DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL .................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
ABSTRAK ............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 5
A. Pengertian Membaca ................................................................................... 5
B. Kecakapan Membaca ................................................................................... 5
C. Tujuan Kecakapan Membaca ....................................................................... 8
D. Blended Learning ........................................................................................ 9
E. Facebook Group untuk Pembelajaran Membaca ......................................... 11
BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ......................... 13
A. Subjek Penelitian ....................................................................................... 13
1. Nama dan Lokasi Sekolah ...................................................................... 13
2. Kelas ...................................................................................................... 13
3. Mata Pelajaran........................................................................................ 13
4. Waktu .................................................................................................... 13
B. Deskripsi Siklus Penelitian ........................................................................ 14
1. Rencana ................................................................................................. 14
a. Tindakan Perbaikan ............................................................................ 14
b. Langkah-langkah Perencanaan Perbaikan ........................................... 15
2. Pelaksanaan ............................................................................................ 16
a. Prosedur Pelaksanaan PTK ................................................................. 16
b. Teman Sejawat dan Supervisor ........................................................... 17
c. Prosedur Pembelajaran........................................................................ 17
3. Instrumen Pengamatan/Pengumpulan Data ............................................. 18
a. Instrumen ........................................................................................... 18
b. Data.................................................................................................... 20
4. Refleksi .................................................................................................. 21
a. Kekuatan dan Kelemahan Pra-perbaikan Pembelajaran ....................... 21
b. Kekuatan dan Kelemahan Perbaikan Pembelajaran ............................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa tambahan, kecakapan
membaca merupakan salah satu kecakapan reseptif, disamping kecakapan
mendengar, yang akan mempengaruhi kecakapan produktif siswa. Secara khusus,
kecakapan membaca menjadi input berharga bagi siswa yang akan sangat
mempengaruhi kecakapan menulis mereka. Tali temali hubungan reseptif
produktif tersebut telah menjadikan kecakapan membaca menjadi salah satu
pondasi penting dalam pembelajaran bahasa kedua, dalam hal ini adalah
pembelajaran bahasa Inggris.
Di Indonesia, kecakapan membaca bahkan memperoleh porsi terbesar
dalam pembelajaran bahasa Inggris, baik yang dilakukan guru di dalam kelas
maupun porsi dalam ujian akhir ataupun ujian nasional. Alokasi waktu 2 x 2 jam
pertemuan per minggu untuk pembelajaran bahasa Inggris sejak dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP) seharusnya sudah mampu memberikan banyak input
bagi siswa sehingga mereka bisa memproduksi bahasa dengan cakap pula. Namun
demikian, pada kenyataannya, pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam
kecakapan membaca belum berjalan secara optimal sehingga berdampak pula
pada kecakapan berbahasa lainnya.
Dari pengamatan awal dapat digambarkan bahwa secara umum
pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di kelas VII E masih terkesan monoton
dengan hanya mengikuti prosedur yang tertuang dalam buku paket maupun LKS.
Guru bahasa Inggris kurang mengembangkan prosedur pembelajaran sehingga
menjadi lebih variatif dan lebih bisa dinikmati oleh siswa sementara belum semua
siswa memiliki buku paket atau LKS yang dimaksud. Hal ini tentu saja
mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris
secara keseluruhan. Variasi yang ditemukan hanyalah sebatas pengerjaan tugas
yang dipadu dengan kegiatan penilaian performa individual sehingga banyak
waktu dihabiskan untuk menilai satu persatu siswa. Disamping itu, media yang
tersedia di setiap ruang kelas di SMP Negeri 8 yang berupa proyektor LCD masih
belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru bahasa Inggris. Meski kondisi LCD
tersebut tergolong cukup prima, namun guru cenderung memanfaatkan media
pembelajaran lainnya yaitu papan tulis.
Mengenai kecakapan membaca siswa kelas VII E yang diukur melalui pretest, diketahui bahwa sejumlah 16 orang siswa atau lebih dari separuh peserta tes
mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang
ditetapkan untuk pelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 8 Surakarta adalah 75.
Hal ini mengandung makna bahwa para siswa yang mendapatkan nilai di bawah
75 atau sebanyak 16 orang siswa dianggap belum tuntas sehingga harus
melakukan remidi untuk bisa tuntas. Dengan kata lain, hanya sebanyak 14 orang
siswa yang dinyatakan lulus atau tuntas dengan nilai di atas KKM. Oleh
karenanya, segala upaya perbaikan pembelajaran perlu dilakukan untuk lebih
mengangkat kemampuan siswa sehingga menjadi tuntas ataupun melebihi KKM.
Dari kacamata metodologis, kebanyakan guru bahasa Inggris di Indonesia
cenderung
untuk
tidak
berani
melakukan
inovasi-inovasi
metodologi
sebagai sosial media pada umumnya melainkan sebagai sosial media yang
memiliki keunggulannya tersendiri untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Pemanfaatan sosial media yang bersifat online dalam pembelajaran
tersebut sudah sejak beberapa tahun terakhir menjadi trend untuk dikombinasikan
dengan pembelajaran tradisional yang bersifat tatap muka. Model kombinasi
tersebut dalam berbagai jenisnya kemudian dikenal sebagai blended learning.
Pembelajaran model blended learning ini bervariasi mulai dari yang dominan
(pekat) dengan unsur-unsur online learning sampai dengan yang minimal
sekalipun. Penerapan blended learning tersebut tentunya mempertimbangkan
beberapa hal seperti kebijakan, administrasi, fasilitas, kesiapan pendidik maupun
peserta didik untuk terlibat dalam desain pembelajaran tersebut, dsb.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
2.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini diarahkan untuk
memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
2.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan kemanfaatan bagi
pihak-pihak terkait khususnya siswa, guru, peneliti, peneliti lainnya dan pihak
sekolah.
1. Kecakapan siswa dalam pemahaman membaca akan dapat ditingkatkan dengan
menggunakan facebook group pada lingkungan blended learning tersebut.
2. Guru dapat terus memanfaatkan facebook group pada lingkungan blended
learning tersebut sebagai salah satu alternatif metodologi pembelajaran
membaca.
3. Peneliti dapat terus mengembangkan penelitiannya tentang metodologi
pembelajaran dengan berpijak pada hasil dari penelitian ini.
4. Peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai rujukan untuk lebih
mengembangkan penelitian berdasarkan rekomendasi yang diberikan.
5. Pihak sekolah dapat mendukung guru untuk memanfaatkan hasil dari penelitian
ini serta untuk terus mengembangkan metodologi pembelajarannya agar
tercipta perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Membaca
Membaca diartikan secara berbeda oleh beberapa ilmuwan. Anthony,
Pearson, and Raphael (1993) mendefinisikan membaca sebagai proses
membangun makna melalui interaksi dinamis antara pengetahuan yang dimiliki
pembaca, informasi yang disarankan oleh bahasa tulis serta konteks situasi
membaca. Sementara itu, pemahaman membaca didefinisikan sebagai proses
menguraikan dan membangun makna secara bersamaan melalui interaksi dan
keterlibatan dengan bahasa tulis yang meliputi tiga elemen (Snow, 2001: 1). Tiga
elemen tersebut adalah pembaca, bacaan, dan tujuan kegiatan membaca.
