BAHAN MAKANAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan dan membandingkan berat jenis air susu (air susu murni, air susu
yang diencerkan 1 kali dengan aquades dan filtrat air susu dari percobaan
b.
c.
d.
e.
f.
Lemak).
g. Menunjukkan adanya laktalbumin dari pengendapan kasein.
h. Menunjukkan adanya laktosa dari filtrat pengendapan kasein.
i. Menunjukkan adanya ion Ca dan P-organik dari filtrat pengendapan kasein.
2. Waktu Praktikum
Senin, 3 November 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II dan III, Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Ada tiga komponen penting penghasil energi yang sangat dibutuhkan bagi
setiap manusia yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dimana ketiga komponen tersebut
merupakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, karbohidrat mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain, protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Di dalam sel, protein terdapat sebagai
protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein dibagi menjadi dua yaitu
protein fibrous yang banyak bergantung pada struktur skunder dimana bentuk protein
ini boleh diulang, bentuk yang kedua yaitu protein globular (enzim dan antibodi) yang
banyak bergantung pada struktur bebas yang terdapat 20 jenis asam amino yang
digunakan untuk membentuk rantaian polipeptida (protein) fungsi, bentuk, ukuran dan
jenis protein akan ditentukan oleh jenis, bilangan dan taburan asam amino yang terdapat
di dalam struktur tersebut. Suber protein diantaranya yaitu salah satunya adalah susu
yang lebih dikenal dengan protein hewani (Hartono, 2006: 556).
protein serta jenis gugus R-nya. Salah satu jenis protein yang sangat penting bagi
organsime adalah kolagen. Hampir sepertiga protein dalam tubuh vertebrata berada
sebagai kolagen (Katili, 2009).
Prediksi fungsi protein adalah masalah yang paling menantang dalam
bioinformatika. Di masa lalu, pendekatan berbasis homologi digunakan untuk
memprediksi fungsi protein, tetapi mereka gagal ketika protein baru berbeda dari satu
sebelumnya. Baru-baru ini state-of-the-art menyajikan kajian komprehensif dari
berbagai teknik intelijen komputasi untuk prediksi fungsi protein menggunakan urutan,
struktur, interaksi jaringan protein-protein, dan ekspresi gen data yang digunakan dalam
berbagai bidang aplikasi seperti prediksi DNA dan RNA situs mengikat, subselular
lokalisasi, fungsi enzim, peptida sinyal, residu katalitik, nuklir / G-protein reseptor
digabungkan, protein membran, dan analisis jalur dari ekspresi gen dataset. Ringkasan
menunjukkan bahwa pengklasifikasi ensemble dan integrasi beberapa data heterogen
berguna untuk prediksi fungsi protein (Tiwari dan Rajeev, 2014).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum
a. Corong buchner
b. Corong kaca 75 mm
c. Corong kaca 100 mm
d. Erlenmeyer 50 mL
e. Erlenmeyer 100 mL
f. Erlenmeyer 250 mL
g. Filter flask
h. Gelas arloji
i. Gelas kimia 250 mL
j. Gelas kimia 600 mL
k. Gelas ukur 50 mL
l. Gelas ukur 100 mL
m. Kertas saring biasa
n. Kertas saring whatmann
o. Neraca analitik
p. Penangas air
q. Penjepit kayu
r. pH stick
s. Pipet tetes
t. Pipet volume 5 mL
u. Pompa vakum
v. Rak tabung reaksi
w. Rubber bulb
x. Spatula besar
y. Spatula kecil
z. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Air susu kedelai murni
b. Air susu sapi murni
c. Aquades (H2O)(l)
d. Eter
e. Larutan -naftol 10%
f. Larutan ammonia (NH3)
g. Larutan ammonium hidroksida (NH4OH)
h. Larutan ammonium molibdat 1%
i. Larutan asam asetat glasial (CH3COOH) 2%
j. Larutan asam nitrat encer (HNO3)
k. Larutan asam nitrat pekat (HNO3)
l. Larutan asam sulfat pekat (H2SO4)
m. Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) 0,5%
n. Larutan fehling A
Erlenmeyer
100 mL
o. Larutan fehling
B kosong
p. Larutan formaldehida encer
q. Larutan K-oksalat jenuh
r. Larutan NaNO2 1%
Ditimbang
s. Larutan natrium
hidroksida (NaOH) 40%
t. Larutan Pb-asetat
u. Larutan pereaksi benedict
v. Reagen merkuri sulfat
Erlenmeyer 1
Erlenmeyer 3
Erlenmeyer 2
D. SKEMA KERJA
1. Penetapan Berat Jenis
Diisi dengan
10 mL
filtrat airdengan
susu dari
percobaan
DiisiDiisi
dengan
10 mL
murni
dengan
10 susu
mL susu
murni
yang telah
diencerkan
aquades
(1:1)pengendapan ka
Ditimbang
Ditimbang
Ditimbang
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
b.
