BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
mencegah terjadinya coking. Jika terjadi coking digunakan rock grab untuk ore
yang menyebabkan terjadinya coking atau menyemprot air untuk melarukan clay
yang menempel.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.1 Peralatan Crushing (a) Grizzly (b) Apron Feeder (c) Jaw Crusher
Ada dua jenis crusher yang digunakan yaitu primary crusher dan secondary
crusher. Primary crusher yang digunakan jaw crusher tipe double toggle dan
cone crusher sebagai secondary crusher. Ore yang masuk ke jaw crusher akan
dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil dari 40 cm. Setelah itu ore akan
ditransportasikan lagi menggunakan conveyor 01 menuju tramp iron magnet yang
berfungsi sebagai penangkap sisa logam-logam yang terbawa dari tambang seperti
bijih besi, paku, baja dan logam pengotor lainnya agar tidak merusak screen dan
tidak merobek belt conveyor. Ore selanjutnya dibawa menggunakan conveyor 02
menuju primary screen yang berfungsi untuk memisahkan ore yang lebih kecil
dari 12.5 mm (undersize) dengan ore yang lebih besar dari 12.5 mm (oversize) .
Jenis primary screen yang digunakan jenis inclined vibrating cone crusher dust
enclosure. Jenis ini memiliki dua deck dengan ukuran deck atas 32 mm dan 16
mm untuk deck bawah yang terbuat dari rubber. Oversize dari primary screen
akan dibawa oleh conveyor 03 menuju cone crusher untuk dihancukan lagi
sehingga ukurannya kurang dari 12.5 mm, setelah direduksi ukurannya ore akan
masuk ke conveyor 01, conveyor 02 dan primary screen.. Sedangkan undersize
dari primary screen masuk ke secondary screen.
g
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.2 (a) Cone Crusher (b) Primary Screen (b) Secondary Screen
Gambar 2.3 Fine Ore Bin (FOB) 1 dan Fine Ore Bin (FOB) 2.
lifter bar dan shell plate. Akibat adanya lifter bar ini muatan yang ada di dalam
ballmill akan terangkat saat ballmill berputar. Bagian lifter bar yang ada
lengkungannya atau yang tidak ada bagian miring, merupakan bagian yang
berfungsi untuk mengangkat muatan di dalam ballmill.
Umpan dalam ball mill I berasal dari FOB I melalui belt conveyor 05 dengan
pengumpan mill feeder, selain itu umpan lain yang masuk ke dalam ball mill yang
berasal dari (Fine Stock Tank) Thickener, underflow cyclone dan endapan Inline
Leach Reactor (ILR). Sedangkan ball mill II berasal dari FOB 2 melalui belt
conveyor 06 dengan proses yang sama seperti pada FOB 1.
Parameter parameter yang harus dijaga dalam proses milling adalah :
1. Ukuran bijih hasil gerusan 80% yang berukuran 200 mesh atau 7410-3
agar derajat liberasi dari logam berharga dapat ditingkatkan.
2. Bijih dari belt conveyor 05 dan 06 sebelum masuk ke milling proses,
ditambah lime (kapur) untuk mengatur pH antara 10.0 10.5 pada proses
leaching. Jika pH kurang dari rentang tersebut maka kemungkinan
terbentuk asam sianida saat proses leaching dan jika kelebihan akan
menyebabkan terbentuknya H2O2 yang akan menyebabkan reaksi leaching
menjadi lambat.
3. Persen solid harus berkisar antara 38% - 42%
Di ujung ball mill terdapat trommel screen yang memisahkan produk dari ball
mill antara oversize dan undersize dengan bantuan spray water. Oversize dari
trommel screen pada plant 1 akan diangkut menggunakan wheel loader ke hopper
dan dimasukan kembali ke conveyor 05 menuju ball mill lagi. Sedangkan pada
plant 2 akan langsung dimasukkan ke conveyor 06. Sedangkan undersize-nya
berupa slurry akan ditampung di sump discharge ballmill, lumpur itu akan
dipompakan ke mill cyclone. Di mill cyclone akan terjadi pemisahan antara fraksi
kasar dan fraksi halus akibat gaya sentrifugal dan gaya tangensial. Underflow atau
fraksi kasar dari mill cyclone akan dikirim kembali ke ballmill, sedangkan
overflow atau fraksi halus akan dikirim ke tangki leaching setelah melalui trash
screen untuk memisahkan slurry dari pengotor-pengotorya.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.4 (a) Ball Mill (b) Mill Cyclone (c) Trash Screen
2.1.3 Leaching
Leaching merupakan proses pelarutan emas dari bijihnya menggunakan
pelarut tertentu. Proses leaching yang dilakukan oleh PT Antam Tbk, UBPE
Pongkor merupakan agitation leaching yang menggunakan pelarut sianida yang
diperoleh dari hasil pelarutan natrium sianida (NaCN) dengan di mixing Tank.
