Anda di halaman 1dari 34

ACARA IV

BAHAN MAKANAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan dan membandingkan berat jenis air susu (air susu murni, air susu
yang diencerkan 1 kali dengan aquades dan filtrat air susu dari percobaan
b.
c.
d.
e.
f.

pengendapan kasein (B3)).


Menguji reaksi air susu.
Menguji air susu secara kualitatif dengan pengendapan kasein.
Menguji reaksi warna protein dengan menggunakan beberapa pereaksi.
Menguji kadar P-organik dari kasein dengan menggunakan pereaksi Neumann.
Menguji endapan kasein dengan menggunakan Grease Spot Test (Tes Noda

Lemak).
g. Menunjukkan adanya laktalbumin dari pengendapan kasein.
h. Menunjukkan adanya laktosa dari filtrat pengendapan kasein.
i. Menunjukkan adanya ion Ca dan P-organik dari filtrat pengendapan kasein.
2. Waktu Praktikum
Senin, 3 November 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II dan III, Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Ada tiga komponen penting penghasil energi yang sangat dibutuhkan bagi
setiap manusia yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dimana ketiga komponen tersebut
merupakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, karbohidrat mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain, protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Di dalam sel, protein terdapat sebagai
protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein dibagi menjadi dua yaitu
protein fibrous yang banyak bergantung pada struktur skunder dimana bentuk protein
ini boleh diulang, bentuk yang kedua yaitu protein globular (enzim dan antibodi) yang
banyak bergantung pada struktur bebas yang terdapat 20 jenis asam amino yang
digunakan untuk membentuk rantaian polipeptida (protein) fungsi, bentuk, ukuran dan
jenis protein akan ditentukan oleh jenis, bilangan dan taburan asam amino yang terdapat
di dalam struktur tersebut. Suber protein diantaranya yaitu salah satunya adalah susu
yang lebih dikenal dengan protein hewani (Hartono, 2006: 556).

Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya. Pati dan glikogen


berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut
berperan sebagai unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel baketri dan
tanaman, dan pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan. Karbohidrat lain
berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai senyawa perekat diantara sel, dan
senyawa pemberi spesifisitas biologi pada permukaan sel hewan. Karbohidrat juga
merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lainnya yang
menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO 2 dan H2O
(Lehninger, 1982 : 313).
Susu kedelai merupakan salah satu produk kedelai yang memiliki kelebihan,
antara lain relatif lebih murah dibanding susu sapi, bernilai gizi tinggi, sesuai bagi
penderita lactose intolerance, tidak mengandung kolesterol, dan tidak menyebabkan
alergi. Salah satu penyebab kurang berkembangnya konsumsi susu kedelai adalah
karena adanya cita rasa langu (beany flavour) yang kurang disukai. Cita rasa langu
tersebut timbul akibat aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat pada biji
kedelai. Enzim ini aktif saat biji kedelai pecah pada proses pengupasan kulit dan
penggilingan karena kontak dengan udara (oksigen) (Ginting, 2009).
Selama asupan karbohidrat sangat rendah, produksi diatur dan dikendalikan ket
on tubuh yang menyebabkan keadaan fisiologis berbahaya yang dikenal sebagat diet
ketosis. Keton tubuh mengalir dari hati menuju jaringan ekstra hati (misalnya: otak)
untuk digunakan sebaga bahan bakar, suku cadang ini me-metabolisme glukosa melalui
mekanisme yang serupa dengan menyelamatkan glukosa oleh oksidasi asam lemak
sebagai bahan bakar alternatif. Dibandingkan dengan glukosa, keton tubuh adalah bahan
bakar yang benar-benar sangat baik bagi pernapasan. Menariknya, efek metabolisme
tubuh keton menyarankan bahwa ketosis ringan mungkin menawarkan potensi terapi
dalam berbagai penyakit umum dan langka yang berbeda. Juga, studi tengara kemarin
menunjukkan bahwa diet sangat tinggi akan karbohidrat mengakibatkan penurunan
yang signifikan dalam massa lemakdan seiring peningkatan massa tubuh pada pria
dengan berat normal (Manninen, 2004).
Protein merupakan makromolekul yang memiliki bahan dasar asam amino.
Asam amino penyusun protein ada 20 macam. Asam amino penyusun protein memiliki
rantai samping yang berbeda-beda dan mencirikan sifat kimia dari masing-masing asam
amino tersebut. Protein memiliki jenis-jenis yang bermacam-macam. Adanya perbedaan
jenis ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis asam ammo yang menyusun suatu

protein serta jenis gugus R-nya. Salah satu jenis protein yang sangat penting bagi
organsime adalah kolagen. Hampir sepertiga protein dalam tubuh vertebrata berada
sebagai kolagen (Katili, 2009).
Prediksi fungsi protein adalah masalah yang paling menantang dalam
bioinformatika. Di masa lalu, pendekatan berbasis homologi digunakan untuk
memprediksi fungsi protein, tetapi mereka gagal ketika protein baru berbeda dari satu
sebelumnya. Baru-baru ini state-of-the-art menyajikan kajian komprehensif dari
berbagai teknik intelijen komputasi untuk prediksi fungsi protein menggunakan urutan,
struktur, interaksi jaringan protein-protein, dan ekspresi gen data yang digunakan dalam
berbagai bidang aplikasi seperti prediksi DNA dan RNA situs mengikat, subselular
lokalisasi, fungsi enzim, peptida sinyal, residu katalitik, nuklir / G-protein reseptor
digabungkan, protein membran, dan analisis jalur dari ekspresi gen dataset. Ringkasan
menunjukkan bahwa pengklasifikasi ensemble dan integrasi beberapa data heterogen
berguna untuk prediksi fungsi protein (Tiwari dan Rajeev, 2014).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum
a. Corong buchner
b. Corong kaca 75 mm
c. Corong kaca 100 mm
d. Erlenmeyer 50 mL
e. Erlenmeyer 100 mL
f. Erlenmeyer 250 mL
g. Filter flask
h. Gelas arloji
i. Gelas kimia 250 mL
j. Gelas kimia 600 mL
k. Gelas ukur 50 mL
l. Gelas ukur 100 mL
m. Kertas saring biasa
n. Kertas saring whatmann
o. Neraca analitik
p. Penangas air
q. Penjepit kayu