Reaksi Millon-Nasse
2 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah 1 mL reagen merkuri sulfat
hingga terbentuk endapan kuning
Didinginkan di bawah air kran
Ditambah 1 tetes larutan NaNO2 1%
hingga terbentuk warna merah yang menunjukkan adanya tirosin
c.
Hasil
d.
Reaksi Xanthoprotein
3 ml larutan protein
e.
Hasil
1 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah 1 mL larutan NaOH 40 %
Dimasak selama 1 menit untuk mengubah S organik menjadi Na-sulfida
Hasil
Ditambah 1 tetes larutan Pb-asetat
Hasil
f.
Reaksi Molisch
1 mL larutan protein
Hasil
5. Reaksi Neumann untuk Kasein
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah 2 tetes asam nitrat pekat
Ditambah 10 tetes asam sulfat pekat
sambil digojok sehingga keluar asap putih
Jika larutan berwarna ditambahkan asam nitrat pekat
Didinginkan di bawah air kran
Ditambah 2 mL ammonium molibdat
Digojok dan dipanaskan
Hasil
Diusap gelas arloji dengan kertas saring
Diamati kertas saring
Filtrat
Hasilkasein
7. Menunjukkan Laktalbumin
Dibuat pH nya menjadi 5,4
Disaring
Filtrat
Endapan
Hasil
(susu sapi dan susu kedelai)
b. Percobaan Fehling
Filtrat laktalbumin
Ditambah fehling A dan fehling B
dalam penangas air
Hasil
Filtrat
Endapan
Filtrat laktalbumin
Ditambah
Hasil
(terbentuk endapan
Disaring
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
No
1
Perlakuan
Penetapan Berat Jenis
Hasil Pengamatan
a. Erlenmeyer 1
Susu Kedelai
b. Erlenmeyer 2
Susu Kedelai
c. Erlenmeyer 3
Susu Kedelai
pH = 7
Susu Kedelai
pH = 6
Susu Kedelai
pH = 7
pH = 6
Pengendapan Kasein
endapan
Susu Kedelai
Susu Kedelai
a. Reaksi Biuret
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
d. Reaksi Xanthoprotein
Susu Kedelai
kran
Susu Kedelai
pekat
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
f. Reaksi Molisch
-naftol
Susu Kedelai
perlahan-lahan
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
nitrat pekat
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Menunjukkan Laktalbumin
Susu Kedelai
Susu Kedelai
1 mL filtrat laktalbumin + 1 mL
reagen benedict
Susu Kedelai
Susu Kedelai
b. Percobaan Fehling
fehling B
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
Susu Kedelai
F. ANALISIS DATA
1.
Perhitungan
a.
Susu Bear Brand
Berat Jenis Air Susu Murni (Bear Brand)
Diketahui : Volume air susu murni
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 80,33 gram
Massa erlenmeyer + susu murni
= 100,50 gram
Ditanya : Massa jenis susu murni
= ..?
Dijawab :
Massa air susu murni = (massa erlenmeyer + susu murni) massa erlemeyer kosong
= 100,50-80,33 gram
= 20,17 gram
Massa jenis susu murni
massa
volume
20,17 gram
10 mL
= 2,017 gram/mL
40,15 gram
10 mL
= 4,015 gram/mL
massa
volume
2,2 gram
10 mL
= 0,22 gram/mL
b.
Susu Kedelai
Berat Jenis Air Susu Murni (Susu Kedelai)
Diketahui : Volume air susu murni
= 10 mL
Massa erlenmeyer kosong
= 43,26 gram
Massa erlenmeyer + susu murni
= 52,80 gram
Ditanya : Massa jenis susu murni
= ..?