Persamaan reaksi pada proses leaching adalah sebagai berikutnya:
4 Au + 8 NaCN + 02 + H2O
4 NaAu(CN) + 4 NaOH
4 Ag + 8 NaCN + 02 + H2O
4 NaAg(CN) + 4 NaOH
Pada masing-masing plant waktu tinggal slurry dalam tangki leaching selama
15 jam. Pada tangki leaching terjadi reaksi antara larutan sianida dengan logam
Au, Ag dan logam-logam lain seperti Fe, Cu, Ni, Zn, Cd, dan Co yang merupakan
impurities. Adanya impurities meningkatkan kebutuhan sianida bebas (CN) untuk
melarutkan logam berharga dalam bijih.
Parameter utama pada proses leaching adalah :
10
Konsentrasi Sianida
Konsentrasi sianida bergantung kadar bijih emas atau ore. Semakin tinggi
kadar logam berharga dalam ore maka konsentrasi sianida yang digunakan
semakin tinggi. Untuk mengolah ore dengan kadar emas 5-7 gpt diperlukan 700750 ppm sianida.
HCN(g) + OH-
Persen solid pada tangki leaching pada rentang 38%-42%. Jika persen solid
dibawah 38% menunjukkan larutan encer dan bijih emas yang bereaksi dengan
sianida terlalu sedikit. Sedangkan jika persen solid-nya di atas 42% akan
mengurangi oksigen yang terlarut dan selain itu jika persen solid yang tinggi akan
membutuhkan energi yang lebih besar untuk pengadukan.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam tangki leaching antara 3-7 ppm. Jika
konsentasi oksigen terlarut dkurang dari 3 ppm, slurry akan mengental dan kontak
antara logam berharga dalam bijih dengan reagen leaching sulit terjadi. Oksigen
terlarut ini berasal dari kompressor dan dialirkan melaui distributor pada shaft
agitator.
Waktu tinggal
Pada plant 1 terdapat dua buah leaching tank yang berkapasitas 340 m3 dengan
waktu tinggalnya yaitu 7.5 jam. Sedangkan pada plant 2 memiliki satu buah
11
leaching tank yang berkapasitas 1000 m3 dengan waktu tinggal 15 jam. Jadi
masing-masing waktu tinggal pada plant 1 maupun plant 2 yaitu 15 jam.
Ca[C Au (CN)2]2
2[Ag(CN)2-] + Ca2+ + C
Ca[C Ag (CN)2]2
Pada plant 1, tangki leaching berkapasitas 290 m3 yang terdiri dari 5 tangki.
Sedangkan untuk plant 2 berjumlah 7 tangki dengan tangki CIL 1 dan CIL 2
dengan kapasitas 340 m3 dan tangki CIL 3 sampai CIL 7 dengan kapasitas 290 m3.
Tangki CIL dilengkapi dengan carbon interstage screen (ukuran bukaan 0.8
mm) tipe kambalda screen yang berfungsi untuk mencegah agar karbon tidak ikut
bersama dengan aliran overflow slurry ke tangki berikutnya, sehingga slurry tetap
akan mengalir ke tangki berikutnya melalui launder (talangan). Distribusi karbon
aktif ini berlawanan arah (Cunter current) dengan aliran surry yaitu untuk plant 1
dimasukkan dari tangki CIL 7 baru kemudian masuk tangki CIL 6 dan seterusnya
sampai ke tangki CIL pertama dengan cara menggunakan carbon forwarding
pump untuk memompakan karbon tersebut. Aliran ini dirancang untuk mencapai
distribusi karbon di tangki CIL sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
Tujuan dari dari penambahan fress carbon di tangki CIL terakhir agar
penyerapan ion Au/Ag kompleks lebih efektif, karena kandungan Au-Ag di tangki
12
CIL terakhir paling rendah sehingga diharap kandungan Au-Ag di tangki CIL
terakhir seluruh ion Au-Ag kompleks dapat diadsorpsi olek fresh carbon yang
masih tinggi tingkat absorbsinya. Distribusi karbon di tangki CIL awal dan akhir
sekitar 30 gr/L, sedangkan di tangki CIL tengah sekitar 8 gr/L.
