Anda di halaman 1dari 27

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Metabolisme serta Hormon

Celine Citra Surya


102013044
Celinesurya17@rocketmail.com
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 - Jakarta Barat 11470

Abstrak
Dalam tubuh setiap manusia mempunyai regulasi dan metabolismenya.
Metabolisme pencernaan yang ada adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Mekanisme
karbohidrat akan membahas tentang proses glukosa diubah menjadi energi yang dapat
digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Metabolisme lemak membahas
bagaimana tubuh menyediakan cadangan lemak sebagai energi ketika tidak ada
karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh. Lemak juga berfungsi sebagai isolator, anti
dingin, dan juga peindung tubuh. Dalam mekanisme ini terdapat hormone yang
mengatur penyimpanan dan pengeluaran glukosa dari dalam tubuh.
Kata kunci: metabolisme, karbohidrat, lemak, hormone.
Abstract
In every human body has regulation and metabolism. There are digestive metabolism of
carbohydrates, proteins, and fats. The mechanism of carbohydrate will discuss the
process of glucose is converted into energy that can be used to perform daily activities.
Discuss how the body fat metabolism of fat reserves as an energy supply when no
carbohydrates into the body. Fat also serves as an insulator, anti-cold, and also
peindung body. In this mechanism there is a hormone that regulates the storage and
release of glucose from the body.
Keywords: metabolism, carbohydrates, fats, hormones.
Pendahuluan
Kegemukan merupakan salah satu hal yang paling umum diderita oleh penduduk terutama di
negara maju. Ketersediaan makanan cepat saji yang sangat ditemukan di daerah perkotaan yang maju
dan juga kebiasaan jarang berolahraga akan sangat berpengaruh pada kesehatan orang tersebut. Badan
1

yang tidak proporsional tidak hanya menggangu kesehatan tetapi akan sangat mengganggu
kenyamanan dan juga penampilan disamping itu orang dengan tubuh tidak proporsional mempunnyai
risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi. Pada skenario ini, seorang perempuan umur 45 tahun
bertubuh gemuk sering kencing terutama pada malam hari, dan ketika di cek kadar gula darah diatas
normal dan terdapat glukosa dalam urin.
Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang bagaimana mekanisme keterkaitan hormone
yang berperan dalam mengatur kadar gula darah dan juga metabolisme karbohidrat dan lemak.

Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan terpenting pada tubuh karena merupakan sumber energi utama bagi
manusia. Karbohidrat ialah suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H)
dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan karbo-hidrat.1
Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 3 golongan utama
yaitu:
Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
Yang termasuk golongan monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.1

Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)


Yang termasuk golongan disakarida adalah sukrosa, maltosa, laktosa. Gula maltosa dapat kita
temukan pada biji-biji buah kecambah, dan laktosa dapat kita temukan pada air susu yang berasal
dari hewani.1
Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Yang termasuk golongan polisakarida adalah pati, dekstrin, glikogen, selulosa, dan lain-lain.
Pati dalam bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan seperti padi. Dekstrin merupakan
pemecahan zat tepung, sedangkan selulosa adalah bagian serat dalam bahan-bahan makanan
yang berasal dari tumbuhan. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam tubuh manusia.1
Fungsi Karbohidrat

Sumber Energi Utama. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.
Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam
sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai glikogen
dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Pemberi Rasa Manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah
gula paling manis.1
Penghemat Protein. Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan
sebagai zat pembangun.1
Pengatur metabolisme Lemak.Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna, sehingga menghasilakan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan
asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikelurkan melalui urine
dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan
natrium dan dehidrasi. pH cairan tubuh menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis
yang dapat merugikan tubuh. Dibutuhkan antara 50-100 gram karbohidrat sehari untuk mencegah
ketosis.1
Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara
mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan
mengatur peristaltik usus sedangkan hemiselulosa dan pectin mampu menyerap banyak air dalam
usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan. Serat makanan
mencegah kegemukan, kanker usus besar, dan penyakit diabetes mellitus. Laktosa dalam susu
membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.1

Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan kering
dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan
sebagainya. Sebagian besar sayuran dan buah tidak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-imbian
seperti wortel dan sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada
3

sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit
sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan
pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.1
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida. Energi yang
dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP). Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam
bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk
glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat
lain dalam tubuh dapat dibentuk.1 Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang
tergolong sebagai katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam
sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.1
Glikolisis
Dikenal dengan jalur Embden Meyerhoff, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen) dan asam
laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen).2
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat,
dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat. Reaksi ini akan di awali
dengan reaksi fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6P (6-pospat) dengan pengaruh enzim
glukokinase yang ada di hepar dan heksokinase yang ada di jaringan ekstrahepatik. Reaksi awal
ini memerlukan ATP (adenosin tripospat) dan Mg++ menjadi ADP (adenosin dipospat). Glukosa
6P akan di ubah menjadi fruktosa 6 P (isomerase) yang kemudian akan mengikat satu gugus
fosfat lagi menjadi fruktosa 1,6 bifosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Fruktosa 1,6
bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa beratom tiga yaitu gliseraldehid 3P (3 pospat) + DHAP
yang dikatalis oleh enzim aldolase. DHAP ber isomerase menjadi gliseraldehid 3P. Reaksi
berikutnya adalah perubahan gliseraldehid 3P menjadi 1,3 bisfosfogliserat yang memegang
perannya adalah enzim gliseraldehid 3P DH (dehidrogenase) yang menghasilkan 3 ATP melalui
rantai pernapasan. 1,3 bisfosfogliserat berubah menjadi 3 fosfogliserat oleh ezim fosfogliserat
kinase dan menghasilkan 1 atp. 3 fosfogliserat yang terbentuk akan dikonversi menjadi 2
fosfogliserat oleh enzim gliseromutase. Selanjutnya, 2 fosfogliserat yang terbentuk akan
mengalami dehidrasi menjadi PEP (pospo enol piruvat) pengaruh enzim enolase. Reaksi tahap
4

terakhir adalah pembentukan asam piruvat dari PEP, reaksi ini dikatalis oleh enzim piruvat
kinase tidak berjalan spontan tetapi melalui senyawa enol piruvat dan menghasilkan 1 atp. Enol
piruvat berubah menjadi keto piruvat berjalan spontan. Apabila oksigen tidak cukup, asam
piruvat yang diperoleh dari proses glikolisis akan dirubah menjadi asam laktat yang
menyebabkan seseorang merasa lelah. Sebaliknya, bila oksigen cukup asam piruvat akan
diubah menjadi asetil-koa yang kemudian masuk ke siklus asam sitrat (siklus krebs). Energi
yang dihasilkan glikolisis aerob adalah 8 atp, dan glikolisis anaerob 2 atp.2