r. pH stick
s. Pipet tetes
t. Pipet volume 5 mL
u. Pompa vakum
v. Rak tabung reaksi
w. Rubber bulb
x. Spatula besar
y. Spatula kecil
z. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Air susu kedelai murni
b. Air susu sapi murni
c. Aquades (H2O)(l)
d. Eter
e. Larutan -naftol 10%
f. Larutan ammonia (NH3)
g. Larutan ammonium hidroksida (NH4OH)
h. Larutan ammonium molibdat 1%
i. Larutan asam asetat glasial (CH3COOH) 2%
j. Larutan asam nitrat encer (HNO3)
k. Larutan asam nitrat pekat (HNO3)
l. Larutan asam sulfat pekat (H2SO4)
m. Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) 0,5%
n. Larutan fehling A
Erlenmeyer
100 mL
o. Larutan fehling
B kosong
p. Larutan formaldehida encer
q. Larutan K-oksalat jenuh
r. Larutan NaNO2 1%
Ditimbang
s. Larutan natrium
hidroksida (NaOH) 40%
t. Larutan Pb-asetat
u. Larutan pereaksi benedict
v. Reagen merkuri sulfat
Erlenmeyer 1

Erlenmeyer 3
Erlenmeyer 2
D. SKEMA KERJA
1. Penetapan Berat Jenis
Diisi dengan
10 mL
filtrat airdengan
susu dari
percobaan
DiisiDiisi
dengan
10 mL
murni
dengan
10 susu
mL susu
murni
yang telah
diencerkan
aquades
(1:1)pengendapan ka
Ditimbang
Ditimbang
Ditimbang

Hasil

Hasil

Hasil

2. Reaksi Air Susu


Air susu murni yang baru
Diukur pH nya dengan pH stick
Hasil
Dibiarkan selama 2 jam
Diukur pHnya dengan pH stick
3. Pengendapan Kasein
Hasil
20 mL air susu murni
Diencerkan dengan 20 mL aquades
Ditambah asam asetat glacsial 2% sampai terbentuk endapan kasein
Disaring endapan dengan buchner

4. Reaksi Warna Protein


Hasil
Sebagian endapan
kasein dari percobaan 3
Dilarutkan dengan aquades
3 mL larutan protein
Larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah
mL larutan
a. 1 Reaksi
Biuret NaOH 40%
Ditambah 1 tetes larutan CuSO4 0,5% sehingga terbentuk warna merah muda atau ungu

Hasil

b.

Reaksi Millon-Nasse
2 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah 1 mL reagen merkuri sulfat
hingga terbentuk endapan kuning
Didinginkan di bawah air kran
Ditambah 1 tetes larutan NaNO2 1%
hingga terbentuk warna merah yang menunjukkan adanya tirosin

c.

Reaksi Hopkins-Cole (Untuk Triptofan)


Hasil
1 ml larutan protein
-

Dimasukkan dalam tabung reaksi


+ 1 tetes larutan formalidehid encer
+ 1 tetes reagen merkuri sulfat
Digojok
+ Perlahan 1 ml asam sulfat pekat melalui
dinding tabung yang dimiringkan sehingga
terjadi 2 lapisan dengan lingkaran ungu di
bidang atas

Hasil

d.

Reaksi Xanthoprotein
3 ml larutan protein

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


+ 1 ml larutan asam nitrat pekat
(larutan akan menjadi kuning)
Didinginkan di bawah air ledeng
Dibagi menjadi 2 tabung
1 tabung diberi ammonia (maka akan menjadi

berwarna kuning atau orange


Dibandingkan dengan tabung yang lain tanpa
diberi ammonia.

e.

Hasil

Reaksi Uji Sulfur

1 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah 1 mL larutan NaOH 40 %
Dimasak selama 1 menit untuk mengubah S organik menjadi Na-sulfida

Hasil
Ditambah 1 tetes larutan Pb-asetat
Hasil

f.

Reaksi Molisch
1 mL larutan protein

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Ditambah 2 mL larutan -naftol
Dikocok
Dialirkan 1 mL larutan asam sulfat pekat ke dalam tabung reaksi (tabung reaksi dimiringkan) hingg

Hasil
5. Reaksi Neumann untuk Kasein

Sisa endapan kasein


Dikeringkan di atas kertas saring

Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah 2 tetes asam nitrat pekat
Ditambah 10 tetes asam sulfat pekat
sambil digojok sehingga keluar asap putih
Jika larutan berwarna ditambahkan asam nitrat pekat
Didinginkan di bawah air kran
Ditambah 2 mL ammonium molibdat
Digojok dan dipanaskan

6. Grease Spot Test ( Tes Noda Lemak)


Sebagian endapan kasein yang kering (percobaan 3)
Hasil
Dikocok dengan sedikit eter
Dituangkan dalam gelas arloji dan diuapkan

Hasil
Diusap gelas arloji dengan kertas saring
Diamati kertas saring

Filtrat
Hasilkasein
7. Menunjukkan Laktalbumin
Dibuat pH nya menjadi 5,4

Disaring

Filtrat

Endapan

8. Menunjukkan Adanya Laktosa


a. Percobaan Benedict
1 mL filtrat laktalbumin
Ditambah 1 mL reagen benedict
dalam penangas air selama 5 menit

Hasil
(susu sapi dan susu kedelai)

b. Percobaan Fehling
Filtrat laktalbumin
Ditambah fehling A dan fehling B
dalam penangas air

