Bab 1 - 5
Bab 1 - 5
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini kebutuhan akan energi listrik sangatlah penting.
Kebutuhan ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat manusia saat ini.
Pemanfaatan energi listrik dalam skala luas telah dilakukan untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri, dan lain
sebagainya.
Pada masa ini, suplai energi listrik sangat dibutuhkan untuk mendorong
perekonomian agar menjadi lebih berkembang dan berdaya saing tinggi untuk
dapat bersaing dengan Negara Berkembang dan Negara maju lainnya. Untuk itu
dituntut penyediaan listrik yang handal, stabil, bermutu, serta efisien dan layak
untuk menjadi salah satu tumpuan dalam penyedia dan penyuplai tenaga listrik.
Dalam hal ini, keseluruhan energi listrik ini dipenuhi oleh PT. PLN (Persero)
sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibawah kendali
Departemen Energi dan Sumber Daya Alam.
PT. PLN sendiri memiliki beberapa unit sendiri berdasarkan fungsi
kerjanya, salah satu diantaranya adalah unit pembangkitan. Dalam hal inilah salah
satu anak perusahaan dari PT. PLN yaitu PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan
Suralaya mengambil salah satu peran sebagai penyedia listrik terbesar di
Indonesia. Unit Pembangkitan Suralaya ini berkapasitas 3400 MegaWatt yang
menyuplai 35% kebutuhan listrik Jawa-Bali.
Dengan pentingnya peranan UP suralaya sebagai salah satu pembangkit
listrik terbesar di Indonesia yang menyuplai Jawa-Bali, maka salah satu
permasalahan listrik sudah cukup terpenuhi, khususnya bagi industri yang banyak
terdapat di pulau Jawa. UP Suralaya dalam pengoperasiannya menggunakan
bahan bakar batubara karena alat pembangkitannya menggunakan tenaga uap.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan jenis pembangkit listrik yang
menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudut sudut turbin, dimana uap
yang digunakan untuk memutar sudut sudut tersebut adalah uap kering. Dan
proses semua itu tidak lepas dari sistem pengontrolan per-unit. Setiap unit
memiliki pengontrolan agar setiap peralatan tidak lepas kendali. Dan setiap
peralatan pengontrolan itu menggunakan sumber AC bertegangan 120Vac. Untuk
mendapatkan tegangan 120Vac, PLTU menggunakan inverter DC to AC. PLTU
menggunakan sumber DC dari baterai bermaksud untuk peralatan pengontrolan
agar tetap selalu bekerja, sebab apabila pengontrolan tersebut tidak bekerja akan
mengakibatkan seluruh alat pengontrolan pada PLTU lepas kendali dan tidak
terkontrol lagi. Oleh sebab itu, sistem pada inverter ini yang patut dibahas karena
sistem ini juga mempunyai peranan penting dalam keandalan sistem pembangkit.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut.
1. Menjelaskan sistem kerja inverter DC to AC unit 1-2 pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap PT. Indonesia Power UP Suralaya.
2. Menjelaskan bagian bagian input dan output pada Inverter DC to AC yang
digunakan PT. Indonesia Power UP Suralaya.
3. Menjelaskan pentingnya inverter DC to AC pada PLTU UP Suralaya.
1.3. Batasan Masalah
Menghindari meluasnya permasalahan dalam penyusunan
dan penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini, maka penulis hanya
membahas tentang prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga uap di PT.
