Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini kebutuhan akan energi listrik sangatlah penting.
Kebutuhan ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat manusia saat ini.
Pemanfaatan energi listrik dalam skala luas telah dilakukan untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri, dan lain
sebagainya.
Pada masa ini, suplai energi listrik sangat dibutuhkan untuk mendorong
perekonomian agar menjadi lebih berkembang dan berdaya saing tinggi untuk
dapat bersaing dengan Negara Berkembang dan Negara maju lainnya. Untuk itu
dituntut penyediaan listrik yang handal, stabil, bermutu, serta efisien dan layak
untuk menjadi salah satu tumpuan dalam penyedia dan penyuplai tenaga listrik.
Dalam hal ini, keseluruhan energi listrik ini dipenuhi oleh PT. PLN (Persero)
sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibawah kendali
Departemen Energi dan Sumber Daya Alam.
PT. PLN sendiri memiliki beberapa unit sendiri berdasarkan fungsi
kerjanya, salah satu diantaranya adalah unit pembangkitan. Dalam hal inilah salah
satu anak perusahaan dari PT. PLN yaitu PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan
Suralaya mengambil salah satu peran sebagai penyedia listrik terbesar di
Indonesia. Unit Pembangkitan Suralaya ini berkapasitas 3400 MegaWatt yang
menyuplai 35% kebutuhan listrik Jawa-Bali.
Dengan pentingnya peranan UP suralaya sebagai salah satu pembangkit
listrik terbesar di Indonesia yang menyuplai Jawa-Bali, maka salah satu
permasalahan listrik sudah cukup terpenuhi, khususnya bagi industri yang banyak
terdapat di pulau Jawa. UP Suralaya dalam pengoperasiannya menggunakan
bahan bakar batubara karena alat pembangkitannya menggunakan tenaga uap.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan jenis pembangkit listrik yang
menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudut sudut turbin, dimana uap
yang digunakan untuk memutar sudut sudut tersebut adalah uap kering. Dan
proses semua itu tidak lepas dari sistem pengontrolan per-unit. Setiap unit

memiliki pengontrolan agar setiap peralatan tidak lepas kendali. Dan setiap
peralatan pengontrolan itu menggunakan sumber AC bertegangan 120Vac. Untuk
mendapatkan tegangan 120Vac, PLTU menggunakan inverter DC to AC. PLTU
menggunakan sumber DC dari baterai bermaksud untuk peralatan pengontrolan
agar tetap selalu bekerja, sebab apabila pengontrolan tersebut tidak bekerja akan
mengakibatkan seluruh alat pengontrolan pada PLTU lepas kendali dan tidak
terkontrol lagi. Oleh sebab itu, sistem pada inverter ini yang patut dibahas karena
sistem ini juga mempunyai peranan penting dalam keandalan sistem pembangkit.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut.
1. Menjelaskan sistem kerja inverter DC to AC unit 1-2 pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap PT. Indonesia Power UP Suralaya.
2. Menjelaskan bagian bagian input dan output pada Inverter DC to AC yang
digunakan PT. Indonesia Power UP Suralaya.
3. Menjelaskan pentingnya inverter DC to AC pada PLTU UP Suralaya.
1.3. Batasan Masalah
Menghindari meluasnya permasalahan dalam penyusunan
dan penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini, maka penulis hanya
membahas tentang prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga uap di PT.
Indonesia Power UP suralaya secara umum dan secara khusus membahas
penggunaan Inverter DC-AC yang digunakan pada PT. Indonesia Power UP
Suralaya untuk alat alat pengontrolan pada PLTU.

BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power
Keberadaan

Indonesia

Power

sebagai

perusahaan

pembangkitan

merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali


dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber
dana swasta melalui pembangkitpembangkit listrik swasta, serta disusunnya
kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sektor
ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993.
Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua
anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah
satunya adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I)
menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha
lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.
Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000.
Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di
Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UP Suralaya, UP Priok,
UP Saguling, UP Kamojang, UP Mrica, UP Semarang, UP Perak Grati dan UP
Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa dan Bali
dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002 keseluruhan unitunit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hampir 41.000 GWh yang
memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara keseluruhan di
Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002 dan 9.047
untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253 GWh.
PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit
bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kapasitas Terpasang Perunit Pembangkit

Unit Pembangkitan
Suralaya
Priok

Kapasitas (MW)
3400,00
1.444,00

Saguling

797,36

Kamojang

360,00

Mrica

306,44

Semarang

1.414,16

Perak-grati

864,08

Bali

335,07

Jawa-Bali

6756

Total Indonesia Power

6756

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan


bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada
Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau sekitar
46,51% dari produksi Sistem Jawa dan Bali.
Tabel 2.2. Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit
Pembangkitan

Suralaya
Priok
Saguling
Kamojang
Mrica
Semarang
Perak Grati
Bali
Total Indonesia Power

Tahun 2004

TW 1 2005

April 2005

(MW)
2.852
1.026
697
333
298
1.098
673
244
7.221

(MW)
2.810
1.128
770
332
291
1.055
685
280
7.351

(MW)
2.789
1.061
791
330
291
1.002
732
275
7.270

2.2. Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power
Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia dan
dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power
mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power

telah melakukan langkah-langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang


ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan,
berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit
tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu PT.
Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha Daya Coalindo. PT. Cogindo Daya
Bersama bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan menejemen energi dengan
penerapan konsep cogeneration, energy outsourcing, energy efficiency assessment
package dan distributed generation. Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo
bergerak dalam bidang perdagangan batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan
bakar lainya yang diharapkan menjadi perusahaan trading batubara yang
menangani kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan
lainnya yang bernilai tambah, baik sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain
yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT. Indonesia Power juga
menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha
perdagangan batubara sebesar 60%.
2.2.1. Visi
Menjadi Perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat
dengan lingkungan.
2.2.2. Misi
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan
usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang
sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam
jangka panjang.
2.2.3. Motto
Bersama kita maju .
2.2.4. Tujuan
A. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
B. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana

penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang


berwawasan lingkungan.
C. Menciptakan

kemampuan

dan

peluang

untuk

memperoleh

pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.


D. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
E. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
2.2.5. Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari
ini.
2.3. Budaya perusahaan, Lima filosofi Perusahaan, dan Tujuh nilai
Perusahaan PT. INDONESIA POWER (IP-HaPPPI)
2.3.1. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan
perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi
dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power
(IP-HaPPPI) :
A. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan
nilai-nilai atau filosofi.
B. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan
untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT.
Indonesia Power, nilai ini disebut dengan Filosofi Perusahaan.
C. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu.
2.3.2. Lima filosofi Perusahaan
A. Mengutamakan pasar dan pelanggan.
Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik
dan nilai tambah kepada pelanggan.

B. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.


Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi
financial dan proses bisnis yang handal dengan semangat untuk
memenangkan persaingan.
C. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara optimal.
D. Menjunjung tinggi etika bisnis.
Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional.
E. Memberi penghargaan atas prestasi.
Memberi penghargaan

atas

prestasi

untuk mencapai

kinerja

perusahaan yang maksimal.


2.3.3. Tujuh nilai perusahaan PT. INDONESIA POWER (IPHaPPPI)
A. Integritas
B. Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang
terbaik kepada perusahaan.
C. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai
bidang. Harmoni
serasi, selaras, seimbang, dalam :
Pengembangan kualitas pribadi,
Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
Hubungan dengan lingkungan hidup
D. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stakeholder.
E. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta
memelihara lingkungan sekitar.
F. Pembelajar

Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta


kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan
kemudian berbagi dengan orang lain.
G. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru
dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik
proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.4. Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi


Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan
dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan
pasokan. Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut :
A. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban
dasar dengan biaya murah.
B. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun
biaya pemeliharaan.
C. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
D. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.
E. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
Adapun program kerja di bidang produksi :

a. Mengoptimalkan kemampuan produksi.


b. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit :
Efisiensi termal.
Efisiensi pemeliharaan.
Pengawasan volume dan mutu bahan bakar.
c. Melakukan optimasi biaya bahan bakar.
d. Meningkatkan keandalan pembangkit.
e. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan.

2.5. Makna Bentuk dan Warna Logo


Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power
Utility Company terbesar di Indonesia.

Gambar 2.1. Logo PT. Indonesia Power

2.5.1. Bentuk
A. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis
huruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan
font yang kuat dan tegas.
B. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan TENAGA
LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
C. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
2.5.2. Warna
A. Merah
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang
kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga
listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.

B. Biru
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :
Berteknologi tinggi.

Efisien.
Aman.
Ramah lingkungan.

2.6. Unit Pembangkitan (UP) Suralaya


2.6.1. Sejarah UP Suralaya
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya di Pulau Jawa yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber
energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah
dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama.
Beberapa alasan mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik
diantaranya adalah:
1. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut
dipandang tidak produktif untuk pertanian.
2. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini
baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan bahan baku, dan
ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses.
3. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar
pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang
masih di impor dari luar negeri.
4. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan
namun dengan kondisi yang belum begitu baik.
5. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga
tida perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna pemasangan
saluran transmisi kelistrikan.
6. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya
memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat.
7. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa
penbakaran batubara.

10

8. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan


pembamgunan.
9. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan laut.
10. Menimbamg kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan yang terbesar,
maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan daya yang
besar di Pulau Jawa.
UP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh
PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UP Suralaya
memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar
di Indonesia.
PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :
Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Mei
1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak tahun 1984,
tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26 Maret 1985 untuk
unit 2.
2.6.2. Lokasi PLTU Suralaya
PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak,
Serang, Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry
Merak, dan 7 km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.

Gambar 2.2. lokasi PLTU Suralaya

11

Gambar 2.3. Denah PLTU Suralaya

Luas area PLTU Suralaya adalah 254 ha, terdiri dari :


Tabel 2.5. Luas Area PLTU Suralaya
Area
A
B
C
D
E
F
G
H

Nama Lokasi
Gedung Sentral
Ash Valley
Kompleks Perumahan
Coal Yard
Tempat Penyimpanan Alat-alat
Berat
Switch Yard
Gedung Kantor
Sisanya berupa

tanah

dan

Luas (Ha)
30
8
30
20
2
6,3
6,3
157,4

12

perbukitan
Jumlah

254

2.6.3. Struktur Organisasi


Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu
perusahaan,

semakin

besar

perusahaan

tersebut

semakin

kompleks

organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan


suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja,
pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan semula.
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, secara
struktural puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manajer yang
dibantu oleh Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. Secara lengkap,
struktur organisasi PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
diperlihatkan pada Gambar 2.4.

13

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UP Suralaya

2.6.4. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU


PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar
cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga
menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor
atau pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan.
Batubara diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis
subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.
Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan
Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke
Jetty Suralaya.

14

Gambar 2.5. Rute Transportasi Batubara dari Tanjung Enim ke PLTU


Suralaya
Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan
menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu
sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor
menuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic
Chute (2) atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung
batubara tersebut ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor
(4) lalu ke Coal Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi
mengatur jumlah aliran ke Pulverizer (7) dimana batubara digiling dengan
ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus.

Gambar 2.6. Produksi Tenaga Listrik PLTU Suralaya


15

Keterangan :
1. Stacker Reclaimer
2. Telescopic Chute

18. Intermediate Pressure


Turbin

3. Junction House

19. Low Pressure Turbine

4. Scraper Conveyor

20. Rotor Generator

5. Coal Bunker

21. Stator Generator

6. Coal Feeder

22. Generator

7. Pulverizer

Transformer

8. Primary Air Fan

23. Condenser

9. Coal Burner

24. Condensate Excraction

10. Forced Draft Fan

Pump

11. Air heater

25. Low Pressure Heater

12. Induced Draft Fan

26. Sea Water

13. Electrostatic

27. Deaerator

Precipitator

28. Boiller Feed Pump

14. Stack

29. High Pressure Heater

15. Superheater

30. Economizer

16. High Pressure Turbine

31. Steam Drum

17. Reheater

32. Circulating Water


Pump

16

33.

34. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah

air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruangan bakar dipasok
dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran melalui
Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah
berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler
secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan
melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu
dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak (14).
Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity
conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan
bangunan (conblok).
35. Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian
uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16),
dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga
dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah
melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di
Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut
digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure
(LP) Turbine (19).
36. Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23)
dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32).
Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air
dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump
(24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke

Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air
tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High
Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk
kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31).
Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi.
37. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000
rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation
System dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga
listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke
Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV.
Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi)
se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian
lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara
melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.
38. 2.7. Dampak Lingkungan
39.

Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan

pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai Ambang Batas dan no.
13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.
40.

Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain :

A. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran


dengan efisiensi 99,5%.
B. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas sisa
pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
C. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair agar
air buangan tidak mencemari lingkungan.

D. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi. Di


unit 5-7 kebisingan suara mencapai 85-90 dB.
E. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU
Suralaya.
F. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.
G. Pemasangan Stack Emmision.
H. Penggunaan Low NOx Burners.
41. 2.8. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya
42.
2.8.1. Data Teknis Komponen Unit 1 4
43. 1. Ketel (Boiler)
44.
Pabrik pembuat

: Babcock & Wilcox,

Kanada
45.

Tipe
Single

Drum,

Natural

Circulation

Radiant

wall

outdoor
46.
47.
48.
49.

Kapasitas
: 1.168.000 kg uap / jam
Tekanan uap keluar superheater
: 174 kg/cm3
Suhu uap keluar superheater
: 540 oC
Tekanan uap keluar reheater
: 39,9 kg/cm2

50.
51.

design
Bahan bakar utama
Bahan bakar cadangan

: Batubara
: minyak

residu
Bahan bakar penyalaan awal

: Minyak solar

52.
53.
1. Turbin
54.
Pabrik Pembuat
Jepang
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.

: Mitsubishi Heavy Industries,


Tipe : Tandem compound double exhaust
Kapasitas
: 400 MW
Tekanan uap masuk : 169 kg/cm2
Temperatur uap masuk
: 538 oC
Tekanan uap keluar : 56 mmHg
Kecepatan putar
: 3000 rpm
Jumlah tingkat: 3 tingkat
Turbin tekanan tinggi : 12 sudu

63.
64.
65.

Turbin tekanan menengah


Turbin tekanan rendah 1
Turbin tekanan rendah 2

: 10 sudu
: 2 x 8 sudu
: 2 x 8 sudu

66.
2. Generator
67.
Rotating speed
68.
Jumlah fasa
69.
Frekuensi
70.
Tegangan
71.
Tekanan gas hidrogen
72.
KVA output
73.
KW output
74.
Arus
75.
Power factor
76.
Rasio hubung singkat
77.
Volume gas
78.
Tegangan exciter
79.
Belitan
80.

: 3000 rpm
:3
: 50 Hz
: 23 KV
: 4 kg/cm2. G
: 741.000 KVA
: 400.350 KW
: 11.823 A
: 85 %
: 0,5
: 80 cm2
: 500 V
:Y

3. Sistem Eksitasi
81. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)
82.

Pabrik pembuat

Mitsubishi Electric Corporation, Japan


83.

Tipe

Totally enclosed

84.

kW keluaran

85.

Tegangan :

500 V

86.

Arus

4800 A

87.

Kecepatan putaran:

2400 kW

3000 rpm

a. Penyearah (Rotating rectifier)


88.

Pabrik

pembuat

:MitsubishiElectric Corporation,Japan
89.

Tipe

Penyearah silicon (silicon

rectifier)
90.

kW keluaran

2400 kW

91.

Tegangan

500 V

92.

Arus

400 A

b. Penguat Medan AC (AC Exciter)


93.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Electric Corporation, Japan


94.

Tipe

Rotating Armature

95.

kVA keluaran :

2700 kVA

96.

Tegangan

410 V

97.

Jumlah fasa

98.

Frekwensi

250 Hz

c. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)


99.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Electric Corporation, Japan


100.

Tipe

101.

kVA keluaran :

30 kVA

102.

Tegangan

170 V

103.

Arus

102 A

104.

Frekwensi

400 Hz

105.

Jumlah fasa

106.

Factor daya

0,95

d.

Permanet Magnetic Field

Lain-lain

107.

Dioda silicon :

SR 200 DM

108.

Sekering

1200 A, 1 detik

109.

Kondenser

0,6 F

110.
4. Pulverizer (Penggiling Batubara)
111.

Pabrik pembuat

Babcock

&

Wilcox, Canada
112.

Tipe

113.

Kapasitas

MPS-89
:

63.000

kelembaban batubara 23,6%

kg/jam,

114.

Kelembutan hasil penggilingan

200 Mesh
115.

Kecepatan putaran

23,5 rpm

116.

Motor penggerak

522 kW/6

Ingersollrand,

kV/706 A/ 50 Hz
117.
5. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)
118.

Pabrik pembuat
Canada

119.

Tipe

65 CHTA 5 stage

120.

Kapasitas

121.

N.P.S.H:

22,2 m

122.

Tekanan

123.

Motor penggerak

725 ton/jam
216 kg/cm2
:

6338,5

kW/6 kV/50 Hz/3 fasa


124.
6. Pompa Air Pendingin
125.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Heavy Industries, Japan


126.

Tipe

Vertical Mixed Flow

127.

Kapasitas

128.

Discharge head :

12,5 m

129.

Tekanan

0,8 kg/cm2

130.

Motor penggerak

:
:

31.500 m3/jam

1300

kW/6 kV/50 Hz/3 fasa


131.
7. Transformator Generator
132.

Pabrik pembuat

Electric Corporation, Japan

Mitsubishi

133.

Tipe

Oil

Immersed

Two

Winding Outdoor
134.

Daya semu

282.000/376.000/470.000 kVA
135.

Tegangan primer

136.

Arus primer

7080/9440/11.800

23 kV

A
137.

Tegangan skunder

500 kV

138.

Arus skunder :

326/434/543 A

139.

Frekwensi

50 Hz

140.

Jumlah fasa

141.

Uji tegangan tinggi saluran

1550 kV
142.

Uji tegangan rendah

125 kV

143.

Uji tegangan netral

125 kV

144.

Prosentasi impedansi :

11,66

11,69 %
145.
8. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)
146.

Pabrik pembuat

Wheelabarator,

Canada
147.

Jumlah aliran gas

1.347.823

Nm3/jam
195oC

148.

Temperatur gas :

149.

Kecepatan aliran gas :

1,47

m/detik
150.

Tipe elektroda :

Isodyne & Star

Type-Unit 1&2, Coil-Unit 3&4


151.

Tegangan elektroda

55 kV DC

152.

Arus elektroda :

1250 1700 mA

153.

Efisiensi

99,5 %

154.

Jumlah abu hasil penangkapan:


11,2 ton/jam

155.
9. Cerobong (Stack)
156.

Jumlah :

2 buah (4 unit)

157.

Tinggi :

200 m

158.

Diameter luar bagian bawah :


22,3 m

159.

Diameter luar bagian atas

14

m
160.