Gambar 1. Glikolisis2

Oksidasi Piruvat Menjadi Asetil KoA


Mekanisme transpor khusus diperlukan untuk membawa asam piruvat yang diperoleh
dari proses glikolisis anaerob dari sitosol ke mitokondria. Di mitokondria, asam piruvat hasil
glikolisis diubah menjadi asetil-koA yang segera masuk ke siklus asam sitrat (SAS) . Reaksi ini
merupakan penghubung antar jalur glikolisis dan SAS. Reaksi ini melibatkan enzim piruvat
dehidrogenase (PDH). PDH ini akan meningkat pada saat atau setelah makan, banyak piruvat
dan akan berhenti pada saat lapar dan dihambat oleh peningkatan asetil-koA. Oksidasi piruvat
menjadi asetil koa menghasilkan 6 atp.2

Gambar 2. Oksidasi Piruvat Menjadi Asetil KoA2


Siklus Asam Sitrat (SAS)
Siklus asam sitrat merupakan jalur akhir metabolisme bermacam zat yang terjadi di dalam
mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan suatu urutan reaksi dimana dua atom karbon pada
asetil-koA pada akhirnya teroksidasi menjadi CO2. Siklus asam sitrat ini merupakan rangkaian
reaksi yang melakukan oksidasi terhadap asetil koA, sehingga dihasilkan energi. Terdapat beberapa
tahap yang terjadi dalam siklus asam sitrat:2
1. Siklus dapat berjalan kalau ada asetil-koA yang dioksidasi. Asetil-koA akan bergabung dengan
oksaloasetat akan menjadi sitrat dengan bantuan enzim sitrat sintase.
2. Sitrat menjadi isositrat dengan bantuan enzim akonitase dan mengkatalisis penambahan air
secara reversibel. Enzim ini akan dihambat oleh fluroasetat.
3. Isositrat bergabung dengan NAD akan menjadi a-ketoglutarat secara oksidatif dengan bantuan
enzim isositrat DH (dehidrogenase) Isositrat dehidrogenase di inhibisi secara alosterik oleh
ATP dan NADH oleh aktivasi oleh ADP dan NAD+.
4. A-ketoglutarat bergabung dengan NAD akan menghasilkan suksinil-koA dibantu dengan enzim
a-ketoglutarat DH (dehidrogenase). Enzim ini akan dihambat oleh arsenat.
5. Suksinil-koA berubah menjadi suksinat dengan enzim suksinat tiokinase.
6. Suksinat di ubah lagi jadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenasi (DH). Enzim Suksinat
DH dapat dihambat oleh malonat secara kompetitif dan menghasilkan 2 ATP.
6

7. Fumarat dan pada akhirnya menjadi malat dengan bantuan enzim fumarase.
8. Reaksi tahap akhir siklus asam sitrat adalah oksidasi asam malat menjadi asam oksaloasetat
oleh pengaruh enzim malat dehidrogenase yang mempunyai koenzim NAD.2

Gambar 3. Siklus Asam Sitrat2

Glikogenesis
Glikogen adalah karbohidrat simpanan utama pada hewan, setara dengan pati pada tumbuhan;
glikogen adalah polimer bercabang D-glukosa. Zat ini terutama ditemukan di hati dan otot;
meskipun kandungan glikogen hati lebih besar daripada kandungan glikogen otot, namun karena
massa otot tubuh jauh lebih besar daripada massa hati, sekitar tiga-perempat glikogen tubuh total
berada di otot.2
Glikogen otot merupakan sumber glukosa yang dapat cepat digunakan untuk glikolisis di dalam
otot itu sendiri. Glikogen hati berfungsi untuk menyimpan dan mengirim glukosa untuk
mempertahankan kadar glukosa darah di antara waktu makan. Setelah berpuasa 12 18 jam,
glikogen hati hampir seluruhnya terkuras. Meskipun glikogen otot tidak secara langsung
7

menghasilkan glukosa bebas, namun piruvat yang terbentuk oleh glikolisis di otot dapat mengalami
transaminasi menjadi alanin yang dikeluarkan dari otot dan digunakan untuk glukoneogenesis di
hati.2
Seperti glikolisis, glukoas mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh
heksokinase di otot dan glukokinase di hati. Glukosa 6-fosfat mengalami isomerasi menjadi
glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase. Kemudian glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin
trifosfat (UTP) untuk membentuk nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDPGlc) dan pirofosfat
yang dikatalisis oleh UDPGlc pirofosforilase. Reaksi berlangsung dalam arah pembentukan
UDPGlc karena pirofosfatase mengatalisis hidrolisis pirofosfat menjadi dua kali fosfat sehingga
salah satu produk tersebut reaksi dihilangkan.2
Glikogen sintase mengatalisis pembentukan sebuah ikatan glikosida antara C 1 glukosa UDPGlc
dan C4 residu glukosa terminal glikogen yang membebaskan uridin difosfat (UDP). Suatu molekul
glikogen yang sudah ada (primer glikogen) harus ada agar reaksi ini dapat berlangsung. Primer
glikogen ini pada gilirannya dapat dibentuk pada suatu orimer protein yang dikenal sebagai
glikogenin. Residu glukosa lain melekat pada posisi 14 untuk membentuk suatu rantai pendek
yang merupakan substrat untuk glikogen sintase. Di otot rangka, glikogenin tetap melekat pada
bagian tengah molekul glikogen; di hati, jumlah molekul glikogen lebih banyak daripada jumlah
molekul glikogenin.2
Penambahan sebuah residu glukosa ke rantai glikogen yang sudah ada terjadi di ujung luar
molekul sehingga cabang-cabang molekul nonpereduksi glikogen memanjang seiring dengan
terbentuknya ikatan 14 . Ketika rantai memiliki panjang sedikit 11 residu glukosa, sebagian
rantai 14 dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh branching enzyme untuk membentuk ikatan
16 sehingga terbentuk titik percabangan. Cabang tumbuh melalui penambahan unit-unit 14
glukoasil dan percabangan selanjutnya.2