Hasil

9. Menunjukkan Adanya Ion Ca dan P-anorganik

Filtrat

Endapan

Filtrat laktalbumin
Ditambah

Hasil
(terbentuk endapan
Disaring

Dikumpulkan dalam tabung reaksi


Ditambah larutan k-oksalat jenuh

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
No
1

Perlakuan
Penetapan Berat Jenis

Hasil Pengamatan

a. Erlenmeyer 1

10 mL susu murni ditimbang

Susu Bear Brand

Berat erlenmeyer = 80,33 gram

Berat erlenmeyer + susu = 100,50


gram

Susu Kedelai

Berat erlenmeyer = 43,26 gram

Berat erlenmeyer + susu = 52,80


gram

b. Erlenmeyer 2

5 mL susu murni + 5 mL aquades


ditimbang

Susu Bear Brand

Berat erlenmeyer = 88,27 gram

Berat erlenmeyer + susu = 128,42


gram

Susu Kedelai

Berat erlenmeyer = 118,29 gram

Berat erlenmeyer + susu = 128,16


gram

c. Erlenmeyer 3

10 mL filtrat susu dari percobaan


pengendapan kasein (3) ditimbang

Susu Bear Brand

Berat erlenmeyer = 118,30 gram

Berat erlenmeyer + susu = 120,50


gram

Susu Kedelai

Berat erlenmeyer = 54,32 gram

Berat erlenmeyer + susu = 64,29


gram

Reaksi Air Susu

Diukur pH susu murni yang masih


baru dengan pH stick

Susu Bear Brand

pH = 7

Susu Kedelai

Diukur pH susu murni yang telah


dibiarkan selama 2 jam dengan pH
stick

Susu Bear Brand

pH = 6

Susu Kedelai

pH = 7

pH = 6

Pengendapan Kasein

20 mL susu murni + 20 mL aquades,


kemudian + tetes demi tetes asam

Susu Bear Brand

Setelah diencerkan warna larutan

asetat glasial 2% sampai terbentuk

susu menjadi putih agak kecoklatan

endapan

dan setelah ditambah asam asetat


glasial warna larutan tetap putih
kecoklatan
Susu Kedelai

Setelah diencerkan warna larutan


susu menjadi putih dan setelah
ditambah asam asetat glasial warna
larutan tetap putih

Endapan disaring dengan buchner

Susu Bear Brand

Setelah disaring didapatkan endapan


berwarna putih dan filtrat berwarna
bening

Susu Kedelai

Setelah disaring didapatkan endapan


berwarna putih dan filtrat berwarna
bening

Reaksi Warna Protein

Sebagian endapan dari percobaan 3


dilarutkan dengan aquades

Susu Bear Brand

Larutan protein berwarna keruh


agak coklat

Susu Kedelai

Larutan protein berwarna putih


keruh

a. Reaksi Biuret

3 mL larutan protein + 1 mL larutan


NaOH 40%

Susu Bear Brand

Larutan campuran berubah warna


menjadi bening

Susu Kedelai

Larutan campuran berubah warna


menjadi keruh

Ditambah 1 tetes CuSO4 0,5%

Susu Bear Brand

Terbentuk cincin berwarna ungu


muda

Susu Kedelai

Terbentuk cincin berwarna ungu

muda yang lebih pudar


b. Reaksi Millon- Nasse

2 mL larutan protein + 1 mL reagen


merkuri sulfat lalu dipanaskan

Susu Bear Brand

Terbentuk endapan berwarna putih

Susu Kedelai

Didinginkan di bawah air kran lalu


ditambah 1 tetes larutan NaNO2 1%

Terbentuk endapan berwarna kuning

Susu Bear Brand

Terbentuk larutan berwarna kuning


keruh

Susu Kedelai

Dipanaskan dalam penangas air

Terbentuk larutan berwarna keruh

Susu Bear Brand

Terbentuk endapan berwarna merah

Susu Kedelai

Terbentuk larutan berwarna orange


kemerahan

c. Reaksi Hopkins-Cole (Untuk


Triptofan)

1 mL larutan protein + 1 tetes


formaldehida encer

Susu Bear Brand

Larutan berubah warna menjadi


keruh

Susu Kedelai

Larutan tidak berubah warna (tetap


bening)

Ditambah 1 tetes reagen merkuri


sulfat

Susu Bear Brand

Larutan berubah warna menjadi


putih keruh

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


putih keruh

Digojok lalu ditambah asam sulfat


pekat perlahan-lahan melalui

Susu Bear Brand

dinding tabung reaksi

Tabung reaksi terasa panas,


terbentuk cincin berwarna ungu

Susu Kedelai

Terbentuk 2 fase, lapisan atas


berwarna ungu dan lapisan bawah
berwarna bening keruh

d. Reaksi Xanthoprotein

3 mL larutan protein + 1 mL asam


nitrat pekat

Susu Bear Brand

Larutan berubah warna menjadi


bening kekuningan dan tabung
reaksi terasa panas

Susu Kedelai

Larutan tetap berwarna putih keruh


dan dinding tabung reaksi terasa
panas

Dipanaskan dengan penangas air


kemudian didinginkan di bawah air

Susu Bear Brand

kran

Larutan berubah warna menjadi


putih kekuningan dan terdapat
endapan kuning

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


kuning bening dan terdapat endapan
berwarna kuning

Larutan dibagi menjadi 2 tabung,


tabung 1 ditambah ammonia dan
tabung 2 tidak ditambah ammonia

Susu Bear Brand

Larutan yang ditambah ammonia


berubah warna menjadi kuning

pekat
Susu Kedelai

Larutan yang ditambah ammonia


berubah warna menjadi kuning agak
orange

e. Reaksi Uji Sulfur

1 mL larutan protein + 1 mL larutan


NaOH 40%

Susu Bear Brand

Terbentuk 2 fase, lapisan atas


berwarna putih keruh dan lapisan
bawah berwarna bening

Susu Kedelai

Terbentuk 2 fase, lapisan atas


berwarna putih keruh dan lapisan
bawah berwarna bening

Dipanaskan selaama 1 menit

Susu Bear Brand

Terbentuk 2 fase, lapisan atas


berupa gumpalan putih dan lapisan
bawah berwarna bening

Susu Kedelai

Terbentuk 2 fase, lapisan atas


berupa gumpalan putih dan lapisan
bawah berwarna bening

Ditambah 1 tetes larutan Pb-asetat

Susu Bear Brand

Tidak terjadi perubahan

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


coklat dan terdapat endapan

f. Reaksi Molisch

1 mL larutan protein + 2 mL larutan

Susu Bear Brand

-naftol

Larutan berubah warna menjadi


orange bening dan tabung reaksi
terasa panas

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


orange bening dan tabung reaksi
terasa panas

Dialirkan 1 mL asam sulfat pekat ke


dalam tabung reaksi secara

Susu Bear Brand

perlahan-lahan

Terdapat endapan kuning pada dasar


tabung reaksi, larutan berubah
warna menjadi orange dan dinding
tabung reaksi terasa panas

