OLEH
KELOMPOK
:3
NAMA
KELAS
2. HAGAI ELISAFAN
(151411010)
3. HERDINAND DIMAS
(151411011)
4. INDA ROBAYANI W.
(151411012)
: 1A-TK
MODUL PRAKTIKUM
NAMA PEMBIMBING
TANGGAL PRAKTIKUM
: 24 Maret 2016
TANGGAL PENYERAHAN
: 31 Maret 2016
I.
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan:
1. Mampu memahami persamaan reaksi, fasa reaksi, jenis reaksi, dan kondisi
operasi pembentukan asam klorida dengan bahan baku yang tersedia di
laboratorium
2. Mampu merangkai reactor sederhana untuk pembentukan asam klorida
3. Mampu menghitung konsentrasi, massa, mol, dan efisiensi proses pembentukan
asam klorida.
II.
Dasar Teori
HCl mempunyai sifat yang sangat korosif dan berbahaya bagi kesehatan manusia bila
kontak atau terserap ke dalam tubuh manusia. HCl adalah gas yang tidak berwarna,
berbau merangsang, mudah larut dalam air, memiliki titik didih -85oC, titik beku
-111,4oC. HCl teknis mengandung 39% berat dengan kerapatan 1,2 gr/ml
HCl dengan kemurnian yang sangat tinggi terutama digunakan untuk industry
makanan dapat dihasilkan dari reaksi sebagai berikut:
H2 + Cl2 2HCl + 184 kJ
Proses ini sangat eksotermis (suhu nyala >2000oC), dengan bahan kontruksi reactor
dari quartz atau grafit.
HCl dihasilkan sebagai produk samping dari reaksi antara sodium chloride dengan
sulfuric acid untuk membentuk sodium sulfate melalu reaksi:
NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl
NaHSO4 + NaCl Na2SO4 + HCl
_____________________________
2 NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2HCl
HCl yang dihasilkan hanya menyumbang sekitar 2% dari kebutuhan HCl untuk
industri.
HCl juga dihasilkan sebagai produk samping industry sintesis senyawa organic proses
klorinasi, contohnya pada industry alifatik dan aromatic klorohidrokarbon. HCl yang
dihasilkan sebagai produk samping ini memenuhi sekitar 90% memenuhi kebutuhan
HCl untuk industry. Pada percobaan ini akan dilakukan pembentukan HCl sebagai
produk samping dari reaksi antara sodium klorida dengan sulfuric acid.
III.
PERCOBAAN
III.1
Alat dan Bahan
Alat
1. Hot plate dan pengaduk magnet
2. Erlenmeyer 250 ml 3 buah
3. Corong tetes yang terpasang pada probe
karet
4. Scrubber 2 buah
5. Selang silicon tahan asam
6. Gelas ukur 100 1 buah
7. Buret 25ml 1 buah
8. Corong kaca 1 buah
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
NaCl 25 gram
H2SO4 pekat 98% 30 ml
Larutan NaOH 0,5 N
Indikator PP
Aquades
Vaselin
Lakukan pula analisa H2SO4 pekat yang tersisa pada reactor dengan melarutkan 1
gram campuran H2SO4 pekat sisa yang tidak bereaksi dengan produk Na2SO4 dari
dalam reactor dengan 50ml aquades dengan metoda titrasi asam basa menggunakan
indikator PP
Ulangi percobaan di atas untuk suhu 60,70, atau 80oC
III.3
NaCL 25 g
H2SO4 pekat 30 mL
Analisa dengan metoda titrasi asam basa indikator PP, NaOH 0,1 N
III.4
Keselamatan Kerja
Hal yang perlu diperhatikan pada percobaan ini adalah:
1. Gunakan jas lab selama bekerja di laboratorium
2. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam kondisi bersih dan kering
MSDS
KULIT: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan
bantuan medis.
MATA: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup
sesekali. Mencari Bantuan Medis.
TERHISAP: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen
Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan,
tapi tidak menyebabkan! Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar.
Tindakan Terkena Api
Pemadam Api Jenis: Dry Chemical Api / Ledakan: Bereaksi pada suhu ekstrim
dengan dekomposisi kekerasan. Api Melawan Prosedur: Pakailah diri dengan
peralatan pernapasan dan pakaian pelindung untuk mencegah kontak dengan kulit dan
pakaian.
Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Menyerap tumpahan dengan bahan inert, maka tempatkan dalam wadah limbah
kimia. Menetralisir dengan abu soda basa lemah.
Penanganan dan Penyimpanan
Pakailah sesuai NIOSH / MSHA-Disetujui respirator, Kimia-tahan sarung tangan,
kacamata keselamatan. Jangan uap napas.