Gambar 4.Enzim pada Glikogenesis2


Glikogenolisis

Gambar 5. Enzim pada glikogenolisis.2


Glikogen fosforilase mengatalisis tahap penentu kecepatan glikogenolisis dengan
mengatalisis pemecahan fosforoilitik ikatan ikatan 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1fosfat. Residu glukoasil terminal dari rantai terluar molekul glikogen dikeluarkan secara sekuensial
sampai tersisa sekitar empat residu glukosa di kedua sisi suatu cabang 16. Hidrolisis ikatan 16
memerlukan debranching enzyme; glukan transferase dan debranching enzyme mungkin
merupakan kedua bentuk aktivitas dari suatu protein tunggal. Kerja fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung. Kombinasi kerja fosforilase dan enzim-enzim lain menyebabkan terurainya glikogen
secara sempurna. Reaksi yang dikatalisis oleh fosfoglukomutase bersifat reversibel sehingga
glukosa 6-fosfat dapat dibentuk dari glukosa 1-fosfat. Di hati glukosa 6-fosfatase menghidrolisis
glukosa 6-fosfat yang menghasilkan glukosa yang diekspor sehingga kadar glukosa darah
meningkat.2

Gambar 6. Kontrol fosforilase.2


Enzim-enzim utama yang mengendalikan metabolisme glikogen-glikogen fosforilase
dan glikogen sintase, diatur oleh mekanisme alosterik dan modifikasi kovalen karena terjadi
fosforilasi dan defosforilasi reversibel protein enzim sebagai respons terhadap kerja hormon.2
AMP siklik (cAMP) dibentuk dari ATP oleh adenilil siklase pada permukaan dalam
membran sel dan berfungsi sebagai second messenger intrasel sebagai respons terhadap berbagai
hormon, misalnya epinefrin, norepinefrin, dan glukagon. cAMP dihidrolisis oleh fosfodiesterase
sehingga kerja hormon-hormon tersebut terhenti; di hati insulin meningkatkan aktivitas
fosfodiesterase.2
Di hati peran glikogen adalah menyediakan glukosa bebas untuk diekspor guna
mempertahankan kadar glukosa darah, di otot berperan sebagai sumber glukosa 6-fosfat untuk
glikolisis sebagai respons terhadap kebutuhan akan ATP untuk kontraksi otot. Di kedua jaringan,
enzim diaktifkan oleh fosforilasi yang dikatalisis oleh fosforilase kinase (untuk menghasilkan
fosforilase a) dan diinaktifkan oleh defosforilasi yang dikatalisis oleh fosfoprotein fosfatase (untuk
menghasilkan fosforilase b), sebagai respons terhadap sinyal hormon dan sinyal lain.2
Fosforilase a aktif di kedua jaringan dihambat secara alosterik oleh ATP dan glukosa 6fosfat; di hati, tetapi tidak di otot, glukosa bebas juga merupakan suatu inhibitor. Fosforilase otot
berbeda dari isoenzim di hati karena memiliki tempat pengikatan untuk 5AMP yang berfungsi
sebagai aktivator alosterik bentuk b terdefosforilasi (inaktif) enzim. 5AMP bekerja sebagai sinyal
poten statu energi sel otot; 5AMP terbentuk sewaktu konsentrasi ADP mulai meningkat, akibat
reaksi adenilat kinase: 2x ADP ATP + 5AMP.2
Fosforilase kinase diaktifkan sebagai respons terhadap cAMP. Peningkatan konsentrasi cAMP
anak mengaktifkan protein kinase dependen-cAMP yang mengatalisis fosforilasi oleh ATP
10

fosforilase kinase b inaktif menjadi fosforilase kinase a aktif yang selanjutnya memfosforilasi
fosforilase b menjadi fosforilase a. Di hati, cAMP dibentuk sebagai respons atas menurunnya kadar
glukosa darah; otot kurang peka terhadap glukagon. Di otot, sinyal untuk meningkatkan
pembentukan cAMP dalah efek norepinefrin yang disekresikan sebagai respons terhadap takut dan
cemas, ketika kebutuhan akan glikogenolisis meningkat agar aktivitas otot dapat ditingkatkan.2
Baik fosforilase a maupun fosforilase kinase a mengalami defosforilasi dan diinaktifkan oleh
protein fosfatase-1. Protein fosfatase-1 dihambat oleh suatu protein, yakni inhibitor-1, yang hanya
aktif setelah terfosforilasi oleh protein kinase dependen c-AMP. Oleh sebab itu, cAMP mengontrol
baik pengaktifan maupun penginaktifan fosforilase. Insulin memperkuat efek ini dengan
menghambat pengaktifan fosforilase b. Hormon ini melakukannya secara tidak langsung dengan
meningkatkan penyerapan glukosa sehingga meningkatkan pembentukan glukosa 6-fosfat yang
merupakan suatu inhibitor fosforilase kinase.2

