Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Pengaturan Sistem Pneumatik dan Hidrolik

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Frima Setyawan Nur R.


Fida Jazilatur Rohma
Ahmadan Ainul Fikri
Hanif Wigung
Ahmad Nur H.
Eka Pratama Saksono

( 13050874045 )
( 13050874021 )
( 13050874053 )
( 13050874047 )
( 13050874015 )
( 13050874039 )

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2016
I.

Judul Praktikum

Praktikum pneumatik sorting device, turning device, assembly station, flap


control dan diverting device.
II.

Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa bisa merangkai rangkaian pneumatik sorting device,
turning device, assembly station, flap control dan diverting device.
2. Mahasiswa memahami setiap komponen yang digunakan dalam
rangkaian pneumatik sorting device, turning device, assembly station,
flap control dan diverting device.

III.

Dasar Teori
Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai menjadi
energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem
kontrol dan aktuator bertanggung jawab pada sinyal kontrol melalui
elemen kontrol terakhir. Aktuator pneumatik dapat digolongkan menjadi 2
kelompok : gerak lurus dan putar.
1. Gerakan lurus (gerakan linear) :
Silinder kerja tunggal.
Silinder kerja ganda.
2. Gerakan putar :
Motor udara.
Aktuator yang berputar (ayun).
Simbol-simbol aktuator linear

Simbol aktuator gerakan putar

Konstruksi Silinder Kerja Tunggal


Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada
sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston
silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika lubang
pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah penyaring akan
memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder yang
bisa merusak seal.
Apabila lubang pembuangan ini tertutup akan membatasi atau
menghentikan udara yang akan dibuang pada saat silinder gerakan keluar
dan gerakan akan menjadi tersentak-sentak atau terhenti. Seal terbuat dari
bahan yang fleksibel yang ditanamkan di dalam piston dari logam atau
plastik. Selama bergerak permukaan seal bergeser dengan permukaan
silinder.
Gambar konstruksi silinder kerja tunggal sebagai berikut :

IV.

Alat dan Bahan


Alat

V.

1. Service unit with on-off valve

( 1 buah )

2. Manifold

( 1 buah )

3. Single-acting cylinder

( 1 buah )

4. Double-acting cylinder

( 1 buah )

5. 3/2-way single solenoid valve, normally closed

( 1 buah )

6. 5/2-way single solenoid valve

( 1 buah )

7. 5/2-way double solenoid valve

( 1 buah )

8. Relay, 3-off

( 1 buah )

9. Signal input plate, electrical

( 1 buah )

10. Indicator and distributor plate, electrical

( 1 buah )

11. Cabel set, universal

( 1 buah )

12. Electrical power supply unit, 24 V

( 1 buah )

Langkah Kerja
Sorting device

1. Menghubungkan sevice unit with on-off valve ke manifold


dengan selang.
2. Menghubungkan manifold ke saluran no.1 3/2-way single
solenoid valve dengan selang.
3. Menghubungkan saluran no.2 3/2 single solenoid valve ke singleacting cylinder dengan selang.
4. Untuk bagian rangkaian elektris, menghubungkan sumber 24V
kelampu indikator no.1.
5. Menghubungkan lampu indikator ke push button S1, kemudian ke
1Y 3/2-way single solenoid valve.
6. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.
7. Mengganti 3/2-way single solenoid valve dengan 5/2-way single
solenoid valve kemudian menghubungkan saluran no.4 ke singleacting cylinder.

8. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.

Turning device

1. Menghubungkan sevice unit with on-off valve ke manifold


dengan selang.
2. Menghubungkan manifold ke saluran no.1 3/2-way single
solenoid valve dengan selang.
3. Menghubungkan saluran no.2 3/2 single solenoid valve ke singleacting cylinder dengan selang.
4. Untuk bagian rangkaian elektris, menghubungkan sumber 24V
kelampu indikator no.1 dan 2.
5. Menghubungkan lampu indikator ke push button S1, kemudian ke
switch relay K1.
6. Menghubungkan lampu indikator no.2 ke kontaktor relay K1,
kemudian ke 1Y 3/2-way single solenoid valve.
7. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.
8. Mengganti 3/2-way single solenoid valve dengan 5/2-way single
solenoid valve kemudian menghubungkan saluran no.4 ke singleacting cylinder.
9. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.
Assembly station

1. Menghubungkan sevice unit with on-off valve ke manifold


dengan selang.
2. Menghubungkan manifold ke saluran no.1 3/2-way single
solenoid valve dengan selang.
3. Menghubungkan saluran no.2 3/2 single solenoid valve ke singleacting cylinder dengan selang.
4. Untuk bagian rangkaian elektris, menghubungkan sumber 24V
kelampu indikator no.1.
5. Menghubungkan lampu indikator no.1 ke push button S1,
kemudian ke push button S2.
6. Menghubungkan push button S2 ke 1Y 3/2-way single solenoid
valve.
7. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.