Susu Kedelai

Terbentuk 2 fase, lapisan atas


berwarna orange bening dan lapisan
bawah berwarna bening, serta
tabung reaksi terasa panas

Reaksi Neumann untuk Kasein (Porganik dari Kasein)

Sisa endapan kasein dikeringkan di


atas kertas saring

Susu Bear Brand

Endapan berwarna coklat muda

Susu Kedelai

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


lalu ditambah 2 tetes asam nitrat pekat

Endapan berwarna putih tulang

Susu Bear Brand

Terbentuk larutan berwarna kuning

Susu Kedelai

Dipanaskan sambil digojok, jika


larutan berwarna ditambahkan asam

Terbentuk larutan berwarna kuning

Susu Bear Brand

Larutan berubah warna menjadi

nitrat pekat

orange kekuningan dan berbusa,


setelah ditambah asam nitrat pekat
larutan tidak mengalami perubahan
warna
Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


orange pekat dan berbusa, setelah
ditambah asam nitrat pekat larutan
tidak mengalami perubahan warna

Didinginkan di bawah air kran lalu


ditambah 2 mL ammonium molibdat

Susu Bear Brand

kemudian digojok dan dipanaskan

Terbentuk 2 fase dan larutan


berubah warna menjadi kuning
keruh

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


kuning pekat dan agak keruh

Grease Spot Test (Tes Noda Lemak)

Endapan kasein kering + eter, dituang


ke gelas arloji kemudian diuapkan

Susu Bear Brand

Larutan berwarna putih

Susu Kedelai

Diusap gelas arloji dengan kertas


saring

Larutan berwarna putih

Susu Bear Brand

Eter merambat pada kertas saring,


kertas saring menjadi transparan,
timbul banyak banyak berkas
minyak

Susu Kedelai

Eter merambat pada kertas saring,


kertas saring menjadi transparan,
timbul sedikit berkas minyak

Menunjukkan Laktalbumin

Filtrat kasein dibuat pH nya menjadi


5,4 kemudian dipanaskan

Susu Bear Brand

Terdapat koagulan berwarna putih

Susu Kedelai

Disaring dengan kertas saring

Terdapat koagulan berwarna putih

Susu Bear Brand

Dihasilkan filtrat berwarna bening

Susu Kedelai

Dihasilkan filtrat berwarna bening

Menunjukkan Adanya Glukosa


a. Percobaan Benedict

1 mL filtrat laktalbumin + 1 mL
reagen benedict

Susu Bear Brand

Larutan berubah warna menjadi biru


muda

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi biru


muda

Dipanaskan dalam penangas air


selama 5 menit

Susu Bear Brand

Terbentuk larutan berwarna biru


muda pada lapisan atas dan larutan
berwarna hijau tosca pada lapisan
bawah

Susu Kedelai

Terbentuk larutan berwarna biru


muda pada lapisan atas dan larutan
berwarna hijau tosca pada lapisan
bawah

b. Percobaan Fehling

Filtrat laktalbumin + fehling A +

Susu Bear Brand

fehling B

Larutan berubah warna menjadi biru


muda

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi biru


muda

Dipanaskan dalam penangas air

Susu Bear Brand

Terbentuk endapan berwarna merah


bata

Susu Kedelai

Terbentuk endapan berwarna merah


bata

Menunjukkan Adanya Ion Ca dan Panorganik

Filtrat laktalbumin + beberapa tetes


NH4OH

Susu Bear Brand

Larutan berubah warna menjadi


putih keruh dari warna awal bening

Susu Kedelai

Larutan berubah warna menjadi


putih keruh dari warna awal bening

Dipanaskan dalam penangas air

Susu Bear Brand

Terbentuk larutan berwarna kuning


bening dan endapan berwarna putih

Susu Kedelai

Terbentuk larutan berwarna kuning


bening dan endapan berwarna putih

Endapan disaring, filtratnya ditambah


larutan K-oksalat jenuh

Susu Bear Brand

Filtrat berwarna jernih dan setelah


ditambah K-oksalat terbentuk
larutan berwarna putih keruh

Susu Kedelai

Filtrat berwarna jernih dan setelah


ditambah K-oksalat terbentuk
larutan berwarna putih keruh

F. ANALISIS DATA
1.
Perhitungan
a.
Susu Bear Brand
Berat Jenis Air Susu Murni (Bear Brand)
Diketahui : Volume air susu murni
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 80,33 gram
Massa erlenmeyer + susu murni
= 100,50 gram
Ditanya : Massa jenis susu murni
= ..?
Dijawab :
Massa air susu murni = (massa erlenmeyer + susu murni) massa erlemeyer kosong
= 100,50-80,33 gram
= 20,17 gram
Massa jenis susu murni

massa
volume

20,17 gram
10 mL

= 2,017 gram/mL

Berat Jenis Air Susu Murni (Bear Brand) yang Diencerkan


Diketahui : Volume air susu encer
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 88,27 gram
Massa erlenmeyer + susu encer
= 128,42 gram
Ditanya : Massa jenis susu encer
= ..?
Dijawab :
Massa air susu encer = (massa erlenmeyer + susu encer) massa erlemeyer kosong
= 128,42-88,27 gram
= 40,15 gram
massa
Massa jenis susu encer
= volume
=

40,15 gram
10 mL

= 4,015 gram/mL

Berat Jenis Filrat Air Susu dari Pengendapan Kasein


Diketahui : Volum filtrat air susu
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 118,30 gram
Massa erlenmeyer + filtrat air susu = 120,50 gram
Ditanya : Massa jenis filtrat air susu
= ..?
Dijawab :
Massa filtrat air susu = (massa erlenmeyer + filtrat air susu ) massa erlemeyer kosong
= 120,50-118,30 gram
= 2,2 gram
Massa jenis filtrat air susu

massa
volume

2,2 gram
10 mL

= 0,22 gram/mL
b.