Membaca sebagai sebuah proses tersebut kemudian diperjelas oleh
Reinking dan Scheiner yang dikutip dalam Kustaryo (1988:5) yang mengatakan
bahwa membaca adalah sebuah proses kognitif aktif dalam berinteraksi (dengan)
dan memonitor pemahaman untuk menetapkan makna. Apabila Reinking dan
Scheiner menyebutnya sebagai proses kognitif aktif, maka Carrel (1988: 12)
cenderung mengistilahkannya sebagai proses psikolinguistik yang dimulai dengan
representasi luaran linguistik yang diuraikan oleh penulis dan berakhir dengan
makna yang dibangun oleh pembaca.
Berdasarkan definisi para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses membangun makna yang bersifat kognitif aktif atau psikolinguistik
melalui interaksi dinamis antara pengetahuan yang dimiliki pembaca, informasi
yang disarankan oleh bahasa tulis, dan konteks situasi membaca.
B. Kecakapan Membaca
Dallmann, et al (1974) mengatakan bahwa bantuan perlu diberikan kepada
siswa dalam memperoleh kecakapan seperti mencatat rincian yang mendukung
gagasan pokok, menilai otensitas laporan, dan membuat generalisasi berdasarkan
apa yang dibaca. Oleh karenanya, sejumlah kecakapan membaca dapat
diklasifikasikan sesuai dengan (1) tujuan pembaca, dan (2) panjang serta sifat
bacaan.
a.
b.
bahwa daftar kecakapan mikro dari Richards (1983) telah terbukti bermanfaat
dalam domain penentuan tujuan pembelajaran dan dapat lebih berguna dalam
memaksa pembuat tes untuk lebih berhati-hati mengidentifikasikan tujuan
penilaian khusus. Brown cenderung untuk membagi kecakapan menjadi makro
dan mikro. Kecakapan mikro adalah pada bagian bahasa yang lebih kecil yang
cenderung bottom-up sementara kecakapan makro berfokus pada elemen yang
lebih luas dengan pendekatan top-down. Lebih jauh lagi, daftar kecakapan makro
dan
mikro
memperhitungkan
komponen-komponen
kecakapan
bahasa
(mendengar, berbicara, dsb) yang membuat spektrum kriteria (atau tujuan) untuk
penilaian. Daftar tersebut dapat disusun untuk menyajikan taksonomi kecakapan
yang dapat dipilih untuk menjadi tujuan penilaian (Brown, 2004: 142).
Kecakapan membaca mikro dan makro yang diambil dari Brown (2004:
187-188) adalah sebagaimana disajikan dalam daftar berikut:
a.
b.
informasi baru,
D. Blended Learning
Blended learning diartikan oleh banyak pakar sebagai kombinasi dari dua
pendekatan pedagogis yaitu tatap muka dan e-learning (Garrison and Vaughan,
2008; Arbaugh, Desai, Rau and Sridhar, 2010; Graham, 2006). Meski demikian,
beberapa pakar cenderung mendefinisikannya lebih luas dimana blended learning
adalah percampuran metode penyampaian yang melampaui e-learning maupun
tatap muka dalam rangka mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam dari
siswa yang beragam dalam mata pelajaran yang beragam pula (Mc. Sporran and
King, 2005).
Graham (2006: 4) mengeksplorasi tiga definisi blended learning yang
sering
dikemukakan
pengajaran;
(2)
yaitu:
(1)
mengkombinasikan
mengkombinasikan
metode
media
pembelajaran;
penyampaian
dan
(3)
10
11
12
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Nama dan Lokasi Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Surakarta yang beralamat di
Jl. HOS Cokroaminoto 51 Surakarta (57126), telephone 0271-632947, 657772.
2. Kelas
Penelitian tindakan ini dilaksanakan sebagai perbaikan pembelajaran di
kelas VII SMP Negeri 8 Surakarta. Dari jumlah 6 (enam) kelas paralel, satu kelas
yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian ini adalah kelas VII E yang terdiri dari
32 orang siswa.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang akan diperbaiki pelaksanaan pembelajarannya melalui
penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Bahasa Inggris.
4. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester pertama tahun pelajaran
2013/2014, mulai dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2013 dengan jadwal
kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
1
2
Kegiatan
Studi pendahuluan (pra-siklus)
dan penulisan proposal
Perencanaan Siklus Pertama
dan Kedua
Agus
Sep
Okt
13
Keempat
7
Menulis Laporan
14
R-1
L-1
R-1
L-1
M-1
M-1
rencana
perbaikan
pembelajaran
(RPP)
tersebut
15
2. Pelaksanaan
a. Prosedur Pelaksanaan PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan beberapa
prosedur sebagai berikut:
1) PTK dilaksanakan dalam beberapa siklus perbaikan pembelajaran
untuk memperbaiki satu
yang
teridentifikasi.
2) Berangkat dari masalah pertama yang teridentifikasi, siklus pertama
kemudian dilaksanakan dengan diikuti oleh siklus kedua serta siklus
ketiga (bila perlu) untuk mencapai adanya perbaikan pembelajaran.
3) Siklus ketiga adalah siklus terakhir (maksimal) untuk perbaikan
pembelajaran dari masalah pertama dan diakhiri dengan refleksi atas
berhasil tidaknya upaya perbaikan pembelajaran. Bila perbaikan
pembelajaran sudah tercapai pada dua siklus sebelumnya maka upaya
perbaikan dianggap sudah selesai dan tidak diperlukan untuk
meneruskan siklus perbaikan pembelajaran selanjutnya.
4) Pelaksanaan siklus berikutnya dengan demikian adalah upaya untuk
memperbaiki masalah pembelajaran yang kedua. Maksimal siklus
untuk memperbaiki masalah pembelajaran kedua ini juga sebanyak 3
(tiga) siklus atau bisa dihentikan jika pada siklus sebelumnya dirasa
sudah tercapai perbaikan yang dikehendaki.
16
17
lama karena akan memakan porsi dari kegiatan inti yang lebih penting.
Alokasi waktu untuk kegiatan awal adalah sekitar 5-10 menit.
2) Kegiatan inti merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
terkelompokkan dalam tahapan-tahapan dengan mengikuti metode
pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum atau oleh guru yang
bersangkutan,
dan
bisa
pula
mengembangkan
metodologi
penutup
merupakan
kegiatan
di
penghujung
akhir
18
yang
diperoleh
siswa.
Kedua
bentuk
test
ini
19
b. Data
Data pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari berbagai sumber
data diantaranya sebagai berikut:
1) Guru Bahasa Inggris
Guru Bahasa Inggris pada kelas penelitian ini dapat menjadi informan
atau narasumber untuk penelitian ini dimana banyak hal yang bisa
digali seperti karakteristik siswa, pelaksanaan pembelajaran sebelum
penelitian dan hal-hal terkait lainnya.