Indonesia Power UP suralaya secara umum dan secara khusus membahas
penggunaan Inverter DC-AC yang digunakan pada PT. Indonesia Power UP
Suralaya untuk alat alat pengontrolan pada PLTU.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power
Keberadaan
Indonesia
Power
sebagai
perusahaan
pembangkitan
Unit Pembangkitan
Suralaya
Priok
Kapasitas (MW)
3400,00
1.444,00
Saguling
797,36
Kamojang
360,00
Mrica
306,44
Semarang
1.414,16
Perak-grati
864,08
Bali
335,07
Jawa-Bali
6756
6756
Suralaya
Priok
Saguling
Kamojang
Mrica
Semarang
Perak Grati
Bali
Total Indonesia Power
Tahun 2004
TW 1 2005
April 2005
(MW)
2.852
1.026
697
333
298
1.098
673
244
7.221
(MW)
2.810
1.128
770
332
291
1.055
685
280
7.351
(MW)
2.789
1.061
791
330
291
1.002
732
275
7.270
2.2. Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power
Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia dan
dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power
mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power
kemampuan
dan
peluang
untuk
memperoleh
atas
prestasi
untuk mencapai
kinerja
2.5.1. Bentuk
A. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis
huruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan
font yang kuat dan tegas.
B. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan TENAGA
LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
C. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
2.5.2. Warna
A. Merah
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang
kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga
listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
B. Biru
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :
Berteknologi tinggi.
Efisien.
Aman.
Ramah lingkungan.
10
11
Nama Lokasi
Gedung Sentral
Ash Valley
Kompleks Perumahan
Coal Yard
Tempat Penyimpanan Alat-alat
Berat
Switch Yard
Gedung Kantor
Sisanya berupa
tanah
dan
Luas (Ha)
30
8
30
20
2
6,3
6,3
157,4
12
perbukitan
Jumlah
254
semakin
besar
perusahaan
tersebut
semakin
kompleks
13
14
Keterangan :
1. Stacker Reclaimer
2. Telescopic Chute
3. Junction House
4. Scraper Conveyor
5. Coal Bunker
6. Coal Feeder
22. Generator
7. Pulverizer
Transformer
23. Condenser
9. Coal Burner
Pump
13. Electrostatic
27. Deaerator
Precipitator
14. Stack
15. Superheater
30. Economizer
17. Reheater
16
33.
34. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah
air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruangan bakar dipasok
dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran melalui
Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah
berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler
secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan
melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu
dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak (14).
Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity
conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan
bangunan (conblok).
35. Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian
uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16),
dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga
dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah
melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di
Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut
digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure
(LP) Turbine (19).
36. Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23)
dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32).
Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air
dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump
(24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke
Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air
tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High
Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk
kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31).
Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi.
37. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000
rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation
System dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga
listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke
Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV.
Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi)
se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian
lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara
melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.
38. 2.7. Dampak Lingkungan
39.
pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai Ambang Batas dan no.
13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.
40.
Kanada
45.
Tipe
Single
Drum,
Natural
Circulation
Radiant
wall
outdoor
46.
47.
48.
49.
Kapasitas
: 1.168.000 kg uap / jam
Tekanan uap keluar superheater
: 174 kg/cm3
Suhu uap keluar superheater
: 540 oC
Tekanan uap keluar reheater
: 39,9 kg/cm2
50.
51.
design
Bahan bakar utama
Bahan bakar cadangan
: Batubara
: minyak
residu
Bahan bakar penyalaan awal
: Minyak solar
52.
53.
1. Turbin
54.
Pabrik Pembuat
Jepang
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
: 10 sudu
: 2 x 8 sudu
: 2 x 8 sudu
66.
2. Generator
67.
Rotating speed
68.
Jumlah fasa
69.
Frekuensi
70.
Tegangan
71.
Tekanan gas hidrogen
72.
KVA output
73.
KW output
74.
Arus
75.
Power factor
76.
Rasio hubung singkat
77.
Volume gas
78.
Tegangan exciter
79.
Belitan
80.
: 3000 rpm
:3
: 50 Hz
: 23 KV
: 4 kg/cm2. G
: 741.000 KVA
: 400.350 KW
: 11.823 A
: 85 %
: 0,5
: 80 cm2
: 500 V
:Y
3. Sistem Eksitasi
81. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)
82.
Pabrik pembuat
Tipe
Totally enclosed
84.
kW keluaran
85.