Pada prosesnya, umpan yang masuk ke tangki CIL berupa overflow dari
tangki leaching melalui launder, slurry mengalir dari tangki CIL 1 sampai ke
tangki CIL berikutnya. Pada tangki terakhir CIL ini di pasang carbon safety
screen lubangnya jenis square straight yang berukuran 0.5 mm. Carbon safety
screen bertujuan untuk mengurangi hilangnya carbon yang ikut terbawa oleh
aliran slurry ke thickener.
Karbon yang keluar dari tangki CIL 1 (diharap memiliki kandungan emas 700
ppm-1000 ppm di pompa ke loaded carbon surge bin yang terlebih dahulu
melewati loaded carbon screen. Setelah melewati loaded carbon screen karbon
kaya masuk ke surge bin yang berkapasitas 6 ton, sedangkan cairan yang ikut
bersama karbon akan di kembalikan ke tangki CIL pertama masing-masing plant.
2.2.2 Elution
Elution merupakan proses pelepasan emas dari karbon yang telah dimasukkan
di tangki CIL. Metoda elution yang dipakai di UBPE Pongor adalah Anglo
13
14
Tahap pencucian ini dilakukan dengan air panas yang bertujuan untuk
mengeluarkan pengotor yang terlarut oleh HCL dari column. Air yang digunakan
berasal dari fresh water tank yang terlebih dahulu melewati RHE (Recycle Heat
Exchanger) dan PHE (Plate Heat Exchanger) untuk dipanaskan. Panas dalam
PHE dihasilkan dari glycol yang dipanaskan oleh elution heater sedangkan RHE
belum panas karena belum ada larutan yang keluar dari elution column. Air hasil
dari pencucian keluar dari valve discharge elution column dan dialirkan ke tangki
terakhir CIL adsorbtion. Pada tahap ini dilakukan sampling pada saat akhir tahap
1 atau menit awal tahap 2 dan sampling kedua dilakukan saat menit terakhir.
3. Tahap pre-treatment (pre-soak)
Pada tahap ini, emas dan perak mulai terlepas dari karbon dengan cara
melemahkan ikatan antara senyawa kompleks emas dan perak dengan karbon.
Prosesnya berlangsung dalam column dengan cara loaded carbon disemprot
dengan larutan caustic cyanide, yang merupakan campuran antara caustic (NaOH)
dan cyanide (NaCN) yang dilarutkan dengan air dalam caustic cyanide tank yang
dilengkapi dengan agitator. Konsumsi masing-masing reagent adalah 200-250 kg
NaOH, 200-250 kg cyanide dan selebihnya air untuk mencapai cyanide strenght
antara 30.000 35.000 ppm atau masing-masing 3% NaOH dan 3% NaCN
dengan Ph larutan sebesar 12,8. Larutan caustic cyanide melewati PHE untuk
dinaikkan temperatur sampai 90-110 C. Penyemprotan dengan caustic cyanide
ini bertujuan untuk melemahkan ikatan kompleks Au/Ag dengan karbon dan
tujuan dari pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi.
4. Tahap Pendaur Ulangan Eluate (Recycle Elution)
Tahap ini merupakan puncak tahap pemisahan senyawa kompleks emas dan
perak oleh air dari karbon. Senyawa kompleks emas dan perak dilarutkan oleh
recycle water yang masuk ke dalam column. Hasil dari proses recycle elution
masuk ke dalam eluate tank yang merupakan larutan kaya atau larutan elektrolit.
Reaksi : [C-Au(Au)]n + nNaCN = nNa+ + n[Au(CN)2]- + C
C-OH +OH- = [C-O]- + H2O
15
Sebelum masuk ke eluate tank larutan kaya terlebih dahulu melalui suatu
saringan electrolyte filter. Alat ini terdiri dari dua buah filter yang berfungsi untuk
menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh larutan sebelummasuk ke recycle
tank dan eluate tank.
16
(a)
(b)
(c)
17
Gambar 2.6 (a) Column (b) Eluate Tank (c) Elution Heater
2.2.3 Elektrowining
Electrowinning adalah proses pengambilan logam-logam yang terkandung di
dalam air kaya dengan cara prinsip elektrolisa, yaitu mengendapkan logam yang
diinginkan dari larutan kaya dengan memberikan arus lisrik searah pada elektroda
yang digunakan sehingga terjadi proses reduksi dan oksida. Proses ini bertujuan
mengambil Au dan Ag yang terkandung dalam larutan kaya. Dari eluate tank,
larutan kaya akan di pompa menuju electrowinning cells dengan menggunakan
eluate pump dengan laju aliran 1 m3/jam. Electrowinning terdiri dari lima bak
electrowinning yang dipasang secara parallel, dimana pada setiap bak
electrowinning terpasang 11 wire mesh anode sebagai kutub positif dan 10 wire
mesh cathode sebagai kutub negatif. Wire mesh anode berbentuk segi empat
dengan lubang-lubang yang lebih besar dari lubang-lubang katoda. Wire mesh
anode dan wire mesh cathode terbuat dari bahan SS-316. Pada setiap bak
electrowinning dilengkapi
mengubah arus AC menjadi arus DC. Pada prosesnya digunakan arus listrik
sebesar 1100-1200 Ampere dan tegangan 8 Volt.