Gambar 7. Kontrol glikogen sintase.2


Seperti fosforilase, glikogen sintase terdapat baik dalam keadaan terfosforilasi maupun tidakterfosforilasi; namun, efek fosforilasi adalah kebalikan efek yang dijumpai pada fosforilase.
Glikogen sintase a aktif mengalami defosforilasi dan glikogen sintase b inaktif mengalami
fosforilasi.2
Terdapat enam protein kinase berbeda yang bekerja pada glikogen sintase. Dia diantaranya
bersifat dependen Ca2+. Kinase lain adalah protein kinase dependen-cAMP yang memungkinkan
hormon, melalui perantaraan cAMP, menghambat sintesis glikogen secara sinkron dengan
pengaktifan glikogenolisis. Insulin juga memacu glikogenesis di otot secara bersamaan dengan
penghambatan glikogenolisis dengan meningkatkan kadar glukosa 6-fosfat yang merangsang
defosforilasi dan pengaktifan glikogen sintase. Defosforilasi glikogen sintase b dilaksanakan oleh
protein fosfatase-1 yang berada dalam kendali protein kinase dependen-cAMP.2
11

Pada saat yang sama dengan terjadinya pengaktifan fosforilase oleh peningkatan konsentrasi
cAMP, glikogen sintase diubah menjadi bentuk inaktif; kedua efek diperantarai oleh protein kinase
dependen-cAMP. Jadi, inhibisi glikogenolisis meningkatkan glikogenesis netto, dan inhibisi
glikogenesis meningkatkan glikogenolisis netto. Defosforilasi fosforilase a, fosforilase kinase, dan
glikogen sintase b dikatalisis oleh satu enzim dengan spesifitas yang luas yaitu protein fosfatase-1.
Selanjutnya. Protein fosfatase-1 dihambat oleh protein kinase dependen-cAMP melalui inhibitor-1.
Jadi, glikogenolisis dapat dihentikan dan glikogenesis dirrangsang secara sinkron atau sebaliknya
karena kedua proses bergantung pada aktivitas protein kinase dependen-cAMP. Baik fosforilase
kinase maupun glikogen sintase dapat difosforilasi secara reversibel di lebih dari satu tempat oleh
kinase dan fosfatase yang berbeda. Fosforilasi sekunder ini memodifikasi sensivitas bagian/tempat
utama terjadinya fosforilasidan defosforilasi. Fosforilasi sekunder ini juga memungkinkan insulin
menimbulkan efek yang timbal-balik dengan efek cAMP melalui peningkatan glukosa 6-fosfat.2
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau
glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat.
Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.3
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari makanan atau
cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi
sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Glukosa juga penting
dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat meskipun asam lemak adalah
sumber utama asetil-KoA di jaringan. Selain itu, glukoneognenesis membersihkan laktat yang
dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa.3

12

Gambar 8. Jalur utama dan glukoneogenesis dan glikolisis hati.2


Tiga

reaksi

tidak-seimbang

dalam

glikolisis

yang

dikatalisis

oleh

heksokinase,

fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk


membentuk glukosa.3
Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan dua reaksi
endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat menjadi
oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin
mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan CO 2 ke piruvat. Enzim
kedua, fosfoenolpiruvat karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi oksaloasetat
menjadi fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi
suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi
fosfoenolpiruvat karboksikinase sehingga terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat
dan glukoneogenesis, untuk mencegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis
yang dapat mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.3
Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan glikolisis,
dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu jaringan
mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga dari triosa fosfat. Enzim ini terdapat
di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot jantung dan otot polos.3

13

Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase. Enzim ini
terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat
mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.3
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase. Sintesis glikogen
melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen sintase.3
Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan piruvat atau
zat-zat antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan sebelumnya dapat
menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau glikogen.3
Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari oksidasi- asam
lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta oksidasi isoleusin dan
rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat bagi glukoneogenesis.3
Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein triasilgliserol dalam
keadaan kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi
triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di hati.
Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol jaringan adiposa
digunakan semata-mata sebata substrat untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.3
HMP SHUNT
Kemudian tahap selanjutnya HMP Shunt. HMP merupakan singkatan dari hexose mono
phospat= pentose phospat pathway. Proses ini merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa
melalui dehidrogenasi dengan NADP sebagai akseptor H +. Proses ini terjadi di sitoplasma sel dan
tidak menghasilkan ATP. HMP shunt aktif di hati, jaringan adiposa, sel darah merah, korteks
adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar mammae yang sedang laktasi dan kelenjar testis. Bagi sel darah
merah, proses ini menyediakan glutation untuk melindungi membran sel dari proses oksidasi oleh
molekul H2O2.4
Proses ini bertujuan untuk menyediakan NADPH + H+. NADPH penting bagi sintesis asam
lemak, kolesterol, hormon steroid, asam amino dan hormon tiroid. Selain itu proses ini akan
menyediakan ribosa 5 phospat untuk sintesis nukleotida (RNA DNA).4,5
HMP Shunt merupakan proses multisiklik, karena molekul glukosa 6-P yang digunakan
dapat kembali menjadi glukosa 6-P. Proses ini memerlukan 3 molekul glukosa 6 phospat.4,5