8. Mengganti 3/2-way single solenoid valve dengan 5/2-way single


solenoid valve kemudian menghubungkan saluran no.2 dan 4 ke
bagian depan dan belakang double-acting cylinder.
9. Mengamati pergerakan double-acting cylinder.
Flap Control

1. Menghubungkan sevice unit with on-off valve ke manifold dengan


selang.
2. Menghubungkan manifold ke saluran no.1 5/2-way single solenoid
valve dengan selang.
3. Menghubungkan saluran no.4 5/2 single solenoid valve ke singleacting cylinder dengan selang.
4. Untuk bagian rangkaian elektris, menghubungkan sumber 24V
kelampu indikator no.1 dan 2.
5. Menghubungkan lampu indikator no.1 dan 2 ke push button S1
dan S2.

6. Menghubungkan push button S1 dan S2 ke 1Y 5/2-way single


solenoid valve.
7. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.
8. Mengganti single-acting cylinder dengan double-acting cylinder
kemudian menghubungkan saluran no.2 dan 4 ke bagian depan dan
belakang double-acting cylinder.
9. Mengamati pergerakan double-acting cylinder.
Diverting Device

1. Menghubungkan sevice unit with on-off valve ke manifold dengan


selang.
2. Menghubungkan manifold ke saluran no.1 5/2-way double
solenoid valve dengan selang.
3. Menghubungkan saluran no.4 5/2 double solenoid valve ke singleacting cylinder dengan selang.

4. Untuk bagian rangkaian elektris, menghubungkan sumber 24V


kelampu indikator no.1 dan 2.
5. Menghubungkan lampu indikator no.1 dan 2 ke push button S1 dan
S2.
6. Menghubungkan push button S1 ke 1Y 5/2-way double solenoid
valve.
7. Menghubungkan push button S2 ke 2Y 5/2-way double solenoid
valve.
8. Mengamati pergerakan single-acting cylinder.
9. Mengganti single-acting cylinder dengan double-acting cylinder
kemudian menghubungkan saluran no.2 dan 4 ke bagian depan dan
belakang double-acting cylinder.
10. Mengamati pergerakan double-acting cylinder.
VI.

Tabel Data Pengamatan


Sorting Device

No
.

Push
Butto
n
S1

3/2-way
single
solenoide
valve
No.2
Tidak ada
udara
Udara
masuk

1.

Off

2.

On

3.

Off

4.

On

5/2-way single
solenoide valve

Single-acting
cylinder

No.2

No.4

Posisi awal

Maju

Udara
masuk
Tidak ada
udara

Tidak ada
udara
Udara
masuk

Posisi awal
Maju

Turning Device

No
.

1.

Push
Butto
n

Relay

S1

K1

Off

Off

3/2-way
single
solenoide
valve
No.2
Tidak ada
udara

5/2-way single
solenoide valve
No.2

No.4

Singleacting
cylinde
r
Posisi
awal

2.

On

On

Udara
masuk

3.

Off

Off

4.

On

On

Maju

Udara
masuk
Tidak ada
udara

Tidak ada
udara
Udara
masuk

Posisi
awal
Maju

Assemby Station

No
.

Push
Button
S1

S2
Of
f
Of
f

3/2-way
single
solenoide
valve
No.2
Tidak ada
udara
Tidak ada
udara
Tidak ada
udara
Udara
masuk

1.

Off

2.

On

3.

Off

On

4.

On

On

5.

Off

6.

On

7.

Off

On

8.

On

On

Of
f
Of
f

5/2-way single
solenoide valve
No.2

No.4

Udara
Tidak
masuk
ada udara
Udara
Tidak
masuk
ada udara
Udara
Tidak
masuk
ada udara
Tidak ada
Udara
udara
masuk

Singleacting
cylinde
r

Double
-acting
cylinde
r

Posisi
awal
Posisi
awal
Posisi
awal

Maju

Posisi
awal
Posisi
awal
Posisi
awal

Maju

Flap Control
No
.
1.
2.
3.

Push
5/2-way single
Button
solenoide valve
S1 S2
No.2
No.4
Of
Udara
Tidak ada
Off
f
masuk
udara
Of Tidak ada
Udara
On
f
udara
masuk
Off On Tidak ada
Udara

Singleacting
cylinder
Posisi
awal

Double-acting
cylinder
-

Maju

Maju

4.

On

5.

Off

6.

On

7.

Off

8.

On

udara
Tidak ada
On
udara
Of
Udara
f
masuk
Of Tidak ada
f
udara
Tidak ada
On
udara
Tidak ada
On
udara

masuk
Udara
masuk
Tidak ada
udara
Udara
masuk
Udara
masuk
Udara
masuk

Maju

Posisi awal

Maju

Maju

Maju

Diverting Device

No
.

Push
Button
S1

VII.

S2

5/2-way double solenoide valve


1Y
1

Singleacting
cylinde
r

Doubleacting
cylinder

1Y2

No.2

No.4
Tidak
ada
udara

Posisi
awal

1.

Off

On

Off

On

Udara
masuk

4.

On

Off

On

Off

Tidak
ada
udara

Udara
masuk

Maju

Tidak
ada
udara

Posisi
awal

Udara
masuk

Maju

5.

Off

On

Off

On

Udara
masuk

8.