Diameter pipa saluran gas buang

5,5 m
161.

Suhu gas masuk cerobong

140oC
162.

Kecepatan aliran gas :

m/detik
163.

Material cerobong

Beton dan

di bagian dalamnya terdapat 2 pipa


aluran gas berdiameter 5,5 m
164.
165. 2.8.2. Data Teknis Komponen Unit 5-7
166. 1. Ketel (Boiler)
167. Pabrik pembuat
168.
Tipe

: Babcock & Wilcox, Kanada


: Radian boiler, Balance

Draft, Natural
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.

Circulation, Single

Reheat. Top Supported with Single Drum


Kapasitas
: 1.953.866 kg uap / jam
Tekanan uap keluar superheater
: 174 kg/cm3
Suhu uap keluar superheater
: 540 oC
Tekanan uap keluar reheater
: 59 kg/cm2 design
Bahan bakar utama
: Batubara
Bahan bakar penyalaan awal
: Minyak solar

2. Turbin
176.

Pabrik Pembuat

: Mitsubishi Heavy Industries,

Jepang
177.

Tipe

: Tandem compound quadruple,

178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.

Exhaust condensing reheat


Kapasitas
: 600 MW
Tekanan uap masuk
: 169 kg/cm2
Temperatur uap masuk
: 538 oC
Tekanan uap keluar
: 68 mmHg
Kecepatan putar
: 3000 rpm
Jumlah tingkat
: 3 tingkat
Turbin tekanan tinggi
: 10 sudu
Turbin tekanan menengah
: 7 sudu
Turbin tekanan rendah 1
: 2 x 7

187.

sudu
Turbin tekanan rendah 2

: 2 x 7

sudu
188.
3. Generator
189. Rotating speed
190. Jumlah fasa
191. Frekuensi
192. Tegangan
193. Tekanan gas hidrogen
194. KVA output
195. KW output
196. Arus
197. Power factor
198. Rasio hubung singkat
199. Volume gas
200. Tegangan exciter
201.
Belitan
4. Sistem Eksitasi
4.1

: 3000 rpm
:3
: 50 Hz
: 23 KV
: 5 kg/cm2. G
: 767.000 KVA
: 651.950 KW
: 19.253 A
: 85 %
: 0,58 pada 706 MVA
: 125 m3
: 590 V
:Y

Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)


202.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Electric Corporation, Japan


203.

Tipe

Totally enclosed

204.

kW keluaran

3300 kW

205.

Tegangan

590 V

206.

Arus

5593 A

207.

Kecepatan putaran

3000 rpm

Pabrik pembuat

Mitsubishi

4.2 Penyearah (Rotating rectifier)


208.

Electric Corporation, Japan


209.

Tipe

Penyearah silicon (silicon

rectifier)
210.

kW keluaran

330 kW

211.

Tegangan

590 V

212.

Arus

550 A

4.3 Penguat Medan AC (AC Exciter)


213.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Electric Corporation, Japan


214.

Tipe

Rotating Armature

215.

kVA keluaran :

3680 kVA

216.

Tegangan

480 V

217.

Jumlah fasa

218.

Frekwensi

200 Hz

4.4 Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)


219.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Electric Corporation, Japan


220.

Tipe

221.

kVA keluaran :

20 kVA

222.

Tegangan

125 V

223.

Arus

160 A

224.

Frekwensi

400 Hz

225.

Jumlah fasa

226.

Factor daya

0,95

Permanet Magnetic Field

4.5 Lain-lain
227.

Dioda silicon :

FD 500 DH 60

228.

Sekering

800 A, 1 detik

229.

Kondenser

0,6 F

230.
5.

Pulverizer (Penggiling Batubara)


231.

Pabrik pembuat

Babcock

&

Wilcox, Canada
232.

Tipe

233.

Kapasitas

MPS-89N
:

67.495

kg/jam,

kelembaban batubara 28,3%


234.

Kelembutan hasil penggilingan

200 Mesh
235.

Kecepatan putaran

23,5 rpm

236.

Motor penggerak

522

kW/3,3 kV/158 A/ 50 Hz
237.
6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)
238.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Heavy Industries, Japan.


239.

Tipe

Horizontal,

Centrifugal

Doble Cage, Four Stage


240.

Kapasitas

1410 m3/jam

241.

Head Total

2670 m

242.

Tekanan

14,2 kg/m2

243.

Motor penggerak

Turbin BFP

: 5720 rpm

Motor Lostrik

: 5960 kW/10 kV/50 Hz/3 fasa/1480 rpm

244.
7. Pompa Air Pendingin
245.

Pabrik pembuat
Wilcox, Canada

Babcock

&

246.

Tipe

247.

Kapasitas

248.

Discharge head :

45,2 m

249.

Tekanan

2,0 kg/cm2

250.

Motor penggerak

:
:

180 m3/jam

1300

kW/10,5 kV/50 Hz/3 fasa


251.
8. Transformator Generator
252.

Pabrik pembuat

Mitsubishi

Electric Corporation, Japan


253.

Tipe

Oil

Immersed

Two

Winding Outdoor
254.

Daya semu

411.000/548.000/685.000 kVA
255.

Tegangan primer

256.

Arus primer

17.195 A

257.

Tegangan skunder

258.

Arus skunder :

791 A

259.

Frekwensi

50 Hz

260.

Jumlah fasa

261.

Uji tegangan tinggi saluran

23 kV
500 kV

1550 kV
262.

Uji tegangan rendah

125 kV

263.

Uji tegangan netral

125 kV

264.

Prosentasi impedansi :

11,9

pada 685 MVA


265.
9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)
266.

Pabrik pembuat
USA

: Lodge Cotrell,

267.

Jumlah aliran gas

1.347.823

Nm3/jam
195oC

268.

Temperatur gas :

269.

Kecepatan aliran gas :

1,47

m/detik
270.

Tipe elektroda :

Square

Twisted

Element
271.

Tegangan elektroda

272.

Arus elektroda :

1400 mA

273.

Efisiensi

99,5 %

274.

Jumlah abu hasil penangkapan:

65 kV DC

25

ton/jam
275.
10. Cerobong (Stack)
276.

Jumlah :

3 buah (3 unit)

277.

Tinggi :

275 m

278.

Diameter luar bagian bawah :

25

m
279.

Diameter luar bagian atas

14

m
280.

Diameter pipa saluran gas buang

6,5 m
281.

Suhu gas masuk cerobong

140oC
282.