Tegangan :
500 V
86.
Arus
4800 A
87.
Kecepatan putaran:
2400 kW
3000 rpm
Pabrik
pembuat
:MitsubishiElectric Corporation,Japan
89.
Tipe
rectifier)
90.
kW keluaran
2400 kW
91.
Tegangan
500 V
92.
Arus
400 A
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
Rotating Armature
95.
kVA keluaran :
2700 kVA
96.
Tegangan
410 V
97.
Jumlah fasa
98.
Frekwensi
250 Hz
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
101.
kVA keluaran :
30 kVA
102.
Tegangan
170 V
103.
Arus
102 A
104.
Frekwensi
400 Hz
105.
Jumlah fasa
106.
Factor daya
0,95
d.
Lain-lain
107.
Dioda silicon :
SR 200 DM
108.
Sekering
1200 A, 1 detik
109.
Kondenser
0,6 F
110.
4. Pulverizer (Penggiling Batubara)
111.
Pabrik pembuat
Babcock
&
Wilcox, Canada
112.
Tipe
113.
Kapasitas
MPS-89
:
63.000
kg/jam,
114.
200 Mesh
115.
Kecepatan putaran
23,5 rpm
116.
Motor penggerak
522 kW/6
Ingersollrand,
kV/706 A/ 50 Hz
117.
5. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)
118.
Pabrik pembuat
Canada
119.
Tipe
65 CHTA 5 stage
120.
Kapasitas
121.
N.P.S.H:
22,2 m
122.
Tekanan
123.
Motor penggerak
725 ton/jam
216 kg/cm2
:
6338,5
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
127.
Kapasitas
128.
Discharge head :
12,5 m
129.
Tekanan
0,8 kg/cm2
130.
Motor penggerak
:
:
31.500 m3/jam
1300
Pabrik pembuat
Mitsubishi
133.
Tipe
Oil
Immersed
Two
Winding Outdoor
134.
Daya semu
282.000/376.000/470.000 kVA
135.
Tegangan primer
136.
Arus primer
7080/9440/11.800
23 kV
A
137.
Tegangan skunder
500 kV
138.
Arus skunder :
326/434/543 A
139.
Frekwensi
50 Hz
140.
Jumlah fasa
141.
1550 kV
142.
125 kV
143.
125 kV
144.
Prosentasi impedansi :
11,66
11,69 %
145.
8. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)
146.
Pabrik pembuat
Wheelabarator,
Canada
147.
1.347.823
Nm3/jam
195oC
148.
Temperatur gas :
149.
1,47
m/detik
150.
Tipe elektroda :
Tegangan elektroda
55 kV DC
152.
Arus elektroda :
1250 1700 mA
153.
Efisiensi
99,5 %
154.
155.
9. Cerobong (Stack)
156.
Jumlah :
2 buah (4 unit)
157.
Tinggi :
200 m
158.
159.
14
m
160.
5,5 m
161.
140oC
162.
m/detik
163.
Material cerobong
Beton dan
Draft, Natural
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
Circulation, Single
2. Turbin
176.
Pabrik Pembuat
Jepang
177.
Tipe
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
sudu
Turbin tekanan rendah 2
: 2 x 7
sudu
188.
3. Generator
189. Rotating speed
190. Jumlah fasa
191. Frekuensi
192. Tegangan
193. Tekanan gas hidrogen
194. KVA output
195. KW output
196. Arus
197. Power factor
198. Rasio hubung singkat
199. Volume gas
200. Tegangan exciter
201.
Belitan
4. Sistem Eksitasi
4.1
: 3000 rpm
:3
: 50 Hz
: 23 KV
: 5 kg/cm2. G
: 767.000 KVA
: 651.950 KW
: 19.253 A
: 85 %
: 0,58 pada 706 MVA
: 125 m3
: 590 V
:Y
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
Totally enclosed
204.
kW keluaran
3300 kW
205.