2) Peristiwa atau aktivitas pembelajaran
Peristiwa atau aktivitas pembelajaran di dalam kelas Bahasa Inggris
menjadi sumber data yang objektif untuk bisa ditarik banyak data
melalui teknik observasi, terkait metodologi pembelajaran, suasana
kelas, dan lain sebagainya.
3) Tempat atau lokasi kelas
Tempat atau lokasi kelas tempat penelitian merupakan sumber data
yang bermanfaat bagi penelitian tindakan kelas ini untuk bisa ditarik
hubungannya dengan variabel penelitian lainnya.
4) Dokumen RPP dan bahan pembelajaran
Dokumen RPP dan bahan pembelajaran yang biasanya digunakan oleh
guru sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan
sumber data yang menarik untuk dikaji dalam kaitannya dengan
perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui penelitian
tindakan kelas ini.
5) Nilai pre-test dan post-test
Nilai pre-test dan post-test merupakan data kuantitatif yang perlu untuk
dianalisis
untuk
pembelajaran
mengetahui
siswa.
tingkat
Kecakapan
ketercapaian
membaca
siswa
perbaikan
akan
bisa
direfleksikan dari nilai yang diperoleh pada saat pre-test maupun posttest serta perbandingan antara keduanya.
20
4. Refleksi
a. Kekuatan dan Kelemahan Pra-perbaikan Pembelajaran
Analisis kekuatan dan kelemahan sebelum pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dalam sebuah penelitian tindakan kelas sangatlah penting untuk
menjadi dasar pijakan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Kekuatankekuatan yang ada sebelum dilaksanakannya penelitian harus terus dijaga dan
dikembangkan
selama
pelaksanaan
penelitian,
sementara
kelemahan-
Kekuatan
dan
kelemahan
di
akhir
pelaksanaan
perbaikan
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
1. Pra-siklus
a. Perencanaan
Untuk kepentingan pembelajaran bahasa Inggris, Bapak Domas selaku
pengajar bahasa Inggris di kelas VII E mengatakan telah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelumnya. RPP disusun berdasarkan format
yang berlaku di SMP Negeri 8 Surakarta. Dokumen tersebut beberapa diantaranya
disimpan di rumah dan ada juga yang disimpan di meja guru di kantor sekolah.
Ditambahkan oleh Bapak Domas bahwa rencana pelaksanaan pembelajar tersebut
tidaklah menjadi acuan pokok baginya dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai
gantinya, Bapak Domas cenderung memanfaatkan buku paket English in Focus
maupun Lembar Kerja Siswa (LKS) Galaxy. Sebelum pembelajaran, biasanya
Bapak Domas akan membuka kedua bahan pembelajaran tersebut dan
merencanakan pembelajaran berdasarkan kedua bahan tersebut.
b. Pelaksanaan
Kelas VII E terletak di lantai 2 SMP Negeri 8 Surakarta atau tepat di atas
ruang guru. Berukuran 8x8 meter persegi, di kelas itu terdapat 16 meja untuk dua
orang siswa sehingga mampu menampung sekitar 32 siswa. Terdapat pula meja
beserta kursi untuk guru yang berada di depan kelas.
Kegiatan belajar mengajar pada hari Senin tanggal 16 September 2013 itu
dimulai tepat pukul 07.00 WIB dengan pelajaran pertama yaitu pembinaan dari
guru wali kelas. Sementara itu, pembelajaran bahasa Inggris dimulai pada jam
kedua atau pada pukul 07.40. Bapak Domas mulai masuk untuk memulai
pelajaran pada pukul 07.50 atau terlambat 10 menit. Bapak Domas yang juga
salah satu guru wali kelas IX memerlukan waktu sekitar 10 menit tersebut untuk
berjalan dari lokasi perwaliannya di kelas 9 menuju ke kelas VII E.
Pertama kali masuk Bapak Domas memberi salam pembuka dan menyapa
siswa, kemudian Bapak Domas juga mengenalkan secara singkat peneliti dan juga
22
review
kegiatan
pembelajaran,
Bapak
Domas
memberi
23
Please describe this picture. Pak Domas memberi kesempatan kepada siswa
untuk menebak gambar dimaksud dan menuliskannya di papan tulis.
c. Pengamatan/ pengumpulan data
Peneliti melakukan pengamatan pada hari Senin, 16 September 2013 itu
dengan hadir di kelas sebagai partisipan pasif. Dengan menggunakan lembar
pengamatan (observasi), peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar untuk
mendapatkan data yang berupa bahan pembelajaran yang digunakan, tempat atau
lokasi kelas beserta peristiwa atau aktivitas pembelajaran, kegiatan guru dan siswa
selama berlangsungnya pembelajaran, media yang digunakan, dsb.
d. Refleksi
1) Metodologi Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris tersebut, Bapak Domas
telah berhasil melibatkan banyak siswa untuk berpartisipasi dengan cara
penunjukan dan bergiliran maju mempresentasikan hasil pekerjaannya. Melalui
cara seperti ini, mau tidak mau, siap ataupun tidak siswa harus secara bergiliran
mempresentasikan tugas yang diberikan di depan kelas. Ketidaksiapan siswa juga
menjadi penyegaran tersendiri bagi kelas VII E dimana hal ini membuat siswa
yang lain menjadi tertawa. Bapak Domas juga memberikan apresiasi pada
beberapa siswa yang dianggap bagus penampilannya serta menjadikannya sebagai
standar bagi siswa yang lain pada penampilan selanjutnya. Hal ini mampu
memotivasi beberapa siswa untuk menyuguhkan penampilan yang lebih baik.
Kesempatan juga diberikan oleh Bapak Domas pada siswa yang ingin melakukan
remidi untuk menemuinya kapanpun dan dimanapun di lingkungan sekolah.
Pembelajaran bahasa Inggris tersebut dirasa sudah cukup berjalan baik
dalam beberapa hal yang disebutkan diatas, meski demikian prosedur
pembelajaran yang dilakukan Bapak Domas masih terkesan monoton dengan
hanya mengikuti langkah-langkah di dalam buku paket maupun LKS yang
digunakan sebagai bahan pembelajaran. Variasi yang dilakukan hanya sebatas
pengerjaan tugas untuk keperluan penilaian. Nampak pada pelaksanaan
pembelajaran tersebut sejumlah besar siswa diminta untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan sebelumnya.
24
25
2. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada siklus pertama penelitian tindakan kelas ini, penulis merencanakan
untuk masuk ke dalam kelas penelitian dan menyampaikan pembelajaran bahasa
Inggris atau bertindak sebagai partisipan aktif. Sebagai acuan dasar, sebelum
pelaksanaan pembelajaran peneliti terlebih dahulu menyusun rencana perbaikan
pembelajaran (RPP) dan menyampaikannya kepada teman sejawat untuk
mendapatkan masukan-masukan. Di dalam format RPP yang digunakan, penulis
menjabarkan tentang topik pembelajaran, tujuan pembelajaran, prosedur
pembelajaran, media pembelajaran, bahan pembelajaran, penilaian, dsb. Topik
pembelajaran direncanakan menyesuaikan topik pembelajaran yang sedang
berjalan yaitu things in house and school.