Dijawab :
Massa air susu murni = (massa erlenmeyer + susu murni) massa erlemeyer kosong
= 52,80-43,26 gram
= 9,54 gram
Massa jenis susu murni
massa
volume
9,54 gram
10 mL
= 0,954 gram/mL
= 9,87 gram
massa
Massa jenis susu encer
= volume
=
9,87 gram
10 mL
= 0,987 gram/mL
massa
volume
9,97 gram
10 mL
= 0,997 gram/mL
c. Reaksi Air Susu
Susu Bear Brand
pH awal
=7
pH setelah 2 jam = 6
Susu Kedelai
pH awal
=7
pH setelah 2 jam = 6
2. Persamaan Reaksi
a. Pengendapan Kasein
[Ca2+][kaseinat] + 2CH3COOH Ca(CH3COO)2 + kasein
b. Reaksi-Reaksi Warna Protein
Reaksi Biuret (Untuk Ikatan Peptida)
CHO
COOH
(asam glioksilat)
Reaksi Molisch
Susu Kedelai
Reaksi Fehling
G. PEMBAHASAN
Makanan adalah salah satu dari tiga kebutuhan dasar (basic needs) bagi
manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Dengan mengonsumsi makanan tubuh
manusia akan menghasilkan tenaga atau energi. Energi tersebut diperlukan untuk
kelangsungan hidup dan aktivitas manusia. Makanan mengandung senyawa dan unsure
tertentu yang diperlukan untuk memberi makanan kepada masing-masing sel tubuh
yang tak terhingga banyaknya seperti sel darah, sel syaraf, sel otot yang bersama-sama
membentuk tubuh manusia (Astuti, 2009). Ada tiga komponen penting penghasil energi
yang sangat dibutuhkan bagi setiap manusia yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Dimana ketiga komponen tersebut merupakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh, karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain, protein merupakan zat gizi yang
sangat penting karena paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan
(Hartono, 2006).
Pada praktikum kali ini terdapat 9 percobaan yang dilakukan. Bahan utama
dalam praktikum ini ialah susu bearbrand (susu sapi) dan susu kedelai. Susu merupakan
salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein, glukosa, lipida,
garam mineral dan vitamin. Dengan pH sekitar 6,80 menyebabkan mikroorganisme
mudah tumbuh dalam susu. Kandungan mineral dalam susu kedelai didominasi oleh
fosfor, kalium, magnesium dan natrium dengan jumlah yang bervariasi. Susu kedelai
juga mengandung lemak essensial yang diantaranya oleat, linoleat dan linolenat. Selain
itu, kandungan asam amino essensialnya juga relative lengkap sehingga susu kedelai
mempunyai mutu dan nilai cerna yang sangat baik, setara dengan protein hewani
(Astuti, 2009). Praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut menentukan dan
membandingkan berat jenis air susu (air susu murni, air susu yang diencerkan 1 kali
dengan aquades dan filtrat air susu dari percobaan pengendapan kasein (B3)) ; menguji
reaksi air susu ; menguji air susu secara kualitatif dengan pengendapan kasein ; menguji
reaksi warna protein dengan menggunakan beberapa pereaksi ; menguji kadar P-organik
dari kasein dengan menggunakan pereaksi Neumann ; menguji endapan kasein dengan
menggunakan Grease Spot Test (Tes Noda Lemak) ; menunjukkan adanya laktalbumin
dari pengendapan kasein ; menunjukkan adanya laktosa dari filtrat pengendapan kasein
dan menunjukkan adanya ion Ca dan P-organik dari filtrat pengendapan kasein.