Kecepatan aliran gas :


m/detik

283.
284.
285.

286.
287.
288.
289.

290. BAB 3
291. TINJAUAN PUSTAKA
292.

3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


293.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah

pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk


menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja PLTU secara umum yaitu air
dipanaskan di dalam boiler yang kemudian berubah menjadi uap (steam).
Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan menuju turbin, tekanan uap akan
membuat turbin berputar. Turbin ini dipasang atau dihubungkan dengan
generator. Maka ketika turbin berputar, generator akan ikut berputar dan
menghasilkan energi listrik.
294.

Dengan demikian terjadi perubahan energi dari energi

kalor pada bahan bakar menjadi energi kinetik pada uap. Energi kinetik ini
berubah menjadi energi kinetik pada turbin, lalu berubah kembali menjadi
energi kinetik pada generator. Terakhir terjadi perubahan energi dari energi
kinetik pada generator menjadi energi listrik. Energi listrik ini kemudian
disalurkan untuk memenuhi kebutuhan industri-industri, rumah tangga,
dan lain-lain. Dari Gambar 3.1, dapat disimpulkan bahwa besar energi
listrik yang dihasilkan akan tergantung pada besar energi bahan bakar
yang digunakan.

295.
296.

Gambar 3.1 Gambaran umum proses kerja PLTU

297.

Bahan bakar yang digunakan pada umumnya yaitu

batubara. Selain batubara ada juga yang menggunakan bahan bakar HSD
(High Speed Diesel) dan semacam residu. Batubara adalah sumber utama
dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% pembangkit listrik dunia bergantung
pada batubara, hal ini dikarenakan harga batubara cukup murah sehingga
biaya produksi listrik tidak mahal. Kelemahan utama dari batubara adalah
pencemaran emisi karbonnya sangat tinggi, paling tinggi dibanding bahan
bakar lain.
298.
299.
300.

3.2. Inverter DC to AC

Inverter digunakan untuk mengubah sumber DC menjadi sumber AC,

dimana tegangan yang dihasilkan dapat merupakan nilai yang konstan atau variabel.
Suatu inverter disebut inverter sumber tegangan (voltage source inverter = VSI) jika
tegangan keluarannya konstan, inverter sumber arus (current source inverter = CSI)
jika arus keluarannya konstan, dan inverter hubungan DC yang variabel, (variable
DC linked inverter) jika tegangan keluarannya dapat dikontrol atau dikendalikan
lebih besar ataupun lebih kecil dari tegangan input. Rangkaian inverter yang
digunakan untuk sistem pengontrolan pada PLTU di Suralaya ialah inverter tiga fasa

dari tiga buah half-bridge inverter satu fasa dengan konfigurasi enam IGBT dan enam
diode seperti Gambar 3.2.

301.

Sirkuit Konverter

D2

D1

Sirkuit Inverter

D3
TR1

TR3

TR5

TR4
D4

D5

TR6

TR2

D6

302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.

Gambar 3.2. Rangkaian inverter 3 fasa


312.

313.

Menurut Rashid (1998), terdapat tiga jenis inverter, yaitu :

(1) inverter sumber arus (Current Source Inverter-CSI), (2) inverter tegangan
variabel (Variable Voltage Inverter-VVI), dan (3) inverter lebar pulsa

termodulasi (Pulse Width Modulation-PWM). Jika digunakan untuk sumber


motor induksi, CSI digunakan untuk pengendali arus pada motor, VVI untuk
mengontrol tegangan dan frekuensi pada motor untuk menghasilkan operasi
kecepatan variabel, dan Inverter PWM merupakan inverter penyempurnaan dari
inverter VVI, baik pada bagian input tegangan dan output penggerak frekuensi
variabel. Inverter PWM merupakan inverter yang paling rumit dan paling
mahal jika dibandingkan dengan kedua jenis inverter yang lain.
314.

Struktur inverter memperlihatkan bahwa inverter dengan

transistor yang menghasilkan daya dengan arus bolak-balik (AC) dengan


frekuensi dari sumber komersial yaitu (50Hz atau 60Hz). Sirkuit inverter terdiri
dari tiga bagian, bagian pertama sebuah sirkuit yang terbentuk dari sirkuit
konverter (yang mengubah sumber AC komersial menjadi arus searah (DC) dan
menghilangkan riak (ripple) pada out-put DC. Bagian kedua adalah sirkuit
inverter yang mengubah arus searah menjadi arus AC tga phase dengan frekuensi
beragam (dapat distel) kedua sirkuit ini disebut sirkuit utama. Bagian ketiga
adalah sebuah sirkuit kontrol berfungsi sebagai pengontrol sirkuit utama.
Gabungan keseluruhan sirkuit ini disebut unit inverter [1].
315.
3.3. Prinsip Kerja Inverter
316.

Inverter adalah piranti yang membuat AC dari DC. Prinsip dasarnya

akan dijelaskan dengan model arus bolak-balik satu fasa paling sederhana. Pada
model ini dijelaskan metode perubahan arus searah menjadi arus bolak-balik dimana
sebuah lampu menjadi beban. Empat saklar S1, S2, S3, S4 dihubungkan ke catu daya
DC dan dihidup-matikan berselang-seling untuk menghasilkan arus bolak-balik.
317.
Mengubah frekuensi. Frekuensi diubah dengan membedakan waktu
hidup mati saklar, misalnya menghidupkan saklar S1 dan S4 selama 0,5 detik dan
kemudian S2 dan S3 selama 0,5 detik berselang-seling akan menghasilkan arus
bolak-balik dengan arah yang berbalik tiap satu detik, artinya menghasilkan catu daya
AC berfrekuensi 1 Hz. Umumnya. S1-S4 dan S2-S3 dihidupkan untuk jangka waktu

durasi yang sama. Umpamanya durasi dalam satu siklus satu detik, maka
frekuensinya (f) adalah [2]
318.
319.

f = 1 / to (Hz) (3.1)

Sturuktur sirkuit inverter, enam transisitor menggantikan fungsi enam

saklar pada sirkuit, yang dihubungkan ke sistem pengontrolan pada PLTU.


Transisitor

dihidup-

matikan

berselang-seling

untuk

menjalankan

sistem

pengontrolan pada PLTU. Dengan mengganti urutan mati hidupnya transisitor, besar
frekuensi output dan besar tegangannya dapat diatur.
320.

Fungsi transistor, sebuah transistor terdiri dari tiga buah terminal

kolektor (C), sebuah Emitor (E) , sebuah Basis (B) (Gerbang (G) untuk IGBT). Bila
sinyal basis mati, C-E tidak tersambung (saklar mati). Bila arus mengalir melewati
basis, C-E tersambung (saklar hidup). Transistor dapat melakukan fungsi saklar
(hidup-mati) seperti saklar S dengan cepat.[2]
321.
322.

3.4 IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)


IGBT adalah sebuah semikonduktor yang setara dengan gabungan

sebuah BJT dan sebuah MOSFET. Jenis baru yang berfungsi sebagai komponen
saklar untuk aplikasi daya ini muncul sejat tahun 1980-an. [2]
323.

3.5. Baterai
324. Baterai atau yang biasa disebut dengan ACCU (AKI) merupakan

salah satu komponen kelistrikan yang sangat pentin dan sangat dibutuhkan dalam
sistem kelistrikan diinverter. Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik pada
inverter, misalnya saja pada saat melakukan starter inverter, baterai berfungsi sebagai
penyedia arus pertama saat melakukan starter agar inverter dapat dengan mudah
dihidupkan, serta menyuplai arus listrik ke komponen-komponen kelistrikan lainnya.

325.
326.

Gambar 3.3. Baterai / ACCU basah dan Baterai / ACCU

kering
327.

3.5.1. ACCU Basah


328.
Baterai/Accu basah adalah accu yang paling banyak digunakan

pada kendaraan dan sumber inverter hingga saat ini. Accu ini berisi air
accu(cairan asam belerang / sulfuric acid). Pada accu basah, terdapat lubang
dengan tutup yang dapat dibuka-tutup untuk menambah air accu. Air accu dapat
berkurang saat accu digunakan. Hal ini terjadi karena reaksi kimia di dalam accu
antara air accu dengan sel accu.[3]
329.
Keuntungan menggunakan accu basah:
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Suralaya, banyak menyediakan
air demin untuk uapnya. Jadi, lebih mudah untuk mengisi ulang baterai
yang sudah habis dengan air demin yang dicampurkan dengan cairan
asam belerang.
330.
331.
Kerugian menggunakan accu basah

Wajib memeriksa ketinggian air accu secara berkala, jika air accu
berada di bawah level LOW, dapat merusak sel accu. Memiliki tingkat
Self-Discharge paling besar (0.8-1.0% volume/day)

332.

Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Baterai

dalam system PLTU sangat berguna sebagai sumber tegangan inverter untuk

keandalan sistem pengoperasian pengontrolan. Pada sistem ini, baterai yang


digunakan adalah baterai basah karena bisa diisi ulang dengan campuran SO4 dan air
demin.
333.
334.

3.6. Inverter PWM (Pulse Width Modulation)

335.

Pulse widht modulation, atau lebih dikenal dengan istilah PWM adalah teknik

yang biasa digunakan untuk mengendalikan alat-alat listrik, seperti switch elektronik.
Rata-rata tegangan dan arus yang diberikan ke beban pada rangkain listrik tersebut
dikendalikan oleh switch elektrik tersebut. Semakin lama switch dalam kondisi
menutup, maka akan semakin banyak daya yang disuplay kebeban karena daya dari
sumber akan mengalir kebeban.
336.

Duty cycle, menggambarkan seberapa banyak waktu on dalam satu periode

waktu, apabila diekpresikan dalam persen, apabila dengan nilai duty cycle 100%
maka rangkaian akan selalu menutup (kondisi ON).
337.

Sebuah rangkaian Pulse Width Modulation (PWM) sederhana dapat direalisasi

dengan menggunakan sebuah rangkaian schmitt trigger, rangkaian integrator, dan


rangkaian komparator. Penguat operasional blok A menunjukkan rangkaian schmitt
trigger berfungsi untuk memdapatkan keluaran tegangan kotak. Penguat operasional
blok B menunjukkan rangkaian integrator bertugas merubah tegangan keluaran dari
schmitt trigger menjadi tegangan segitiga (gigi gergaji). Besarnya frekuensi tegangan
gigi gergaji tergantung dari besanya nilai dari resistor R dan kapasitor C. Untuk
mendapatkan tegangan kotak dengan lebar pulsa berubah (PWM-Pulse Width
Modulation), tegangan keluaran segitiga integrator dibandingkan dengan tegangan
referensi DC pada rangkaian komparator blok C. Gambar 3.4 memperlihatkan
konsep dasar dari blok diagram rangkaian modulasi lebar pulsa atau pulse width
modulation (PWM) yang akan dibangun dengan menggunakan komponen diskrit.
338.

Lebar dutycycle (D) PWM ditentukan oleh level pengaturan tegangan

referensi VREF dan tegangan keluaran segitiga rangkaian integrator B. Level


pengaturan tegangan referensi VREF ditetapkan diantara nilai dari level tegangan

keluaran segitiga rangkaian integrator B yang diberikan pada rangkaian komparator


C. Tegangan keluaran dari komparator berbentuk segitiga dengan durasi tergantung
pada tegangan referensi VREF seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Semakin
rendah nilai dari tegangan referensi VREF, maka akan semakin lebar durasi waktu
pulsa positif dari tegangan keluaran VOB. [4]

339.
340.

Gambar 3.4 Blok Diagram PWM (Pulse Width Modulation)

341.
342.

Gambar 3.5 Konsep Pembentukan Tegangan PWM

343. BAB 4
344. HASIL DAN PEMBAHASAN
345.
346.

4.1. Prinsip Kerja dari Inverter di PLTU Suralaya


347.

Pada umumnya prinsip kerja inverter yang digunakan pada PLTU

Suralaya sama saja yaitu mengubah arus listrik searah (Direct Current) menjadi arus
listrik bolak balik (Alternating Current). Prinsip kerja inverter adalah dengan
menggabungkan sebuah rangkaian multivibrator yang dihubungkan dengan sebuah
transformator penaik tegangan (Step Up). Inverter dapat digunakan untuk mensuplai
beban dengan tegangan AC dengan daya yang disesuaikan dengan daya tegangan DC
yang tersedia.

348.
349.

Gambar 4.1. Prinsip Kerja Inverter

350.
351.

Rangkaian diatas adalah prinsip kerja dari inverter : Bila posisi sakelar

yang On :
352.

1. S1 dan S2 + VDC

353.

2. S3 dan S4 - VDC

354.

3. S1 dan S3 0

355. 4. S2 dan S4 0
356.
357.