Tegangan
590 V
206.
Arus
5593 A
207.
Kecepatan putaran
3000 rpm
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
rectifier)
210.
kW keluaran
330 kW
211.
Tegangan
590 V
212.
Arus
550 A
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
Rotating Armature
215.
kVA keluaran :
3680 kVA
216.
Tegangan
480 V
217.
Jumlah fasa
218.
Frekwensi
200 Hz
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
221.
kVA keluaran :
20 kVA
222.
Tegangan
125 V
223.
Arus
160 A
224.
Frekwensi
400 Hz
225.
Jumlah fasa
226.
Factor daya
0,95
4.5 Lain-lain
227.
Dioda silicon :
FD 500 DH 60
228.
Sekering
800 A, 1 detik
229.
Kondenser
0,6 F
230.
5.
Pabrik pembuat
Babcock
&
Wilcox, Canada
232.
Tipe
233.
Kapasitas
MPS-89N
:
67.495
kg/jam,
200 Mesh
235.
Kecepatan putaran
23,5 rpm
236.
Motor penggerak
522
kW/3,3 kV/158 A/ 50 Hz
237.
6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)
238.
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
Horizontal,
Centrifugal
Kapasitas
1410 m3/jam
241.
Head Total
2670 m
242.
Tekanan
14,2 kg/m2
243.
Motor penggerak
Turbin BFP
: 5720 rpm
Motor Lostrik
244.
7. Pompa Air Pendingin
245.
Pabrik pembuat
Wilcox, Canada
Babcock
&
246.
Tipe
247.
Kapasitas
248.
Discharge head :
45,2 m
249.
Tekanan
2,0 kg/cm2
250.
Motor penggerak
:
:
180 m3/jam
1300
Pabrik pembuat
Mitsubishi
Tipe
Oil
Immersed
Two
Winding Outdoor
254.
Daya semu
411.000/548.000/685.000 kVA
255.
Tegangan primer
256.
Arus primer
17.195 A
257.
Tegangan skunder
258.
Arus skunder :
791 A
259.
Frekwensi
50 Hz
260.
Jumlah fasa
261.
23 kV
500 kV
1550 kV
262.
125 kV
263.
125 kV
264.
Prosentasi impedansi :
11,9
Pabrik pembuat
USA
: Lodge Cotrell,
267.
1.347.823
Nm3/jam
195oC
268.
Temperatur gas :
269.
1,47
m/detik
270.
Tipe elektroda :
Square
Twisted
Element
271.
Tegangan elektroda
272.
Arus elektroda :
1400 mA
273.
Efisiensi
99,5 %
274.
65 kV DC
25
ton/jam
275.
10. Cerobong (Stack)
276.
Jumlah :
3 buah (3 unit)
277.
Tinggi :
275 m
278.
25
m
279.
14
m
280.
6,5 m
281.
140oC
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290. BAB 3
291. TINJAUAN PUSTAKA
292.
kalor pada bahan bakar menjadi energi kinetik pada uap. Energi kinetik ini
berubah menjadi energi kinetik pada turbin, lalu berubah kembali menjadi
energi kinetik pada generator. Terakhir terjadi perubahan energi dari energi
kinetik pada generator menjadi energi listrik. Energi listrik ini kemudian
disalurkan untuk memenuhi kebutuhan industri-industri, rumah tangga,
dan lain-lain. Dari Gambar 3.1, dapat disimpulkan bahwa besar energi
listrik yang dihasilkan akan tergantung pada besar energi bahan bakar
yang digunakan.
295.
296.
297.
batubara. Selain batubara ada juga yang menggunakan bahan bakar HSD
(High Speed Diesel) dan semacam residu. Batubara adalah sumber utama
dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% pembangkit listrik dunia bergantung
pada batubara, hal ini dikarenakan harga batubara cukup murah sehingga
biaya produksi listrik tidak mahal. Kelemahan utama dari batubara adalah
pencemaran emisi karbonnya sangat tinggi, paling tinggi dibanding bahan
bakar lain.
