Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini, semakin hari ilmu perkembangan dan
teknologi semakin pesat dan berkembang. Dalam menghadapi hal tersebut,
diharapkan kita mampu bersaing dengan dunia industri diluar sana.
Dalam permesinan dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoperasi
apalagi merawat mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Kebanyakan
orang pandai hanya di teori saja namun masalah perawatan apali
pengoperasiaan kurang. Terkadang ada saja, orang yang memang pandai
mengoperasikan dan merawat namun lemah sekali teorinya.
Apabila ini terjadi terus setiap tahunnya, maka akan lebih banyak lagi
sarjana tidak akan mendapat pekerjaan karena kalah bersaing duluan karena
tenaga ahli asing di zaman sekarang yag dating dari luar negeri dan bekerja di
dalam negeri. Apabila semua ini, tidak dianggap serius maka, tidak mustahil
jika tenaga kerja dari Negara kita akan menjadi tamu yang terasing di
negaranya sendiri.
Salah satu u paya dalam

mengatasi hal tersebut, pada setiap

perguruan tinggi dibekali suatu kegiatan praktikum agar mahasiswa lulus


menjadi yang berkualitas bagi bangsa dan bernegara dan pastinya tidak sis-sia
dalam penerapannya di dunia kerja yang amat sulit dengan daya saing yang
lebih era.
Dalam praktikum permesinan dibutuhkan orang yang mampu
memanfaatkan waktu, tenaga, pikiran yang profesioanal dalam hal dasar dari
mesin tersebut yang memang membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang
sangat sempurna.
Oleh karena itu, dengan adanya praktikum Mesin Frais ini mahasiswa
diharapkan mampu dan memiliki pengetahuan dalam pengerjaan mesin frais
baik secara teori maupun praktek supaya setelah memasuki dunia usaha atau
dunia industri tidak merasa canggung atau khawatir.
Proses manufatur merupakan salah satu mata kuliah yang harus
dikuasai oleh mahasiswa teknik, oleh karenannya melakukan praktikum

proses manufaktur harus dilakukan demi didapatnya suatu penguasaan umum


terhadap proses pembuatan suatu produk.
Mesin frais adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan
alat potong bermata banyak yang berputar. Mesin tools yang digunakannya
pun secara akurat menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda
dengan menggunakan satu atau lebih alat potong.
Pada mesin frais ini, benda yang dapat kita buat yaitu membuat kepala
baut, roda gigi, dan lain-lain. Dalam laporan praktikum kali ini membahas
dalam pembentukan membuat roda gigi dan di plat index berapakah yang
dipakai.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui Prinsip Kerja Mesin Frais dan
Sumbu-sumbu yang ada di mesin frais
2. Mahasiswa dapat menghitung plat index yang dipakai untuk
membuat roda gigi
3. Mahasiswa dapat mengehui pengerjaan yang dapat dilakukan
mesin Frais konvensinal
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika

Penulisan

laporan

ini

dibuat

dengan

maksud

memberikan gambaran secara garis besar dari setiap bab dalam


laporan ini:
Bab I Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan
praktikum,dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka menjelaskan mengenai teori-teori dasar
yang digunakan sebagai referensi ilmu baik dalam pelaksanaan
praktikum, pengolahan hasil penelitian, maupun dalam penyusunan
laporan.
Bab III Metode Percobaan membahas diagram alir praktikum yang
menunjukan tahapan-tahapan yang dilakukan saat praktikum, alat
dan bahan percobaan, serta prosedur dari percobaan.

Bab IV Hasil dan Pembahasan menjelaskan hasil gambaran pada


benda

kerja,spesifikasi

rancangan

benda

kerja,dan

metode

pembuatan benda kerja.


Bab V Kesimpulan dan Saran membahas mengenai kesimpulan yang
didapat dari percobaan yang telah dilakukan serta memberikan saran
untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kerja dan Sistem Persumbuan


Prinsip kerja mesin frais adalah alat potong (cutter) mempunyai gerak
putar, sedangkan benda kerja yang terpasang pada meja mempunyai gerak
mendatar, tegak, atau berputar secara lambat (sesuai dengan kecepatan
pemakanan).
Mesin frais mempunyai 3 sumbu yaitu, X, Y, dan Z. X adalah gerakan
memanjang, Y adalah gerakan melintang, dan sumbu Z adalah pahat bergerak
kea rah atas dan bawah.

Gambar 2.1.1 Sistem Persumbuan pada Mesin Frais

2.2 Bagian Bagian Mesin Frais


Gambar 2.2.1 Bagaian - Bagian Mesin
Frais

Keterangan gambar:
A = Spindel Mesin berguna
sebagai tempat berputar dan
dicekamnya alat potong
B = Arbor berguna sebagai
penjepit cutter
C = Pisau Frais berguna sebagai
alat penyayat benda kerja
D = Ragum berguna sebagai tempat untuk menjepit benda kerja
E = Meja Mesin berguna sebagai tempat kedudukan ragum
F = Lampu berguna sebagai alat penerangan saat proses berlangsung

G = Selang cairan coolant berguna sebagai tempat mengalirnya air pendingin


dari penampungan ke alat potong
H = Tuas drill berguna sebagai tuas yang digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan spindle ketika proses drilling
I = Tuas Pengatur RPM berguna sebagai pengatur kecepatan
berputarnya alat potong (RPM)
J

= Eretan Melintang Sumbu Y berguna sebagai penggerak pahat


maju-mundur ).

K = Eretan Memanjang Sumbu X berguna sebagai penggerak meja


mesin arah horizontal ( kanan-kiri )
L = Eretan Tinggi Sumbu Z berguna untuk menggerakkan meja pada
arah naik-turun.
M = Bak Penampung Collant : untuk menampung cairan pendingin
yang telah selesai digunakan.

Gambar 2.2.2 Bagian Tombol Mesin Frais

Keterangan gambar:
O1 =

Tombol ON Spindel berguna untuk menghidupkan putaran

spindel
O = Tombol OFF Spindel berguna untuk mematikan putaran spindle
P1 = Tombol ON Collant berguna untuk menghidupkan cairan
P2 =

Tombol OFF Collant berguna untuk mematikan cairan

pendingin

Q1 = Tombol ON Fedding berguna untuk menghidupkan fedding


otomatis
Q2 =

Tombol OFF Fedding berguna untuk mematikan fedding

otomatis
R

= Tombol Emergency berguna untuk mematikan mesin secara


mendadak ketika terjadi kesalahan

Lampu Indikator berguna untuk mengetahui hidup atau matinya dari

tombol operasional

Gambar 2.2.3 Tombol ON/OFF Mesin Frais

Tombol yang ditunjukkan pada gambar 2.2.3 tersebut berguna untuk


menghidupkan dan mematikan mesin.
2.3 Metode Perhitungan Pada Plat Indeks
1. Metode Langsung (Direct)
Pekerjaan yang sering dilakukan adalah membuat :
a. Profil segi empat,segi enam dan lan-lain
b. Plat indek terdiri dari Slot dua puluh empat,tiga puluh,tiga puluh enam
Contoh perhitungan :
Suatu benda kerja bediameter 16 mm akan dilakukan pengerjaan
milling/frais menjadi bentuk segi enam
Penyelesaian:
1. Karena akan dibentuk menjadi persegi enam maka plat indek/slot
yang dipilih adalah slot dua puluh empat (yang terdapat bilangan
enam)
2. Slot dua puluh empat diputar sebanyak 4 putaran (24:6=4).
2. Metode Tidak Langsung
6

Prinsip kerjanya berdasarkan perbandingan putaran worm Gear yaitu


40:1 artinya jika worm Gear berputar sebanyak 40 kali putaran maka
benda kerja akan berputar sebanyak 1 kali putaran
Contoh Perhitungan :
Suatu benda kerja berdiameter 16 mm akan dilakukan pengerjaan
milling/Frais menjadi bergigi sebanyak 9 dengan plat indeks nya
(18,21,28,35,42,49)
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus 40/Z,maka didapat 40/9= 4 4/9,maka
didapat 4 kali putaran penuh ditambah 4/9,angka 4/9 dicari ke plat yang
mempunyai kelipatan 9,dari plat 1 pada angka 18 didapat,4/9*18=8.
Jadi untuk mendapat 1 roda gigi dengan 4 kali putaran penuh dan 8
3.
1.
2.
3.

lubang pada plat 18


Metode Sudut (Angular)
Metode ini biasanya digunakan untuk membuat
Alur yang bersudut
Beberapa lubang pada benda kerja
Pekerjaan yang memerlukan sudut
Contoh Perhitungan :
Suatu benda kerja akan dibuatkan suatu alur sebanyak 2 dengan sudut
122o
Penyelesaian :
Karena alurnya satu dengan yang lain mempunyai sudut 122 o sehingga
122:9=13 5/9 maka plat indek kita berputar sebanyak 13 kali ditambah

10 lubang pada jalur 18


4. Metode Differensial
Sistem kerjanya berdasarkan rumusan :
Change gear ratio = (A-N) x 40/A
Dimana :
A= Geer pada Weel Worm
N= Jumlah Bagian yang diinginkan
Jika hasilnya negatif maka putaran plat indek berlawanan arah jarum jam
dan menggunakan 2 idle gear
Contoh Perhitungan :
Akan dibuat sebuah roda gigi sebanyak 57,berapa roda gigi pada Worm
gear dan Spindle gear harus kita pasang agar benda kerja mempunyai gigi
sebanyak 57
Penyelesaian :
Gear Standard yang ada : 24,28,32,40,44,48,56,64,72,86
Gear Ratio = (A-N) x 40/A
= (56-57)x40/57
=-1x40/56=-5/7
7

Change Gear = -5/7x8/8= 40 (spindle gear)/56 (worm gear)


Plat 1 : 15,16,17,18,19,20
Plat 2 : 21,23,27,29,31,33
Plat 3 : 37,39,41,43,47,49
Dari perhitungn didapatkan 5/7 sehingga kita pilih palt indek dengan
lubang 21 dan kita berikan pembatas lubang pada lubang ke 15
Karena hasilnya negatif sehingga kita gunakan 2 idle gear
dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam
2.4 Pengertian dan Fungsi Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan

daya.

Roda

gigi

memiliki

gigi-gigi

yang

saling

bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi
yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda
gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi.
Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap
sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain,
salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber
dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan
keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain
(misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil
banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus di
mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan
karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah
biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang
menjadikan biaya operasi lebih tinggi.
Ilmuwan Yunani Kuno Archimedes pertama kali mengembangkan
roda gigi dalam ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga
sebelum masehi. Mekanisme Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi
yang rumit yang pertama, yang didesain untuk menghitung posisi astronomi.
Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100 SM.

Pada umumnya transmisi manual adalah sebagai salah satu komponen


sistem pemindah tenaga yang mempunyai beberapa fungsi diantaranya
sebagai berikut :
1. Meneruskan putaran mesin dari kopling ke poros propeler shaft
2. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban
mesin dan kondisi jalan)
3. Memungkinkan kendaraan dapat berjalan mundur pada kendaraan lebih
dari 2 roda (Mengatur Kecepatan)
4. Menentukan nilai torsi
5. Penerus Daya

2.5. Bagian - Bagian Roda Gigi

Gambar 2.5.1 Bagian - Bagian Roda Gigi

Lingkaran Puncak (pitch circle) dari sepasang roda gigi yang berpasangan
adalah saling bersinggungan satu terhadap yang lain.
Pinyon adalah roda gigi yang terkecil diantara dua roda gigi yang
berpasangan. Untuk lebih besar sering disebut Roda Gigi
(Gear).
Jarak Lengkung Puncak (circular pitch), p adalah jarak yang diukur pada
lingkaran puncak, dari satu titik pada sebuah gigi ke suatu
titik yang berkaitan pada gigi di sebelahnya. Jadi jarak

lengkung puncak adalah sama dengan jumlah tebal gigi


(tooth-thickness) dan lebar antara (width of space).
Modul (module), m adalah perbandingan antara diameter puncak dengan
jumlah gigi. Modul adalah indeks dari ukuran gigi pada
standar SI.
Puncak diametral (diametral pitch), P adalah perbandingan antara jumlah gigi
pada roda gigi dengan diameter puncak. Atau kebalikan
dari module. Puncak diametral dinyatakan dalam jumlah
gigi per inci (dalam satuan Inggris).
Addendum a adalah jarak radial antara bidang atas (top land) dengan
lingkaran puncak. Dedendum b adalah jarak radial dari
bidang bawah (bottom land) ke lingkaran puncak. Tinggi
keseluruhan (whole depth) ht adalah jumlah addendum
dan dedendum.
Lingkaran kebebasan (clearance circle) adalah lingkaran yang yang
bersinggungan dengan lingkaran addendum dari pasangan
roda gigi tersebut. Kebebasan (clearance), c adalah anpunggung (bock-lash) adalah besaran yang diberikan oleh
lebar antara dari satu roda gigi kepada tebal gigi dari roda
gigi pasangannya diukur pada lingkaran puncak.
2.6. Macam - Macam Roda Gigi
1. Roda Gigi Miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak
bagi. Contohnya pada sistem transmisi persneling pada kendaraan beroda
empat, roda gigi penggerak katup-katup pada mesin motor.

10

Gambar 2.6.1 Roda Gigi Miring

2. Roda Gigi Lurus


Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros.
Contohnya pada gear box pada mesin.

Gambar 2.6.2 Roda Gigi Lurus

3. Roda Gigi Dalam


Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi.
Contoh penerapannya antara lain pada lift.

Gambar 2.6.3 Roda Gigi Dalam

11

4. Roda Gigi Miring Ganda


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk
V tersebut, akan saling meniadakan. Contoh penggunaanya yaitu pada roda
gigi reduksi turbin pada kapal dan generator, roda gigi penggerak rol pada
steel mills.

Gambar 2.6.4 Roda Gigi Miring Ganda

5. Pinyon dan Batang Gigi


Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi
reck terdapat pada mesin bor tegak, mesin bubut, dll.

Gambar 2.6.5 Pinyon dan Batang Gigi

6. Roda Gigi Kerucut Lurus


Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai.
Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.

12

Gambar 2.6.6 Roda Gigi Kerucut Lurus

7. Roda Gigi Kerucut Spiral


Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar,
dapat meneruskan tinggi dan beban besar. Contoh penggunaannya pada
grab winch, hand winch, kerekan.

Gambar 2.6.7 Roda Gigi Kerucut Spiral

8. Roda Gigi Permukaan


Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.

Gambar 2.6.8 Roda Gigi Permukaan

9. Roda Gigi Miring Silang


Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada gearbox.

13

Gambar 2.6.9 oda Gigi Miring Silang

10. Roda Gigi Cacing Silindris


Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai.
Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial
otomobil.

Gambar 2.6.10 Roda Gigi Cacing Silindris

11. Roda Gigi Cacing Globoid


Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk
beban yang lebih besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada
roda gigi difrensial otomobil.

Gambar 2.6.11 Roda Gigi Cacing Globoid

12. Roda Gigi Hipoid


Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang
sumbunya bersilang. Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi
berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Contoh pemakaiannya
seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.

14

Gambar 2.6.12 Roda Gigi Hipoid

2.7 Macam Macam Modul Standar


1.

Standar Roda gigi diklasifikasikan atas 2 macam :


Standar Modul (M)
Modul ialah jarak antara garis lingkaran diameter ptch dengan garis
lingakran diameter luar dalam satuan mm.Juga Modul ialah perbandingan
Diameter Pitch dibagi jumlah giginya.Semua ukuran roda gigi sistem

2.

Modul diukur dalam satuan Metrik(mm).


Standar Diametral Pitch (DP)
DP ialah jumlah gigi dalam jarak ukuran diameter pitchnya dari sebuah
roda gigi.
Tabel 2.1 Hubungan Antara Modul dengan Diametral dan Circular Pitch
Circular Pitch
Satuan mm
Satuan inchi
0,943
0,0371

Modul

Diameteral Pitch

0.3

84.667

0.6

42.333

1,885

0,0742

25.400

3,142

0,1237

12.700

6,283

0,2474

8.466

9,425

0,3711

6.350

12,566

0,4947

4.233

18,850

0,7421

3.175

25,132

0,9895

10

2.540

31,420

1,2368

2.8 Mekanisme Hubungan antara Roda Gigi


Mekanisme pengoperasian transmisi, berfungsi untuk menyediakan
hubungan antara pengemudi dengan bekerjanya transmisi. Sehingga
mekanisme

pengoperasian

merupakan

sarana

untuk

mengendalikan

bekerjanya transmisi oleh pengemudi. Dengan demikian pengemudi dapat

15

memilih gigi kecepatan yang dianggap sesuai dengan kondisi kecepatan dan
bebankendaraan.
Konstruksi mekanisme pengoperasian ada tiga macam, yaitu system
handel langsung, system handel pada kemudi, dan kemudi system
menggunakan kabel baja elastis. Contoh penggunaan system hadel langsung
pada kendaraan dengan pemasangan mesin memanjang seperi Toyota Kijang.
Sistem handel pada kemudi digunakan agar keberadaan tuas pemindah
transmisi tidak mengurangi ruang penumpang, seperti yang digunakan pada
Mitsubishi L-300. Dan system pemindah kabel baja elastic, banyak digunakan
pada kendaraan front wheel drive dengan mesin melintang, seperti mobil
sedan keluaran baru.
Sistem pemindah gigi handel langsung konstruksinya dapat dilihat pada:
1. Tipe Pengontrol Langsung (Direct Control)
Tipe ini mempunyai keuntungan :

Pemindahan gigi lebih cepat.

Pemindahan lebih lembut dan mudah.

Posisi pemindah dapat diketahui dengan mudah

Gambar 2.8.1 Mekanisme Pemindah Diret Control

2. Tipe Remote Control


Pada tipe ini transmisi terpisah dari tuas pemindah (shift
lever).Shift lever terletak pada steering column (steering column type)
pada kendaraan tipe FR (mesin depan penggerak roda belakang) atau
terletak pada lantai (floor shift type) pada kendaraan FF (mesin depan
penggerak roda depan).

16

BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Praktikum
MULAI

STUDI LITERATUR :
Mesin Frais Konvensonal
Roda Gigi

Memotong Benda Kerja


Menghitung Plat Indeks yang dipakai untuk membuat roda gigi
Memakai Peralatan Keselamatan Kerja
Meletakkan Benda Kerja Praktikum ke Mesin Frais
Mengamati plat indeks yang dipakai pada worm gear mesin frais

17

Melakukan kalibrasi alat


Menyalakan Mesin Frais
Melakukan proses pengefraisan
Mengamati proses pengerjaan frais
Analisa Data
Kesimpulan