Prosedur pembelajaran direncanakan berlangsung dalam tiga tahapan yaitu
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dirincikan menjadi kegiatan guru dan
siswa.
facebook group
26
karenanya penelitian baru bisa dilaksanakan pada sekitar pukul 09.00 dan hanya
berlangsung sekitar 40 menit atau satu jam pelajaran saja. Secara umum kondisi
siswa juga memerlukan penyesuaian setelah sebelumnya berdiri di lapangan
upacara selama dua jam pelajaran atau sekitar 80 menit.
Pada saat sebelum memulai penelitian, Bapak Domas memberikan sedikit
pengantar dan penekanan tambahan bagi para siswa tentang muatan yang
diberikan oleh kepala sekolah pada saat upacara dimana siswa harus secara
sepenuh hati menaati peraturan sekolah serta dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Pengantar tersebut sedikit banyak mampu memotivasi siswa
untuk segera menyesuaikan diri mengikuti kegiatan pembelajaran. Disamping
bahwa pada apel upacara, kepala sekolah juga menyebutkan beberapa nama siswa
di kelas lain yang memiliki poin pelanggaran yang mendapatkan peringatan lampu
kuning dan merah. Hal inilah yang coba ditekankan oleh Bapak Domas sehingga
diharapkan mampu memacu siswa untuk lebih serius dalam belajar. Segera setelah
pengantar diberikan, siswa mempersiapkan buku pelajarannya dan peneliti bersiap
diri di depan kelas untuk memulai pembelajaran.
Setelah membuka kelas dan melakukan rutinitas awal pembelajaran,
peneliti melaksanakan pre-test dengan memberikan lembar soal kepada seluruh
siswa dan meminta mereka untuk mengerjakan di lembar itu juga. Terdapat 10
item soal dimana 5 soal tertulis dan 5 soal lainnya dibacakan secara lisan oleh
peneliti. Item soal tersebut adalah seputar tema things in house and school yang
menjadi tema berjalan pelajaran membaca pada saat itu. Pre-test berlangsung
selama sekitar 5 menit dan kemudian peneliti mengumpulkan kembali lembar soal
dari tangan siswa dan bersiap untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Perlu waktu tidak lebih dari 5 menit bagi peneliti untuk mempersiapkan
perangkat pembelajaran berupa laptop yang dipasangkan dengan proyektor serta
modem sehingga terkoneksi online dan ditampilkan di depan kelas. Peneliti
mempersiapkan 2 modem dengan kartu yang berbeda untuk mengantisipasi
kendala jaringan meski pada saat itu tidak didapati kendala berarti sehingga
cukup hanya dengan mengoperasikan satu kartu. Setelah terkoneksi, peneliti
kemudian membuka situs media sosial facebook dan mengarahkan pada fitur
27
selanjutnya yaitu facebook group kelas VII E serta membuka pula akun khusus
siswa. Proses pengoperasian laptop mulai dari koneksi awal hingga menuju ke
media sosial facebook bisa disimak oleh seluruh siswa karena sudah sebelumnya
terhubung dengan proyektor kelas. Siswa tampak antusias menyimak kegiatan
guru tersebut dan sesekali tersenyum karena media facebook yang digunakan oleh
peneliti tidaklah jauh-jauh dari keseharian mereka.
Setelah masuk di dalam facebook group, peneliti menunjukkan beberapa
status yang telah diposting dimulai dari Peraturan Sederhana Fb Group for
Learning dan kemudian Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Pertemuan
Pertama (lihat gambar 2). Pada beberapa status tersebut, peneliti meminta siswa
untuk membaca secara umum poin-poin di dalamnya. Peneliti juga secara acak
menunjuk beberapa siswa untuk membacanya secara lantang.
28
29
30
Peneliti tidak lupa menyalin hasil pekerjaan mereka di komentar facebook group
beserta nama dan nomor urut siswa yang berpartisipasi (lihat gambar 5).
31
pada
saat
berlangsungnya
kegiatan
pembelajaran
dan
setelah
32
d. Refleksi
1) Metodologi Pembelajaran
Pada pertemuan atau siklus pertamanya, perbaikan pembelajaran dengan
memanfaatkan facebook group pada lingkungan belajar blended learning dirasa
cukup berhasil dalam beberapa faktor pembelajaran tanpa adanya kendala teknis
yang berarti. Dalam hal prosedur pembelajaran, siswa cukup antusias mengikuti
satu persatu setiap kegiatan pembelajaran sebagaimana diharapkan untuk
mencapai pembelajaran yang efektif. Hal ini ditunjang dengan ditampilkannya
perencanaan guru beserta prosedur pembelajaran yang berisi kegiatan guru dan
siswa di awal pembelajaran. Keduanya diunggah pada facebook group kelas VII E
dan ditampilkan ke seluruh kelas melalui proyektor LCD.
Motivasi siswa juga dibangun dan sedikit demi sedikit ditingkatkan
dengan jalan membuka peluang kepada siswa untuk berpartisipasi secara sukarela
dalam pembelajaran. Disamping itu, apresiasi yang diwujudkan dalam pencatatan
nama dan nomor urut siswa yang berpartisipasi pada komentar facebook group
dianggap mampu meningkatkan motivasi siswa untuk selalu aktif berpartisipasi di
setiap kegiatan pembelajaran. Pada beberapa kali kesempatan, peneliti bahkan
harus memilih diantara siswa yang mengangkat tangannya untuk turut
berpartisipasi. Siswa merasa puas setelah berpartisipasi dan dengan bangga
menyebutkan nama dan nomor urutnya ketika ditanya oleh peneliti.
Kendala pembelajaran yang bisa diidentifikasi pada siklus perbaikan
pertama tersebut bersifat dari luar yaitu mengenai waktu pembelajaran.
Sebagaimana digambarkan pada pelaksanaan pembelajaran di atas, 2 jam
pelajaran atau sekitar 80 menit waktu yang seharusnya dialokasikan untuk
pembelajaran bahasa Inggris terpaksa hanya menyisakan 1 jam pelajaran atau 40
menit karena digunakan untuk upacara bendera. Meski demikian, upacara diikuti
apel tersebut sedikit banyak mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan
berdampak dalam pembelajaran bahasa Inggris. Disamping itu, upacara dan apel
tersebut dilaksanakan atas kebijakan sekolah dan memerlukan alokasi waktu lebih
untuk menyoroti isu-isu penting yang berkembang di lingkungan sekolah. Dalam
33
34
25-39
40-54
55-69
70-84
85-100
75
70
65
Mean
Median
Modus
35
3. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Siklus perbaikan pembelajaran kedua ini merupakan tindak lanjut dari
siklus pertama. Kelebihan yang ada pada siklus pertama tetap dipertahankan dan
lebih ditingkatkan atau dikembangkan lagi sementara kelemahannya ditutupi
sedemikian rupa sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif.
