PENDAHULUAN
aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan
yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunnya kemampuan lingkungan
yang disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak
negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu perencanaan dengan
mempertimbangkan lingkungan. Hal ini kemudian digariskan dalam Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Anlisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL). Peraturan Pemerintah ini kemudian diganti dan disempurnakan oleh
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Dari
paparan di atas maka penulis akan membahas makalah yang berjudul Dampak
Kerusakan Hutan di Kalimantan Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
Arus masuknya budaya luar yang dibawa oleh masyarakat pendatang dalam kegiatan
perkebunan maupun pertambangan dinilai telah mengakibatkan lunturnya nilai-nilai
kearifan lokal. "Ketergantungan dengan pihak luar itu karena prasarana berproduksi
masyarakat yakni berupa lahan kian menyempit, sehingga mereka menjadi tergantung
dengan pihak luar.
Dari berita di atas maka dapat saya simpulkan bahwa dampak dari kerusakan
hutan dikalimantan tengah adalah :
1. Ekspansi sawit oleh perusahaan besar.
Ekpansi sawit berdampak negatif pada :
a) Penyerobotan tanah penduduk
b) Tergusurnya plasma nuftah dan budaya-budaya local
c) Persaingan dengan sumber-sumber pangan local
d) Pengurasan air tanah
e) Pemanasan global karena pelepasan gas-gas rumah kaca; khususnya gas karbon
mono-oksida
f) Eksploitasi buruh, khususnya buruh perempuan.
2. Bencana banjir
Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini, disebutkan
bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya hutan yang berfungsi
sebagai daerah resapan dan tangkapan air (catchment area). Hutan yang berfungsi
untuk mengendalikan banjir di waktu musim hujan dan menjamin ketersediaan air
di waktu musim kemarau, akibat kerusakan hutan makin hari makin berkurang
luasnya. Tempat-tempat untuk meresapnya air hujan (infiltrasi) sangat berkurang,
sehingga air hujan yang mengalir di permukaan tanah jumlahnya semakin besar
dan mengerosi daerah yang dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat yang
lebih rendah sehingga menyebabkan banjir.
Bencana banjir dapat akan semakin bertambah dan akan berulang apabila hutan
semakin mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya akan menimbulkan
kerugian materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi taruhannya.
3. Tanah longsor
4. Hilangnya identitas masyarakat setempat
5. Merugikan keuangan Negara,
Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola hutan dengan lebih baik, jujur dan adil,
pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi yang terjadi adalah
sebaliknya. Akibat lalainya PEMDA maka akan menimbulkan kerugian Negara
hingga 200 triliun-an. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan sektor kehutanan
4
adanya informasi kerusakan hutan yang didapatkan melalui media massa cetak
maupun elektronik ataupun informasi yang berasal dari masyarakat sendiri.
Pemerintah harus melakukannya secara kontinyu dan terus - menerus sehingga
kalaupun ada kerusakan hutan yang dilakukan oleh oknum tertentu dapat segera
diambil langkah yang tepat serta dapat mengurangi akibat bencana/ disaster yang
akan ditimbulkan kemudian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan:
1. AMDAL adalah suatu proses dalam studi formal untuk
memperkirakan
3.2 Saran
Saran saya kepada seluruh lapisan masyarakat ikut peduli dengan hutan yang kita
punya saat ini, peduli dalam artian menjaga dan melestarikan hutan-hutan di kota
Tambun Bungai ini. Jika bukan di mulai dari kita yang menjaganya lalu siapa lagi,
karena mengajak orang-orang dengan ikut berpartisipasi tidak akan sulit jika memang
ada kesadaran diri masing-masing dan niat untuk menjaga lingkungan sekitar. Maka
dari itu jagalah, lestarikan lah hutan milik kita bersama, jangan sampai ada tangantangan nakal yang menjamahnya.