298.
299.
300.
3.2. Inverter DC to AC
dimana tegangan yang dihasilkan dapat merupakan nilai yang konstan atau variabel.
Suatu inverter disebut inverter sumber tegangan (voltage source inverter = VSI) jika
tegangan keluarannya konstan, inverter sumber arus (current source inverter = CSI)
jika arus keluarannya konstan, dan inverter hubungan DC yang variabel, (variable
DC linked inverter) jika tegangan keluarannya dapat dikontrol atau dikendalikan
lebih besar ataupun lebih kecil dari tegangan input. Rangkaian inverter yang
digunakan untuk sistem pengontrolan pada PLTU di Suralaya ialah inverter tiga fasa
dari tiga buah half-bridge inverter satu fasa dengan konfigurasi enam IGBT dan enam
diode seperti Gambar 3.2.
301.
Sirkuit Konverter
D2
D1
Sirkuit Inverter
D3
TR1
TR3
TR5
TR4
D4
D5
TR6
TR2
D6
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
313.
(1) inverter sumber arus (Current Source Inverter-CSI), (2) inverter tegangan
variabel (Variable Voltage Inverter-VVI), dan (3) inverter lebar pulsa
akan dijelaskan dengan model arus bolak-balik satu fasa paling sederhana. Pada
model ini dijelaskan metode perubahan arus searah menjadi arus bolak-balik dimana
sebuah lampu menjadi beban. Empat saklar S1, S2, S3, S4 dihubungkan ke catu daya
DC dan dihidup-matikan berselang-seling untuk menghasilkan arus bolak-balik.
317.
Mengubah frekuensi. Frekuensi diubah dengan membedakan waktu
hidup mati saklar, misalnya menghidupkan saklar S1 dan S4 selama 0,5 detik dan
kemudian S2 dan S3 selama 0,5 detik berselang-seling akan menghasilkan arus
bolak-balik dengan arah yang berbalik tiap satu detik, artinya menghasilkan catu daya
AC berfrekuensi 1 Hz. Umumnya. S1-S4 dan S2-S3 dihidupkan untuk jangka waktu
durasi yang sama. Umpamanya durasi dalam satu siklus satu detik, maka
frekuensinya (f) adalah [2]
318.
319.
f = 1 / to (Hz) (3.1)
dihidup-
matikan
berselang-seling
untuk
menjalankan
sistem
pengontrolan pada PLTU. Dengan mengganti urutan mati hidupnya transisitor, besar
frekuensi output dan besar tegangannya dapat diatur.
320.
kolektor (C), sebuah Emitor (E) , sebuah Basis (B) (Gerbang (G) untuk IGBT). Bila
sinyal basis mati, C-E tidak tersambung (saklar mati). Bila arus mengalir melewati
basis, C-E tersambung (saklar hidup). Transistor dapat melakukan fungsi saklar
(hidup-mati) seperti saklar S dengan cepat.[2]
321.
322.
sebuah BJT dan sebuah MOSFET. Jenis baru yang berfungsi sebagai komponen
saklar untuk aplikasi daya ini muncul sejat tahun 1980-an. [2]
323.
3.5. Baterai
324. Baterai atau yang biasa disebut dengan ACCU (AKI) merupakan
salah satu komponen kelistrikan yang sangat pentin dan sangat dibutuhkan dalam
sistem kelistrikan diinverter. Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik pada
inverter, misalnya saja pada saat melakukan starter inverter, baterai berfungsi sebagai
penyedia arus pertama saat melakukan starter agar inverter dapat dengan mudah
dihidupkan, serta menyuplai arus listrik ke komponen-komponen kelistrikan lainnya.
325.
