Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generator sinkron merupakan alat pembangkit tenaga listrik utama yang dipakai
untuk mengkonversikan tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. Masalah utama dari
generator ini adalah tegangan keluaran yang berubah-ubah dikarenakan pembebanan pada
terminal keluaran generator. Semakin banyak pembebanan yang diberikan maka tegangan
keluaran generator akan semakin kecil. Karena hal tersebut berpengaruh secara langsung
terhadap sistem kelistrikan maka terdapat suatu alat pensetabil tegangan generator yaitu
AVR (Automatic Voltage Regulator).
Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk
menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang
selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy). Apabila tegangan
output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitacy) dan juga sebaliknya apabila tegangan output
Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus
penguatan (excitacy). Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output
Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan AVR dilengkapi
dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
Pada kerja praktek ini saya akan membahas mengenai sistem eksitasi generator,
yang akan diinjeksikan pada lilitan medan yang bertujuan untuk menaik turunkan
tegangan keluaran generator berdasarkan dari banyaknya pembebanan. Jika beban pada
terminal keluaran bertambah maka tegangan terminal keluaran generator akan berkurang
maka AVR ini akan menaikkan tegangan eksitasi yang bertujuan untuk menaikkan
tegangan terminal keluaran generator dengan maksud untuk mensetabilkan tegangan
keluarannya.

Rumusan Masalah
Dalam Laporan ini akan membahas tentang bagaimana cara pengaturan tegangan
keluaran generator yang selalu berubah-ubah akibat dari perubahan pembebanan.
Pengaturan tegangan keluaran generator ini yaitu dengan menggunakan AVR (Automatic
Voltage Regulator) dengan mengatur arus eksitasi.

1.1

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk menembah pengetahuan dan
wawasan, serta pengalaman sesuai dengan ilmu yang didapat dibangku kuliah, khususnya
dibidang teknik elektro. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui secara umum sistem pembangkitan listrik di UBP Saguling.
2. Mengetahui peralatan-peralatan utama maupun peralatan pembantu di PLTA
Saguling.
3. Mempelajari sistem eksitasi generator di PLTA Saguling.
4. Menganalisa sistem eksitasi di PLTA Saguling.

1.2

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Tempat pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di PLTA Saguling yang terletak

di desa Rajamandala, kecamatan Cipatat kabupaten Bandung. Waktu pelaksanaan kerja


praktek ini dari tanggal 5 Mei 2014 sampai dengan 4 Juli 2014.
PT. Indonesia Power adalah salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN
(Persero) yang didirikan pada tanggal 3 oktober 1995 dengan nama PT. PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada tanggal 3 oktober
2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT. Indonesia Power.
PT. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di
Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa lokasi strategis di
Pulau Jawa dan Pulau Bali serta satu unit bisnis yang bergerak dibidang jasa
pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP).
Unit-unit bisnis pembangkitan tersebut adalah unit bisnis pembangkitan Suralaya,
Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak dan Grati, dan Bali serta unit jasa
pemeliharaan. Kiprah PT. Indonesia Power dalam pengembangan di bidang pembangkit
tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT. Cogindo Daya
Perkasa (saham 99,9%) yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan manajemen energi
dengan penetapan konsep cogeneration and distributed generation, juga PT. Indonesia
Power mempunyai saham 60% di PT. Arta Daya Coalindo yang bergerak dibidang usaha
perdagangan batu bara. Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih
menunjang peningkatan pendapatan perusahaan di masa mendatang.
Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA sistem kaskade dialiran sungai citarum dan
salah satunya adalah PLTA saguling yang lokasinya berada paling hulu. Sedangkan
dibagian hilirnya berturut-turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur. PLTA Saguling
dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam-jam beban puncak didaerah bagian
barat pulau jawa melalui saluran interkoneksi Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan
karakteristik PLTA yang mampu beroperasi dengan cepat (untuk unit pembangkit
disaguling mampu beroperasi 15 menit sejak start sampai masuk kejaringan
2

intekoneksi). Selain itu berfungsi sebagai pengatur frekuensi system dengan menerapkan
peralatan LFC (Load Frequency Control) dan dapat melakukan pengisian tegangan (line
charging) pada saat terjadi black out pada saluran interkoneksi 500 kV Jawa-Bali.
Energi listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan memlalui GITET saguling
dan di interkoneksikan ke sistem se-Jawa dan Bali melalui saluran udara tegangan tinggi
(SUTET 500 KV) untuk selanjutnya melalui GIGI dan gardu distribusi disalurkan
kekonsumen.
Generator di PLTA saguling terdiri dari 4 unit generator berkapasitas 175,18 MW/unit
dan dapat menghasilkan jumlah energi listrik 2,56 x MWH pertahunnya. Total produksi
unit-unit PLTA saguling adalah 700 MW atau 9,3% dari total produksi PT.indonesia
Power (8,470 GW). Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju
kearah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN pembangkit dan
penyaluran jawa bagian barat NO.001.K/030/DIR/1995 tanggal 16 oktober 1995, yaitu
yang semula mengelola 1 unit PLTA ditambah 7 unit PLTA.
Unit-unit yang dikelola unit bisnis pembangkitan saguling yaitu:
Tabel 1.1 Unit Bisnis yang Dikelola PLTA Saguling
NO

PLTA

Tahun Operasi

Daya

Total (MW)

Terpasang
1
2
3
4

5
6
7
8

Saguling
Kracak
Ubrug

1985,1986
1827,1985
1924

4x175,18
3x6,30
2x5,94

700,72
18,90

1x6,48
3x1,08

18,36

Plengan

1950
1922
1982

1x2,02

6,87

1996
1925,1934
1961
1923

1x1,61
3x6,52
3x1,05
3x1,05

19,56
19,20
3,85

1955

1x0,70
2x2,49
2x2,46

9,90

Lamajan
Cikalong
Bengkok dan Dago
P. Kondang

JUMLAH TERPASANG

1.3

797,36

Sistematika Penulisan
Pembahasan laporan kerja praktek ini tersusun atas beberapa bab, sistem laporan

kerja praktek adalah sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, pembatasan masalah, maksud
dan tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang studi literatur mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
konsep dasar pembangkitan listrik tenaga air, pengenalan dasar dan prinsip kerja
peralatan listrik yang ada pada PLTA, sistem kelistrikan PLTA Saguling,
komponen-komponen sistem eksitasi generator PLTA Saguling.
BAB III METODOLOGI SISTEM EKSITASI PLTA SAGULING UNIT 1

Bab ini berisi tentang defenisi sistem eksitasi, konsep dasar sstem eksitasi,
simulasi sistem eksitasi.
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA

Bab ini berisi tentang data-data yang pengamatan serta analisa mengenai sistem
eksitasi generator.
BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai pokok-pokok penting yang diperoleh
selama pelaksanaan kerja praktek di PLTA Saguling PT. Indonesia Power.

Anda mungkin juga menyukai