Susu Kedelai
Berat Jenis Air Susu Murni (Susu Kedelai)
Diketahui : Volume air susu murni
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 43,26 gram
Massa erlenmeyer + susu murni
= 52,80 gram
Ditanya : Massa jenis susu murni
= ..?
Dijawab :
Massa air susu murni = (massa erlenmeyer + susu murni) massa erlemeyer kosong
= 52,80-43,26 gram
= 9,54 gram
Massa jenis susu murni

massa
volume

9,54 gram
10 mL

= 0,954 gram/mL

Berat Jenis Air Susu Murni (Susu Kedelai) yang Diencerkan


Diketahui : Volume air susu encer
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 118,29 gram
Massa erlenmeyer + susu encer
= 128,16 gram
Ditanya : Massa jenis susu encer
= ..?
Dijawab :
Massa air susu encer = (massa erlenmeyer + susu encer) massa erlemeyer kosong
= 128,16-118,29 gram

= 9,87 gram
massa
Massa jenis susu encer
= volume
=

9,87 gram
10 mL

= 0,987 gram/mL

Berat Jenis Filrat Air Susu dari Pengendapan Kasein


Diketahui : Volum filtrat air susu
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 54,32 gram
Massa erlenmeyer + filtrat air susu = 64,29 gram
Ditanya : Massa jenis filtrat air susu
= ..?
Dijawab :
Massa filtrat air susu = (massa erlenmeyer + filtrat air susu ) massa erlemeyer kosong
= 64,29-54,32 gram
= 9,97 gram
Massa jenis filtrat air susu

massa
volume

9,97 gram
10 mL

= 0,997 gram/mL
c. Reaksi Air Susu
Susu Bear Brand
pH awal
=7
pH setelah 2 jam = 6

Susu Kedelai
pH awal
=7
pH setelah 2 jam = 6

2. Persamaan Reaksi
a. Pengendapan Kasein
[Ca2+][kaseinat] + 2CH3COOH Ca(CH3COO)2 + kasein
b. Reaksi-Reaksi Warna Protein
Reaksi Biuret (Untuk Ikatan Peptida)

Reaksi Millon-Nasse (untuk Tirosin)

Reaksi Hopkins-Cole (Untuk Triptofan)


COOH
COOH
serbuk Mg
(asam oksalat)

CHO
COOH
(asam glioksilat)

Reaksi Xanthoprotein (Untuk Asam Amino dengan Inti Benzena)

Reaksi Uji Sulfur

Reaksi Molisch

c. Reaksi Newman untuk Kasein (P-organik dari Kasein)

Kasein + HNO3 + H2SO4


H3PO4
H3PO4 + 12(NH4)2MoO4 + 21HNO3 (NH4)3PMo12O40 + 21NH4NO3 +
12H2O
d. Grease Spot Test (Test Noda Lemak)
Endapan kasein + eter endapan kasein tidak larut dalam eter
Terdapat tetesan bening, kertas menjadi transparan yang menandakan ada
lemak
e. Menunjukkan Adanya Laktalbumin
Susu Bear Brand

Filtrat kasein (pH 5,4)

(+) terdapat koagulan putih

Susu Kedelai

Filtrat kasein (pH 5,4)

(+) terdapat koagulan putih

f. Menunjukkan adanya Laktosa


Reaksi Benedict

Reaksi Fehling

g. Menunjukkan adanya Ion Ca dan P-organik

Fitrat (no 7) + NH4OH


endapan putih gelartinous dari Ca dan Mg
fosfat
Endapan + K-oksalat

larutan berwarna putih keruh

G. PEMBAHASAN
Makanan adalah salah satu dari tiga kebutuhan dasar (basic needs) bagi
manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Dengan mengonsumsi makanan tubuh
manusia akan menghasilkan tenaga atau energi. Energi tersebut diperlukan untuk
kelangsungan hidup dan aktivitas manusia. Makanan mengandung senyawa dan unsure
tertentu yang diperlukan untuk memberi makanan kepada masing-masing sel tubuh
yang tak terhingga banyaknya seperti sel darah, sel syaraf, sel otot yang bersama-sama
membentuk tubuh manusia (Astuti, 2009). Ada tiga komponen penting penghasil energi
yang sangat dibutuhkan bagi setiap manusia yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Dimana ketiga komponen tersebut merupakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh, karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain, protein merupakan zat gizi yang
sangat penting karena paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan
(Hartono, 2006).

Pada praktikum kali ini terdapat 9 percobaan yang dilakukan. Bahan utama
dalam praktikum ini ialah susu bearbrand (susu sapi) dan susu kedelai. Susu merupakan
salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein, glukosa, lipida,
garam mineral dan vitamin. Dengan pH sekitar 6,80 menyebabkan mikroorganisme
mudah tumbuh dalam susu. Kandungan mineral dalam susu kedelai didominasi oleh
fosfor, kalium, magnesium dan natrium dengan jumlah yang bervariasi. Susu kedelai
juga mengandung lemak essensial yang diantaranya oleat, linoleat dan linolenat. Selain
itu, kandungan asam amino essensialnya juga relative lengkap sehingga susu kedelai
mempunyai mutu dan nilai cerna yang sangat baik, setara dengan protein hewani
(Astuti, 2009). Praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut menentukan dan
membandingkan berat jenis air susu (air susu murni, air susu yang diencerkan 1 kali
dengan aquades dan filtrat air susu dari percobaan pengendapan kasein (B3)) ; menguji
reaksi air susu ; menguji air susu secara kualitatif dengan pengendapan kasein ; menguji
reaksi warna protein dengan menggunakan beberapa pereaksi ; menguji kadar P-organik
dari kasein dengan menggunakan pereaksi Neumann ; menguji endapan kasein dengan
menggunakan Grease Spot Test (Tes Noda Lemak) ; menunjukkan adanya laktalbumin
dari pengendapan kasein ; menunjukkan adanya laktosa dari filtrat pengendapan kasein
dan menunjukkan adanya ion Ca dan P-organik dari filtrat pengendapan kasein.
Percobaan pertama yaitu penetapan berat jenis susu. Dalam percobaan ini,
penetapan berat jenis susu dilakukan dengan 3 cara. Pertama, menimbang susu murni
(susu sapi dan kedelai) ; kedua, menimbang susu yang telah diencerkan dan yang ketiga,
menimbang filtrat air susu dari pengendapan kasein. Hal ini bertujuan untuk
membandingkan berat jenis dari masing-masing susu. Berdasarkan hasil perhitungan
data, didapatkan berat jenis untuk susu murni (susu sapi) sebesar 2,017 gram/mL, untuk
susu murni yang diencerkan adalah 4,015 gram/mL dan untuk filtrat susu murni 0,22
gram/mL. Berat jenis untuk susu kedelai sebesar 0,954 gram/mL, untuk susu kedelai
yang diencerkan adalah 0,987 gram/mL dan untuk filtrat susu kedelai adalah
0,997gram/mL. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan
tanpa lemak. Dapat kita lihat bahwa berat jenis dari susu kedelai keseluruhan (murni,
yang diencerkan dan filtratnya) lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini
dikarenakan susu kedelai berasal dari kacang-kacangan yang memiliki kadar
lemak yaitu lemak nabati yang lebih rendah dibandingkan susu sapi. Namun pada
hasil filtrat susu, susu kedelai memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan susu

