Anda di halaman 1dari 2

Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada

Universitas Airlangga untuk


digunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

Tim Peneliti : dr. Isa Ansori

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN DEBU KAPAS DENGAN JUMLAH


SEL EOSINOFIL DARAH DAN PERUBAHAN FAAL PARU PADA
PEKERJA PABRIK PEMINTALAN KAPAS
Abstrak :

ABSTRAK KARYA AKHIR


HUBUNGAN ANTARA PAPARAN DEBU KAPAS DENGAN JUMLAH SEL EOSINOFIL DARAH DAN
PERUBAHAN FAAL PARU PADA PEKERJA PABRIK PEMINTALAN KAPAS
(STUDI KLINIK PENYAKIT PARU KERJA)
Isa Ansori, Winariani
Latar Belakang
Penyakit paru kerja dapat terjadi pada pekerja yang bekerja dengan paparan debu kapas adalah bisinosis
dan asma kerja. Bisinosis adalah istilah yang menggambarkan perasaan tertekan di dada karena paparan
debu kapas, perasaan ini timbul terutama pada hari pertama kembali bekerja setelah istirahat akhir
minggu. Asma kerja adalah salah satu bentuk asma disebabkan atau diperberat oleh bahan di lingkungan
kerja. Patogenesis bisinosis belum jelas dan multifaktorial, salah satu teori yaitu tentang mekanisme
kemotaksis menerangkan bahwa serat kapas yang terhirup akan difagosit oleh makrofag alveolus, ini akan
merangsang timbulnya eosinofil dijaringan yang menginduksi pelepasan mediator inflamasi sehingga
dapat menimbulkan bronkokonstriksi saluran nafas.
Metode
Jenis penelitian ini adalah studi analitik cross-sectional, sampel penelitian adalah pekerja bagian
pengolahan kapas pada pabrik pemintalan kapas
PT “X” di Gresik yang dipilih secara random berdasarkan kriteria inklusi sebanyak 40
karyawan paparan berat, 40 karyawan paparan ringan dan kontrol sebanyak 20 orang bagian
administrasi, kemudian dilakukan wawancara pengisian kuesioner serta pemeriksaan eosinofil darah, faal
paru sebelum dan sesudah bekerja.
Hasil
Pemeriksaan kadar debu ditempat kontrol didapatkan 0,333 mg/m3, paparan ringan didapatkan 3,480
mg/m3 dan paparan berat didapatkan 5,333 mg/m3, ini lebih besar dari yang disaratkan oleh kelompok
studi World Health Organisation (WHO). Dari kuesioner, bisinosis ditemukan 11 (27,5%) kriteria
C½, 2 (5,0%) C1, dan 1 (2,5%) C2 dari 40 karyawan paparan berat, 11 (27,5%) C½ dan 1
(2,5%) C1 dari 40 karyawan paparan ringan sedang pada 20 karyawan kontrol tidak dijumpai adanya
bisinosis, secara statistik terdapat perbedaan bermakna p = 0,011 dan CI = 95%. Asma kerja didapatkan
pada 10 karyawan (50%) kelompok kontrol, 22 (55%) kelompok paparan ringan dan 26 (65%) kelompok
paparan berat dan secara statistik tidak ada perbedaan bermakna p = 0,236 dan CI = 95%. Jumlah sel
eosinofil mengalami peningkatan sebelum dan sesudah bekerja, secara statistik terdapat perbedaan
bermakna pada ketiga kelompok p < 0,001 dan CI = 95%. Nilai faal paru terdapat penurunan saat
sebelum dan sesudah bekerja pada ketiga kelompok, secara statistik tidak ada perbedaan bermakna p >
0,05 dan CI = 95%.
Kesimpulan
Terdapat hubungan bermakna antara paparan debu kapas dengan jumlah sel eosinofil dan perubahan faal
paru.
Kata kunci : paparan debu kapas; bisinosis; asma kerja; jumlah sel eosinofil; perubahan faal paru.

Page 1

Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untuk
digunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

Tim Peneliti : dr. Isa Ansori

Keyword :
paparan debu kapas; bisinosis; asma kerja; jumlah sel eosinofil; perubahan faal paru.

Page 2

Anda mungkin juga menyukai