Perencanaan selengkapnya dituangkan di dalam RPP dengan komponen yang
sama sebagaimana RPP pada siklus pertama. Sebelum pelaksanaan pembelajaran,
peneliti tidak lupa mencari informasi tentang pelaksanaan upacara bendera yang
diganti dengan pembinaan wali kelas sehingga tidak terjadi penundaan
pembelajaran bahasa Inggris sebagaimana siklus pertama. Pada kesempatan
sebelum pelaksanaan siklus kedua itu peneliti juga menghubungi teman sejawat
yaitu Ibu Enny untuk memastikan kehadirannya sekaligus memberikan instrumen
pengamatan atau observasi.
Terkait dengan penyusunan RPP, terdapat beberapa penyesuaian
diantaranya pelaksanaan tes penilaian dimana pada siklus kedua ini post-test
direncanakan berlangsung di akhir pembelajaran. Tes tersebut dilaksanakan dalam
bentuk pilihan ganda berjumlah 10 item soal pengembangan dari indikator
membaca. Di samping tes penilaian, peneliti juga mempersiapkan tambahan bahan
pembelajaran untuk dilampirkan pada RPP dan sekaligus diunggah di facebook
group kelas VII E. Bahan pembelajaran yang dipersiapkan masih seputaran tema
berjalan things in house and school. Bahan pembelajaran yang diunggah di
facebook group tersebut dalam bentuk file image atau jpeg sebanyak 3 file.
b. Pelaksanaan
Siklus kedua penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 23 September 2013. Pada saat peneliti masuk kelas pada sekitar pukul
07.40 seluruh siswa sudah berada di dalam kelas setelah mengikuti pembinaan
wali kelas pada jam pelajaran sebelumnya. Begitu masuk kelas dan mulai
mempersiapkan perangkat komputer, peneliti mendapati laporan dari beberapa
siswa bahwa proyektor LCD yang akan digunakan tidak bisa berfungsi dengan
baik. Setelah pengecekan dibantu oleh beberapa siswa akhirnya peneliti bisa
36
37
kata baru tersebut serta mencari artinya di dalam kamus untuk disalin di buku atau
di selembar kertas. Setelah selesai kemudian peneliti mengecek pemahaman siswa
pada setiap kata dari bacaan tersebut, seperti misalnya kata pot yang berarti
panci dan lain sebagainya. Siswa yang belum menemukan arti dalam daftar katakata barunya bisa tetap mencari sembari menyimak penelusuran guru dan temanteman yang lain atas kata tersebut. Kegiatan tersebut tercatat di dalam facebook
group sebagaimana dapat dilihat pada gambar 6.
Memasuki pembelajaran inti, peneliti menunjukkan daftar file yang
diunggah di fb group untuk pertemuan kedua sebagaimana dicuplikkan pada
gambar 7. Meski demikian peneliti terlebih dahulu menyisir file satu demi satu
untuk melacak task mana yang belum pernah dikerjakan ataupun dibahas. Dari
konfirmasi dengan siswa, beberapa file yang ditinggalkan pada pembelajaran lalu
karena keterbatasan waktu telah disampaikan oleh Bapak Domas sehingga peneliti
langsung menuju ke file-file baru tersebut. Terdapat tiga file yang ditunjukkan
kepada siswa yaitu file task 6, task 7, dan juga task 8.
38
sekitar
menit
sebelum
berakhirnya
pembelajaran
untuk
pada
saat
berlangsungnya
kegiatan
pembelajaran
dan
setelah
siklus
pertama,
perbaikan
pembelajaran
dengan
40
ditangani dan tidak mengganggu jalannya pembelajaran. Dalam hal tujuan serta
prosedur pembelajaran, siswa menjadi semakin memahami pembelajaran yang
akan dialaminya dengan review yang diberikan oleh peneliti sebelum kegiatan
pembelajaran inti. Review ini terhubung secara online dengan facebook group dan
terproyeksikan di depan kelas melalui LCD. Disamping itu, pemanfaatan media
facebook group untuk pembelajaran pada dasarnya telah memudahkan siswa
untuk bisa melakukan review mandiri kapanpun dan dimanapun.
Motivasi siswa pada siklus kedua ini menjadi semakin terbangun karena
siswa juga semakin mengetahui pentingnya untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran bahasa Inggris yang dibawakan oleh peneliti. Sebagaimana
diketahui siswa kelas VII hanyalah berjarak 1 level dari Sekolah Dasar (SD). Oleh
karenanya tidaklah mudah untuk bisa melibatkan mereka sehingga menjadi aktif
dan sukarela dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini memerlukan perlakuan
khusus dan yang lebih penting lagi adalah adanya kepercayaan dari para murid
kepada guru yang mengajar. Perlakuan khusus yang coba diulang pada siklus
kedua ini adalah dengan pencatatan nama dan nomor urut siswa yang telah
berpartisipasi pada komentar di facebook group. Adapun kepercayaan yang coba
kembali dibangun oleh peneliti adalah menyangkut cara penyampaian feedback
yang diupayakan sedemikian rupa sehingga tidak menghakimi siswa dan betulbetul membelajarkan mereka. Tidak lupa peneliti juga terus menyisipkan katakata motivasi di setiap kegiatan pembelajaran. Sebagai dampaknya, pada siklus
kedua ini siswa sudah tidak canggung lagi untuk berkomentar serta berpartisipasi
dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga peneliti perlu untuk mengatur
distribusinya sehingga merata.
Kendala yang ditemui pada siklus satu yaitu pelaksanaan upacara yang
menyita waktu pembelajaran bahasa Inggris tidak lagi ditemui pada pelaksanaan
perbaikan siklus kedua. Sebelumnya peneliti terlebih dahulu mencari informasi
tentang pelaksanaan upacara yang ternyata digantikan dengan pembinaan wali
kelas. Dari informasi tersebut peneliti kemudian merencanakan pembelajaran
untuk alokasi waktu regular sekitar 2 jam pelajaran atau 80 menit. Pelaksanaan
upacara bendera dengan jadwal yang tidak tetap sedikit banyak mempengaruhi
41
42
6
4
2
0
10-24
25-39
40-54
55-69
70-84
85-100
43
Median
Modus
44
B. Pembahasan
1. Metodologi pembelajaran
Sebelum
pelaksanaan
siklus
pertama,
peneliti
terlebih
dahulu
45
bentuk kegiatan guru dan siswa di facebook group. Kegiatan guru yang berupa
instruksi-instruksi dan juga feedback direkam dengan menggunakan akun pribadi
guru. Sementara itu, kegiatan siswa yang berupa jawaban siswa, pertanyaan,
pendapat dan sebagainya juga direkam oleh guru dengan menggunakan akun
khusus siswa. Tidak lupa pada setiap kegiatan atau feedback siswa tersebut, guru
juga mencantumkan nama dan nomor urut siswa untuk lebih memotivasi mereka
agar tetap terlibat pada kegiatan selanjutnya. Dengan menggunakan cara tersebut,
peneliti dirasa berhasil dalam menjaring keaktifan dari beberapa siswa. Mereka
dengan tidak sungkan-sungkan mengangkat tangannya untuk turut berpartisipasi
sehingga peneliti harus menentukan pilihannya. Di akhir pembelajaran, peneliti
juga mengingatkan siswa bahwa kegiatan pembelajaran pada lingkungan blended
learning pada dasarnya bisa dilakukan pula di rumah selama terkoneksi online.