14

teroksidasi
tereduksi

2H2O

tereduk

Glut. Reduktase
Glut. Peroksidase (Se)

tereduksi

teroksidasi

H2O2

teroksidasi

Gambar 9. HMP Shunt2


Lemak
Sumber lemak
Lemak memiliki 2 sumber yaitu hewan dan tumbuhan. Lemak yang hewani adalah: susu, lemak
sapi, minyak ikan. Lemak yang nabati atau tumbuhan : Minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak biji bunga kapas, minyak
zaitun.6
Fungsi lemak
Lemak memiliki beberapa fungsi yaitu: sebagai sumber energi (1 gram lemak menghasilkan 9
kalori), sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh bayi sampai usia 3
bulan, memberikan rasa kenyang karena lemak meninggalkan lambung secara perlahan selama
3,5 jam, pelarut vitamin (A,D,E dan K), menjaga suhu tubuh, berfungsi dalam pembentukan sel
otak (asam linoleat dan linolenat), komponen mayor pada membran fosfolipid dalam retina,
jaringan korteks otak, testis dan sperma (DHA atau Docosahexaenoic Acid yang termasuk asam
lemak omega 3) dan komponen mayor pada mielin sel saraf yaitu asam oleat (omega 9) yang
merupakan monounsaturated fatty acid.6

15

Metabolisme lemak
Sebagian senyawa kimia dalam makanan dan dalam tubuh diklasifikasikan sebagai lipid. Lipid
tersebut meliputi : Lemak netral (trigliserida), fosfolipid, kolesterol dan beberapa lemak lainnya.
Secara kimia,sebagian lemak dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah asam lemak yang hanya
merupakan asam organik hidrokarbon berantai panjang. Asam lemak yang khas, asam palmitat
adalah sebagai berikut : CH3(CH2)14COOH.5
Sekalipun kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterolnya disintesis dari hasil
degradasi molekul-molekul asam lemak, sehingga kolesterol memiliki banyak sifat fisik dan kimia
dari zat lemak lainnya. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi
berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan karbohidrat. Pada tubuh
manusia,3 asam lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida adalah : asam stearat
(memiliki rantai karbon 18 dan sangat jenuh dengan atom H), asam oleat (memiliki rantai karbon
18 tetapi memilki suatu ikatan ganda dibagian tengah rantai) dan asam palmitat (memilki 16 atom
karbon dan sangat jenuh).5
Selama pencernaan, sebagian besar trigliserida dipecah menjadi monosakarida dan asam lemak.
Kemudian ketika melewati sel epitel usus, keduanya disintesis kembali menjadi molekul
trigliserida yang berkumpul dan masuk ke dalam limfe dalam bentuk kilomikron. Sekitar 1 jam
setelah makan makanan yang mengandung banyak lemak, konsentrasi kilomikron dalam plasma
meningkat 1-2 persen. Lemak kilomikron akan dikeluarkan dari darah terutama dengan cara
hidrolisis trigliserida kilomikron oleh lipase lipoprotein. Kilomikron dikeluarkan dari sirkulasi
darah sewaktu melalui jaringan adiposa dan hati. Jaringan adiposa dan hati memilki banyak enzim
yang disebut lipoprotein lipase. Enzim ini akan menghidrolisis trigliserida dari kilomikron,
melepaskan asam lemak dan gliserol. Kemudian asam lemak akan berdifusi ke dalam sel lemak
jaringan adiposa dan sel hati. Ketika berada dalam sel-sel tersebut, asam lemak disintesis kembali
menjadi trigliserida. Sebagian besar massa kilomikron dikeluarkan dari sirkulasi darah, kemudian
sisanya terutama diambil oleh hati.5
Jika lemak dalam jaringan adiposa mau digunakan dalam tubuh (biasanya untuk menghasilkan
energi), maka lemak harus ditranspor ke jaringan lain. Lemak ditranspor dalam bentuk asam lemak
bebas (trigliserida dihidrolisis kembali menjadi asam lemak dan gliserol). Sedikitnya 2 rangsangan
penting berperan dalam meningkatkan hidrolisis ini, yaitu, pertama, bila persediaan glukosa pada
sel lemak sangat rendah , salah 1 hasil pemecahannya yaitu alfa gliserofosfat juga menjadi sangat
16

rendah. Zat ini dibutuhkan untuk membentuk gugus gliserol dari trigliserida yang baru disintesis
dan bila zat ini tidak ada, keseimbangan bergeser ke arah hidrolisis. Kedua, lipase sel yang peka
hormon dapat diaktifkan oleh berbagai hormon dan hormon ini juga meningkatkan kecepatan
hidrolisis trigliserida.Ketika meninggalkan sel lemak, asam lemak mengalami ionisasi dengan kuat
dalam plasma dan segera bergabung dengan molekul-molekul albumin protein plasma. Asam
lemak yang berikatan dengan protein disebut asam lemak bebas atau asam lemak bukan ester untuk
membedakan nya dari asam lemak lain dalam plasma yang terdapat dalam bentuk ester gliserol,
kolesterol atau zat lainnya.5

