Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI TRANSAKSI-TRANSAKSI DALAM LAPORAN KEUANGAN


DAERAH

Anggota Kelompok :
Ernatalia Sari
Gadis Cornelia A.
Ratika Hanna
Faradina Berlian P.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Brawijaya
2014

| Akuntansi Sektor Publi k

AKUNTANSI TRANSAKSI-TRANSAKSI DALAM LAPORAN KEUANGAN


DAERAH
1. LAPORAN ARUS KAS DAN ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan
bahwa laporan keuangan pemerintah daerah terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Laporan realisasi anggaran,


Laporan perubahan saldo anggaran lebih,
Neraca,
Laporan operasional,
Laporan perubahan ekuitas,
Laporan arus kas,
Catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan sendiri merupakan penjelasan

naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi
anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan
operasional, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Sesuai
dengan tujuan dari pelaporan keuangan pemerintah yakni menyajikan
informasi

yang

bermanfaat

bagi

para

pengguna

dalam

menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,


maupun politik. Jadi catatan atas laporan keuangan diperlukan dengan
maksud agar laporan keuangan dapat lebih mudah dipahami oleh
pengguna. Berikut kami uraikan lebih lanjut mengenai laporan arus kas
beserta entitas pelaporan keuangan.
1.1. LAPORAN ARUS KAS
Menurut wikipedia laporan arus kas merupakan bagian dari laporan
keuangan suatu

perusahaan

akuntansi yang

menunjukkan

yang
aliran

dihasilkan
masuk

pada
dan

suatu periode

keluar uang (kas)

perusahaan. Dan apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya,


laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna
laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana
suatu

entitas

pelaporan

dan

struktur

keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

| Akuntansi Sektor Publi k

Dalam buku Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, laporan arus
kas adalah laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
sumber penggunaan, perubahan kas, dan setara kas selama suatu
periode akuntansi dan saldo kas termasuk setara kas pada tanggal
pelaporan.

Informasi

pengalihan

ini

keputusan.

disajikan
Laporan

untuk
ini

pertanggungjawaban,

menggambarkan

dan

penerimaan,

pengeluaran, dan saldo akhir kas daerah dalam satu periode akuntansi
tahun berkenaan. Laporan ini menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas yang berkaitan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan non anggaran (transitoris).
Arus kas aktivitas Operasi
Merupakan suatu indikator yang menunjukkan kemampuan operasi
pemerintah
aktivitas

dalam meghasilkan kas yang cukup untuk membiayai

operasionalnya

dimasa

yang

akan

mengandalkan sumber pendanaan dari luar.


Arus masuk kas dari aktivitas ini terutama

datang
diperoleh

tanpa
dari

penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, penerimaan


hibah, penerimaan bagian laba perusahaan negara/daerah dan
investasi lainnya, serta transfer masuk.
Sedangkan arus keluar kas terutama digunakan untuk pengeluaran
beban pegawai, beban barang, beban bunga, subsidi, hibah, bantuan

sosial, beban lain-lain/tak terduga, dan transfer keluar.


Arus kas aktivitas Investasi
Mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam
rangka

perolehan

dan

pelepasan

sumber

daya

ekonomi

yang

bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah


kepada masyarakat kepada masa yang akan datang.
Arus masuk kas aktivitas ini meliputi penjualan aset tetap (seperti
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan),

pencairan

dana

cadangan

penerimaan

divestasi

dan

penjualan aset lainnya.


Sementara arus keluar kas terdiri atas perolehan aset tetap,
pembentukan

dana

cadangan,

penyertaan

modal

pemerintah,

pembelian investasi dalam bentuk sekuritas, dan perolehan aset

lainnya.
Arus kas aktivitas Pendanaan
| Akuntansi Sektor Publi k

Mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan


dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang.
Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan antara lain : penerimaan
pinjaman, penerimaan hasil penjualan obligasi pemerintah, dan
penerimaan kembali pinjaman.
Arus keluar kas dari aktivitas ini antara lain: pembayaran pokok
pinjaman,

dan

pemberian

pinjaman

jangka

panjang

kepada

pemerintah dan perusahaan.