Kecelakaan
Kesalahan

Menekan tombol
emergency

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

3.2 Prosedur Praktikum


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Gambar kerja dipelajari
3. Panel utama mesin frais diaktifkan
4. Pisau frais dipasang pada spindle dan dikunci menggunakan kunci kolet.
5. Mesin frais diaktifkan dengan memutar power dengan posisi switch ON.
6. Benda kerja dijepit pada ragum dan dikunci dengan memutar hendel
pengunci ragum.
7. Putaran mesin disetting dengan kecepatan 100 rpm.
8. Spindle low dipilih untuk proses pengefraisan dengan menekan tombol
yang bewarna oren
9. Spindle diaktifkan dengan menekan tombol yang bewarna hijau
10. Benda kerja didekatkan dengan tool dengan memutar eretan sumbu x dan
sumbu y sehingga tool menyentuh benda kerja sebagai titik datumnya
11. Kemudian pemakanan diatur dengan memutar sumbu y dengan
kedalaman potong tool 0,5 mm.
12. Lakukan Proses Pengefraisan dengan menekan tombol star
13. Lalu perhatikan roda gigi dan plat indeks yang ada pada worm gear di
mesin frais

18

3.3. Alat dan Bahan


Alat
1. Jangka sorong
Digunakan untuk mengukur benda kerja yang sudah halus permukaannya.
2. Mistar baja
Digunakan untuk mengukur dan sebagai alat Bantu untuk melukis benda
kerja.
3. Kuas
Digunakan untuk membersihkan mesin dari beram.
4. Penggores
Digunakan untuk menarik garis dan melukis benda kerja.
5. Spirit level
Digunakan untuk mengukur letak kerataan benda kerja pada ragum.
6. Kunci pas
Digunakan untuk membuka baut ragum.
7. Kunci L
Digunakan untuk membuka baut.
8. Kunci collet
Digunakan untuk mengunci atau membuka mata pisau pada arbor mesin
frais.
9. Mesin Frais Universal
Bahan
1. Silinder Besi
2. Cairan pendingin

19

20

4.2 Spesifikasi Rancangan Benda Kerja


Jumlah roda gigi yang dibuat : 13
Modul : 1 mm
1. Diameter Tusuk/Pitch (DT) = Z.m = 13.1= 13 mm
2. Diameter Luar (DL) = DT + 2.hp = 13 + 2.1 = 15 mm
3. Tinggi Puncak (hp) = 1 m = 1 mm
4. Tinggi Kaki (hk) = 1,16.m = 1,16 mm
5 Tinggi Gigi (h) = hp + hk = 1+1,16 = 2,16 mm
6. Diameter Dalam ( DD) = DL 2.h = 15 2.2,16 = 10,68 mm
7. Lebar gigi (b) = 8 m = 8 mm (umum)

4.3 Metode Pembuatan Kerja


40 : Z = 40 : 13 = 3 1/13
Menggunakan plat 39,
1/13 x 3 = 3/39
Jadi pergigi diputar menggunakan plat 39, dengan 3 putaran penuh ditambah 3
lubang.

21

22

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Prinsip Kerja Mesin Frais
Alat potong ( cutter ) mempunyai gerak putar, sedangkan benda
kerja yang terpasang pada meja mempunyai gerak mendatar, tegak, atau
berputar secara lambat (sesuai dengan kecepatan pemakanan)
2. Menghitung plat indeks
Misal kita akan membuat roda gigi dengan jumlah 13, Z = 13 ,
maka rumus yang di pakai adalah
40
1
=3
13
13

Plat index yang terdapat adalah 15,22,35,39 kita

memakai plat index 39 menjadi


1

3
39

artinya adalah kita mengefrais tiga kali putaran penuh di

tambahkan 3 lubang pada plat index 39


3. Pengerjaan yang dapat dihasilkan oleh Mesin Frais:

5.2.

Bidang satu datar


Bidang rata miring menyudut
Bidang siku
Bidang sejajar
Alur-alur atau melingkar
Segi beraturan atau tidak beraturan
Pengeboran lubang
Roda gigi lurus,balik, payung, dan cacing
NDK / Esentrik dan lain-lain
Saran
- Alat laboratorium harus di service agar tidak mengganggu praktikan
-

jika ada masalah


Asisten ataupun praktikan harus disiplin waktu
Setelah praktikum harap dirapihkan kembali
Fasilitas laboratorium harus perlu dilengkapi kembali

23

Anda mungkin juga menyukai