kedelai, hal ini dapat terjadi karena pada saat proses filtrasi susu sapi tidak dilakukan
secara optimal.
Percobaan kedua yaitu reaksi air susu. Percobaan ini dilakukan dengan
mengukur pH awal air susu dan pH air susu setelah dibiarkan selama 2 jam dengan
menggunakan pH stick. Pada susu sapi didapatkan pH awal 7 dan setelah dibiarkan
selama 2 jam, pH air susu menjadi 6. Pada susu kedelai, pH awal = 7 dan pH setelah
dibiarkan selama 2 jam adalah 6. Perubahan nilai pH ini terjadi karena pada susu yang
didiamkan dapat menyebabkan pembentukan asam dalam susu yang diistilahkan dengan
masam yang disebabkan karena adanya asam laktat, pengasaman susu ini disebabkan
karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa membentuk asam laktat. Pada susu
kedelai, mengandung laktosa dengan komponen penyusun yang sederhana serta daya
ikat antarmolekul yang lemah (mudah terputus). Dengan struktur penyusun yang mudah
terurai (terputus), akan memudahkan kerja bakteri dalam proses penguraian menjadi
asam laktat. Dengan makin mudahnya struktur untuk terurai, maka asam laktat yang
dihasilkan akan semakin banyak sehingga susu tersebut akan semakin asam.
Percobaan ketiga ialah pengendapan kasein. Kasein merupakan golongan
protein yang komposisinya mencapai 80% dari komposisi keseluruhan protein susu dan
juga merupakan salah satu komponen organik yang melimpah dalam susu bersama
dengan lemak dan laktosa. Kasein berupa serbuk amorf warna putih yang mengandung
asam beragam asam amino yang diperlukan mamalia muda untuk tumbuh. Kasein relatif
tidak sensitif terhadap panas, dibutuhkan temperatur diatas 120C untuk merusak
struktur kasein hingga menjadi tidak larut dalam air. Pengendapan kasein dilakukan
dengan mengencerkan air susu sapi maupun kedelai. Pengenceran pada susu sapi
menghasilkan warna larutan putih agak kecoklatan sedangkan pada susu kedelai warna
larutan menjadi putih. Selanjutnya masing-masing larutan ditambahkan dengan asam
asetat glasial. Penggunaan asam asetat glasial ini dimaksudkan agar protein susu yang
telah terdenaturasi parsial dengan ikatan antarmolekulnya agak terbuka juga untuk
menunjukkan ada tidaknya protein dalam susu karena asam asetat glasial dapat
mengendapkan protein/ kasein. Kemudian larutan disaring menggunakan buchner,
dimana pada kedua susu tersebut didapatkan filtrat berwarna bening dan endapan putih
yang merupakan kasein.
Percobaan keempat ialah reaksi warna protein yang dilakukan dengan beberapa
pereaksi. Masing-masing endapan yang telah didapat sebelumnya sebagian diencerkan
untuk diuji. Pertama ialah reaksi biuret, dimana reaksi ini digunakan untuk

menunjukkan adanya ikatan peptida pada zat uji. Adanya

ikatan peptida

mengindikasikan adanya protein. Endapan kasein susu sapi dan kedelai yang telah
diencerkan ditambahkan dengan larutan NaOH 40% menghasilkan larutan berwarna
bening pada susu sapi dan keruh pada susu kedelai. Selanjutnya ditambahkan larutan
CuSO4 0,5% terjadi perubahan pada susu sapi dengan terbentuknya cincin ungu muda
dan cincin ungu muda yang lebih pudar pada susu kedelai. Hal ini menunjukkan adanya
ikatan peptida antar molekul pada asam amino penyusunnya. Kedua ialah reaksi millonnasse, dimana reaksi ini digunakan untuk mengetahui adanya asam amino tyrosin.
Larutan endapan susu sapi dan kedelai ditambahkan dengan reagen merkuri sulfat dan
dipanaskan. Terbentuk endapan putih pada susu sapi dan endapan kuning pada susu
kedelai. Kemudian larutan didinginkan dan ditambahkan dengan larutan NaNO 2,
menghasilkan larutan kuning keruh (susu sapi) dan larutan keruh (susu kedelai). Setelah
dipanaskan, terbentuk endapan kemerahan pada susu sapi dan endapan orange
kemerahan pada susu kedelai. Hal ini menunjukkan hasil positif mengandung asam
amino tyrosin dengan terbentuknya warna merah. Ketiga ialah reaksi hopkin-cole,
reaksi ini digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino triptofan. Larutan endapan
ditambahkan dengan larutan formaldehid encer, dimana pada susu sapi larutan berwarna
keruh dan pada susu kedelai larutan tetap bening. Selanjutnya ditambahkan reagen
merkuri sulfat yang menghasilkan larutan putih keruh pada kedua larutan susu.
Kemudian larutan digojog dan ditambahkan asam sulfat pekat. Pada susu sapi, terbentuk
cincin ungu dan pada susu kedelai terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna ungu dan
lapisan bawah bening. Hal ini menunjukkan hasil positif pada asam amino triptofan
dengan terbentuknya cincin ungu. Keempat reaksi xantoprotein ialah reaksi yang
digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzene. Larutan susu ditambahkan
dengan larutan asam nitrat pekat menghasilkan larutan bening kekuningan pada susu
sapi dan larutan putih keruh pada susu kedelai. Selanjutnya larutan dipanasakan dan
didinginkan yang menghasilkan terbentuknya endapan kuning pada kedua larutan susu.
Kemudian larutan menjadi 2 tabung yang salah satu tabungnya ditambahkan amonia.
Tabung yang ditambahkan amonia menghasilkan larutan kuning pekat pada susu sapi
dan larutan kuning agak orange pada susu kedelai. Hal ini menunjukkan hasil positif
adanya gugus benzene pada protein. Kelima ialah reaksi sulfur, dimana reaksi ini
digunakan untuk menentukan keberadaan sulfur pada asam amino. Larutan kasein
ditambahkan dengan NaOH 40% yang menghasilkan terbentuknya 2 lapisan pada kedua
susu. Lapisan atas putih keruh dan lapisan bawah berwarna bening. Selanjutnya larutan