326.
kering
327.
pada kendaraan dan sumber inverter hingga saat ini. Accu ini berisi air
accu(cairan asam belerang / sulfuric acid). Pada accu basah, terdapat lubang
dengan tutup yang dapat dibuka-tutup untuk menambah air accu. Air accu dapat
berkurang saat accu digunakan. Hal ini terjadi karena reaksi kimia di dalam accu
antara air accu dengan sel accu.[3]
329.
Keuntungan menggunakan accu basah:
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Suralaya, banyak menyediakan
air demin untuk uapnya. Jadi, lebih mudah untuk mengisi ulang baterai
yang sudah habis dengan air demin yang dicampurkan dengan cairan
asam belerang.
330.
331.
Kerugian menggunakan accu basah
Wajib memeriksa ketinggian air accu secara berkala, jika air accu
berada di bawah level LOW, dapat merusak sel accu. Memiliki tingkat
Self-Discharge paling besar (0.8-1.0% volume/day)
332.
Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Baterai
dalam system PLTU sangat berguna sebagai sumber tegangan inverter untuk
335.
Pulse widht modulation, atau lebih dikenal dengan istilah PWM adalah teknik
yang biasa digunakan untuk mengendalikan alat-alat listrik, seperti switch elektronik.
Rata-rata tegangan dan arus yang diberikan ke beban pada rangkain listrik tersebut
dikendalikan oleh switch elektrik tersebut. Semakin lama switch dalam kondisi
menutup, maka akan semakin banyak daya yang disuplay kebeban karena daya dari
sumber akan mengalir kebeban.
336.
waktu, apabila diekpresikan dalam persen, apabila dengan nilai duty cycle 100%
maka rangkaian akan selalu menutup (kondisi ON).
337.
339.
340.
341.
342.
343. BAB 4
344. HASIL DAN PEMBAHASAN
345.
346.
Suralaya sama saja yaitu mengubah arus listrik searah (Direct Current) menjadi arus
listrik bolak balik (Alternating Current). Prinsip kerja inverter adalah dengan
menggabungkan sebuah rangkaian multivibrator yang dihubungkan dengan sebuah
transformator penaik tegangan (Step Up). Inverter dapat digunakan untuk mensuplai
beban dengan tegangan AC dengan daya yang disesuaikan dengan daya tegangan DC
yang tersedia.
348.
349.
350.
351.
Rangkaian diatas adalah prinsip kerja dari inverter : Bila posisi sakelar
yang On :
352.
1. S1 dan S2 + VDC
353.
2. S3 dan S4 - VDC
354.
3. S1 dan S3 0
355. 4. S2 dan S4 0
356.
357.
Jika posisi sakelar ada pada posisi 1, maka R akan dialiri listrik dari
arah kiri ke kanan. Jika sakelar pada posisi kedua, maka R akan mendapatkan aliran
listrik dari arah kanan ke kiri, inilah prinsip arus bolak balik (AC) pada satu perioda
yang merupakan gelombang sinus setengah gelombang pertama pada posisi positif
dan setengah gelombang kedua pada posisi negatif. Prinsip kerja dari inverter dapat
dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1 .Bila
sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R
dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup sakelar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran
arus DC kebeban R dari arah kanan ke kiri. Ini adalah prinsip kerja inverter secara
umum. Inverter yang digunakan pada PLTU Suralaya adalah inverter 3 Phasa.
358.
inverter 1 phasa yaitu dengan mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan
frekuensi yang beragam. Dimana tegangan arus DC ini dihasilkan oleh sirkuit
converter untuk kemudian diubah lagi menjadi arus AC oleh sirkuit inverter.
359.