Arus kas aktivitas Transitoris


Mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak
memengaruhi pendapatan, beban dan pendanaan pemerintah. Arus
kas dari aktivitas transitoris antara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
pemberian/penerimaan

kembali

uang

persediaan

kepada/dari

bendahara pengeluaran dan kiriman uang.


PFK menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang
dipotong dari jumlah Surat Perintah Membayar atau diterima secara
tunai untuk pihak ketiga, misalnya potongan taspen dan akses.
Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum
negara/daerah.
Sesuai dengan SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran
disusun

berdasarkan

basis

kas,

sedangkan

neraca

dan

laporan

operasional disusun berdasarkan basis akrual. Sementara itu laporan


arus kas pada dasarnya disusun berdasarkan basis kas.
Selanjutnya disebutkan pula dalam PSAP Nomor 03 Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 bahwa laporan ini dapat
disusun dengan menggunakan metode langsung maupun metode tidak
langsung. Metode langsung melaporkan aktivitas operasi selama
periode yang dilaporkan. Hal ini ditempuh dengan mengidentifikasi
rekening-rekening

yang

terkait

dengan

aktivitas

operasi,

yang

menimbulkan arus kas.


Sebagai contoh dapat dilihat bagan berikut:
N

Aktivitas Operasi

Rekening Terkait
| Akuntansi Sektor Publi k

o.
1.
2.

Kas dari publik


Piutang Pajak/Retribusi dan Pendapatan
Kas
untuk
membayar Kewajiban Pengadaan Bahan Pakai Habis

3.

persediaan
Kas
untuk

Kantor dan Beban Administrasi Umum


membayar Beban Kewajiban Pegawai Dan Beban Gaji

pegawai

Pegawai

Kemudian arus kas masuk dan kas keluar tiap-tiap aktivitas operasi
tersebut dihitung dengan menggunakan informasi dari neraca komparatif,
laporan perhitungan APBD, dan kompuilasi dari catatan akuntansi.
Metode tidak langsung melaporkan arus kas dengan melakukan
penyesuaian terhadap surplus atau defisit operasional yang dilaporkan
dalam laporan operasional, rekening-rekening yang digunakan untuk
menyesuaikan

adalah

transaksi

operasional

nonkas,

penangguhan

(defferal) atau pengakuan (acrual) penerimaan kas atau pembayaran


yang lalu/yang akan datang, serta unsur pendapatan dan belanja dalam
bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi aset nonkeuangan
dan pendanaan. Format laporan arus kas dengan metode tidak langsung
adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember Tahun 20X1 dan
Tahun 20X0
Metode Tidak Langsung
N

Uraian

20x1

20x0

o.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus Kas Masuk:
- Pajak daerah
- Retribusi daerah
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
-

dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Dana bagi hasil pajak
Dana bagi hasil bukan pajak (SDA)
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
Dana otonomi khusus
Dana penyesuaian
Pendapatan bagi hasil pajak
| Akuntansi Sektor Publi k

Pendapatan bagi hasil lainnya


Hibah
Dana darurat
Pendapatan lainnya
Pendapatan luar biasa
Jumlah

Arus Kas Keluar


- Beban pegawai
- Beban barang dan jasa
- Beban bunga
- Beban subsidi
- Beban hibah
- Beban bantuan sosial
- Beban bantuan keuangan
- Beban tidak terduga
- Beban bagi hasil ke desa
- Kejadian luar biasa
Jumlah
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus Kas Masuk:
- Pencairan dana cadangan
- Pendapatan penjualan atas tanah
- Pendapatan penjualan atas peralatan dan
-

mesin
Pendapatan penjualan atas gedung dan

bangunan
Pendapatan penjualan atas jalan, irigasi,

dan jaringan
Pendapatan dari penjualan aset tetap

lainnya
Hasil penjualan kekayaan daerah yang

dipisahkan
Penerimaan penjualan investasi
nonpermanen
Jumlah

Arus Kas Keluar:


- Pembentukan dana cadangan
- Belanja tanah
- Belanja peralatan dan mesin
- Belanja gedung dan bangunan
- Belanja jalan, irigasi, dan jaringan
- Belanja aset tetap lainnya
| Akuntansi Sektor Publi k