dipanaskan untuk mengubah sulfur organik menjadi Na-sulfida. Proses ini


menyebabkan terbentuknya gumpalan putih pada kedua larutan kasein. Kemudian
ditambahkan larutan Pb-asetat, dimana pada susu sapi tidak terjadi perubahan dan pada
susu kedelai larutan menjadi coklat dan terbentuk endapan. Hal ini menunjukkan bahwa
susu sapi tidak mengandung sulfur dikarenakan tidak terbentuknya kompleks warna
hitam. Keenam ialah reaksi molisch, reaksi ini digunakan untuk untuk menunjukkan
adanya karbohidrat. Larutan kasein ditambahkan dengan larutan alpha naftol yang
menghasilkan larutan berwarna orange bening dan tabung reaksi terasa panas.
Selanjutnya ditambahkan larutan asam sulfat pekat. Pada susu sapi terbentuk endapan
kuning dan larutan berwarna orange. Pada susu kedelai terbentuk 2 lapisan dimana
lapisan atas berwarna orange bening dan lapisan bawah berwarna bening. Hasil tersebut
menunjukkan reaksi negatif adanya karbohidrat pada kasein susu sapi dan susu kedelai,
dimana reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu pada batas kedua
cairan/lapisan.
Percobaan kelima adalah reaksi neumann untuk kasein. Reaksi ini bertujuan
utnuk menguji kadar P-organik dari kasein. Endapan kasein dikeringkan dengan kertas
saring untuk menghilangkan kadar airnya, warna endapan pada kasein susu sapi
berwarna coklat muda dan pada susu kedelai berwaran putih tulang. Selanjtunya larutan
ditambahkan dengan larutan asam nitrat pekat yang menyebabkan terbentuknya larutan
kuning pada kedua sampel. Setelah itu dipanaskan dan ditambahkan asam nitrat
kembali, menghasilkan larutan berwarna orange kekuningan dan berbusa, pada susu
kedelai larutan menjadi orange pekat dan berbusa. Kemudian didinginkan terlebih
dahulu dan ditambahkan larutan amonium molibdat, dihasilkan larutan berwarna kuning
keruh pada susu sapi dan susu kedelai berwarna orang pekat agak keruh. Hal ini
menunjukkan adanya kandungan fosfor dalam sampel endapan kasein susu sapi dan
kedelai. Penambahan HNO3 dan H2SO4 yang membuat kasein mengalami denaturasi
sehingga ketika dipanaskan akan mengeluarkan asap, fosfor yang terlepas dari kasein
yang menyebabkan asam fosfat menjadi kuning.
Percobaan keenam ialah grease spot test (tes noda lemak). Percobaan ini
menggunakan alat yang sederhana yaitu kertas saring biasa. Kertas terbuat dari selulosa
dan apabila selulosa berikatan dengan partikel lemak, maka pori-pori selulosa akan
meregang sehingga kertas yang digunakna akan menjadi transparan. Endapan kasein
dikocok dengan eter. Tujuan digunakannya eter ialah karena eter merupakan pelarut
organik non polar yang dapat melarutkan lemak atau minyak yang merupakan senyawa

non polar.

Selanjutnya dituangkan dalam gelas arloji dan diuapkan utnuk

menghilangkan/ menguapkan eter. Kemudian diusap gelas arloji dengan kertas saring.
Didapatkan hasil pada susu sapi, kertas saring menjadi transparan dan timbul banyak
bercak minyak dan pada susu kedelai kertas saring menjadi transparan dengan sedikit
timbul bercak minyak. Ini membuktikan bahwa kedua sampel yang digunakan
mengandung lemak.
Percobaan ketujuh yaitu menunjukkan laktalbumin. Laktalbumin adalah
albumin yang terkandung dalam susu dan diperoleh dari whey. Laktalbumin ditemukan
dalam susu banyak mamalia. Ada alpha dan beta laktalbumins ; baik yang terkandung
dalam susu. Fungsi biologis alfa-laktalbumin adalah berperan dalam metabolisme
karbohidrat. Filtrat kasein yang diperoleh sebelumnya diatur pH menjadi 5,4. Hal ini
menghasilkan koagulan putih pada kedua filtrat susu sapi dan kedelai. Kemudian larutan
disaring dan didapatkan larutan berwarna bening. Hal ini menunjukkan adanya
laktalbumin dalam filtrat kasein.
Percobaan kedelapan yaitu menunjukkan adanya laktosa. Laktosa adalah
bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana
yaitu galaktosa dan glukosa. Laktosa ada di dalam kandungan susu, dan merupakan 2-8
persen bobot susu keseluruhan dan mempunyai rumus kimia C12H22O11. Dalam
percobaan ini dilakukan 2 reaksi. Pertama, percobaan benedict adalah uji yang
digunakan untuk mengetahui kandungan gula pereduksi. Filtrat laktalbumin
ditambahkan reagen benedict, pada kedua sampel susu sapi maupun kedelai terbentuk
larutan berwarna biru muda. Kemudian ditambahkan larutan glukosa dan dipanaskan.
Didapatkan terbentuk 2 lapisan pada kedua sampel, dimana lapisan atas berwarna biru
muda dan lapisan bawah berwarna hijau tosca. Hal ini menunjukkan reaksi positif
dimana larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa) dan berwarna
hijau (kandungan glukosa tinggi). Kedua, percobaan fehling yang bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus aldehid. Filtrat laktalbumin ditambahkan dengan fehling A
dan fehling B. Kedua filtrat dari kedua sampel menghasilkan larutan berwarna biru
muda dan setelah dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini menunjukkan hasil
positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata.
Percobaan kesembilan atau terakhir yaitu menunjukkan adanya ion Ca dan Porganik. Filtrat laktalbumin ditambahkan dengan NH4OH menghasilkan kedua larutan
pada kedua sampel menjadi putih keruh. Dan setelah dipanaskan terbentuk larutan
berwarna kuning dengan endapan putih. Terbentuknya endapan ini menunjukan bahwa