Jika posisi sakelar ada pada posisi 1, maka R akan dialiri listrik dari

arah kiri ke kanan. Jika sakelar pada posisi kedua, maka R akan mendapatkan aliran
listrik dari arah kanan ke kiri, inilah prinsip arus bolak balik (AC) pada satu perioda
yang merupakan gelombang sinus setengah gelombang pertama pada posisi positif
dan setengah gelombang kedua pada posisi negatif. Prinsip kerja dari inverter dapat
dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1 .Bila
sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R
dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup sakelar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran
arus DC kebeban R dari arah kanan ke kiri. Ini adalah prinsip kerja inverter secara
umum. Inverter yang digunakan pada PLTU Suralaya adalah inverter 3 Phasa.
358.

Pada dasarnya prinsip kerja pada inverter 3 Phasa sama dengan

inverter 1 phasa yaitu dengan mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan
frekuensi yang beragam. Dimana tegangan arus DC ini dihasilkan oleh sirkuit
converter untuk kemudian diubah lagi menjadi arus AC oleh sirkuit inverter.

359.

Sirkuit Konverter

D1

D2

Sirkuit Inverter

D3
TR1

TR3

TR5

TR4
D4

D5

TR6

TR2

D6

360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.

Gambar 4.2. Sirkuit dasar inverter 3 phasa dengan transistor

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa inverter memiliki dua buah sirkut

utama, yaitu sirkuit converter dan sirkuit inverter. Sirkuit converter berfungsi untuk

mengubah daya komersial AC menjadi arus searah serta menghilangkan ripple akibat
penyearahan yang akan dilakukan oleh dioda-dioda pada sirkuit converter ini dengan
menggunakan kapasitor penghalus (C). Tegangan DC dari converter itu kemudian
menjadi sumber tegangan untuk transistor-transistor pada sirkuit inverter. Selain
berfungsi untuk mengubah kembali tegangan DC menjadi tegangan AC kembali,
transistor-transistor juga mempunyai fungsi utama untuk mengatur frekuensi keluaran
inverter yang beragam. Dan yang melakukan pengontrolan kecepatan switch yang ada
di transistor adalah PWM (Pulse Width Modulation). PWM ini berfungsi untuk
mengatur frekuensi dan tegangan keluaran dengan cara mempercepat atau
memperlambat switch yang ada di transistor. Apabila switch yang ada ditransistor
bekerja dengan cepat, itu akan menghasilkan frekuensi yang kecil, dan bila
diperlambat itu akan menghasilkan frekuensi yang besar.
372. Tabel 4.1 data masukan dan keluaran dari inverter
373.

Hari
ke-

374.

Tegang

an Masukan

375.

Frekue

nsi Masukan
376. (Hz)

377.

Tegang

an Keluaran
378. (Vac)

(Vdc)
381. 1
382. 218,76
383. 58,14
384.
386. 2
387. 218,97
388. 56,82
389.
391. 3
392. 218,93
393. 56,94
394.
396. 4
397. 218,84
398. 57,69
399.
401. 5
402. 218,17
403. 58,12
404.
406. 6
407. 218,36
408. 58,14
409.
411. 7
412. 218,87
413. 57,72
414.
416.
417.
418. 4.2. Pengoperasian Inverter di PLTU Suralaya
419.
Inverter adalah sebuah alat yang mengubah

118,78
118,81
118,75
118,78
118,76
118,78
118,76

379.

Frekue

nsi Keluaran
380. (Hz)
385.
390.
395.
400.
405.
410.
415.

49,82
49,82
49,83
49,81
49,84
49,82
49,81

sumber tegangan searah

(DC) menjadi keluaran bolak balik atau sinusoidal (AC). Dalam pengoperasian
inverter, menggunakan sumber searah (DC) yang berasal dari baterai menuju inverter
yang mengubah keluarannya menjadi bolak balik atau sinusoidal AC yang ke beban
beban sistem pengontrolannya. Ada pula by pass nya, apabila inverter tidak bisa
digunakan, jalur by pass dioperasikan. By pass adalah jalur alternative apabila jalur
utama sedang terjadi kerusakan. By pass ini mendapatkan sumber dari trafo sst

sebesar 380Vac menuju ke trafo inverter dan mendapatkan keluaran yang berbeda
yaitu 120Vac.
420.
Pada sistem by pass ini termasuk kurang handal karena apabila dalam
satu unit tersebut mengalami blackout (suatu kejadian dimana di jaringan / sistem
transmisi loose power atau sama dengan tidak adanya supply tegangan, hal ini terjadi
karena powerplant mengalami gangguan sehingga supply tegangan ke jaringan tidak
ada) itu mengakibatkan sistem pengoperasian pada pengontrolan tidak beroperasi lagi
dan semua pengontrolan akan terganggu atau lepas kendali. Kalo menggunakan
sumber searah (DC) yang berasal dari baterai itu sangat handal, karena sumber DC
tidak bisa mengalami blackout apabila baterai selalu di isi ulang. Itulah sebabnya
untuk kehandalan pada sistem pengontrolan agar tidak mati, dibutuhkan sumber
tegangan DC yang berasal dari baterai. Prinsip kerja inverter di PLTU suralaya
menggunakan inverter 3 phasa. Berikut adalah gambar 4.1 gambar cara kerja pada
inverter PLTU suralaya.

422.

421.
Gambar 4.3 gambar cara kerja pada inverter PLTU suralaya
423.

424.
425. Gambar 4.4 inverter yang digunakan di PLTU Suralaya
426.

427.

Gambar 4.5 pengoperasian inverter pada PLTU Suralaya


428.

429.