On

Off

On

Off

Tidak
ada
udara

Pembahasan
Sorting Device
Ketika switch tombol ditekan maka akan terjadi aliran arus listrik,
sehingga akan terjadi gerakan pada single acting cylinder, yakni
gerakan maju dan kembali pada posisi semula. Dengan menggunakan
3/2 pada saat switch tombol belum ditekan( posisi normal ), maka
saluran no. 2 terhubung dengan no. 3, namun saat switch tombol

sudah ditekan( posisi aktif ), maka saluran dari no. 1 akan terhubung
dengan no. 2.
Turning Device
Saat switch tombol ditekan, maka akan terjadi aliran listrik dan
dengan adanya catuan tersebut, maka akan mengaktifkan relay, yang
kemudian akan terjadi gerakan pada cylinder, yakni gerakan maju dan
kembali pada posisi semula. Dengan menggunakan 3/2 pada saat
switch tombol belum ditekan( posisi normal ), maka saluran no. 2
terhubung dengan no. 3, namun saat switch tombol sudah
ditekan( posisi aktif ), maka saluran dari no. 1 akan terhubung dengan
no. 2.
Assembly Station
Saat switch tombol S1 ditekan, namun switch tombol S2 tidak ditekan,
maka tidak akan terjadi gerakan pada cylinder, tetapi ketika switch
tombol S1 dan S2 sama sama ditekan, maka akan terjadi gerakan
pada cylinder karena rangkaian tersebut menggunakan prinsip AND,
sehingga cylinder hanya akan bergerak, jika kedua tombol ditekan.
Dengan menggunakan 5/2 pada saat kedua switch tombol belum
ditekan( posisi normal ), maka saluran no. 5 terhubung dengan no. 4
dan saluran no. 2 terhubung dengan no. 1. Pada saat kedua switch
tombol ditekan( posisi aktif ), maka saluran no. 3 terhubung dengan
no. 2 dan saluran no. 1 terhubung dengan no. 4.
Flap Control
Saat switch tombol S1 ditekan, namun switch tombol S2 tidak ditekan
ataupun sebaliknya maka terjadi gerakan pada cylinder kareana
rangkaian tersebut menggunakan prinsip OR, sehingga cylinder dapat
bergerak, walaupun hanya salah satu tombol yang ditekan. Dengan
menggunakan 5/2 pada saat kedua switch tombol belum
ditekan( posisi normal ), maka saluran no. 5 terhubung dengan no. 4
dan saluran no. 2 terhubung dengan no. 1. Pada saat kedua switch
tombol ditekan( posisi aktif ), maka saluran no. 3 terhubung dengan
no. 2 dan saluran no. 1 terhubung dengan no. 4.
Diverting Device
Saat tombol S1 ditekan dan membuat cylinder bergerak maju, maka
jika tombol S2 ditekan, maka akan membuat cylinder bergerak
mundur. Sehingga kerja antara tombol S1 dan S2 berkebalikan.
Dengan menggunakan 5/2 pada saat kedua switch tombol belum
ditekan( posisi normal ), maka saluran no. 5 terhubung dengan no. 4
dan saluran no. 2 terhubung dengan no. 1. Pada saat kedua switch
tombol ditekan( posisi aktif ), maka saluran no. 3 terhubung dengan
no. 2 dan saluran no. 1 terhubung dengan no. 4.

VIII.

Kesimpulan
Sorting Device
Antara switch tombol dan kerja cylinder saling berkaitan satu sama lain,
dimana ketika switch ditekan, maka akan terjadi pergerakan cylinder.
Turning Device
Kerja antara switch tombol, relay, dan gerakan pada silinder saling
mempengaruhi satu sama lain. Dimana ketika switch tombol ditekan,
maka relay akan on, sehingga terjadi aliran arus yang menyebabkan
adanya pergerakan silinder.
Assembly Station
Kerja pada rangkaian menggunakan prinsip AND, dimana ketika salah
satu switch tombol yang ditekan, maka cylinder tidak akan terjadi gerakan.
Cylinder hanya akan bergerak jika kedua switch tombol ditekan.
Flap Control
Kerja rangkaian menggunakan prinsip OR, dimana ketika salah satu
switch tombol yang ditekan, maka cylinder akan terjadi gerakan.
Diverting Device
Kerja antara switch tombol S1 dan S2 mengaktifkan solenoida 1Y1 dan
1Y2, dimana saat S1 untuk gerakan maju pada cylinder, maka S2
digunakan untuk gerakan mundur pada cylinder.

IX.

Daftar Pustaka
Satria, Dhimas. Hidrolik dan Pneumatik. 19 Februari 2016.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/38519516/146758741Diktat-Kuliah-Hidrolik.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1455878926
&Signature=pml%2FBK8%2Bv2ylsDWTcJkZboYrh5U%3D&responsecontent-disposition=attachment%3B%20filename
%3DHidrolik_and_Pneumatik_MES304_Oleh.pdf
SMKN 1 Bangil. ELEKTRO-PNEUMATIK. 19 Februari 2016.
https://ariefwahyupurwito.files.wordpress.com/2008/10/latihan-soalelektro-pneumatik.pdf

Anda mungkin juga menyukai