Larutan kaya yang telah diambil logam emas dan peraknya disebut spent
electrolyte. Au dan Ag yang terkandung dalam larutan kaya akan menempel pada
katoda. Hal ini karena Au dan Ag bermuatan positif, sedangkan katodanya
bermuatan negatif. Pada katoda, tidak hanya ion Au dan Ag yang tereduksi
menjadi bentuk solid (cake) akan tetapi terdapat logam pengotornya lain yang ikut
tereduksi menjadi bentuk solid, sedangkan pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi
yaitu perubahan ion OH- menjadi H2O.
Reaksi elektrolisis yang terjadi pada proses electrowinning :
Anoda : 2OH-
O2 + H2O + 2e-
2Au + O2 + H2 + 4CN-
2Au + O2 + H2 + 4CN-
18
Pelepasan cake dari batang katoda dilakukan dengan menyemprotkan air pada
batang katoda, air sisa penyemprotan di tampung di dalam spent sump. Sedang
overflow dari electrowinning cells akan masuk ke dalam spent return sump
sebagai barren solution dengan kandungan Au kurang dari 2 ppm dan Ag kurang
dari 20 ppm. Barren solution masuk ke dalam cyanide holding tank yang akan
digunakan sebagai make up cyanide karena masih mengandung emas sianida
sebesar 3000 ppm dan digunakan untuk menaikkan pH di tangki leaching
pertama.
19
dituangkan ke dalam cetakan (bullion morgan). Komposisi dore bullion adalah 715% dan 80-92%, kurang dari 2% dan memiliki dimensi 15 250 330 mm3.
Pengotor (slag) yang terbentuk pada saat proses peleburan berupa kalsium
karbonat, dan boraks dipisahkan dari logam cairnya dengan cara manual.
Pemisahan dengan cara manual ini mengakibatkan kemungkinan terbawanya
emas dan perak pada slag dengan peleburan menggunakan monarch furnace.
Peleburan slag biasanya dilakukan setelah beberapa kali peleburan utama. Setelah
dilebur, slag didinginkan dan dipisahkan dari pengotornya. Logam Au dan Ag
yang dihasilkan selanjutnya diikut sertakan bersama peleburan utama, sedangkan
slag akan dikirimkan ke ball mill untuk digerus bersama dengan ore.
Setiap selesai peleburan dore bullion akan dikirimkan ke Unit Bisnis
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPPLM) di Pulogadung, Jakarta
untuk dipisahkan dan dimurnikan antara emas dan perak.
20
1 dan slurry thickener 2 adalah sebesar 500 ton/hari untuk plant 1 dan 700
ton/hari untuk plant 2.
Komponen-komponen tahap ini meliputi:
1. Thickener 1
Thickener 1 adalah berfungsi untuk mengendapakan slurry dari overflow
tangki CIL terakhir. Umpan thickener 1 merupakan slurry tangki 7 plant 1 dengan
kandungan sianida 200-300 ppm, Ph 9-10, persen solid 30-35%, kadar Au lebih
kecil dari 0.02 ppm dan Ag lebih kecil dari 1 ppm. Sedangkan pada tangki 8 plant
2 dengan kandungan sianida 200-300 ppm, Ph 9-10, persen solid 30-35%, kadar
Au lebih kecil dari 0.02 ppm dan Ag lebih kecil dari 2 ppm. Pada thickener 1
ditambahkan zat flokulan disesuaikan dengan karakteristik limbah yang akan di
olah. Overflow thickener 1 dengan kandungan SS 500 ppm, menjadi feed untuk
thickener 2 melalui thickener overflow tank, sedangkan underflow dengan 50-60%
solid masuk ke tangki detoksifikasi 1.
21
22
23
Tailing dam merupakan tempat pembuangan akhir tailing yaitu bijih yang
sudah diambil emas dan peraknya. Sebelum tailing dialirkan ke tailing dam,
tailing akan melewati bak sedimentasi tanpa melibatkan bahan kimia. Overflow
bak sedimentasi akan dialirkan ke tailing dam, sedangkan lumpurnya akan
disimpan dibagian pinggir bak kemudian diangkut oleh dump truck untuk
disimpan di backfill dam. Tailing dam dilengkapi dengan Seepage Collection
Dam (SCD) yang terletak dibawah tanggul dam tersebut dan berfungsi sebgai
penampung resapan air limbah tailing dam. SCD dilengkapi sumur pantau
sebanyak tiga buah berfungsi memantau pengaruh cemaran tailing dam terhadap
air tanah. Kualitas dipantau setiap shift dan dianalisa di laboratorium Sucofindo
setiap 3 bulan.