Gambar 10 . Oksidasi Beta Asam Lemak5

17

Asam lemak jenuh dapat masuk ke dalam sel untuk mengalami oksidasi. Di dalam sel,
oksidasi asam lemak akan terjadi di dalam mitokondria. Namun asam lemak yang masuk ke dalam
mitokondria umumnya berukuran kecil. Bila jumlah atom C pada asam lemak lebih dari 12, maka
akan ada molekul pembawa yang disebut sebagai karnitin yang akan membawa asam lemak jenis
ini masuk untuk mengalami oksidasi di dalam mitokondria. Di dalam mitokondria, jenis oksidasi
asam lemak jenuh ini ialah oksidasi beta. Oksidasi ini merupakan oksidasi utama yang terjadi di
dalam mitokondria. Senyawa awal dari proses metabolisme ini ialah asil ko-A yang merupakan
bentuk aktivasi dari molekul asam lemak bebas. Pada proses oksidasi ini memerlukan koenzim
NAD dan FAD yang akan menghasilkan energi melalui rantai pernapasan. Oksidasi asam lemak
jenuh dapat meghasilkan asetil ko-A (bila jumlah atom c genap) dan propionil ko-A (bila jumlah
atom C ganjil). Asetil ko-A dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat.4
Selain itu proses oksidasi asam lemak jenuh dapat berlangsung di peroksisom. Namun proses
ini tidak dapat menghasilkan ATP. Asam lemak rantai panjang umumnya mengalami oksidasi di
peroksisom. Pada oksidasi ini dihasilkan oktanoil-koA dan asetil ko-A. Proses oksidasi alfa asam
lemak dapat berlangsung di jaringan otak. Proses ini juga tidak menghasilkan ATP dan tidak perlu
pengaktifan oleh asil ko-A.4
Oksidasi omega berlangsung di hepar. Dimana proses oksidasi ini memerlukan NADPH dan
dikatalisis oleh sitokrom P-450 serta dapat menghasilkan asam dikarboksilat.
Pada reaksi asam lemak tidak jenuh, jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit dibanding asam
lemak jenuh. Hal ini dikarenakan akan dipakai 2 ATP pada reaksi oksidasi beta yang merupakan
bagian dari reaksi yang menghasilkan FADH2. Produk oksidasinya sama dengan oksidasi asam
lemak jenuh, akan tetapi jumlah ATP berbeda.4
Asam lemak juga dapat disintesis dengan menggunakan jalur sintesis de novo maupun
pemanjangan gugus asam lemak. Jalur sintesis de novo merupakan jalur ekstramitokondria yang
mengubah asetil ko-A menjadi asam palmitat. Jalur ini akan berlangsung bila ada kelebihan kalori
makanan. Sumber utama jalur ini ialah karbohidrat. Melalui proses glikolisis dan oksidasi piruvat
akan dihasilkan asetil Ko-A. Awalnya asetil ko-A akan diubah ke malonil ko-A dengan bantuan
asetil ko-A karboksilase. Selanjutnya malonil ko-A akan masuk ke kompleks enzim untuk
menghasilkan asam palmitat. Kompleks enzim ini terdiri dari 7 enzim yang akan menambah 2
atom C pada setiap kerja enzimnya.4,5
Eikosanoat merupakan senyawa yang berasal dari asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
jenuh disini bersifat essensial, yaitu asam linoleat (6), asam alfa linolenat (3) dan asam
18

arakhidonat (9). Sintesis eikisanoat melalui jalan metabolisme siklooksigenasi dan lipokigenase.
Akan menghasilkan leukotrien, prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan.5
Triasilgliserol sintesisnya terjadi di hati, jaringan adiposa dan mukosa usus. Proses ini terutama
terjadi di mikrosom.5
Proses di mukosa usus terjadi melalui reaksi berikut: 2-monoasilgliserol + 2 asil ko-A
triasilgliserol + 2 koA. Triasilgliserol diangkut dalam khilomikron ke limfe untuk masuk ke dalam
darah.5
Proses di hati terjadi melalui reaksi berikut: Gliserol 3-P + 3 asil-koA triasilgliserol + 3 koA
+ Pi. Gliserol 3-P bisa didapat melalui gliserol maupun glukosa melalui proses glikolisis. Namun
gliserol disini tidak dapat dipakai karena keatifan glikokinase yang rendah.5
Proses di jaringan adiposa melalui : Gliserol 3-P + 3 asil-koA triasilgliserol + 3 koA + Pi.
Tidak seperti di hati dan mukosa usus, triasilgliserol yang terbentuk disini akan disimpan di
jaringan adiposa.5
Sedangkan proses katabolisme triasilgliserol terutama terjadi di jaringan adiposa dengan jalan
memotong asam lemak satu per satu hingga tersisa gliserol. Enzim yang berperan yaitu triasil
gliserol lipase, diasil gliserol lipase dan monoasil gliserol lipase. Sedangkan triasilgliserol yang
terdapat di dalam VLDL dan khilomikron dihidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada
dinding pembuluh darah.5
Lipoprotein
Lemak dalam darah ditranspor dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein di dalam darah dapat
dipisahkan dengan cara ultrasentrifugasi dan elektroforesa. Bila dipisahkan lipoprotein akan
tersusun dari yang memiliki berat molekul terkecil (lapisan atas) hingga berat molekul terbesar
(lapisan bawah). Dengan cara ultrasentrifugasi didapat susunan dari atas ke bawah ialah
khilomikron, VLDL, LDL dan HDL.5
Khilomikron disintesis dalam sel usus dengan menggunakan protein apo-B48 dalam
ribosom dan retikulum endoplasma kasar serta sintesis lipid di retikulum endoplasma halus.
Setelah itu terjadi penggabungan antara komponen lipid dan protein di retikulum endoplasma
halus. Kemudian terjadi sintesis apo-AI dan apo-AII membentuk khilomikron yang belum
sempurna. Tambahan apo-C dan apo-E akan menyempurnakan khilomikron. Pada badan golgi
dapat terjadi penambahan karbohidrat pada lipoprotein ini.5

19

VLDL disintesis bagian proteinnya menggunakan apo-B100 di ribosom dan retikulum


endoplasma kasar sedangkan lipid disintesis di retikulum endoplasma halus. Dalam retikulum
endoplasma halus juga akan bergabung membentuk VLDL nascent seperti khilomikron.
Kemudian akan mendapat penambahan apo-E dan apo-C serta karbohidrat.
HDL disintesis dengan menggunakan apo A1. HDL awalnya berbentuk diskoid hingga
menjadi sferis yang merupakan HDL sempurna. Dalam HDL terdapat banyak fosfolipid.5
Kolesterol
Sumber kolesterol
Sumber kolesterol kebanyakan ada pada pangan hewani seperti : kuning telur, cumi-cmi, otak
sapi, otak dan kaki babi, telur burung puyuh, jeroan (sapi, kambing dan babi), kerang putih (tiram),
mentega, margarin, dan kepiting.7
Metabolisme Kolesterol
Sebagian besar kolesterol dalam tubuh berasal dari sintesis,sebagian lainnya dari makanan.
Pada manusia, hati menghasilkan kurang lebih 10 persen dari total sintesis, sementara usus sekitar
10 persen lainnya. Pada hakekatnya, semua jaringan yang mengandung sel berinti dapat
mensintesis kolesterol. Fraksi mikrosomal (RE) dan sitosol sel terutama bertanggung jawab atas
sintesis kolesterol.5
Asetil KoA merupakan sumber semua atom karbon pada kolesterol. Biosintesis kolesterol dapat
dibagi menjadi 5 tahap yaitu mevalonat, isoprenoid, skualen, lanosterol dan kolesterol.5