Inverter 3 phasa yang digunakan pada PLTU Suralaya hanya untuk

pengoperasian sistem dalam semua pengontrolan. Pada umumnya, inverter 3 phasa


hanya digunakan untuk menggerakkan motor namun berbeda kegunaannya pada
PLTU Suralaya yang hanya untuk pengoperasian sistem pengontrolan agar tidak mati.
Inverter yang digunakan PLTU Suralaya frekuensinya tidak berubah, frekuensinya
tetap 50HZ. Pada saat lampu LED 1 hidup, itu artinya inverter sedang beroperasi.
Biasanya ketika LED 1 hidup, LED 2 juga hidup, LED 2 hidup itu karena inverter
memberikan beban. Dan apabila LED 3 hidup, artinya beban bisa disupplai. Dan
ketika LED 4 hidup, artinya by pass aktif dan inverter sedang tidak bisa digunakan.
Apabila LED 4 sedang hidup, LED 5 juga hidup, itu artinya by pass memberikan
beban. LED 6 adalah common alarm, bila LED 6 hidup alarm inerter aktif, itu
disebabkan oleh inverter not feeding, inverter not synchronized, inverter overload,
overtemperature, inverter failure, battery discharging, dan lain lain. LED 7 adalah
maintenance by pass, dan LED 8 untuk aktifnya EPO.
430.
431. 4.3. Pentingnya Inverter di PLTU Suralaya
432.
Pentingnya inverter pada PLTU Suralaya adalah sebagai alat untuk
menghidupkan peralatan control pada semua sistem pengontrolan di PLTU suralaya.
Dalam hal ini, pengontrolan sistem PLTU Suralaya harus selalu dioperasikan dan
tidak boleh mati karena apabila sistem pengontrolan mati akan terjadi lepas kendali
pada setiap alat alat PLTU Suralaya seperti kecepatan turbin tidak terkontrol,
generator juga tidak terkontrol, dan lain lain. Sistem sistem pengontrolan pada PLTU
Suralaya membutuhkan sumber tegangan 120Vac dan frekuensi konstan 50Hz agar
alat alat sistem pengontrolan ini terawat. Apabila menggunakan sumber tegangan
380Vac diturunkan langsung dengan trafo menjadi 120Vac, frekuensi yang dihasilkan
tidak konstan dan selalu berubah ubah itu menyebabkan alat alat sistem pengontrolan
akan mengalami kerusakan.
433.
Banyak cara untuk mengaktifkan selalu alat alat pengontrolan PLTU.
Terlihat dari gambar 4.5 Rangkaian untuk mengaktifkan selalu alat alat pengontrolan
PLTU.

434.
435.
436.
437.

Gambar 4.6. Rangkaian Tata Letak Inverter Pada PLTU Suralaya


Gambar 4.6. menjelaskan pentingnya inverter untuk keandalan sistem

pada PLTU Suralaya. Inverter dapat input dari baterai, charger baterai, dan trafo.
Apabila jaringan tidak terjadi blackout, inverter disupplai dari charger baterai/rectifier
untuk menghidupkan alat alat Pengontrolan PLTU 120Vac, dari trafo SST dan trafo
UST menuju ke charger baterai dan menjadi supplai untuk Inverter. Charger baterai
ini berfungsi untuk mengisi baterai agar tetap full dan apabila terjadi blackout pada
jaringan, inverter akan disupplai dari baterai yang tahannya selama 8 jam, dan apabila
8 jam masih terjadi blackout juga, sumber untuk menghidupkan peralatan yang tidak
boleh mati adalah diesel yang bekerja setelah 10 menit baterai mati.
438.
439. 4.4. Input dan Output inverter DC to AC di PLTU Suralaya
440.

Pada inverter unit 1- 4, semua inputnya berasal dari battery dan battery

charger atau rectifier yang bertegangan 220Vdc dan input by pass nya dari
transformers SST yang bertegangan 380Vac. Pada Gambar 4. adalah input input dari
inverter untuk menyalurkan arus pada sistem pengontrolan pada PLTU.

441.

442.
443.

Gambar 4.7 Input input inverter DC

Keluaran atau outputnya kesemua alat alat pengontrolan pada PLTU

yang bertegangan 120Vac TDB (Turbin Distribution) yaitu Protection Relay Board,
UCD(unit Control Desk) selection 3, Generator Exciter Measuring Board, Control
Power Coolfeeder, Motor Temp Monitor for T/G House, Station MCC #1, Motor
Temp Monitor for Fresh Water Fire Pump, Aux. Relay Board #2, Protection Relay
Board #2, Station MCC #2, Gas and Seal Oil Control Board, Hydrastep #1,
Excitation Cubicle, Turbomaster Cubicle, ATS (Auto Tranfer Switch) Cubicle,

Interlock Relay Board, Metering Board, Turbin and Generator Supervisory Board,
Turbin Start Up Board, Analog Cubicle.

444.
445.

Gambar 4.8 Keluaran Inverter untuk sistem pengontrolan

446. BAB 5
447. KESIMPULAN DAN SARAN
448.

5.1. Kesimpulan

1. Sistem kerja pada inverter 3 phasa di PLTU pada umumnya sama yaitu
mengubah sumber tegangan searah (DC) menjadi keluaran tegangan arus
bolak balik (AC). Namun pada PLTU Suralaya, inverter 3 phasa bukan untuk
menggerakkan motor induksi, tapi hanya untuk mengoperasikan sistem
pengontrolan pada PLTU agar tidak mati dan selalu terkontrol.
2. Pada input inverter PLTU Suralaya menggunakan baterai / ACCU basah,
charger baterrai, dan trafo ESB. Pada output inverter PLTU Suralaya kesemua
sistem pengontrolan yang tidak boleh mati antara lain: pengontrolan pada
turbin dan generator, pengontrolan boiler, ke monitor monitor yang digunakan
untuk sistem pengontrolan, dan lain lain.
3. Proses kerja pada inverter adalah sumber baterai/ACCU basah bertegangan
220Vdc aliran arusnya masuk kedalam inverter 3phasa dan sumber
tegangannya diubah menjadi 120Vac dengan frekuensi tetap 50Hz aliran
arusnya menuju kesemua sistem pengontrolan yang bertegangan 120Vac.
449.

5.2. Saran

1. Inverter pada PLTU Suralaya sangat penting dan harus dioperasikan terus
untuk menjaga sistem pengontrolan. Dan sumber DC yang digunakan inverter
adalah baterai basah, jadi harus perawatan yang lebih dan harus selalu
diperhatikan setiap hari karena sering terjadi kerusakan pada baterainya. Hal
ini untuk mengurangi kerugian untuk pembelian baterai baru.
450.

451.

DAFTAR PUSTAKA

452.
453. [1] FATEC, Inverter School Text, Inverter Practical Course, Mitsubishi Electric
Corporation, Tokyo, Japan, 2006, p.211.
454.

[2] E. Santoso, Analisis Sistem Kerja dari Inverter, Skripsi, 2008.

455.

[3] Daryanto, 2001. Pengetahuan Baterai Mobil. Jakarta: Bina Aksara

456. [4] B. HOLLAND,Modelling, Analysis and Compensation of the Current Mode


Converter, Powercon 11, 1984 Record, Paper H-2.

Anda mungkin juga menyukai