24
IPAL tambang merupakan unit pengolahan air limbah yang berasal dari proses
penambangan. Hasil dari proses pengolahan air limbah di IPAL tambang adalah
fresh water yang digunakan kembali pada proses pengolahan dan pembersihan
pabrik, seperti penyemprotan conveyor dan spray water di crushing. Limbah cair
yang berasal dari kegiatan pertambangan akan masuk ke settling pond dimana
material yang kasar dapat mengendap. Hal ini bertujuan agar mengurangi beban di
effluent treatment tank. Overflow settling pond dialirkan ke effluent treatment tank
melalui pipa dengan debit 5 m3/menit. Aliran underflow ditambahkan koagulan
dan flokulan yang berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan padatan
terlarut. Proses yang terjadi pada tangki effluent (juga pada IPAL Cikaret)
dilakukan dengan tujuan mencapai standar yang telah ditetapkan berdasarkan
KEPMEN LH No.202 Tahun 2004.
Pada IPAL tambang ditambahkan hidrogen peroksida (H2O2) untuk
mengoksidasi sianida agar membentuk sianat yang lebih aman dan stabil di
lingkungan dengan katalis tembaga sulfat (CuSO4) untuk mempercepat reaksi
serta koagulan dan flokulan untuk membantu proses pengendapan lumpur. IPAL
tambang juga melayani pengolahan limbah domestikpabrik misalnya kegiatan
dapur, mandi dan laboratorium.air limbah dialirkan melalui parian di sekeliling
pabrik. Outlet effluent treatment tank dialirkan ke decant pond yang kemudian
overfow-nya dialirkan ke sungai Cikaniki dan sebagian dialirkan ke pabrik sebagai
fresh water, sedangkan underflow-nya masih mengandung Au dan Ag dengan
kadar tinggi dimasukkan ke fine pond ST 12 lalu ke FST thickener.
2. IPAL Cikaret
Fungsi
IPAL
Cikaret
yaitu
sebagai
tempat
penghancur
sianida
25
penambahan H2O2 6%, CuSO4 0.4%, flokulan 0.4% dan koagulan curah 1%.
Setelah ditambahkan reagent diatas maka air limbah yang telah diolah akan
dialirkan ke decant pond dan overflow-nya dialirkan ke sungai Cikaniki
sedangkan underflownya diangkut dengan dump truck kepinggiran pond.
(a)
(b)
26
BAB III
KESIMPULAN
1. Proses Pengolahan Bijih Emas di PT Antam Tbk, UBPE Pongkor meliputi 3 unit
proses yaitu unit sianidasi , unit recovery, dan unit tailing treatment.
2. Parameter utama pada proses leaching yaitu konsentrasi sianida antara 700-750,
pH operasi pada tangki leaching 10.3-10.8, persen solid pada tangki leaching
38%-42%, konsentrasi oksigen terlarut dalam tangki leaching antara 3-7 ppm,
waktu tinggal pada plant 1 maupun plant 2 yaitu 15 jam dan temperatur pada
leaching tank biasanya pada temperatur 300-330C.
3. Tahapan tahapan elution meliputi tahap pencucian dengan asam (acid wash),
tahap pencucian air (water fresh), tahap pre-treatment (pre-soak), tahap pendaur
ulangan eluate (recycle elution), tahap water Elution dan
tahap pendinginan
(cooling)
4. Electrowinning adalah proses pengambilan logam-logam yang terkandung di
dalam air kaya dengan cara prinsip elektrolisa, yaitu mengendapkan logam yang
diinginkan dari larutan kaya dengan memberikan arus lisrik searah pada elektroda
yang digunakan sehingga terjadi proses reduksi dan oksida. Au dan Ag yang
terkandung dalam larutan kaya akan menempel pada katoda. Hal ini karena Au
dan Ag bermuatan positif, sedangkan katodanya bermuatan negatif.
5. Proses smelting merupakan proses pemisahan logam emas dan perak alam bentuk
cake dari slag (pengotor) pada titik leburnya dengan bantuan reagent flux
(boraks).
6. Pengelolaan limbah bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan
kerusakan
lingkungan,
memulihkan
kualitas
lingkungan
tercemar,
dan
27