Sirkuit Konverter
D1
D2
Sirkuit Inverter
D3
TR1
TR3
TR5
TR4
D4
D5
TR6
TR2
D6
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa inverter memiliki dua buah sirkut
utama, yaitu sirkuit converter dan sirkuit inverter. Sirkuit converter berfungsi untuk
mengubah daya komersial AC menjadi arus searah serta menghilangkan ripple akibat
penyearahan yang akan dilakukan oleh dioda-dioda pada sirkuit converter ini dengan
menggunakan kapasitor penghalus (C). Tegangan DC dari converter itu kemudian
menjadi sumber tegangan untuk transistor-transistor pada sirkuit inverter. Selain
berfungsi untuk mengubah kembali tegangan DC menjadi tegangan AC kembali,
transistor-transistor juga mempunyai fungsi utama untuk mengatur frekuensi keluaran
inverter yang beragam. Dan yang melakukan pengontrolan kecepatan switch yang ada
di transistor adalah PWM (Pulse Width Modulation). PWM ini berfungsi untuk
mengatur frekuensi dan tegangan keluaran dengan cara mempercepat atau
memperlambat switch yang ada di transistor. Apabila switch yang ada ditransistor
bekerja dengan cepat, itu akan menghasilkan frekuensi yang kecil, dan bila
diperlambat itu akan menghasilkan frekuensi yang besar.
372. Tabel 4.1 data masukan dan keluaran dari inverter
373.
Hari
ke-
374.
Tegang
an Masukan
375.
Frekue
nsi Masukan
376. (Hz)
377.
Tegang
an Keluaran
378. (Vac)
(Vdc)
381. 1
382. 218,76
383. 58,14
384.
386. 2
387. 218,97
388. 56,82
389.
391. 3
392. 218,93
393. 56,94
394.
396. 4
397. 218,84
398. 57,69
399.
401. 5
402. 218,17
403. 58,12
404.
406. 6
407. 218,36
408. 58,14
409.
411. 7
412. 218,87
413. 57,72
414.
416.
417.
418. 4.2. Pengoperasian Inverter di PLTU Suralaya
419.
Inverter adalah sebuah alat yang mengubah
118,78
118,81
118,75
118,78
118,76
118,78
118,76
379.
Frekue
nsi Keluaran
380. (Hz)
385.
390.
395.
400.
405.
410.
415.
49,82
49,82
49,83
49,81
49,84
49,82
49,81
(DC) menjadi keluaran bolak balik atau sinusoidal (AC). Dalam pengoperasian
inverter, menggunakan sumber searah (DC) yang berasal dari baterai menuju inverter
yang mengubah keluarannya menjadi bolak balik atau sinusoidal AC yang ke beban
beban sistem pengontrolannya. Ada pula by pass nya, apabila inverter tidak bisa
digunakan, jalur by pass dioperasikan. By pass adalah jalur alternative apabila jalur
utama sedang terjadi kerusakan. By pass ini mendapatkan sumber dari trafo sst
sebesar 380Vac menuju ke trafo inverter dan mendapatkan keluaran yang berbeda
yaitu 120Vac.
420.
Pada sistem by pass ini termasuk kurang handal karena apabila dalam
satu unit tersebut mengalami blackout (suatu kejadian dimana di jaringan / sistem
transmisi loose power atau sama dengan tidak adanya supply tegangan, hal ini terjadi
karena powerplant mengalami gangguan sehingga supply tegangan ke jaringan tidak
ada) itu mengakibatkan sistem pengoperasian pada pengontrolan tidak beroperasi lagi
dan semua pengontrolan akan terganggu atau lepas kendali. Kalo menggunakan
sumber searah (DC) yang berasal dari baterai itu sangat handal, karena sumber DC
tidak bisa mengalami blackout apabila baterai selalu di isi ulang. Itulah sebabnya
untuk kehandalan pada sistem pengontrolan agar tidak mati, dibutuhkan sumber
tegangan DC yang berasal dari baterai. Prinsip kerja inverter di PLTU suralaya
menggunakan inverter 3 phasa. Berikut adalah gambar 4.1 gambar cara kerja pada
inverter PLTU suralaya.
422.
421.
Gambar 4.3 gambar cara kerja pada inverter PLTU suralaya
423.
424.
425. Gambar 4.4 inverter yang digunakan di PLTU Suralaya
426.
427.
429.
434.
435.
436.
437.
pada PLTU Suralaya. Inverter dapat input dari baterai, charger baterai, dan trafo.
Apabila jaringan tidak terjadi blackout, inverter disupplai dari charger baterai/rectifier
untuk menghidupkan alat alat Pengontrolan PLTU 120Vac, dari trafo SST dan trafo
UST menuju ke charger baterai dan menjadi supplai untuk Inverter. Charger baterai
ini berfungsi untuk mengisi baterai agar tetap full dan apabila terjadi blackout pada
jaringan, inverter akan disupplai dari baterai yang tahannya selama 8 jam, dan apabila
8 jam masih terjadi blackout juga, sumber untuk menghidupkan peralatan yang tidak
boleh mati adalah diesel yang bekerja setelah 10 menit baterai mati.
438.
439. 4.4. Input dan Output inverter DC to AC di PLTU Suralaya
440.
Pada inverter unit 1- 4, semua inputnya berasal dari battery dan battery
charger atau rectifier yang bertegangan 220Vdc dan input by pass nya dari
transformers SST yang bertegangan 380Vac. Pada Gambar 4. adalah input input dari
inverter untuk menyalurkan arus pada sistem pengontrolan pada PLTU.
441.
442.
443.
yang bertegangan 120Vac TDB (Turbin Distribution) yaitu Protection Relay Board,
UCD(unit Control Desk) selection 3, Generator Exciter Measuring Board, Control
Power Coolfeeder, Motor Temp Monitor for T/G House, Station MCC #1, Motor
Temp Monitor for Fresh Water Fire Pump, Aux. Relay Board #2, Protection Relay
Board #2, Station MCC #2, Gas and Seal Oil Control Board, Hydrastep #1,
Excitation Cubicle, Turbomaster Cubicle, ATS (Auto Tranfer Switch) Cubicle,
Interlock Relay Board, Metering Board, Turbin and Generator Supervisory Board,
Turbin Start Up Board, Analog Cubicle.
444.
445.
446. BAB 5
447. KESIMPULAN DAN SARAN
448.
5.1. Kesimpulan
1. Sistem kerja pada inverter 3 phasa di PLTU pada umumnya sama yaitu
mengubah sumber tegangan searah (DC) menjadi keluaran tegangan arus
bolak balik (AC). Namun pada PLTU Suralaya, inverter 3 phasa bukan untuk
menggerakkan motor induksi, tapi hanya untuk mengoperasikan sistem
pengontrolan pada PLTU agar tidak mati dan selalu terkontrol.
2. Pada input inverter PLTU Suralaya menggunakan baterai / ACCU basah,
charger baterrai, dan trafo ESB. Pada output inverter PLTU Suralaya kesemua
sistem pengontrolan yang tidak boleh mati antara lain: pengontrolan pada
turbin dan generator, pengontrolan boiler, ke monitor monitor yang digunakan
untuk sistem pengontrolan, dan lain lain.
3. Proses kerja pada inverter adalah sumber baterai/ACCU basah bertegangan
220Vdc aliran arusnya masuk kedalam inverter 3phasa dan sumber
tegangannya diubah menjadi 120Vac dengan frekuensi tetap 50Hz aliran
arusnya menuju kesemua sistem pengontrolan yang bertegangan 120Vac.
449.
5.2. Saran
1. Inverter pada PLTU Suralaya sangat penting dan harus dioperasikan terus
untuk menjaga sistem pengontrolan. Dan sumber DC yang digunakan inverter
adalah baterai basah, jadi harus perawatan yang lebih dan harus selalu
diperhatikan setiap hari karena sering terjadi kerusakan pada baterainya. Hal
ini untuk mengurangi kerugian untuk pembelian baterai baru.
450.
451.
DAFTAR PUSTAKA
452.
453. [1] FATEC, Inverter School Text, Inverter Practical Course, Mitsubishi Electric
Corporation, Tokyo, Japan, 2006, p.211.
454.
455.