Oleh karenanya, siswa diminta untuk bergabung dalam facebook group
menggunakan akun pribadinya serta aktif berkegiatan di dalamnya.
Pada pelaksanaan siklus perbaikan selanjutnya yaitu siklus kedua dan
ketiga, peneliti hanya menambahkan beberapa file tugas untuk diunggah di
facebook group. Sebelum pembelajaran inti dimulai atau pada pendahuluan,
peneliti terlebih dahulu mereview pembelajaran sebelumnya dengan menunjukkan
file-file terdahulu. Dengan cara seperti ini pembelajaran dapat menjadi lebih
efektif dan efisien karena bahan untuk mereview sudah tersedia dan terekam di
facebook group sehingga bisa disimak bersama. Disamping itu, motivasi siswa
untuk terus berpartisipasi aktif juga kembali dibangun mengingat kegiatankegiatan terdahulu yang turut direview oleh peneliti. Bentuk review ataupun
reflective teaching semacam inilah yang dirasakan oleh peneliti telah menjadi
kunci keberhasilan dalam pelaksanaan beberapa siklus perbaikan pembelajaran.
46
Disamping itu, rata-rata nilai siswa setelah perhitungan adalah 73, nilai
mediannya 77, dan nilai modus adalah 88. Penilaian serupa kemudian
dilaksanakan pula di akhir pembelajaran siklus kedua dalam bentuk post-test.
Hasilnya, 12 orang siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Dengan demikian,
jumlah siswa yang memiliki nilai di bawah KKM menjadi berkurang sebanyak 4
orang siswa, dari sebelumnya 16 orang menjadi 12 orang. Pengolahan nilai lebih
lanjut menunjukkan bahwa nilai rata-ratanya 75, nilai median 79, sementara nilai
modus 83.
Hubungan mean, median dan modus dari pre-test maupun post-test
tersebut sama-sama menciptakan kurva yang condong ke kanan atau disebut
sebagai kurva negatif. Hal ini disebabkan oleh nilai rata-rata dari keduanya yang
masih lebih kecil dari median dan juga modus. Meski demikian, terjadi
peningkatan dalam hal nilai rata-rata dari sebelumnya 73 atau di bawah KKM saat
pre-test meningkat menjadi 75 atau sama dengan KKM saat post-test. Disamping
itu, dari pelacakan nilai terendah didapati hasil bahwa pada saat pre-test terdapat
dua orang siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu 10, sementara pada saat
post-test hanya terdapat satu orang siswa dengan nilai terendah tersebut. Terlepas
dari bukti-bukti perbaikan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, ternyata
terdapat pula catatan bahwa jumlah siswa yang memiliki nilai tertinggi 100
menurun dari pada saat pre-test sebanyak empat orang menjadi hanya dua orang
pada saat post-test. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang tentu saja
menarik untuk dikaji lebih lanjut.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
1. Metodologi penerapan facebook group pada lingkungan belajar blended
learning
Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti memperoleh
pengalaman
berharga
serta
kesimpulan
tentang
bagaimana
seharusnya
48
49
saat memberikan feedback yang akan direkamnya pula pada komentar di facebook
group. Dalam memberikan status dan komentar tersebut, guru menggunakan akun
facebooknya pribadinya sehingga akan dengan mudah dikenali oleh seluruh siswa
dalam group tersebut.
2) Status dan komentar facebook group dari siswa
Status dan komentar facebook group dari siswa pada dasarnya merupakan
segala bentuk feedback yang diberikan oleh siswa terhadap pembelajaran di dalam
kelas maupun tidak melalui media facebook group pada lingkungan belajar
blended learning. Pada metodologi ini, ada dua macam feedback yang
dikembangkat yaitu feedback langsung maupun tidak langsung. Feedback
langsung adalah feedback yang langsung diberikan oleh siswa melalui status
maupun komentar di facebook group dengan menggunakan akun facebook
pribadinya. Dikarenakan keterbatasan sumber daya atau fasilitas yang tersedia di
dalam kelas, maka feedback secara langsung ini hanya bisa terlaksana di luar
kelas dengan menggunakan fasilitas pribadi masing-masing siswa. Adapun
feedback tidak langsung adalah feedback yang pada dasarnya berasal dari siswa
selama pembelajaran di dalam kelas namun difasilitasi perekamannya oleh guru
dikarenakan keterbatasan fasilitas yang tersedia. Dengan demikian, gurulah yang
bertanggung jawab merekam segala feedback dari siswa selama pembelajaran di
dalam kelas berlangsung. Feedback tersebut bisa berupa jawaban siswa,
pertanyaan siswa, pendapat dan sebagainya. Untuk lebih mengapresiasi feedback
yang diberikan oleh siswa, maka guru perlu mencatat nama dan nomor absen
siswa pada feedback setiap yang diberikannya. Dalam rangka mempermudah guru
dalam merekam feedback tidak langsung siswa ini, disamping pencatatan nama
dan nomor absen kiranya perlu disiapkan pula akun facebook khusus siswa untuk
membedakannya dengan akun guru.
50
51
dilaksanakan. Catatan itu adalah adanya penurunan jumlah siswa yang memiliki
nilai tertinggi 100. Penurunan yang terjadi adalah sebanyak 2 orang, dari
sebelumnya 4 orang siswa yang mendapatkan nilai 100 pada saat pre-test menjadi
hanya 2 orang pada saat post-test.
lainnya
hendaknya
mampu
menindaklanjuti
lebih
jauh
52
juga akan lebih baik lagi jika mampu mengaitkan antara metodologi dengan
faktor-faktor siswa seperti motivasi, interaksi, keterlibatan, dsb.
53
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, H.M.; Pearson, P.D.; and Raphael, T.E. 1993. Reading
Comprehension: A Selected Review. In L.M. Cleary & M.D. Linn (eds.).
Linguistics for Teachers. New York: McGraw-Hill.
Arbaugh, J.B., A. Desai, B. Rau and B.S. Sridhar. 2010. A Review of Research on
Online and Blended Learning in the Management Discipline: 1994-2009.
Organization Management Journal, 7. Retrieved from goo.gl/90hbu,
accessed on Wednesday, October 24, 2012.