Sifat Fisik dan Kimia
Berat jenis: 1.84 Titik Didih: 534-590 C Volatile oleh Volume Persen: <5 Tekanan
Uap: Tidak tersedia informasi Tingkat Penguapan: Tidak Berlaku Kepadatan uap:
Tidak tersedia informasi Penguapan Standar: Tidak Berlaku Kelarutan dalam Air:
Larut Auto pengapian Suhu: Tidak Berlaku Penampilan dan Bau: Tidak berwarna
keruh menjadi cair sedikit kuning Turunkan Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku
Titik Nyala: Tidak mudah terbakar Atas Flamm.
Stabilitas dan Reaktivitas Informasi
Stabilitas: Stabil Kondisi yang harus dihindari: Temperatur yang tinggi Bahan yang
harus dihindari:
Air, logam, senyawa organik, basa.
Berbahaya Dekomposisi Produk:
Beracun oksida sulfur Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan Terjadi Kondisi untuk
Hindari: Tidak diketahui
Informasi Tambahan
Kondisi diperparah organ / target: Orang yang sudah ada sebelumnya, pernafasan
kulit dan gangguan mata lebih rentan. Korosif! Akut: iritasi berat dan luka bakar pada
kulit, mata, paru-paru dan saluran pencernaan.
KULIT: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan
bantuan medis.
MATA: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup
sesekali. Mencari Bantuan Medis.
TERHISAP: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen
Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan,
tapi tidak menyebabkan! Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar.
Tindakan Terkena Api
Tipe Pemadam kebakaran: Semua pemadam dapat digunakan. Tambahan air akan
melepaskan panas. Bahay Api / Ledakan: Tidak berbahaya kebakaran, tetapi material
panas atau cair dapat bereaksi hebat dengan air atau metal. Prosedur Penanggulangan
kebakaran: Pakailah diri dengan peralatan pernapasan dan pakaian pelindung untuk
mencegah kontak dengan kulit dan pakaian.
Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Pakaian pelindung diperlukan saat menyapu, menyendok, atau mengambil materi
tumpah. Pindahkan ke wadah logam yang sebaiknya tertutup untuk pembuangan
limbah ke fasilitas yang telah disetujui.
Penanganan dan Penyimpanan
Menyimpan di tempat yang seju, kering, berventilasi baik, tempat yang jauh dari
bahan-bahan yang tidak kompatibel. Tetap tertutup rapat. Cuci bersih setelah
memegang material.
Sifat Fisik dan Kimia
Titik Didih: 318 C Tekanan Uap: Diabaikan Kepadatan uap: >1 Kelarutan
dalam Air: Larut Auto pengapian Suhu: Tidak Berlaku Penampilan dan Bau:
Kristal deliquescent putih. Titik Nyala: Tidak mudah terbakar.
Stabilitas dan Reaktivitas Informasi
Stabilitas: Stabil
Kondisi yang harus dihindari: air, material yang sifatnya tidak sesuai, suhu ekstrim.
Bahan yang harus dihindari: suasana asam, cairan yang mudah terbakar, organic
halogens, logam, nitrocompounds.
Berbahaya Dekomposisi Produk: Natrium Oksida
Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan Terjadi
III.6
No
.
Tabel Pengamatan
Komponen
Keterangan
NaCl
H2SO4 Pekat
Berat : 25 gram
Volume : 15 ml
Konsentrasi : 98%
Berat Jenis : 1,84 gr/ml
Volume larutan : 10 ml
Volume NaOH 0,5 N titrasi : 1,5 ml (1)
Volume NaOH 0,5 N titrasi : 1,12 ml ..(2)
Volume larutan : 10 ml
Volume NaOH 0,5 N titrasi : 0,2 ml (1)
Volume NaOH 0,5 N titrasi : 0,05 ml(2)
HCl (Scrubber 1)
(Duplo)
HCl (Scrubber 2)
(Duplo)
Pengolahan Data
IV.1
25 gr
=0,4273 mol
gr
58,5
mol
Volume H2SO4 = 15 ml
Konsentrasi H2SO4 = 98%
x 10 x
[H2SO4] =
Mr
1,84 x 10 x 98
98
[H2SO4] =
= 18,4 M
Mol H2SO4 = M x V
Mol H2SO4 = 18,4 x 15 ml
Mol H2SO4 = 276 mmol = 0.276 mol
Reaksi yang terjadi:
2 NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2 HCl
Awal 0,4273 0,276
Reaksi 0,4273 0,2136
0,2136
0,4273
Sisa
0,0623
0,2136
0,4273
IV.2
Perhitungan Hasil Percobaan
Reaksi:
2 NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2 HCl
1. Standarisasi NaOH oleh Asam Oksalat
Berat asam oksalat : 0,3155 gram
gr 1000
x
Noks = BE
V
Noks =
0,3155 gr 1000
x
63
50 ml
Noks = 0,1 N
Volume NaOH titrasi : 12,2 ml dan 12,6 ml (duplo)
Volume NaOH titrasi rata-rata = 12,4 ml, maka..