20

Gambar 11 . Biosintesis Mevalonat5

Gambar 12. Biosintesis Kolesterol5


Tahap 1, asetil KoA membentuk HMG-KoA dan Mevalonat. 2 molekul asetil KoA bergabung
membentuk asetoasetil-KoA. Reaksi ini disintesis oleh enzim-sitosol tiolase. Reaksi alternatif
lainnya berlangsung di hati yaitu senyawa asetoasetat yang dibuat di dalam mitokondria pada
lintasan ketogenesis. Berdifusi ke dalam sitosol dan diaktifkan menjadi asetoasetil-KoA oleh enzim
asetoaseti-KoA sintase, membutuhkan ATP dan KoA. Asetoasetil-KoA kemudian berkondensasi
dengan molekul asetil-KoA berikutnya yang dikatalisis oleh enzim HMG-KoA sintase membentuk
HMG-KoA. HMG-KoA dikonversi mejadi mevalonat pada sebuah proses reduksi 2 tahap oleh
NADPH dengan dikatalisis oleh enzim HMG-KoA reduktase.5
Tahap 2, mevalonat membentuk unit isoprenoid yang aktif. Mevalonat mengalami fosforilasi
oleh ATP untuk membentuk beberapa intermediat terfosforilasi aktif. Dengan cara dekarboksilasi
terbentuk unit isoprenoid aktif yaitu isopentenil difosfat.
Tahap 3, enam unit isoprenoid membentuk skualen
Tahap 4, skualen dikonversi menjadi lanosterol
Tahap 5, lanosterol dikonversi menjadi kolesterol.5

21

Struktur Mikroskopik Pankreas Endokrin

Gambar 13. Pankreas eksokrin dan endokrin.8


Pankreas memiliki komponen eksokrin dan endokrin. Komponen eksokrin membentuk
sebagian besar pankreas dan terdiri dari asini serosa dan sel zimogenik yang tersusun rapat dan
membentuk banyak lobulus kecil. Di dalam asal serosa terdapat insula pancreatica (pulau
Langerhans) yang terpisah. Insula pancreatica menunjukkan bagian endokrin dan merupakan ciri khas
pankreas.8
Insula pancreatica dipisahkan dari jaringan asini eksokrin di sekitarnya oleh lapisan tipis serat
retikular. Insula lebih besar daripada asini dan merupakan kelompok padat sel-sel epitel yang ditembus
oleh kapiler.8

Gambar 14. Insula pancreatica.8


Insula pancreatica yang terpulas-pucat digambarkan pada pembesaran yang lebih kuat. Sel
endokrin nsula tersusun berderet dan berkelompok, di antaranya ditemukan serat jaringan ikat halus
22

dan anyaman kapiler. Kapsul jaringan ikat tipis memisahkan pankreas endokrin dari asini serosa
eksokrin. Beberapa asini serosa mengandung sel sentroasinar terpulas-pucat, yang merupakan bagian
sistem duktus yang berhubungan dengan duktus interkalaris. Sel mioepitel tidak mengelilingi asini
sekretorik di pankreas.8

Gambar 15. Insula pancreatica sediaan khusus.8


Sel alfa adalah penghasil glukagon dan sel beta adalah penghasil insulin. Sitoplasma sel alfa
berwarna merah muda, sedangkan sitoplasma sel beta berwarna biru. Sel alfa terletak lebih perifer di
dalam nsula dan sel beta lebih di tengah. Sel beta juga lebih mendominasi, membentuk kira-kira 70%
dari insula. Sel delta (D) juga terdapat di insula. Sel ini paling sedikit, memiliki bentuk sel yang
bervariasi, dan ditemukan di mana saja dalam insula pancreatica.8

Hormon
Agar dapat bertahan hidup, kita perlu menyimpan kelebihan makanan yang kita makan dan
menggunakan simpanan ini dalam keadaan puasa. Mekanisme pengatur berbagai senyawa
melintasi jalur metabolisme yang berperan dalam penyimpanan dan pemanfaatan bahan bakar.
Mekanisme tersebut dikontrol oleh hormon dan kebutuhan energi tubuh. Hormon utama yang
mengatur jalur metabolisme bahan bakar adalah insulin dan glukagon.9
Insulin.
Insulin dibentuk di jaringan endokrin pankreas yang disebut Pulau Langerhans, terutama
oleh sel pancreas. Insulin bersifat anabolik dengan meningkatkan simpanan glukosa, asam
amino, dan asam lemak. Insulin ini mempunyai efek menurunkan kadar glukosa, asam amino,
dan asam lemak dalam darah, serta mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut. Sewaktu
molekul-molekul nutrien memasuki darah selama keadaan absortif, insulin meningkatkan
23

penyerapan mereka oleh sel dan konversi, masing-masing menjadi glikogen, trigliseida dan
protein. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, baik di otot
maupun hati.9
Insulin bekerja dengan meningkatkan glikogenesis menghambat glikogenolisis. Dengan
menghambat penguraian glikogen, insulin meningkatkan penyimpanan karbohidrat dan
menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati.9
Glukagon
Glukagon juga dibentuk di jaringan endokrin pankreas (Pulau Langerhans), akan tetapi
oleh sel pancreas. Glukagon merupakan hormon yang bersifat katabolik. Kerja glukagon
berlawanan dengan insulin. Glukagon memobilisasi glukosa, asam lemak, dan asam amino dari
penyimpanannya ke dalam darah. Glukagon ini mempengaruhi metabolisme hidrat arang,
protein dan lemak. Efek glukagon pada hidrat arang akan meningkatkan glukosa darah dengan
cara peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati. 9
Efek glukagon pada protein akan meningkatkan lipolisis, menurunkan sintesa
trigliserida sehingga meningkatkan produksi keton di hati. Dalam metabolisme protein, insulin
menurunkan sintesa protein, meningkatkan degradasi protein di hati sehingga terbentuk asam
amino dan merangsang glukoneogenesis yang menyebabkan meningkatnya kadar gula darah.
Sekresi glukagon ini meningkat pada keadaan post absortif.9

Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)


Growth hormone (GH) dihasilkan oleh kelenjar hipofisis pars anterior. Pengaturan
hormone ini dipengaruhi oleh GHRH (growth hormone releasing hormone) dan GHIH (growth
hormone inhibiting hormone). GH bekerja di hati dengan efek meningkatkan glukoneogenesis
dan glikogenesis. Untuk menyediakan energi bagi pertumbuhan jaringan, hormon
pertumbuhan memiliki kerja anti-insulin dalam meningkatkan glukosa plasma dan
menstimulasi lipolisis. Namun demikian, efek keseluruhan hormon pertumbuhan bersifat
anabolik, yang meningkatkan sistesis protein di berbagai jaringan. Sebagian besar efek hormon
ini terhadap pertumbuhan terjadi akibat stimulasi pelepasan faktor pertumbuhan yang
menyerupai insulin-1 ke sirkulasi, terutama dari hati. Kelebihan hormon ini pada anak-anak

24

dapat menyebabkan gigantisme dan kekurangan produksi hormon ini dapat menyebabkan
dwarfisme.9
Kortisol
Kortisol merupakan suatu hormone golongan glukokrtikoid yang disintesa oleh korteks
adrenal zona fasikulata. Pengaturan sekresi kortisol dipengruhi oleh hormone ACTH
(Adenocorticotropin hormone) yang dirangsang oleh CRH (Corticotropin releasing Hormon).
Kortisol merupakan hormone yang sangat penting dalam metabolisme karbohidrat.
Pemberiannya dapat meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenesis. Hal ini diakibatkan
peningkatan katabolisme protein di dalam jaringan, peningkatan pengambilan asam amino oleh
hepar, dan peningkatan aktivitas enzim transaminase serta enzim lainnya berhubungan dengan
glukoneogenesis di dalam hepar. Selain itu, glukokortikoid menghambat penggunaan glukosa
dalam jaringan ekstrahepatik.9
Epinefrin
Hormon epinefrin disekresikan oleh medula adrenal sebagai akibat dari rangsangan
yang menimbulkan stress dan perasngsangan simpatis. Epinefrin meningkatkan prose
glikogenolisis dan glukoneogenesis di dalam hepar serta otot karena stimulasi enzim
fosforilase. Dalam otot, sebagai akibat tidak adanya enzim glukosa 6-fosfatase, glikogenolisis
terjadi dengan pembentukan laktat sedangkan di dalam hepar, glukosa merupakan produk
utama yang meningkatkan kadar glukosa darah.9
Hormon Tiroid
Hormon Tiroid dibentuk oleh sel folikel kelenjar tiroid dalam bentuk T 3 (triodotironin)
dan T4 (tetraiodotironin / tiroksin). Pembetukkan hormon tiroid berlangsung pada molekul
tiroglobulin di dalam koloid sel folikel tiroid. Hormon tiroid dibentuk dari pengikatan iodium
pada molekul tirosin. Sekresis hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus (TRH)- hipofifis
anterior(TSH)- tiroid.9
Hormon tiroid meningkatkan metabolisme karbohidrat yaitu dengan meningkatkan
proses glikolisis. Selain itu hormon tiroid secara tidak langsung mempengaruhi hormonehormon lainnya di mana berfungsi untuk meningkatkan asorbsi glukosa di usus.9
Pada saat kelaparan (selama 1 hari), sekresi hormone yang paling ditingkatkan adalah
Glukagon yang meningkatkan proses glikogenolisis di hati. Selain itu juga terjadi peningkatan
25

hormone GH, Tiroid, Kortisol, Epinefrin dan penghambatan hormon insulin. Akan tetapi
apabila kelaparan lebih dari 2 hari atau lebih, sekresi hormone yang paling ditingkatkan tetap
glucagon, akan tetapi proses yang ditingkatkannya adalah proses glukoneogenosis, akibat telah
berkurangnya kadar glikogen pada tubuh (hati).9

Kesimpulan
Makanan yang kita makan sehari-hari mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam
skenario ini, seorang wanita diketahui mempunyai kadar gula darah di atas normal dan dalam urinnya
terdapat glukosa. Keseimbangan dari metabolisme karbohidrat dan lemak yang dikonsumsi oleh tubuh
harus tercapai. Ada juga hormone yang berpengaruh dalam mengatur keseimbangan glukosa dalm
tubuh. Pasien harus mengurangi konsumsi karbohidrat karena karbohidrar mengandung glukosa yang
dapat memperburuk keadaan pasien.

Daftar Pustaka
1. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat; 2009.h.31-95.
2. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;
2009.h.121-30.
3. Kuchel P, Ralston GB. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2002.h.96-8.
4. Harjasasmita. Ikhtisar biokimia dasar B. Jakarta: FKUI; 2003.
5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA. Biokimia harper edisi 27. Jakarta: EGC; 2009
6. Devi N. Nutrition and food gizi untuk keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas; 2010. hal 4143.
7. Harlinawati Y. Terapi jus untuk kolesterol. Jakarta: Puspa Swara, Anggota IKAPI;2008. hal 3-4.
8. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;
2010.h. 248-55.
26

9. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003.h.276-88.

27

Anda mungkin juga menyukai