Banados, E. 2006. A Blended-learning Pedagogical Model for Teaching and
Learning EFL Successfully Through an Online Interactive Multimedia
Environment. CALICO Journal, 23 (3). Page 533-550.
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to
Language Pedagogy. Second Edition. New York: Addison Wesley
Longman, Inc.
Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment Principles and Classroom
Practices. NY: Pearson Education, Inc.
Burmeister, Lou E. 1974. Reading Strategies for Secondary School Teachers.
Addison-Wesley Publisher.
Carrel, Kathryn. 1988. Reading Instruction for Today. New York: Harper Collin
Publisher
Center for Learning and Performance Technologies. n.d. Using Facebook in
lectures, classes and workshops. Retrieved October 17, 2013, from
http://goo.gl/Yrs61C
Cruz, Rosa Isela Sandoval and Escudero, Moiss Damin Perales. Models of
reading comprehension and their related pedagogical practices: A
discussion of the evidence and a proposal. http://goo.gl/BNxfX
Dallmann, Martha; Rogger, L. Rough; Lynette Y, C. Chang; John J. Deborer.
1974. The Teaching of Reading. 4 th Edition. New York: Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Day, Richard R. and Park, Jeong-suk. 2005. Developing Reading Comprehension
Questions. Reading in a Foreign Language, vol. 17 no. 1, pp. 60-73.
Dewi, Regina. 2008. Improving Reading Ability Using Students Texts.
Unpublished Thesis.
Garrison, D.R., and N. Vaughan. 2008. Blended learning in higher education. San
Francisco: Jossey-Bass.
Graham, C.R. 2006. Blended Learning Systems: Definition, Current Trends, and
Future Directions in Bonk, C.J. and C.R. Graham (ed.). Handbook of
Blended Learning: Global Perspectives, Local Designs. 3-21. San
Fransisco: Pleiffer Publishing.
Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. England:
Longman.
Kustaryo, S. 1988. Reading Technique for College Students. Jakarta: Proyek
Pengembangan LPTK.
McSporran, M. & King, C. 2005. Blended Is Better: Choosing Educational
Delivery
Methods.
Retrieved
November 22,
2012
from
http://hyperdisc.unitec.ac.nz/research/KingMcsporranEdmedia2005.pdf
54
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) -1
A. Identitas
1. Nama Sekolah
2. Mata Pelajaran
3. Kelas/Semester
4. Keterampilan Bhs
5. Genre
6. Tema/Topik
7. Siklus ke8. Alokasi Waktu
B. Standar Kompetensi
Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat.
C. Kompetensi Dasar
1. Membaca nyaring bermakna kata, frasa, dan kalimat dengan ucapan,
tekanan dan intonasi yang berterima yang berkaitan dengan lingkungan
terdekat.
2. Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek sangat
sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat.
D. Tujuan Khusus/ Indikator
Setelah menyelesaikan pelajaran membaca teks deskriptif singkat mengenai
segala sesuatu di sekitar rumah dan sekolah ini, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Membaca nyaring
2. Membaca dengan pengucapan yang benar dan berterima
3. Membaca dengan tekanan dan intonasi yang berterima
4. Menjelaskan makna kata yang dijumpai di dalam teks
5. Menjelaskan makna kata yang dijumpai di lingkungan terdekat (rumah dan
sekolah)
E. Materi Ajar
Terlampir (lampiran 1)
F. Prosedur Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Memberi salam
b. Melakukan penilaian pre-test (lampiran 2)
c. Mengetengahkan topik pelajaran
d. Menjelaskan tujuan dan manfaat pelajaran
e. Perkenalan
56
2. Kegiatan Inti
Tahap
Eksplorasi
Elaborasi
Kegiatan Guru
Mengajukan
beberapa
pertanyaan pendahuluan
kepada beberapa orang
siswa yang berkenaan
dengan topik bahasan
khususnya terkait kondisi
di rumah, seperti: Where
is your house located,
hows your house, etc.
Menunjukkan
media
facebook
yang
digunakan
dan
memperlihatkan kepada
siswa materi pelajaran
yang diunggah serta
dapat diunduh dari media
tersebut.
Perangkat
komputer
terkoneksi
dengan
proyektor
sehingga bisa diamati
seluruh siswa.
Meminta siswa untuk
mencermati gambar yang
tersedia
di
media
facebook tersebut
Meminta siswa untuk
secara
berpasangan
mengerjakan satu persatu
tugas
yang
telah
diunggah
di
media
facebook.
Memberi
kesempatan
siswa untuk secara satu
persatu menyajikan hasil
pekerjaan di depan kelas
dan menuliskannya di
papan
tulis.
Guru
menyalin
pekerjaan
siswa di media facebook.
Meminta
tanggapan
kelas atas pekerjaan yang
telah disajikan di depan
kelas
tersebut.
Tanggapan
juga
Kegiatan Siswa
1 Menjawab pertanyaan guru
sesuai dengan kondisi rumah
masing-masing.
2 Mengamati
cara
memanfaatkan
facebook
pembelajaran.
guru
media
untuk
57
Konfirmasi
4 Menyimak
balikan
(feedback) yang diberikan
guru.
1 Menyimak
balikan
(feedback) menyeluruh atas
kegiatan
yang
telah
dilakukan.
3. Penutup
a. Memberikan tugas atau pekerjaan rumah
b. Menutup pelajaran
G. Media Pembelajaran
1. LCD projector, screen, laptop dan modem.
2. Media sosial facebook (facebook group).
H. Sumber Belajar
1. Artono W., Masduki B., dan Sukirman D. 2008. English in Focus: for
Grade VII Junior High School (SMP/MTs). Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
2. Joko P., Riandi dan Anita P. 2008. Scaffolding: English for Junior High
School Students Grade VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
58
Teman Sejawat,
59
A. Introduction
Self introduction
Hi, my name is and you can call me .
I will be your English teacher for about three meetings here.
I live in Kartasura, Sukoharjo.
I am married and I have three lovely daughters.
I like having interaction in facebook. I can keep in touch with my friends,
meet new people, and also learn through facebook.
Thats all about me. What about you?
Introducing others
Thank you. I would like to introduce our new English teacher. He will
teach us for about three meetings.
His name is and you can call him
He lives in
60
B. Reading Tasks
Answer Keys
1. There are 3 (three) bedrooms
2. No. It is not. The fountain is in front of Mr. Abdulrahmans house.
3. Mr. Abdulrahmans house is located on Jalan Mawar.
4. Yes, it is a big house.
5. No. I dont think so.
61
62
63
64
65
66
67
LAMPIRAN 2: PRE-TEST
A. Item Soal
B. Kunci Jawaban
1. D
2. C
3. B
4. B
5. D
68
B. Standar Kompetensi
Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat.
C. Kompetensi Dasar
1. Membaca nyaring bermakna kata, frasa, dan kalimat dengan ucapan,
tekanan dan intonasi yang berterima yang berkaitan dengan lingkungan
terdekat.
2. Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek sangat
sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat.