Belanja aset lainnya


Penyertaan modal Pemda
Pengeluaran pembelian investasi
nonpermanen

Jumlah
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus Kas Masuk:
- Penerimaan pinjaman dan obligasi
- Penerimaan kembali pinjaman
- Penerimaan piutang
Jumlah
Arus Kas Keluar:
- Pembayaran pokok utang, pinjaman, dan
-

obligasi
Pemberian pinjaman

Jumlah
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Arus Kas dari Aktivitas Transitoris
Arus Kas Masuk
- Penerimaan perhitungan pihak ketiga
Jumlah
Arus Kas Keluar:
- Pengeluaran perhitungan pihak ketiga
Jumlah
Arus kas bersih dari aktivitas transitoris
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas
Selama Periode
Saldo Awal Kas di BUD/Kas Daerah
Saldo Akhir Kas di BUD/Kas Daerah
Saldo Akhir Kas di Bendahara
Pengeluaran
Saldo Akhir Kas di Bendahara
Penerimaan
Saldo Akhir Kas
Tabel 5.1 Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
(Abdul Halim Dan Muhammad Syam Kusufi, 2012, Akuntansi Sektor Publik,
Salemba Empat)
Pada pelaporan arus kas terdapat kemungkinan transaksi dilakukan
menggunakan mata uang asing. Arus kas yang timbul dari transaksi mata
uang asing ini harus dibukukan dengan menggunakan mata uang rupiah
berdasarkan kurs pada tanggal transaksi. Demikian halnya dengan arus
| Akuntansi Sektor Publi k

kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar negeri, juga harus
dikonversikan kedalam mata uang rupiah berdasar kurs pada tanggal
transaksi.
Keuntungan ataupun kerugian yang belum direalisasikan akibat
perubahan kurs mata uang asing tidak akan memengaruhi arus kas.
1.2. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN
Dalam butir 22 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan bahwa
entitas pelaporan keuangan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan. Dalam menentukan entitas pelaporannya perlu
dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan
suatu entitas pelapor terhadap aset, yurisdiksi, tugas, dan misi tertentu,
dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari
entitas pelaporan lainnya.
Saat ini pemerintah daerah

diwajibkan

menggunakan

sistem

desentralisasi dalam pelaporan keuangannya. dalam sistem ini baik


satuan kerja maupun DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah) melaksanakan akuntansi. Satuan kerja melaksanakan
akuntansi terhadap transaksi ekonomi yang terjadi pada bagiannya,
hingga menghasilkan laporan keuangan. DPPKAD akan mengonsolidasikan
(menggabungkan) laporan keuangan semua satuan kerja termasuk milik
DPPKAD itu sendiri untuk penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah secara keseluruhan.
2. AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH
Pada laporan realisasi anggaran maupun laporan operasional, tidak
dicantumkan kode rekening pendapatan, tetapi hanya dicantumkan nomor
urut saja. Pendapatan, baik dalam laporan realisasi anggaran maupun
laporan operasional, diberi nomor urut 1. Selanjutnya untuk kelompok
pendapatan yaitu pendapatan asli daerah, pendapatan transfer dan lainlain pendapatan yang sah diberi nomor urut 1,2, dan 3 secara berturutturut.
| Akuntansi Sektor Publi k

Berikut ini kita akan membahas mengenai kelompok pendapatan


yang meliputi pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain
pendapatan yang sah.

2.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH


Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok pendapatan asli
daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu sebagai berikut

Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah

Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
pajak. Pada lampiran dapat dilihat bahwa kode rekening pendapatan
dibedakan untuk provinsi dan untuk kabupaten/kota. Hal ini terkait
dengan

pendapatan

pajak

yang

berbeda

bagi

provinsi

dan

kabupaten/kota sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009


tentang Perubahan UU No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam Lampiran IIIa
dan Lampiran IVa Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Menurut aturan tersebut,
jenis pendapatan pajak untuk provinsi meliputi objek pendapatan
berikut:
1. Pajak kendaraan bermotor
2. Pajak kendaraan di air
3. