hadir saat pelaksanaan posyandu
c. Ibu hamil dan bayi/balita di wilayah kerja puskesmas Kusuma
Bangsa yang hadir saat pelaksanaan posyandu

3.5 Materi/alat penelitian


1. Kuesioner tenaga kesehatan puskesmas Kusuma Bangsa
2. Kuesioner kader posyandu
3. Kuesioner ibu hamil dan bayi/balita
4. Kuesioner teknis pelaksanaan posyandu
5. Data Sistem Informasi Posyandu (SIP)

3.6 Prosedur penelitian/cara pwngumpulan data


1. Metode angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasu dari responden tentang hal-hal yang ia
ketahui. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
pengetahuan tenaga kesehatan, kader dan sasaran tentang posyandu di

26

wilayah kerja puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan. Jenis angket


yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup (close
form question) yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban
sehingga responden hanya memberi tanda pada jawaban yang dipilih
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan jenis angket terbuka (open
form question)yaitu kuesioner yang disusun tanpa disertai jawaban
sehingga responden harus menjawab pertanyaan yang disediakan dengan
pengetahuan dan pendapat responden.
2. Metode Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati pelaksanaan posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan apakah sudah sesuai
dengan pelatihan yang telah diberikan dan prosedur yang telah ditetapkan.
3. Metode dokumentasi
Digunakan untuk mendapatkan data tentang cakupan kegiatan
posyandu selama bulan Januari Juni 2015 di seluruh posyandu di
wilayah kerja puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan.

3.7 Pengolahan dan Penyajian Data


Data Primer : Data diambil langsung ke lapangan selama pelaksanaan
posyandu dengan menggunakan kuesioner.
Data Sekunder : Data diambil dari buku kohort, SIP, Laporan Hasil Kegiatan
Posyandu
Data diolah menggunakan SPSS for windows v.20 dan disajikan dalam
bentuk Tabel dan Grafik.

27

3.9 Variabel dan Definisi Operasional


Tabel 3.1. Definisi operasional variabel pada Kuesioner
No

Pertanyaan dan Definisi Operasional

Jenis Variable

A. Teknis Posyandu
1.

Nama Posyandu

Nominal

Sudah jelas
2.

Alamat Posyandu

Nominal

Sudah jelas
3.

Jumlah Kader Terlatih

Numerik

Jumlah kader yang pernah mengikuti pelatihan posyandu


4.

Jumlah Kader yang hadir

Numerik

Jumlah kader yang hadir saat dilakukan pengamatan


5.

Apakah Sudah ada SK (Landasan Hukum) berdirinya posyandu?

Nominal

Surat keputusan dari kepala desa / lurah

Ya / tidak

6.

Apakah

terdapat

anggaran

rutin

biaya

operasional Posyandu?

Nominal
Ya / tidak

Anggaran yang diperoleh secara rutin per bulan


7.

8.

Apakah posyandu memiliki lokasi yang tetap?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Apakah lingkungan posyandui mendukung (bersih, jauh dari

Nominal

pencemaran) ?

Ya / tidak

Sudah jelas
9.

10.

11.

12

Apakah kader melakukan pengumuman hari buka posyandu?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Apakah kader melakukan persiapan tempat pelaksanaan posyandu?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Apakah dialkukan pembagian tugas antar kader?

Nominal

Adanya rolling peran dalam sistim 5 meja posyandu

Ya / tidak

Apakah kader melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan

Nominal

sebelum pelaksaanaan posyandu?

Ya / tidak

28

Sudah jelas
13

Apakah administrasi posyandu lengkap ?

Nominal

Dikatakan lengkap (ya) bila memenuhi 9 buku:

Ya / tidak

a. Buku susunan pengurus dan daftar hadir

(lengkap /

b. Buku kegiatan posyandu

tidak lengkap)

c. Notulen
d. Inventaris
e. Daftar bantuan
f. Buku tamu
g. Buku kunjungan rumah
h. Buku kas
i. Buku SIP
14

Checklist kelengkapan alat posyandu

Nominal

Ketersedian dan kondisi alat pada posyandu yang meliputi timbangan

Tidak

berdiri, timbangan bayi, dacin, meteran, pengukur tinggi badan, meja memiliki / baik
pengukur panjang badan.

/ kurang baik/
rusak

15

Apakah kader melakukan pendaftaran balita, bumil, dan PUS?

Nominal

Kader melakukan pendaftaran pada balita atau bumil, atau PUS

Ya / tidak

(sesuai kondisi pelayanan posyandu)


16

Checklist pelayuanan ibu hamil

Nominal

Pelayanan meliputi : penimbangan berat badan, pengukuran tinggi

Ya / tidak

badan, penguikuran tekanan darah, pengukuran LILA, pembagian


tablet Fe, Pemeriksaan ANC, Pemberian Imunisasi TT, dan
Konseling.
17

Checklist pelyanan ibu nifas dan ibu menyusuii

Nominal

Pelayanan meliputi: konseling KB pasca melahirkan, pembagian

Ya / tidak

kapsul vitamin A, pemeriksaan dan perawatan payudara, pemeriksaan


TFU
18

Checklist pelayanan bayi dan balita

Nominal

29

Pelayanan meliputi : penimbangan berat badan, pencatatan status

Ya / tidak

pertumbuhan, pemeriksaan kesehatan, pelaporan BGM, suplementasi


vitamin A dan tablet Fe, pembagian PMT.
19

Apakah posyandu melkukan pelayanan KB?

Nominal

Pelayanan yang dimaksud adalah pembagian kondom dan pil KB

Ya / tidak

bagi yang memerlukan


20

Apakah posyandu melakukan pelayanan imunisasi?

Nominal

Melakukan pelaksanaan Imunisasi dasar pada bayi hingga usia 9

Ya / tidak

bulan (DPT/HB/Campak)
21

22

Pernahkan terdapat kasus diare di wilayah posyandu?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Jika pernah, apakah ditangani sesuai fungsi (permintaan obat ke

Nominal

puskesmas, pemberian oralit, tablet zn, promosi PHBS)

Ya / tidak

Sudah jelas
23

Apakah posyandu melakukan program pengembangan?

Nominal

Kegiatan lain diluar kegiatan wajib posyandu (kegiatan wajib : KIA,

Ya / tidak

GIZI, Bumil / Nifas, Imunisasi, KB, Pasangan Usia Subur (PUS),


penanggulangan diare)
B. Nakes
1.

Apakah petugas kesehatan mengetahui tentang Posyandu?

Nominal

Jawaban benar bila mmemenuhi minimal 3 poin berikut

Ya / tidak

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama


masyarakat (pemberdayaan masyarakat)

sebagai peran dalam pembangunan kesehatan / memudahkan


masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar

untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu / bayi

Apakah mendapat pelatihan tentang Posyandu?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Apakah tenaga kesehatan membimbing kader dalam penyelenggaraan

Nominal

30

Posyandu?

Ya / tidak

Tenaga kesehatan membantu kader dalam cara penyelenggaraan


posyandu serta teknis dalam pelaksanaannya yang benar (cara
menimbang, cara mencatat, cara mengisi KMS, cara memberikan
penyuluhan)

4.

Apakah

petugas

melakukan

koord

inasi dengan kader sebelum pelaksanaan Posyandu?

Nominal
Ya / tidak

Sudah jelas

5.

6.

Apakah petugas selalu hadir dalam setiap pelaksanaan Posyandu?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Apakah petugas melakukan penyuluhan dan konseling tentang

Nominal

kesehatan, KB, dan gizi?

Ya / tidak

Melakukan penyuluhan bila diperlukan, misalnya bila menemui bayi


atau balita kekurangan gizi, ibu hamil, dan pasangan usia subur.

7.

Apakah melakukan pencatatan kegiatan Posyandu?

Nominal

Pencatatan di kohort

Ya / tidak

Apakah pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu sudah dilakukan

Nominal

dengan baik?

Ya / tidak

Pencatatan dilihat dari kejelasan dan kelengkapan pencatatan selama


mengasuh posyandu

9.

Apakah melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap bumil,

Nominal

bayi dan balita?

Ya / tidak

Melakukan pemeriksaan (bila memungkinkan), melakukan penyuluhan,


melakukan rujukan bila terdapat atau mencurigai terdapat permasalahan
pada bumil, bayi dan balita

10

Apakah petugas melakukan follow up / rujukan apabila ditemukan kasus

Nominal

di posyandu?

Ya / tidak

Melakukan rujukan, dan melakukan pemeriksaan atau peninjauan ulang


terhadap

kasus

yang

dilaporkan

sebelumnya

untuk

menilai

perkembangan masalah yang ada (sudah terselesaikan atau belum)

C. Kader

31

1.

Pendidikan Kader

Ordinal

Pendidikan terakhir kader,dikelompokan menjadi tidak sekolah, SD,


SMP, SMU, Perguruan Tinggi /PT

Tidak sekolah/
SD/
SMP/SMU/

2.

3.

Apakah kader tahu pengertian posyandu?

Nominal

Sudah jelas (lihat definisi posyandu sebelumnya)

Ya / tidak

Apakah kader tahu manfaat posyandu?

Nominal

Mampu menyebytkan 3 dari sebagai berikut

Ya / tidak

Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan keluarga

Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat

Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan


penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Mendukung pelayanan KB

Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam


penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan
untuk memotivasi kelompok dasa wisma berperanaktif

4.

Apakah kader tahu kegiatan utama posyandu?

Nominal

Menyebutkan 4 dari sebagai berikut:

Ya / tidak

a. GIZI
b. KIA
c. Bumil / Nifas
d. Imunisasi
e. KB
f. PUS/WUS
g. Penanggulangan Diare

5.

Apakah kader tahu sasaran atau peserta posyandu?

Nominal

Menyebutkan 4 dari sebagai berikut:

Ya / tidak

a. Bayi
b. Balita
c. Ibu hamil
d. Ibu Nifas / Menyusui

32

e. Pasangan Usia Subur

6.

Apakah kader tahu berapa kali minimal dilakukannya posyandu dalam 1

Nominal

bulan?

Ya / tidak

minimal satu kali

7.

Apakah kader tahu mengenai sistem 5 meja ?

Nominal

Dapat menyebutkan lengkap (tidak harus berurutan)

Ya / tidak

a. Pendaftaran
b. Penimbangan
c. Pencatatan di buku KMS
d. Pemberian PMT
e. Penyuluhan

8.

Apakah kader memiliki buku panduan kader posyandu?

Nominal

Sudah jelas (tidak harus memiliki secara pribadi, namun memiliki lebih

Ya / tidak

dari satu dan pernah membaca atau melihat)

9.

10

Apakah kader pernah mengikuti pelatihan kader posyandu?

Nominal

Sudah jelas

Ya / tidak

Apakah kader mengerti cara melakukan penimbangan pada balita?

Nominal

timbangan yang digunakan disesuaikan usia (bayi / balita)

Ya / tidak

Sebelum ditimbang, timbangan di nol kan terlebih dahulu, setelah


ditimbang , timbangan juga dilihat apakah kembali ke nol atau tidak

11.

12.

Apakah kader mengerti cara mengukur LILA pada ibu hamil dan WUS?

Nominal

dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku

Ya / tidak

Apakah

kader

memberikan

penjelasan

hasil

pengukuran

penimbangan?

Nominal
Ya / tidak

Memberikan penjelasan akan status gizi anak melalui hasil pemeriksaan


berat badan dan tinggi badan.

13.

Apakah kader mengerti bahwa posyandu bisa meminta obat pada


puskesmas
untuk kasus idare? (oralit dan zinc)

Nominal
Ya / tidak

sudah jelas

14.

Apakah kader mengerti cara melakukan pencatatan pada KMS?


Cara memplotingkan berat badan sesuai usia pad abuku KMS

33

Nominal
Ya / tidak

15.

16.

17.

18.

19.

Apakah kader tahu tentang Sistem Informasi Posyandu (SIP)?


Buku pencatatan laporan kegiatan posyandu yang mencakup data
mengenai ibu hamil, bayi, balita, imunisasi, PUS dan WUS
Apakah kader sukarela bertugas di posyandu?
Sudah jelas
Apakah tidak ada pihak-pihak yang menghalangi kader untuk
melaksanakan
tugasnya?
Sudah jelas
Apakah kader tidak terganggu aktivitas kesehariannya karena menjadi
kader?
Sudah jelas
Apakah kader tidak terbebani secara finansial?
Sudah jelas

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak

D. SASARAN
A.1.
A.2.
B.1.

B.2.
C.1.

C.2.

C.3.

C.4.

C.5.

C.6.

Apakah pendidikan terakhir ibu?


Sudah jelas.
Apakah pekerjaan ibu?
Sudah jelas.
Apakah ibu pernah memanfaatkan pelayanan posyandu dalam 3 bulan
terakhir?
Sudah jelas.
Pada waktu berkunjung ke posyandu, pelayanan apa saja yang ibu
terima dari petugs posyandu?
Sudah jelas.
Apa ibu mengerti apa itu posyandu?
Sudah jelas (lihat definisi posyandu sebelumnya)
Apakah ibu mengert tentang pentingnya mengikuti posyandu?
Berkaitan dengan manfaat dari posyandu (dapat dilihat di point
sebelumnya)
Apakah anda rutin membawa anak anda ke posyandu?
Ibu selalu membawa anak ke posyandu minimal sekali sebulan.
Apakah ibu mengerti tujuan dari penimbangan balita?
- mengetahui status gizi anak
- mengetahui pertumbuhan anak
- penyaring penyakit penyakit yang mungkin terkait berat badan anak
Apakah ibu mengerti anak usia berapakah yang sebaiknya ditimbang di
posyandu?
Bayi baru lahir hingga usia 5 tahun
Bila anak balita ibu terlihat sudah sehat dan gemuk, apakah masih
perlu ditimbang di posyandu?
Sudah jelas

34

Nominal
Ya / tidak

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak

C.7.

C.8.

C.9.

C.10.

C.11.

C.12.

C.13

C.14.

Apa tujuan pemberian makanan tambahan bagi anak balita di


posyandu?
Ibu dianggap mengerti bila menjawab sebagai berkut:
- sebagai makanan tambahan gizi anak, untuk perbaikan gizi anak
terutama pada bayi dengan status garis kuning dan BGM
Apakah anda memiliki buku KMS?
Sudah jelas.
Apakah anda mngerti tentang bagaimana membaca buku KMS?
Dainggap mengerti apabila dapat memperagakan secara langsung
berdasarkan soal yang diberikan oleh penanya. Ibu dapat memplotkan
antara berat badan sesuai usia dan jenis kelamin bayi / balita pada grafik
berat badan pada buku KMS
Apakah anda mengerti tingkat gizi anak anda?
Ibu dapat memperagakan dengan memplot antara berat badan dan usia
anak mereka pada grafik buku KMS dan menjelaskan artinya
Pakah anda mengetahui arti bila anak anda berada di bawah garis
merah (BGM) pada buku KMS?
Dianggap mengerti bila ibu beranggapan bahwa anak berstatus BGM
memiliki tingkat gizi kurang, dan ibu juga bisa menunjukkan daerah
dikatakan BGM pada grafik berat badan di buku KMS
Apakah ibu akan melapor dan meminta bantuan oralit dan zinc ke
posyandu bila anak diare?
Sudah jelas.
Apakah ibu tau apa itu imunisasi?
Dianggap mengerti bila menjawa sesuai point berikut
- usaha pemberian kekebalan
- dengan memberikan zat kekebalan atau kuman yang dilemahkan
- untuk mencegah timbulnya penyakit atau keparahan sakit bila terkena
kemudian
Apakah ibu tau imunisasi bisa dilakukan di posyandu?
Sudah jelas.

C.15. Apakah ibu tau KB pil dan kondom bisa didapat di posyandu?
Sudah jelas.
D.1.

D.2.

Menurut pendapat ibu, bagaimna jarak dari durmah ke posyandu?


Sudah jelas.
Berapa jarak dari rumah anda sampai ke posyandu?
Sudah jelas.

Nominal
Ya / tidak

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Jauh / dekat
Nominal
<500m /
> 500m

D.3.

Biasanya ibu dating ke posyandu menggunakan apa?


Sudah jelas.

35

Nominal
Berjalan kaki /

memakai
kendaraan
E.1.

E.2.

E.3.

F.1.
F.2.
F.3.
F.4.
F.5.

Menurut ibu, apakah ruang tunggu posyandu di tempat ibu nyaman?


Sudah jelas.
Menurut ibu apakah sarana di posyandu sudah lengkap?
Sudah jelas.
Menurut ibu, apakah sarana / fasilitas yang ada di posyandu dalam
kondisi baik?
Sudah jelas.
Menurut saya, kader bersikap ramah pada waktu melayani
penimbangan balita
Sudah jelas.
Menurut saya, kader terampil dalam melakukan pencatatan hasil
penimbangan balita pada KMS
Sudah jelas.
Menurut saya, kader menjelaskan manfaat Posyandu dalam memantau
pertumbuhan anak saya
Sudah jelas.
Kader selalu bersikap aktif mengajak ibu untuk menimbangkan
anaknya ke Posyandu
Sudah jelas.
Saya kurang percaya dengan pelayanan yang dilakukan oleh kader di
Posyandu
Sudah jelas.

Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Nominal
Ya / tidak
Ordinal
Sangat setuju/
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak
setuju

Definisi Operasional Cakupan


Tabel 3.2. Definisi operasional variabel pada Kuesioner
No.

Pertanyaan dan Definisi Operasional

Jenis Variable

A. KIA - Bumil
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah Bumil
Jumlah ibu hamil total di wilayah kerja poyandu dalam sebulan
Datang ke posyandu
Jumlah ibu hamil dalam sebulan yang mengunjungi posyandu untuk
memeriksakan kesehatan dan skrining kehamilan
Ditimbang
Jumlah ibu hamil yang datang dan ditimbang di posyandu dalam sebulan
Diukur TB
Jumlah ibu hamil yang datang dan diukur tinggi badan di posyandu
dalam sebulan
Diukur TD

36

Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik

6.
7.

8.
9.

Jumlah ibu hamil yang datang dan diukur tekanan darah di posyandu
dalam sebulan
Diukur LILA
Jumlah ibu hamil yang datang dan diukur lingkar lengan atas di
posyandu dalam sebulan
Julah bumil risti
Julmlah ibu hamil yang berstatus risiko tinggi dalam sebulan di wilayah
posyandu. (risiko tinggi diantaranya : usia dibawah 20 tahun dan diatas
35 tahun, riwayat persalinan operasi, keguguran, dan penyakti menahun)
Jumlah bumil KEK
Jumlah ibu hamil dengan status gizi kurang yang diskrining melalui
pemeriksaan LILA (LILA< 23,5 cm)
Kematian maternal
Jumlah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan/cedera, diwilayah kerja posyandu dalam satu bulan
B. KIA Nifas & Menyusui

Numerik
Numerik

Numerik
Numerik

Jumlah ibu nifas / menyusui


Jumlah total ibu nifas / menyusui di wilayah posyandu
Ibu nifas / menyusui yang dating
2.
Jumlah ibu nifas / menyusui diwilayah posyandu yang mengunjungi
posyandu untuk memeriksakan kesehatan dan konsultasi
Jumlah kelahiran
3.
Jumlah kelahiran dalam sebulan di wilayah posyandu
Persalian oleh nakes
4.
Jumlah persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,
puskesmas, rumah sakit, spesialis kandungan) dalam sebulan di wilayah
posyandu
C. KIA Gizi Diare

Numerik

Jumlah terdaftar (S)


Jumlah total bayi dan balita yang terdaftar di wilayah posyandu
Ditimbang (D)
Jumlah bayi dan balita yang datang dan ditimbang di posyandu
BB Naik (N)
Jumlah bayi dan balita yang mengalami kenaikan berat badan pada
penimbangan di posyandu dibandingkan dengan bulan sebelumnya
Memiliki KMS (K)
Jumlah bayi dan balita yang terdaftar dan memiliki KMS
D/S
Persentase bayi dan balita yang ditimbang dari keseluruhan jumlah bayi
dan balita di wilayah posyandu
N/D
Persentase bayi dan balita yang mengalami kenaikan berat badan
terhadap keseluruhan bayi dan balita yang ditimbang di posyandu
K/S

Numerik

1.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

37

Numerik
Numerik
Numerik

Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Persentase jumlah bayi dan balita yang memiliki KMS dari keseluruhan
bayi dan balita yang terdaftar di wilayah posyandu
Hijau
Jumlah bayi dan balita yang berstatus hijau dalam grafik KMS
Kuning
Jumlah bayi dan balita yang berstatus kuning dalam grafik KMS
BGM
Jumlah bayi dan balita yang berstatus merah / dibawah garis merah
dalam grafik KMS
Bayi lahir baru
Jumlah kelahiran bayi hidup dalam sebulan di wilayah posyandu
Bayi lahir mati
Jumlah kelahiran bayi mati dalam sebulan di wilayah posyandu
Bayi / balita mati
Jumlah bayi balita yang mati dalam sebulan di wilayah posyandu
Vitamin A / Fe
Jumlah bayi dan balita yang mendapatkan vitamin A / Fe pada bulan
februari dan agustus
Jumlah kasus diare
Jumlah kasus diare pada bayi dan balita dalam sebulan di wilauah
posyandu
Penanganan diare
Jumlah kasus diare pada bayi dan balita dalam sebulan di wilayah
posyandu yang ditangani di posyandu

38

Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Data yang terkumpul dengan kuesioner, kami olah sedemikian lupa untuk
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil yang didapat meliputi gambaran
mengenai berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kinerja posyandu, termasuk
pelaksana (kader), pengawas (petugas kesehatan), kegiatan posyandu ittu sendiri
beserta sarana dan prasarana posyandu (teknis posyandu). Selain itu untuk melihat
gambaran mengenai hasil kinerja posyandu kami sajikan pula tabel dan grafik
yang berkaitan dengan sasaran posyandu, dan cakupan dari kegiatan posyandu
secara umum berdasarkan buku pedoman posyandu di Puskesmas Kusuma
Bangsa.
A. Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan yang terlibat dalam kegiatan posyandu Puskesmas
Kusuma Bangsa adalah 28 orang, yang rata rata berusia 28 tahun dan
terdiri atas 4 laki laki, dan 24 perempuan. Dari ke 28 petugas kesehatan
tersebut, 10 (35.7 %) diantaraya membina dua posyandu sekaligus, kemudian
17 petugas kesehatan adalah tenaga medis, sedangkan 11 merupakan tenaga
non medis.
Informasi petugas kesehatan berkaitan dengan pemahaman akan posyandu
dan kegiatan yang dilakukan dalam posyandu Puskesmas Kusuma Bangsa di
sajikan dalam grafik 4.1 dan 4.2.
Dari grafik dapat disimpulkan sebagian besar tenaga kesehatan mengeti
tentang posyandu dan membimbing kader posyandu masing masing sesuai
peran. Tenaga kesehatan selalu melakukan koordinasi dengan kader terkait
jadwal pelksanaan posyandu. Kemudian sistim pencatatan dan pelaporan
kegiatan posyandu juga sudah berjalan dengan baik. Namun demikian masih
banyak tenaga kesehatan yang tidak melakukan penyuluhan kepada peserta
posyandu baik itu oleh tenaga medis maupun non medis.

39

Grafik 4.1 Gambaran kinerja tenaga kesehatan pada keigiatan posyandu


Puskesmas Kusuma Bangsa
30
25

28

26
21

27

19

20
15
10

0
Pengertian
posyandu

Ikut pelatihan
posyandu

Membimbing
kader

Ya

0
Koordinasi dengan
kader

Selalu hadir
posyandu

Tidak

Grafik 4.2 Gambaran kinerja tenaga kesehatan pada keigiatan posyandu


Puskesmas Kusuma Bangsa (lanjutan)
30

27

26

25

22

21

20
15

13

15

10

7
2

0
Melakukan
penyluhan

Melakukan
Pencatatan dan Melakukan deteksi
pencatatan
pelaporan baik
dini
kegiatan posyandu

Ya

40

Tidak

Melakukan
rujukan

B. Kader
Kami mendapatkan 195 responden kader aktif yang tersebar di 43
posyandu dengan rerata usia 43 tahun. Sebagian besar (42.6 % ) responden
berlatarbelakang pendidikan SMA, kemudian diikuti SMP (24.6 %), SD (18.5
%), perguruan tinggi (12.8 %) dan sisanya tidak sekolah (1.5 %).
Ibu rumah tangga mendominasi status pekerjaan kader (67.2 %) kemudian
swasta (17.4 %), PNS (4.6 %), Buruh (2.6 %), pengangguran (2.6 %) dan lain
lain (5.6 %). Pendapatan bulanan keluarga kader paling banyak adalah
antara 500ribu 1 juta rupiah (52.3 %) kemudian < 500 ribu (21 %), 1.5 juta
2.5 juta (13.8 %), dan > 2.5 juta (12.8 %).
Data mengenai pengetahuan dan kegiatan kader selama di posyandu
disajikan dalam grafik dibawah ini :

180

Grafik 4.3 Grafik pengetahuan kader posyandu puskesmas Kusuma


Bangsa berdasarkan topik
156

160

148

140
100

121

108

120
87

74

80
60

47

39

40
20

0
Pengertian posyandu

Manfaat posyandu

Ya

Kegiatan pokok
posyandu

Sasaran posyandu

Tidak

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa masih banyak kader


posyandu yang tidak mengerti tentang pengertian posyandu dan kgiatan
pokok yang dilakukan di posyandu. Masih terdapat bula beberapa kader yang
tidak mengerti mengenai manfaat posyandu beserta sasaran dari kegiatan
posyandu di wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa.

41

Grafik 4.4 Grafik pengetahuan kader posyandu puskesmas Kusuma


Bangsa berdasarkan topik (lanjutan)
250
191

200

140

150

150

138

100
57

55

45

50
4
0
Minimal dilakukan
posyandu /bulan

Sistem 5 meja

Ya

Memiliki buku
panduan kader

Ikut pelatihan kader

Tidak

Masih cukup banyak kader yang belum mengerti mengenai sistem 5 meja pada
pelayanan posyandu. Buku panduan kader juga masih banyak belum dimiliki, dan
cukup banyak pula kader yang belum mengikuti pelatihan kader.
Grafik 4.5 Grafik pengetahuan keterampilan kader posyandu
puskesmas Kusuma Bangsa berdasarkan topik
180

168

160

150

140

136

140

121

120

103
92

100

74

80

40

59

55

60

45

27

20
0
Mengerti cara Mengerti cara Menjelaskan
menimbang mengukur LILA
hasil
pengukuran

Ya

Oralit/zinc

Tidak

42

Mengerti cara Mengerti cara


pengisian KMS pengisian SIP

Sebagian besar kader telah mengerti cara menimbang dengan benar namun hanya
separuhnya yang mengerti cara mengukur LILA yang benar.
Lebih dari separuh kader sudah melakukan penjelasan mengenai hasil
pengukuran berat badan. Sebagian besar kader juga telah mengerti tentang cara
pengisian KMS dan cara pengisian KMS dengan benar, serta mengerti bahwa
posyandu dapat memberikan oralit / zink bagi yang membtuhkan.
Grafik 4.6 Grafik beban kerja kader posyandu puskesmas
Kusuma Bangsa
250
200

195

195

195

195

150
100
50
0

0
Sukarela sebagai
kader

Tidak ada yang


menghalangi

Ya

Tidak terganggu

Tidak terbebani

Tidak

Semua kader yang terkrut mengaku sukarela sebagai kader, tidak ada yang
melarang mereka untuk menjadi kader, mereka juga tidak merasa terganggu
aktivitas keluarganya, selain itu, secara financial mereka tidak terbebani dalam
penggalangan dana untuk keperluan posyandu.

43

C. TEKNIS POSYANDU
Puskesmas Kusuma Bangsa memiliki 43 posyandu aktif. Dari tiap
posyandu kami tinjau bagaimana kondisi teknis posyandu dan pelayanan
posyandu yang diberikan kepada masyarakat. Aspek aspek yang ditinjau
pada kegiatan posyandu berdasar pada buku pedoman posyandu.
Grafik 4.7. Kegiatan teknis yang diamati dan melalui wawancara
pada posyandu di wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa
50
45

42

42

43

41

40
35
30

23

25

19

20
15
10
5

Melakukan
pengumuman

Melakukan
persiapan

Pembagian tugas Koordinasi nakes


kader

Ya

Tidak

Administrasi
lengkap

Dari grafik dapat dilihat bahwa administrasi , terkait pencatatan data oleh
para kader, merupakan masalah yang menonjol. Meskipun demikian masalah
teknis dasar seperti melakukan pengumuman, persiapan kegiatan posyandu
termasuk penyediaan sarana dan prasarana, pembagian tugas kader, dan
koordinasi dengan tenaga kesehatan telah cukup dilakukan oleh hampir
semua posyandu.
Pada grafik 4.8. ditunjukkan kelengkapan sarana yang mendukung
kegiatan posyandu. Hampir semua posyandu memiliki alat penimbang berat
badan bak untuk balita dan bayi. Meteran untuk pengukuran LILA hanya
dimiliki oleh lebih dari separuh posyandu. Sementara itu, dacin, alat ukur
tinggi badan , dan alat ukur panjang badan untuk bayi masih jarang dimiliki
oleh posyandu.

44

Grafik 4.8. Kelengkapan sarana pendukung kegiatan posyandu wilayah


Puskesmas Kusuma Bangsa.
45

42

40

38

40
35

29

30

29

27

25
20

16

15

10
5

14

11
5
1 0 0

0 0

2 1

0 0

Dacin

Meteran

0 0

0 0

Alat timbang
berdiri

Alat timbang
bayi

Baik

Kurang baik

Rusak

Alat ukur tinggi Meja panjang


badan
badan

Tidak ada

Grafik 4.9. pencatatan sasaran posyandu dan


pelaporan untuk data puskesmas oleh posyandu
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

43
39

Pendaftaran bumil, bayi, pus/wus

Ya

Pencatatan SIP

Tidak

Hanya sebagian kecil posyandu yang tidak melakukan

pencatatan /

pendaftaran sasaran posyandu. Melalui wawancara, pelaporan buku SIP


dikatakan kader telah dilakukan dengan rutin.

45

Grafik 4.10. menunjukkan gambaran pelayanan posyandu terhadap ibu


hamil. Tampak posyandu jarang memberikan pelayanan pada ibu hamil. Hal
ini terkait pertimbagan kader, tenaga kesehatan dan para ibu hamil yang lebih
memilih pergi ke puskesmas untuk sekalian memeriksakan kehamilannya
(ANC), melakukan imunisasi TT, dan mangambil tablet Fe. Kurang lebih
separuh dari posyandu memberikan pelayanan penimbangan berat badan,
tinggi badan tekanan darah, dan konseling. Ini mungkin berkaitan dengan
tenaga jumlah tenaga kesehatan medis yang tidak 100 %, dan tidak selalu
hadirnya tenaga kesehatan pada kegiatan posyandu.

Grafik 4.10. Gambaran peayanan posyandu pada ibu hamil


50
45

41

39

40

32

35
30

28

25
20

43

40

22

21

21

22

15

15

11

10
5

3
0

0
Penimbangan Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pemberian
BB
TB
TD
LILA
Fe

Ya

ANC

Immunisasi
TT

Konseling

Tidak

Grafik 4.11. menunjukkan gambaran pelayanan posyandu terhadap ibu


menyusi dan nifas. Sama seperti pelayanan pada ibu hamil, pelayanan lebih
diarahkan ke puskesmas, sehingga teknis lapangan kegiatan posyandu terkait
pelayanan ibu nifas masih rendah. Ibu nifas dan menyusui lebih memilih
datang ke puskesmas untuk, mendapatkan vitamin A, dan mendapatkan
pengetahuan perawat payudara. Namun demikian konseling KB selalu
dilakukan oleh para ibu nifas dan menysui yang datang

46

Grafik 4.11. pelayanan posyandu pada ibu nifas dan menyusui


50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

43

43
39

4
0

Konseling KB pasca
melahirkan

Pemberian Vit A
Ya

Perawatan payudara

Tidak

Pelayanan posyandu pada bayi dan balita digambarkan pada grafik 4.12.
Teknis pelayanan posyandu bagi bayi/balita dinilai sudah memuaskan karena
semua posyandu sudah melakukan penimbangan BB, pencatatan status
pertumbuhan, pembagian vit A dan PMT dengan baik, namun masih ada
kekurangan karena ada beberapa posyandu yang tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan dan juga pelaporan BGM.
Grafik 4.12. gambaran pelayanan bayi dan balita oleh posyandu di
wialyah Puskesmas Kusuma Bangsa.
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

43

43

43

40

43

32

11
0
Penimbangan
BB

0
Pencatatan
status
pertumbuhan

Pemeriksaan Pelaporan BGM Pemberian Vit Pembagian PMT


kesehatan
A/Fe

Ya

Tidak

47

Grafik 4.13. gambaran pelayan KB, Imunisasi, Penanganan kasus


diare, pemberian zinc, oralit, PHBS dan program pengembangan
oleh posyandu di wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa
40

36
33

35

30

30

25

23

25
20
14

15
10

16

9
6
3

5
0
Pelayanan KB

Pelayanan
immunisasi

Pernah ada kasus


diare

Ya

Pemberian zinc,
oralit, PHBS

Program
pengembangan

Tidak

Grafik 4.13. menunjukan memberikan kesan bahwa pelayanan KB dan


juga imunisasi pada posyandu tergolong masih rendah. Lebih dari separuh
posyandu melporkan pernah ada kasus diare di wilayahnya, namun hanya
sedikit yang melakukan pemberian oralit dan zink. Hanya 6 posyandu yang
telah dikunjungi yang melakukan program pengembangan berupa PAUD.

D. SASARAN
Sebanyak 203 responden sasaran posyandu yang terdiri atas ibu hamil, ibu
menyusui / nifas, dan ibu rumah tangga ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini. Rata rata usia ibu 29 tahun sedangkan anak anak 1.8 tahun.
Sebagian besar para ibu memiliki latar belakang pendidikan yang hampir
merata dari tingkat SD (26.6%) SMP (29.1 %) dan SMA (33.5 %). Hanya
sedikit yang melanjutkan ke perguruan tinggi (9.4 %) dan yang tidak
bersekolah (1.5 %). Aktivitas sehari hari para ibu sebagian besar adalah ibu
rumah tangga (80.3 %), sedangkan yang bekerja sebagai swastawati (9.4 %),
PNS (3.4 %), menganggur (1 %) dan pekerjaan lain (5.9 %) relatif sedikit.

48

Dari ke 203 responden, sebagian besar memanfaatkan posyandu secara rutin


(90.1 % vs 9.9 %).
Grafik 4.14. gambaran pelayanan gizi bayi dan balita oleh
posyandu menurut sasaran (ibu)
250
200

203

195

200
181

150

117
86

100
50
8

22
3

0
Didaftar

Ditimbang

Dicatat di buku
KIA
Ya

Dilakukan
penyuluhan

Diberi PMT

Tidak

Selain mengambil data dari kader dan posyandu, kami juga


mengambil data subjektif dari para peserta posyandu (ibu ibu) mengenai
pelayanan apa saja yang didapatkan selama di kegiatan posyandu terhadap
bayi dan balita sesuai dengan buku pedoman posyandu. Berdasarkan
keterangan ibu yang datang, hampir semua mendapatkan pelayanan
pendaftaran (96.1 %) , penimbangan (100%), penyuluhan / konseling
(42.4 %) dan pemberian PMT (98.5 %). Hal ini sesuai dengan keterangan
posyandu dalam teknis kegiatan. Namun perbedaan yang cukup mencolok
adalah pada pencatatan status gizi anak di buku KIA / KMS (89.2 %). Hal
ini mungkin dikarenakan responden (ibu ibu) banyak yang masih belum
memiliki KMS / KIA atau mungkin telah hilang.
Pengetahuan mengenai posyandu digambarkan dalam grafik 4.15.
Sebagian besar sasaran telah mengerti pentingnya posyandu (76.4 %),
tujuan diadakannya posyandu (93.1 %), usia yang sebaiknya dibawa rutin
ke posyandu (80.8 %), tetap membawa anak ke posyandu selama usia
balita meski anak tampak sehat (99.5 %), dan tujuan pemberian PMT

49

(80.3 %). Namun sebagian besar masih tidak tau apa itu posyandu dan
beranggapan bahwa posyandu adalah tempat menimbang anak saja.
Grafik 4.15. Gambaran pengetahuan responden tentang posyadu
250
202

189

200

164

155

163

137

150
100
66

48

50

39

36

14

0
Pengertian
posyandu

Pentingnya
posyandu
Ya

Tujuan
posyandu

Tidak

Mengerti usia
anak yang
dibawa ke
posyandu

Anak sehat
masih tetap
dibawa ke
posyandu

Tujuan
pemberian PMT

Grafik 4.16. Gambaran pengetahuan sasaran mengenai KMS


200
180

174

160
133

140

115

111

120

92

100

88

70

80
60
40

29

20
0
Memiliki KMS

Mengerti cara baca Mengerti tingkat gizi


KMS
anak
Ya

Arti BGM

Tidak

Sebagian besar responden memiliki buku KMS (85.7 %), namun


penggunaan dan aplikasinya masih kurang. Hanya sedikit yang mengerti cara

50

membaca KMS (34.5 %), tingkat gizi anak responded (54.7 %), dan arti
Bawah Garis Merah pada buku KMS (43.3 %). Hal ini mencerminkan
kesadaran para ibu akan pentingnya buku KMS. Hal ini pulalah yang
menyebabkan KMS sering disepelekan akibatnya mudah hilang atau lupa
dibawa saat kegiatan posyandu. Para ibu masih beranggapan bahwa anak
sehat apabila beratnya naik tiap bulannya.

Grafik 4.17. gambaran pengetahuan ibu mengenai pelayanan


imunisasi, KB dan penganan diare di posyandu
170

180
160

163
144

140

140
120

100
80

40

63

59

60

40

33

20
0
Ibu meminta oralit
dan zinc ke posyandu

Pengertian
immunisasi

Mengerti immunisasi Mengerti pelayanan


bisa di posyandu
KB di posyandu

Ya

Tidak

Grafik 4.17 menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang belum


mengetahui adanya pelayanan imunisasi (31 %), KB (19.7 %) dan diare,
dengan pengadaan oralit dan tablet zinc, (16.3 %) di posyandu. Dari sini
semakin mendukung persepsi masyarakat bahwa posyandu hanya untuk gizi
anak dan lebih khusus lagi hanya tempat penimbangan anak.
Persepsi ibu terhadap keterjangkauan posyandu dan kondisi fisik
posyandu menggambarkan bahwa hampir semua responden berada dekat
dengan posyandu, berjarak < 500 m dari posyandu, dan dapat dijangkau
dengan berjalan saja. terkait kondisi fisik responden. Sementara itu mengenai
persepsi responden terhadap kondisi fisik posyandu, sebagian besar
beranggapan ruang tunggu di posyandu sudah nyaman (68 %). Masih cukup

51

banyak sarana yang belum lengkap (39.9 %) dan dari sarana yang ada sebagia
besar masih berkondisi baik (83.3 %).

Grafik 4.18. Persepsi Ibu terhadap keterjangkauan dan kondisi fisik


posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kusuma Bangsa.
250

250
198

200

250
198

200

195

200

150

150

150

100

100

100

50

50

50
8

5
0

0
Jauh

Dekat

160

0
Jarak tempuh

Jarak posyandu

>500 m

Kendaraan

<500 m

140

180

140

122

140

Transportasi
Jalan

169

160

120

140

120

100
81

100

120

80

100

60

80

80
63
60

60

40

40

34

40
20

20

20

0
Sarana

Ruangan Tunggu Nyaman


Nyaman

Tidak Nyaman

Lengkap

Tidak Lengkap

52

Kondisi Sarana
Baik

Kurang Baik

Persepsi responden terhadap pelayanan yang diberikan kader posyandu


digambarkan pada grafik 4.19. tampak hampir semua kader posyandu ramah
(99 %) dan terampil (91.1 %) dalam menjalankan tugasnya. Kader juga ikut
menjelaskan hasil pemeriksaan atau pengukuran (79.3 %). Kader aktif
mengajak para responden untuk mengunjungi posyandu (99 %) melalui
promosi di perkumpulan PKK, rapat dan musyawarah desa, maupun di
kehidupan sehari hari. Responden relatif puas (95.1 %) terhadap pelayanan
yang diberikan kader posyandu.
Gambar 4.19. persepsi responden terhadap pelayanan kader
dalam kegiatan posyandu
200

186

183

172

180
160

181

145

140
120
100
80
60
40
20

15

13

1 1

10 8

19 23

16

18

1 1

12

10

0
Kader ramah

Kader terampil

Sangat Setuju

Setuju

Kader
menjelaskan

Kader aktif
mengajak

Kurang Setuju

Sasaran puas

Tidak Setuju

E. CAKUPAN KINERJA POSYANDU


Data sekunder kami dapatkan dari buku SIP, buku kohort posyandu, dan
buku laporan kegiatan posyandu. Data sekunder yang diambil mulai dari
bulan Januari hingga Juni tahun 2015. Topik cakupan yang dikumpulkan
didasarkan pada buku pedoman posyandu, terkecuali pelayanan imunisasi
yang dikarenakan tidak ada satu pun posyandu yang memberikan pelayanan
imunisasi selama rentang waktu yang ditentukan. Selain itu, kami juga
mengumpulkan data kematian bayi dan kematian ibu pada tahun 2013 2014
sebagai bahan pertimbangan hal apa saja kah yang dapat dibenahi pada

53

program posyandu di wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa sehingga


diharapkan kedepannya dapat ikut berperan dalam mengurangi angka
kematian bayi / balita dan ibu hamil / nifas.
Posyandu yang berhasil kami kumpulkan datanya sejumlah 25 dari 43.
Kekurangan ini disebabkan karena catatan yang kurang lengkap, catatan
hilang, atau masih dibawa oleh kader posyandu hingga masa penelitian
selesai. Data yang ada diuraikan secara keseluruhan berdasarkan fokus
perhatian dan disajikan dalam grafik.
Grafik 4.20 menunjukkan cakupan kunjungan ibu hamil ke posyandu.
Tampak masih kurangnya rerata bulanan kunjungan ibu ke posyandu (40. 24
%) bila dibandingkan dengan jumlah total ibu hamil yang terdata. Selain itu,
rerata bulanan, tidak semua ibu hamil yang datang ke posyandu diperiksa
tinggi badan (2.44 %), tekanan darah (36.58 %), dan lingkar lengan atas /
LILA (25.61 %). Kebanyakan ibu hamil datang ke posyandu bukan untuk
memeriksakan kehamilannya. Kunjugan yang kecil berakibat pada kecilnya
rerata bulanan usaha skrining ibu hamil risiko tinggi (3.66 %) dan ibu hamil
dengan kekurangan energi kronis / kek (3.66 %) di 25 posyandu.

Grafik 4.20. cakupan kunjungan dan pelayanan ibu hamil di 25 posyandu


wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa (Januari - Juni tahun 2015)
100

93

93

91

89

90

83

82

80
70
60
44

50
40

37

35

31
24

30
10

33

29 26
17

20
45

37 34

23
53

34
28
20

24
3

22

23

32

33 30
21

24 24
17
0

24

33

Januari

Februari
Jumah

Maret
Datang

April
TB

TD

Mei
LILA

Risti

Juni

Rerata

Kek

Rerata bulanan kunjungan ibu nifas / menyusui ke 25 posyandu juga


masih kecil bila dibandingkan dengan jumlah total yang terdata (60.38 %).

54

Meskipun demikian hampir semua kelahiran di tiap bulan ditangani oleh


tenaga kesehatan, terkecuali pada bulan juni, terdapat satu kelahiran yang
ditangani oleh dukun bayi. (Grafik 4.21).
Grafik 4.21. cakupan kunjungan ibu nifas / menyusui di 25
posyandu Puskesmas Kusuma Bangsa (Januari - Juni tahun 2015)
70
60

60

50

56

53
44

40

40

37

36

33

30

30

25

20

14

10

58
51

50

14

16
15

27

17

13

17

13

Februari

Maret

April

Jumlah

Datang

Kelahiran

10

0
Januari

13

10

Mei

13

7
Juni

Rerata

Persalinan oleh nakes

Grafik 4.22. menunjukkan cakupan kunjungan dan pelayanan gizi bayi /


balita di posyandu. Pada bulan Juni angka

menurun drastis karena

ketidaklengkapan data oleh kader. Hinga masa rentang penelitian selesai


(oktober 2015) data bulan juni tak kunjung dilengkapi oelh para kader.
Sebagian kader mengaku catatan sementara yang mereka buat hilang. Dari
pengamatan lapangan memang pada beberapa posyandu mencatata di buku
yang tidak khusus atau bahkan kertas kecil untuk kemudian disalin di buku
pencatatn khsus, SIP, serta kohort.

55

Grafik 4.22. cakupan kunjungan dan pelayanan gizi bayi / balita di 25


posyandu Puskesmas Kusuma Bangsa (Januari - Juni tahun 2015)
1400
1200
1000
800

1235

1225

1166

840
714

759

761 789

600
400

387

414

1146

906

882
785

1213

1196

435

392

779

840

449

841
713

791

481 489
392
276

200
0
Januari

Februari
Semua (S)

Maret
Ditimbang (D)

April
Naik (N)

Mei

Juni

Rerata

Membawa KMS (K)

Cakupan SKDN bayi / balita ditunjukkan pada grafik 4.23. rendahnya


cakupan pada grafik sebelumnya menyebabkan persentase cakupan SKDN
rendah di semua posyadu dan jauh dari nilai target yang diharapkan (80%).
Rerata kunjungan perbulan di semua posyandu masih kecil (D/S = 62.22 %).
Kepemilikan KMS juga rendah (K/S = 69.01 %). Ini mungkin menyebabkan
pemantauan status gizi rendah sehingga ibu kurang memperhatikan gizi anak
yang menyebabkan jumlah kenaikan berat badan (N/D = 54.98 %) rendah.

56

Grafik 4.23. cakupan SKDN gizi bayi . balita di 25 posyadu


Puskesmas Kusuma Bangsa (Januari - Juni tahun 2015)
80
70
60

72.04

61.23

73.36

72
64.08

63.89

54.2

52.74

51.64

Januari

Februari

Maret

69.25
68
65.97 64.22
63.63
57.64
57.38
57.19
57.16

69.01
62.22
54.98

50
40
30
20
10
0
D/S (%)

April
N/D (%)

Mei

Juni

Rerata

K/S (%)

Saat berada di lapangan, kami menganalisis hasil penimbangan berat


badan bayi / balita untuk mengetahui status gizi anak yang dipetakan dalam
KMS. Disini kami mendapatkan data berat badan anak menurut garis hijau,
kuning, bawah garis merah, dan sisanya tidak diketahui. Masih banyak data
yang hilang dari tiap proses pencatatan oleh kader. Rerata kunjungan bulanan
bayi / balita di 25 posyandu Puskesmas Kusuma Bangsa adalah 713 anak,
namun data berat badan yang terkumpul hanyalah 566 anak (79.38 %), dan
147 sisanya (20.62 %) tidak diketahui / tidak dicatat di buku laporan kader,
kohort, maupun SIP. Dari rerata 566 data berat badan anak, anak dengan
status gizi hijau ada 470 (83.04 %), status gizi kurang 63 anak (11.13 %), dan
status gizi sangat kurang atau bawah garis merah (BGM) 33 anak (5.83 %).

57

Grafik 4.24. Status Pertumbuhan gizi bayi / balita yang datang ditimbang
di 25 Posyandu Puskesmas Kusuma Bangsa (Januari - Juni tahun 2015)
900
785

800

167

22

31
61

500

35

71

199

165

134
600

779

761

713

187

714

700

759

46

64

34

147

35

33

481

69
34

63
39

400

66

300
505

488

516

493

476

200

470
342

100
0
Januari

Februari
Garis Hijau

Maret

April

Mei

Juni

Garis Kuning

BGM

Tidak Diketahui

Rerata / bulan

Jumlah

Grafik 4.25 kelahiran dan kematian bayi / balita di 25 posyandu


Puskesmas Kusuma Bangsa (Januari - Juni tahun 2015
12

11
10

10
8

7
6

6
4
2

1
0

Januari

Februari

0
Bayi Lahir Baru

Maret

April

Bayi Lahir Mati

Mei

Juni

Bayi / Balita mati

Grafik 4.25 menunjukkan angka kelahiran dan kematian bayi / balita


periode bulan Januari hingga Juni tahun 2015. Tampak hasil ini tidak sesuai
dengan hasil yang didapat dari data ibu melahirkan (grafik 4.21). ini
menggambarkan masih kurang baiknya sistem pencatatan di posyandu.
Sebagai data tambahan kami melihat data kematian bayi dan balita untuk
menunjukkan gambaran penyebab kematian yang sering di wilayah

58

Puskesmas Kusuma Bangsa di tahun 2013 hingga 2014 dengan harapan


penelitian yang lebih lanjut dapat diarahkan untuk memaksimalkan peran
posyandu dalam ikut serta mengurangi angka kematian tersebut. Posyandu
dapat berperan sebagai pencegah skrinning dini kelainan kelainan yang dapat
ditemui dari pemeriksaan bayi / balita di kegiatan posyandu, sehingga ibu
dapat lebih tanggap terhadap kondisi bayi / balita sebelum jatuh sakit.

Grafik 4.24 gambaran penyebab kematian bayi / balita


10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

10
7
6
5
4

4 4

2 2 2

2 2
1 1 1

1 1 1
0 0 0 0

2013

2014

Total

IUFD

Asfiksia

BRPN

BBLR/ BBLSR

Diare

Kejang Demam

Syok sepsis

SGB

Kongenital

Grafik 4.24 menunjukkan bahwa kematian bayi / balita tersering adalah


akibat kematian di dalam kandungan (IUFD), kemudian disusul asfiksia,
bronkopneumonia, komplikasi dari berat badan lahir rendah / sangat rendah,
kejang demam, diare, kelainan kongenital, shock sepsis, dan sindroma guyan
barre (SGB). Penyakit yang telah disebutkan sangat dapat dicegah dan di
skrinning melalui pemeriksaan ibu hamil, skriingin ibu hamil risiko tinggi
dan gizi ibu hamil, pelayanan kesehatan, status gizi anak, penagnan diare,
imunisasi di posyandu. sehingga penyakit penyakit tersebut dapat dicegah
hanya dengan perilaku sederhana para ibu hamil / menyusui untuk
mengunjungi posyandu.

59

Tabel 4.1. gambaran kematian ibu hamil / nifas


Riwayat
No

Nama

Obstetri

1.

Ny. Nur Parniasih

G3P2A0

2.

Ny. Atika

G3P1A1

3.

Ny. Susilowati

G2P1A0

4.

Ny. Siti Kholifah

G3P2A0

Penyakit
2013
PER
Anemia Kehamilan
PEB
Hiperglikemia
2014
Hipertesi kehamilan

Ibu

Usia
Hamil /
Nifas

Sebab mati

29

8 hari

Eklampsia

35

12 hari

Oedem Paru
e.c. PEB

22

4 hari

Eklamsia

34

1 hari

Eklamsia

Sementara itu, kematian ibu hamil / nifas disajikan dalam tabel 4.1. pada
tabel tampak sebagian besar kematian disebabkan karena eklampsia dan
kompikasinya dan semua kematian terjadi pada saat ibu dalam masa nifas.
Artinya ibu sempat mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan namun
kematian yang terjadi mungkin karena kontrol pasca kelahiran yang tidak
diperhatikan dan yang paling penting adalah deteksi dini para ibu saat masa
masih hamil mengingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Kontrol
maupun deteksi dini ibu risiko tinggi sebenarnya dapat dialkukan melalui
pemeriksaan tekanan darah ibu hamil di posyandu. namun seama kunjungan
ibu hamil / menyusui / nifas yang masih rendah, bukan tidak mungkin
kejadian seperti ini dapat terulang kembali dimasa mendatang.
Sesuai tujuan posyandu adalah mendekatkan fasilitas kesehatan dasar
kepada masyarakat. Mengingat luasnya wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa,
mungkin para ibu hamil / menyusui enggan memeriksakan kesehatan dirinya
dan anak anak mereka ke puskesmas karena lokasi dan waktu yang tidak
terjangkau (pada beberapa kalangan sosioekonogeografis). Masyarakat di
wilayah Puskesmas Kusuma bangsa sebagian besar berpendidikan tidak
cukup tinggi, dimana kesadaran akan kondisi kesehatan dirinya dan anaknya
masih kurang sehingga meskipun para ibu tidak datang ke posyandu mereka
tidak mencari usaha untuk memeriksakan kesehatan secara rutin di layanan
kesehatan yang terstandardisasi.
60

BAB V
PEMBAHASAN

Pembahasan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran


hasil penelitian secara terperinci, mengacu pada teori-teori maupun konsepkonsep yang relevan. Berdasarkan pengolahan data dengan statistik diperoleh
hasil penelitian sebagai berikut :
5.1 Petugas Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian petugas kesehatan di Puskesmas Kusuma
Bangsa telah menjalankan sebagian besar tugas sesuai dengan peran petugas
kesehatan dalam pelaksanaan Posyandu.

Termasuk di antaranya yaitu,

membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu, melakukan koordinasi


dengan kader, melakukan pencatatan dan pelaporan hasil Posyandu kepada
Puskesmas, melakukan deteksi dini dan rujukan apabila ditemukan tanda
bahaya pada ibu hamil, bayi, dan anak balita. Akan tetapi, ada satu peran
petugas kesehatan yang masih belum terlaksana dengan baik yaitu melakukan
penyuluhan dan konseling kesehatan, KB, dan gizi kepada pengunjung
Posyandu. Terbukti dari 28 petugas kesehatan yang ada, 15 di antaranya
tidak melakukan tugas tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan tidak semua
petugas kesehatan berasal dari kalangan medis sehingga pengetahuan tentang
kesehatan, KB, dan gizi kurang. Beberapa di antaranya merupakan petugas
administrasi, farmasi, laboratorium. Bahkan beberapa petugas dari kalangan
medis juga tidak melakukan penyuluhan. Hal ini mungkin bisa dikarenakan
beberapa faktor, salah satunya yaitu petugas kesehatan belum memahami
sepenuhnya peran mereka dalam pelaksanaan Posyandu.

5.2 Kader
Kader merupakan hal terpenting dalam pelaksanaan Posyandu, sesuai
dengan pengertian Posyandu itu sendiri yaitu salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

61

diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat.

Dari hasil

penelitian terhadap 195 kader yang tersebar di 43 Posyandu, banyak peran


kader dalam Posyandu belum terlaksana dengan maksimal. Dari 195 kader,
108 di antaranya tidak mengetahui arti Posyandu sebenarnya. Hal tersebut
bisa menjadi salah satu faktor yang membuat peran kader belum maksimal.
Apabila semua kader mengetahui arti Posyandu bahwa Posyandu itu dari,
oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri tentunya kesadaran kader akan lebih
tinggi agar pelaksanaan Posyandu bisa lebih maksimal. Pengetahuan kader
tentang Posyandu dan teknis pelaksanaannya masih kurang. Tentang sistem 5
meja, manfaat Posyandu, kegiatan pokok Posyandu, sasaran Posyandu,cara
pengisian KMS, cara pengisian SIP. Dari 195 kader, 45 di antaranya belum
pernah mengikuti pelatihan kader sama sekali. Hal ini bisa menjadi salah
satu penyebab banyak kader belum mengetahui tentang Posyandu dan peran
mereka dalam Posyandu itu sendiri. Beberapa kader juga masih terkotakkotak sesuai pembagian tugasnya dan tidak mengusai tugas kader Posyandu
yang lain.

Seperti contohnya, kader yang bertugas dalam pembagian

makanan tambahan, selamanya dia bertugas mengurusi makanan. Sehingga


apabila ada kader lain yang berhalangan dia tidak bisa menggantikan
perannya karena tidak menguasai tugas kader secara keseluruhan. Pembagian
tugas memang diperlukan tetapi seharusnya semua kader bisa mengetahui
tugas kader Posyandu yang lain sehingga pelaksanaan Posyandu bisa lebih
baik. Begitu juga dengan pencatatan hasil Posyandu dalam SIP, rata-rata tiap
Posyandu hanya satu kader yang menguasai pencatatan tersebut. Seluruh
tanggung jawab pencatatan hanya diserahkan kepada satu orang kader
sehingga sering terjadi keterlambatan pelaporan SIP ke Puskesmas. Hal itu
tentunya menghambat kinerja Puskesmas dalam menangani Posyandu.
5.3 Teknis Posyandu
Sesuai dengan yang tertera dalam buku panduan Posyandu terdapat
beberapa kegiatan dalam Posyandu. Terdapat lima kegiatan yaitu kesehatan
ibu dan anak, KB, imunisasi, peningkatan gizi, dan penanggulan diare. Yang
kemudian dikembangjan menjadi tujuh (Sapta Krida Posyandu) yaitu

62

kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan


diare, sanitasi dasar, dan penyediaan obat esensial.
Beberapa masalah dalam teknis pelaksanaan Posyandu yang ada di
antaranya, administrasi Posyandu yang belum lengkap. Seharusnya terdapat
9 buku yaitu buku susunan pengurus dan daftar hadir, buku kegiatan
posyandu, notulen, inventaris, daftar bantuan, buku tamu, buku kunjungan
rumah, buku kas, buku SIP. Dari 43 Posyandu hanya 23 Posyandu yang telah
memiliki administrasi yang lengkap, 19 di antaranya belum lengkap.
Pelayanan Posyandu sendiri juga sebagian besar belum lengkap. Selama ini
yang terlaksana bahwa Posyandu adalah untuk balita.

Padahal sasaran

Posyandu itu sendiri meliputi bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas/menyusui, dan
pasangan usia subur.

Kegiatan Posyandu juga meliputi kelima sasaran

tersebut seperti sudah dijelaskan di atas. Yang terjadi di lapangan kegiatan


untuk ibu hamil hanya sekedar penimbangan. Pengukuran TB, LILA,
pemberian Fe, ANC, imunisasi TT, sebagian besar tidak dilakukan di
Posyandu. Untuk pengukuran tekanan darah dan konseling kehamilan hanya
dilaksanakan pada separuh Posyandu. Sama halnya untuk kegiatan pada ibu
menyusui/nifas dan pasangan usia subur seperti pelayanan KB, sebagian
besar belum ada.
Kegiatan untuk bayi dan balita sendiri masih belum bisaterlaksana
dengan maksimal di sebagian besar posyandu. Hal ini dikarenakan sarana
pendukung kegiatan Posyandu yang belum lengkap. Kegiatan yang berjalan
hanyalah penimbangan berat badan menggunakan timbangan berdiri dan
timbangan bayi. Dari total 43 Posyandu hanya 11 yang memiliki timbangan
dacin dan digunakan.

Pengukuran tinggi badan hanya sebagian kecil

Posyandu yang melakukannya. Dari ketersediaan alat pengukur tinggi badan


itu sendiri, untuk meteran hanya 27 Posyandu yang memiliki. Alat ukur
tinggi badan hanya 14 Posyandu. Meja panjang badan hanya 3 Posyandu.
Ketidaktersediaan sarana tersebut tentunya menjadi salah satu faktor dari
sekian banyak faktor kenapa kegiatan Posyandu tidak berjalan sesuai yang
seharusnya.

63

DAFTAR PUSTAKA

1. Handayaningrat, Soewarno. (1994). Pengantar Studi Ilmu Administrasi


dan Manajemen. Jakarta : CV.Haji Masagung.
2. Steers, Richard M. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
3. Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
PEMBARUAN.
4. Lubis, Hari. S.B. dan Martani Husaini. 1987. Teori Organisasi (Suatu
Pendekatan Makro), Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas
Indonesia, Jakarta.
5. Shakira. (2009). Tentang Posyandu. Dibuka pada tanggal 16 September
2015
dari
http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/tentangposyandu.html
6. Arali. (2008). Catatan Ringan tentang Perkembangan Posyandu. Dibuka
pada tanggal 16 September 2015 dari http://arali2008.wordpress.
com/2009/04/20/catatan-ringan-tentang-perkembangan-posyandu/
7. Effendy,nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Bandung : EGC
8. Hasdi. (2007). Revitalisasi Posyandu. Dibuka pada tanggal 17 September
2015
dari
http://skripsi-fkm.blogspot.com/2009/04/revitalisasiposyandu_25.html
9. BKKBN. (2004). Pelayanan Posyandu. Dibuka pada tanggal 17
September 2015 dari http://bkkbn.go.id/news_detail.php?nid=132
10. Depkes RI, 2006, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Depkes RI,
Jakarta.
11. Depkes RI, 2010, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Depkes RI,
Jakarta.
12. Bagus, M.I., 2000, Kader Tenaga Harapan Masyarakat, Proyek
Pengembangan
Peyuluhan Gizi, Jakarta.
13. Adisasmito, W. (2007) Sistem Kesehatan, edisi 1. Jakarta, PT. Raja
GrafindoPersada
14. Ismawati, S., 2010, Posyandu dan Desa Siaga, Nuha Medika, Yogyakarta.

64

Anda mungkin juga menyukai