D. Tujuan Khusus/ Indikator
Setelah menyelesaikan pelajaran membaca teks deskriptif singkat mengenai
segala sesuatu di sekitar rumah dan sekolah ini, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Membaca nyaring
2. Membaca dengan pengucapan yang benar dan berterima
3. Membaca dengan tekanan dan intonasi yang berterima
4. Menjelaskan makna kata yang dijumpai di dalam teks
5. Menjelaskan makna kata yang dijumpai di lingkungan terdekat (rumah dan
sekolah)
E. Materi Ajar
Terlampir (lampiran 1)
F. Prosedur Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Memberi salam
b. Mereview pelajaran dengan mengecek tugas atau pekerjaan rumah
c. Mengetengahkan topik pelajaran
d. Menjelaskan tujuan dan manfaat pelajaran
69
2. Kegiatan Inti
Tahap
Eksplorasi
Elaborasi
Kegiatan Guru
Mengajukan
beberapa
pertanyaan pendahuluan
kepada beberapa orang
siswa yang berkenaan
dengan topik bahasan.
Menunjukkan
media
facebook
yang
digunakan
dan
memperlihatkan kepada
siswa materi pelajaran
yang diunggah serta
dapat diunduh dari media
tersebut.
Perangkat
komputer
terkoneksi
dengan
proyektor
sehingga bisa diamati
seluruh siswa.
Meminta siswa untuk
mencermati gambar yang
tersedia
di
media
facebook tersebut
Meminta siswa untuk
secara
berpasangan
mengerjakan satu persatu
tugas
yang
telah
diunggah
di
media
facebook.
Memberi
kesempatan
siswa untuk secara satu
persatu menyajikan hasil
pekerjaan di depan kelas
dan menuliskannya di
papan
tulis.
Guru
menyalin
pekerjaan
siswa di media facebook.
Meminta
tanggapan
kelas atas pekerjaan yang
telah disajikan di depan
kelas
tersebut.
Tanggapan
juga
dituliskan di papan tulis
dan disalin guru di media
facebook.
Memberikan
balikan
Kegiatan Siswa
1 Menjawab pertanyaan guru
sesuai dengan kondisi atau
pengetahuan masing-masing.
2 Mengamati
cara
memanfaatkan
facebook
pembelajaran.
guru
media
untuk
4 Menyimak
balikan
70
Konfirmasi
3. Penutup
a. Melakukan penilaian post-test (lampiran 2)
b. Memberikan tugas atau pekerjaan rumah
c. Menutup pelajaran
G. Media Pembelajaran
1. LCD projector, screen, laptop dan modem.
2. Media sosial facebook (facebook group).
H. Sumber Belajar
1. Artono W., Masduki B., dan Sukirman D. 2008. English in Focus: for
Grade VII Junior High School (SMP/MTs). Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
2. Joko P., Riandi dan Anita P. 2008. Scaffolding: English for Junior High
School Students Grade VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
3. Kumalarini, et.al. 2008. Contextual Teaching and Learning: Bahasa
Inggris Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII
Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
71
4. Sri Anitah. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP & UNS Press.
I. Penilaian
1. Jenis penilaian
2. Teknik penilaian
Teman Sejawat,
72
Answer keys
1. Clock
2. Table
3. Book
4. Cupboard
5. Bag
6. Window
7. Chair
8. Pen
9. Door
73
74
75
76
77
78
79
LAMPIRAN 2: POST-TEST
A. Item Soal
B. Kunci Jawaban
6. B
7. D
8. B
9. B
10. C
80
B. Standar Kompetensi
Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat.
C. Kompetensi Dasar
1. Membaca nyaring bermakna kata, frasa, dan kalimat dengan ucapan,
tekanan dan intonasi yang berterima yang berkaitan dengan lingkungan
terdekat.
2. Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek sangat
sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat.
D. Tujuan Khusus/ Indikator
Setelah menyelesaikan pelajaran membaca teks deskriptif singkat mengenai
segala sesuatu di sekitar rumah dan sekolah ini, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Membaca nyaring
2. Membaca dengan pengucapan yang benar dan berterima
3. Membaca dengan tekanan dan intonasi yang berterima
4. Menjelaskan makna kata yang dijumpai di dalam teks
5. Menjelaskan makna kata yang dijumpai di lingkungan terdekat (rumah dan
sekolah)
E. Materi Ajar
Terlampir (lampiran 1)
F. Prosedur Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Memberi salam
b. Melaksanakan penilaian awal
c. Mereview pelajaran dengan mengecek tugas atau pekerjaan rumah
d. Mengetengahkan topik pelajaran
e. Menjelaskan tujuan dan manfaat pelajaran
81
2. Kegiatan Inti
Tahap
Eksplorasi
Elaborasi
Kegiatan Guru
Mengajukan
beberapa
pertanyaan pendahuluan
kepada beberapa orang
siswa yang berkenaan
dengan topik bahasan.
Menunjukkan
media
facebook
yang
digunakan
dan
memperlihatkan kepada
siswa materi pelajaran
yang diunggah serta
dapat diunduh dari media
tersebut.
Perangkat
komputer
terkoneksi
dengan
proyektor
sehingga bisa diamati
seluruh siswa.
Meminta siswa untuk
mencermati gambar yang
tersedia
di
media
facebook tersebut
Meminta siswa untuk
secara
berpasangan
mengerjakan satu persatu
tugas
yang
telah
diunggah
di
media
facebook.
Memberi
kesempatan
siswa untuk secara satu
persatu menyajikan hasil
pekerjaan di depan kelas
dan menuliskannya di
papan
tulis.
Guru
menyalin
pekerjaan
siswa di media facebook.
Meminta
tanggapan
kelas atas pekerjaan yang
telah disajikan di depan
kelas
tersebut.
Tanggapan
juga
dituliskan di papan tulis
dan disalin guru di media
facebook.
Memberikan
balikan
Kegiatan Siswa
1 Menjawab pertanyaan guru
sesuai dengan kondisi atau
pengetahuan masing-masing.
2 Mengamati
cara
memanfaatkan
facebook
pembelajaran.
guru
media
untuk
4 Menyimak
balikan
82
Konfirmasi
3. Penutup
a. Melakukan review pembelajaran
b. Menutup pelajaran
G. Media Pembelajaran
1. LCD projector, screen, laptop dan modem.
2. Media sosial facebook (facebook group).
H. Sumber Belajar
1. Artono W., Masduki B., dan Sukirman D. 2008. English in Focus: for
Grade VII Junior High School (SMP/MTs). Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
2. Joko P., Riandi dan Anita P. 2008. Scaffolding: English for Junior High
School Students Grade VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
3. Kumalarini, et.al. 2008. Contextual Teaching and Learning: Bahasa
Inggris Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII
Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
4. Sri Anitah. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP & UNS Press.
83
I. Penilaian
1. Jenis penilaian
2. Teknik penilaian
3. Alat penilaian
4. Kunci jawaban
Teman Sejawat,
84
85
86
87
88