Percobaan pertama yaitu penetapan berat jenis susu. Dalam percobaan ini,
penetapan berat jenis susu dilakukan dengan 3 cara. Pertama, menimbang susu murni
(susu sapi dan kedelai) ; kedua, menimbang susu yang telah diencerkan dan yang ketiga,
menimbang filtrat air susu dari pengendapan kasein. Hal ini bertujuan untuk
membandingkan berat jenis dari masing-masing susu. Berdasarkan hasil perhitungan
data, didapatkan berat jenis untuk susu murni (susu sapi) sebesar 2,017 gram/mL, untuk
susu murni yang diencerkan adalah 4,015 gram/mL dan untuk filtrat susu murni 0,22
gram/mL. Berat jenis untuk susu kedelai sebesar 0,954 gram/mL, untuk susu kedelai
yang diencerkan adalah 0,987 gram/mL dan untuk filtrat susu kedelai adalah
0,997gram/mL. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan
tanpa lemak. Dapat kita lihat bahwa berat jenis dari susu kedelai keseluruhan (murni,
yang diencerkan dan filtratnya) lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini
dikarenakan susu kedelai berasal dari kacang-kacangan yang memiliki kadar
lemak yaitu lemak nabati yang lebih rendah dibandingkan susu sapi. Namun pada
hasil filtrat susu, susu kedelai memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan susu
kedelai, hal ini dapat terjadi karena pada saat proses filtrasi susu sapi tidak dilakukan
secara optimal.
Percobaan kedua yaitu reaksi air susu. Percobaan ini dilakukan dengan
mengukur pH awal air susu dan pH air susu setelah dibiarkan selama 2 jam dengan
menggunakan pH stick. Pada susu sapi didapatkan pH awal 7 dan setelah dibiarkan
selama 2 jam, pH air susu menjadi 6. Pada susu kedelai, pH awal = 7 dan pH setelah
dibiarkan selama 2 jam adalah 6. Perubahan nilai pH ini terjadi karena pada susu yang
didiamkan dapat menyebabkan pembentukan asam dalam susu yang diistilahkan dengan
masam yang disebabkan karena adanya asam laktat, pengasaman susu ini disebabkan
karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa membentuk asam laktat. Pada susu
kedelai, mengandung laktosa dengan komponen penyusun yang sederhana serta daya
ikat antarmolekul yang lemah (mudah terputus). Dengan struktur penyusun yang mudah
terurai (terputus), akan memudahkan kerja bakteri dalam proses penguraian menjadi
asam laktat. Dengan makin mudahnya struktur untuk terurai, maka asam laktat yang
dihasilkan akan semakin banyak sehingga susu tersebut akan semakin asam.
Percobaan ketiga ialah pengendapan kasein. Kasein merupakan golongan
protein yang komposisinya mencapai 80% dari komposisi keseluruhan protein susu dan
juga merupakan salah satu komponen organik yang melimpah dalam susu bersama
dengan lemak dan laktosa. Kasein berupa serbuk amorf warna putih yang mengandung
asam beragam asam amino yang diperlukan mamalia muda untuk tumbuh. Kasein relatif
tidak sensitif terhadap panas, dibutuhkan temperatur diatas 120C untuk merusak
struktur kasein hingga menjadi tidak larut dalam air. Pengendapan kasein dilakukan
dengan mengencerkan air susu sapi maupun kedelai. Pengenceran pada susu sapi
menghasilkan warna larutan putih agak kecoklatan sedangkan pada susu kedelai warna
larutan menjadi putih. Selanjutnya masing-masing larutan ditambahkan dengan asam
asetat glasial. Penggunaan asam asetat glasial ini dimaksudkan agar protein susu yang
telah terdenaturasi parsial dengan ikatan antarmolekulnya agak terbuka juga untuk
menunjukkan ada tidaknya protein dalam susu karena asam asetat glasial dapat
mengendapkan protein/ kasein. Kemudian larutan disaring menggunakan buchner,
dimana pada kedua susu tersebut didapatkan filtrat berwarna bening dan endapan putih
yang merupakan kasein.
Percobaan keempat ialah reaksi warna protein yang dilakukan dengan beberapa
pereaksi. Masing-masing endapan yang telah didapat sebelumnya sebagian diencerkan
untuk diuji. Pertama ialah reaksi biuret, dimana reaksi ini digunakan untuk
ikatan peptida
mengindikasikan adanya protein. Endapan kasein susu sapi dan kedelai yang telah
diencerkan ditambahkan dengan larutan NaOH 40% menghasilkan larutan berwarna
bening pada susu sapi dan keruh pada susu kedelai. Selanjutnya ditambahkan larutan
CuSO4 0,5% terjadi perubahan pada susu sapi dengan terbentuknya cincin ungu muda
dan cincin ungu muda yang lebih pudar pada susu kedelai. Hal ini menunjukkan adanya
ikatan peptida antar molekul pada asam amino penyusunnya. Kedua ialah reaksi millonnasse, dimana reaksi ini digunakan untuk mengetahui adanya asam amino tyrosin.