endapan gelartinous dari Ca dan Mg fosfat telah terbentuk. Dan warna kuning yang
terbentuk mengindikasikan adanya fosfor. Selanjutnya larutan disaring sehingga
didaptkan filtrat dan endapan. Pada filtrat ditambahkan dengan K-oksalat jenuh, pada
kedua filtrat sampel menghasilkan larutan berwarna putih keruh. Hal ini disebabkan
oleh adanya Ca-oksalat yang terbentuk dari reaksi penguraian antara fitrat yang masih
mengandung Ca dengan K-oksalat. Ini berarti bahwa dengan adanya penambahan Koksalat bertujuan untuk membuktikan masih adanya Ca dalam air susu yang masih
terdapat pada fitrat sisa tersebut.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Dalam menentukan berat jenis air susu sapi dan susu kedelai didapatkan hasil
sebagai berikut : berat jenis untuk susu murni (susu sapi) sebesar 2,017 gram/mL,
untuk susu murni yang diencerkan adalah 4,015 gram/mL dan untuk filtrat susu
murni 0,22 gram/mL. Berat jenis untuk susu kedelai sebesar 0,954 gram/mL, untuk
susu kedelai yang diencerkan adalah 0,987 gram/mL dan untuk filtrat susu kedelai
adalah 0,997gram/mL. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan
padatan tanpa lemak.
b. Dalam menguji reaksi air susu dapat dilakukan dengan mengukur pH awal susu dan
pH setelah susu dibiarkan selama 2 jam. Pada susu sapi didapatkan pH awal 7 dan
setelah dibiarkan selama 2 jam, pH air susu menjadi 6. Pada susu kedelai, pH awal
= 7 dan pH setelah dibiarkan selama 2 jam adalah 6.
c. Untuk menguji pengendapan kasein dapat dilakukan dengan mengunakana asam
asetat glasial ini dimaksudkan agar protein susu yang telah terdenaturasi parsial
dengan ikatan antarmolekulnya agak terbuka juga untuk menunjukkan ada tidaknya
protein dalam susu.
d. Dalam menguji reaksi warna protein pada susu dapat dilakukan dengan beberapa
reaksi yaitu reaksi biuret, reaksi millon-nasse, reaksi hopkins-cole, reaksi
xantoprotein, reaksi uji sulfur dan reaksi uji molisch.
e. Dalam menguji kandungan P-organik dalam kasein susu dapat dilakukan dengan
menggunakan pereaksi Neumann. Dimana kasein akan mengalami denaturasi
sehingga ketika dipanaskan akan mengeluarkan asap, fosfor yang terlepas dari
kasein menyebabkan asam fosfat menjadi kuning.
f. Dalam menguji adanya kandungan lemak pada endapan kasein susu dapat
dilakukan dengan Grease Spot Test (Tes Noda Lemak). Tes ini menggunakan kertas

saring sebagai pengujinya, dimana didapatkan kertas saring berubah transparan


yang menandakan adanya kandungan lemak pada kasein susu.
g. Laktalbumin adalah albumin yang terkandung dalam susu dan diperoleh dari whey.
Adanya kandungan laktalbumin pada pengendapan kasein ditunjukkan dengan
terbentuknya koagulan putih.
h. Dalam menunjukkan adanya laktosa pada pengendapan kasein dapat dilakukan
dengan melakukan percobaan benedict dan percobaan fehling.
i. Dalam menguji adanya ion Ca dan P-organaki dalam filtrat pengendapan kasein
dapat dilakukan dengan menambahkan larutan NH 4OH dan dipanaskan yang akan
menghasilkan endapan dan larutan kuning. Kemudian ditambahkan K-oksalat jenuh
yang menghasilkan larutan putih keruh yang menandakan kandungan Ca dalam
filtrat susu. Warna kuning pada larutan mengindikasikan adanya fosfor dalam
filtrat.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rini Nafsiati. 2009. Konsep Dasar Kimia. Malang : UIN Malang Press.

Ginting, Erliana. 2009. Varietas Unggul Kedelai untuk Bahan Baku Industri
Pangan. Malang : Jurnal Litbang Pertanian.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Katili, Abubakar Sidik. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jakarta : Jurnal
Pelangi Ilmu.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.

Manninen, Anssi H . 2004. Metabolic Effects of the Very-Low-Carbohydrate Diets :


Misunderstood Villiansof Human Metabolism. New York : Journal of the
International Society of Sports Nutrition.
Tiwari, Arvind Kumar dan Rajeev Srivastava. 2014. A Survey of Computational
Intelligence Techniques in Protein Function Prediction. India : Hindawi
Publishing Corporation.

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM


BIOKIMIA I
ACARA IV
BAHAN MAKANAN

Disusun Oleh
NAMA

: RIZKI AMALIA PUTRI

NIM

: G1C 013 040

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2015

Anda mungkin juga menyukai