Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBIMBING
: 26 MEI
OLEH
KELOMPOK
:3
NAMA
KELAS
2. HAGAI ELISAFAN
(151411010)
3. HERDINAND DIMAS
(151411011)
4. INDA ROBAYANI W.
(151411012)
: 1A-TK
NAMA PEMBIMBING
TANGGAL PRAKTIKUM
: 19 Mei 2016
TANGGAL PENYERAHAN
: 26 Mei 2016
I.
Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
1. Membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat dari limbah tembaga
2. Mengenal sifat-sifat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
3. Menganalisis produk dengan menghitung rendemen dan jumlah air kristal (hidrat)
secara stoikiometri
II.
Landasan Teori
Dalam suatu sistem periodik unsur, tembaga (Cu) termasuk ke dalam golongan
transisi. Tembaga, perak, dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama
sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak
reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam
berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut
dalam asam yang bukan pengoksidasinya tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3
sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,
yaitu kehilangan empat molekul airnya pada suhu 110oC dan kelima-lima molekul air
pada 150oC. Pada 650oC, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida
(CuO), sulfur dioksida (SO2), dan oksigen (O2).
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+
mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini
bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada
keadaan bagaimana mereka ditembukan yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+)
cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak sebab
konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+.
Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di lain pihak Cu+ dijaga sangat rendah
(seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan
tembaga (I) menjadi mantap
Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industry diantaranya
untuk membuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga
lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstik serta
sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air
dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.
Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah
dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfide cenderung teroksidasi menjadi tembaga
(II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang
dilepaskan pada proses ini.
Persamaan reaksi kristalisasi secara keseluruhan adalah:
Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4.5H2O + 2NO2 (berwarna kuning coklat)
III.
IV.
Cara Kerja
Flowsheet
Menimbang Cu dari kabel bekas sebanyak 5 gram dan dimasukkan
ke dalam gelas kimia
Diagram Alir
50 ml air
10 ml H2SO4 pekat (98%)
5 gram tembaga (sudah dipotong kecil)
15 ml HNO3 40%
Pencampuran
dan
Pengadukan
Larutan berwarna
biru terang
Pemanasan
100oC
Penyaringan
Adanya uap
berwarna coklat
(gas NO3) dan
larutan berwarna
semakin biru terang
Warna
larutan biru
terang
Pendinginan
(Kristalisasi)
Adanya endapan
berbentuk kristal
bongkahan
Penimbangan
kristal dalam
keadaan
basah
Pengeringan
(dipanaskan
dalam oven)
Warna kristal
lebih putih
Penimbangan
kristal dalam
keadaan
kering
Kristal anhidrat
V.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
Data Pengamatan
Prosedur Percobaan
Dimasukkan air ke dalam gelas
kimia
Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat
(98%)
Ditambahkan 5 gram tembaga (Cu)
Ditambahkan 15 ml HNO3 40%
Dilakukan pengadukan terus
menerus 30 menit
6.
Dipanaskan
7.
Disaring larutan
8.
VI.
Pengolahan Data
1. Menghitung rendemen CuSO4
Diketahui :
- Massa Cu = 5 gram
- Massa kristal = 11,58 gram
- BM CuSO4.5H2O = 249,55 gr/mol
- BA Cu = 63,55 gr/mol
Ditanya : Rendemen?
Hasil Pengamatan
Volume= 50 ml
Berwarna kekuningan dan larutan seperti minyak
Hanya ada uap disekitar gelas kimia
Adanya gelembung dan berwarna biru terang
Adanya uap berwarna coklat, adanya buih disekitar
larutan, larutan berwarna biru semakin pekat (biru
muda pekat)
-Pada waktu 15 menit uap coklat sudah tidak ada
-Semua tembaga mulai larut dan pada waktu 20
menit tembaga sudah larut semua
Tidak adanya tembaga yang tidak larut, maka tida
ada residu
Adanya endapan kristal berbentuk bongkahan kecil
dan berwarna biru muda pekat
-Didapatkan massa CuSO4.xH2O (basah)= 50,97 gr
- Didapatkan massa CuSO4.xH2O (kering)= 47,79 gr
Jawab :
Reaksi : Cu2+ + SO42- + 5H2O
CuSO4.5H2O
Mol Cu = massa
Mr
= 5 gr
63,55 gr/mol
= 0,079 mol
Mol H2SO4 = 10 x x % x v
1000 x Mr
= 10 x 1,84 x 98 x 10
1000 x 98
= 0,184 mol
Mol HNO3 = 10 x x % x v
1000 x Mr
= 10 x 1,4 x 40 x 15
1000 x 63
= 0,133 mol
Mol air
= massa
Mr
= 50 gr
18 gr/mol
= 2,778 mol
CuSO4.5H2O + 2NO2
0,0665
0,0665
0,0655
0,0665
Mol CuSO4.5H2O
= 0,0665 mol
BM CuSO4.5H2O
= 249,55 gr/mol
Massa CuSO4.5H2O = mol x Mr
= 0,0665 mol x 249,55 gr/mol
= 16,595 gram
Yield
VI.1
VI.2
VI.3
Mol x.H2O
= massa
Mr
= 4,18gram
18 gr/mol
= 0,2322 mol
= 39,39 gram
= 50,97 gram
= 50,97-39,39
= 11,58 gram
= 46,79 gram
= 46,79-39,39
= 7,4 gram
VI.4
Koefisien air= mol air
Koefisien CuSO4 mol CuSO4
X = 0,2322
1
0,1164
X =2
Jadi, kadar air pada kristal dari hasil percobaan adalah CuSO4.2H2O
VII.
Pembahasan
1. Fuja Adwina Sahyugi (151411009)
CuSO4.5H2O + 2NO2
praktikum kali ini hanya 8,4 gram (setelah dikeringkan). Berat kertas timbang 0,5 gram, berat kaca arloji
38,89 gram, dan berat CuSO4.5H2O yang basah (sebelum dikeringkan) adalah 50,97 gram.
4. Inda Robayani Walayudara (151411012)