Larutan endapan susu sapi dan kedelai ditambahkan dengan reagen merkuri sulfat dan
dipanaskan. Terbentuk endapan putih pada susu sapi dan endapan kuning pada susu
kedelai. Kemudian larutan didinginkan dan ditambahkan dengan larutan NaNO 2,
menghasilkan larutan kuning keruh (susu sapi) dan larutan keruh (susu kedelai). Setelah
dipanaskan, terbentuk endapan kemerahan pada susu sapi dan endapan orange
kemerahan pada susu kedelai. Hal ini menunjukkan hasil positif mengandung asam
amino tyrosin dengan terbentuknya warna merah. Ketiga ialah reaksi hopkin-cole,
reaksi ini digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino triptofan. Larutan endapan
ditambahkan dengan larutan formaldehid encer, dimana pada susu sapi larutan berwarna
keruh dan pada susu kedelai larutan tetap bening. Selanjutnya ditambahkan reagen
merkuri sulfat yang menghasilkan larutan putih keruh pada kedua larutan susu.
Kemudian larutan digojog dan ditambahkan asam sulfat pekat. Pada susu sapi, terbentuk
cincin ungu dan pada susu kedelai terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna ungu dan
lapisan bawah bening. Hal ini menunjukkan hasil positif pada asam amino triptofan
dengan terbentuknya cincin ungu. Keempat reaksi xantoprotein ialah reaksi yang
digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzene. Larutan susu ditambahkan
dengan larutan asam nitrat pekat menghasilkan larutan bening kekuningan pada susu
sapi dan larutan putih keruh pada susu kedelai. Selanjutnya larutan dipanasakan dan
didinginkan yang menghasilkan terbentuknya endapan kuning pada kedua larutan susu.
Kemudian larutan menjadi 2 tabung yang salah satu tabungnya ditambahkan amonia.
Tabung yang ditambahkan amonia menghasilkan larutan kuning pekat pada susu sapi
dan larutan kuning agak orange pada susu kedelai. Hal ini menunjukkan hasil positif
adanya gugus benzene pada protein. Kelima ialah reaksi sulfur, dimana reaksi ini
digunakan untuk menentukan keberadaan sulfur pada asam amino. Larutan kasein
ditambahkan dengan NaOH 40% yang menghasilkan terbentuknya 2 lapisan pada kedua
susu. Lapisan atas putih keruh dan lapisan bawah berwarna bening. Selanjutnya larutan
non polar.
menghilangkan/ menguapkan eter. Kemudian diusap gelas arloji dengan kertas saring.
Didapatkan hasil pada susu sapi, kertas saring menjadi transparan dan timbul banyak
bercak minyak dan pada susu kedelai kertas saring menjadi transparan dengan sedikit
timbul bercak minyak. Ini membuktikan bahwa kedua sampel yang digunakan
mengandung lemak.
Percobaan ketujuh yaitu menunjukkan laktalbumin. Laktalbumin adalah
albumin yang terkandung dalam susu dan diperoleh dari whey. Laktalbumin ditemukan
dalam susu banyak mamalia. Ada alpha dan beta laktalbumins ; baik yang terkandung
dalam susu. Fungsi biologis alfa-laktalbumin adalah berperan dalam metabolisme
karbohidrat. Filtrat kasein yang diperoleh sebelumnya diatur pH menjadi 5,4. Hal ini
menghasilkan koagulan putih pada kedua filtrat susu sapi dan kedelai. Kemudian larutan
disaring dan didapatkan larutan berwarna bening. Hal ini menunjukkan adanya
laktalbumin dalam filtrat kasein.
Percobaan kedelapan yaitu menunjukkan adanya laktosa. Laktosa adalah
bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana
yaitu galaktosa dan glukosa. Laktosa ada di dalam kandungan susu, dan merupakan 2-8
persen bobot susu keseluruhan dan mempunyai rumus kimia C12H22O11. Dalam
percobaan ini dilakukan 2 reaksi. Pertama, percobaan benedict adalah uji yang
digunakan untuk mengetahui kandungan gula pereduksi. Filtrat laktalbumin
ditambahkan reagen benedict, pada kedua sampel susu sapi maupun kedelai terbentuk
larutan berwarna biru muda. Kemudian ditambahkan larutan glukosa dan dipanaskan.