VNaOH NNaOH = Voks Noks
12,4 ml x NNaOH = 50 ml x 0,1 N
NNaOH = 0,4032 N
2. Titrasi HCl (Scrubber 1)
Volume HCl : 10 ml
Volume NaOH titrasi : 1,5 ml dan 1,12 ml (duplo)
Volume NaOH titrasi rata-rata : 1,31 ml
VHCl NHCl = VNaOH NNaOH
10 ml NHCl = 1,31 ml x 0,4032 N
NHCl = 0,0528 N
N=
gr 1000
x
BE
V
0.0528=
gr 1000
x
36,5 10 ml
gr HCl=
36,5 x 0,0528
100
gr HCl=0,019272 gram
N=
gr 1000
x
BE
V
0.00504=
gr HCl=
gr 1000
x
36,5 10 ml
36,5 x 0,00504
100
gr HCl=0,00184 gram
4. Titrasi H2SO4 pekat sisa
Berat erlenmeyer kosong : 94,78 gram
Berat erlenmeyer isi H2SO4 : 95,15 gram
Berat H2SO4 : 0,37 gram
Volume larutan : 50 ml
Volume NaOH titrasi : 9,5 ml
VH2SO4 NH2SO4 = VNaOH NNaOH
50 ml x NH2SO4 = 9,5 ml x 0,4032 N
NH2SO4 = 0,0766 N
Berat sisa Na2SO4 dalam reactor : 166,06 gram
Berat erlenmeyer kosong : 119,59 gram
Berat sisa Na2SO4 : 50,47 gram
Massa H2SO4 =
Berat sisa
V
x N x BE x
Berat sampel H 2 SO 4
1000
Massa H2SO4 =
50,47
50
x 0.0766 x 49 x
0,37
1000
dan H2SO4
Berat HCl hasil Percobaan
Yield HCl=
x 100
Berat HCl teoritis
Yield HCl=
Yield HCl=
0,019272+0,00184 gram
x 100
15,596 gram
Yield HCl=0,1353
Yield H 2 SO 4=
Yield H 2 SO 4=
25,5992 gram
x 100
6,105 gram
Yield H 2 SO 4=419,3
V.
Pembahasan
Pada praktikum ini, kelompok kami menggunakan larutan H 2SO4 pekat dan NaCl
untuk pembuatan larutan HCl karena dari hasil reaksi tersebut akan diperoleh produk
samping yang membentuk natrium sulfat. NaCl yang digunakan sebanyak 25 gram
dan larutan H2SO4 yang berkonsentrasi 98%. Pada hasil praktikum, kami
mendapatkan jumlah HCl yang sangat sedikit pada scrubber 1 dengan massa
0,019272 gram sedangkan pada scrubber 2 dengan massa 0,00184 gram yang
menunjukan perbedaan dengan hasil perhitungan teoritis. Hal tersebut terjadi
kesalahan karena pada saat larutan H2SO4 yang diteteskan ke dalam NaCl, NaCl tidak
bereaksi seluruhnya dengan C dan masih menyisakan banyak NaCl yang membentuk
Na2SO4. Faktor lain yang terjadi adalah corong tetes berisi larutan H 2SO4 yang
dihubungkan dengan reaktor berisi NaCl dan diberi air yang dipanaskan dengan suhu
50oC mengalami penguapan yang diakibatan dari reaktor yang bocor. Pada percobaan
kami saat proses pencampuran NACl dan H2SO4 berlansung magnet stirrer tidak
berputar, sehingga menyebabkan reaksi yang berlansung tidak maksimum yang
mengakibatkan jumlah gelembung yang dihasilkan pun hanya sekitar satu atau dua
gelembung saja, sehingga hanya sedikit gas HCl yang dihasilkan di scrubber 1 dan
scrubber 2 untuk menjadi HCl. Gas HCl yang didapat di scrubber 1 dan scrubber 2
akan bereaksi dengan aquades yang ada di dalamnya dan membentuk larutan HCl.
Hasil dari larutan HCl kemudian di titrasi dari masing-masing scrubbernya
menggunakan larutan NaOH dan diberi indikator phenoptalein sebanyak 3 tetes.
Volume yang dihasilkan hanya sekitar 1-2 ml saja sudah terjadi perubahan warna
(mencapai titik akhir titrasi). Dengan perhitungan titrasi, didapatkan hasil kosentrasi
HCl pada scubber 1 adalah 0,0528 N sedangkan pada scrubber 2 konsentrasinya
0,00504 N.
VI.
Kesimpulan
Pada praktikum ini didapatkan bahwa:
VII.
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. http://documents.tips/documents/pembuatan-hcl.html. Bandung
[Diunduh 31 Maret 2016]
Manfaati, Rintis, dkk. 2015. Bahan ajar asam klorida dan asam sulfat, Politeknik
Negeri Bandung, Bandung: Bandung.
Manfaati, Rintis, dkk. 2012. Buku 1 bahan ajar praktikum satuan proses 1,
Politeknik Negeri Bandung: Bandung.