Didapatkan terbentuk 2 lapisan pada kedua sampel, dimana lapisan atas berwarna biru
muda dan lapisan bawah berwarna hijau tosca. Hal ini menunjukkan reaksi positif
dimana larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa) dan berwarna
hijau (kandungan glukosa tinggi). Kedua, percobaan fehling yang bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus aldehid. Filtrat laktalbumin ditambahkan dengan fehling A
dan fehling B. Kedua filtrat dari kedua sampel menghasilkan larutan berwarna biru
muda dan setelah dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini menunjukkan hasil
positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata.
Percobaan kesembilan atau terakhir yaitu menunjukkan adanya ion Ca dan Porganik. Filtrat laktalbumin ditambahkan dengan NH4OH menghasilkan kedua larutan
pada kedua sampel menjadi putih keruh. Dan setelah dipanaskan terbentuk larutan
berwarna kuning dengan endapan putih. Terbentuknya endapan ini menunjukan bahwa
endapan gelartinous dari Ca dan Mg fosfat telah terbentuk. Dan warna kuning yang
terbentuk mengindikasikan adanya fosfor. Selanjutnya larutan disaring sehingga
didaptkan filtrat dan endapan. Pada filtrat ditambahkan dengan K-oksalat jenuh, pada
kedua filtrat sampel menghasilkan larutan berwarna putih keruh. Hal ini disebabkan
oleh adanya Ca-oksalat yang terbentuk dari reaksi penguraian antara fitrat yang masih
mengandung Ca dengan K-oksalat. Ini berarti bahwa dengan adanya penambahan Koksalat bertujuan untuk membuktikan masih adanya Ca dalam air susu yang masih
terdapat pada fitrat sisa tersebut.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Dalam menentukan berat jenis air susu sapi dan susu kedelai didapatkan hasil
sebagai berikut : berat jenis untuk susu murni (susu sapi) sebesar 2,017 gram/mL,
untuk susu murni yang diencerkan adalah 4,015 gram/mL dan untuk filtrat susu
murni 0,22 gram/mL. Berat jenis untuk susu kedelai sebesar 0,954 gram/mL, untuk
susu kedelai yang diencerkan adalah 0,987 gram/mL dan untuk filtrat susu kedelai
adalah 0,997gram/mL. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan
padatan tanpa lemak.
b. Dalam menguji reaksi air susu dapat dilakukan dengan mengukur pH awal susu dan
pH setelah susu dibiarkan selama 2 jam. Pada susu sapi didapatkan pH awal 7 dan
setelah dibiarkan selama 2 jam, pH air susu menjadi 6. Pada susu kedelai, pH awal
= 7 dan pH setelah dibiarkan selama 2 jam adalah 6.
c. Untuk menguji pengendapan kasein dapat dilakukan dengan mengunakana asam
asetat glasial ini dimaksudkan agar protein susu yang telah terdenaturasi parsial
dengan ikatan antarmolekulnya agak terbuka juga untuk menunjukkan ada tidaknya
protein dalam susu.
d. Dalam menguji reaksi warna protein pada susu dapat dilakukan dengan beberapa
reaksi yaitu reaksi biuret, reaksi millon-nasse, reaksi hopkins-cole, reaksi
xantoprotein, reaksi uji sulfur dan reaksi uji molisch.
e. Dalam menguji kandungan P-organik dalam kasein susu dapat dilakukan dengan
menggunakan pereaksi Neumann. Dimana kasein akan mengalami denaturasi
sehingga ketika dipanaskan akan mengeluarkan asap, fosfor yang terlepas dari
kasein menyebabkan asam fosfat menjadi kuning.
f. Dalam menguji adanya kandungan lemak pada endapan kasein susu dapat
dilakukan dengan Grease Spot Test (Tes Noda Lemak). Tes ini menggunakan kertas
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rini Nafsiati. 2009. Konsep Dasar Kimia. Malang : UIN Malang Press.
Ginting, Erliana. 2009. Varietas Unggul Kedelai untuk Bahan Baku Industri
Pangan. Malang : Jurnal Litbang Pertanian.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Katili, Abubakar Sidik. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jakarta : Jurnal
Pelangi Ilmu.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Disusun Oleh
NAMA
NIM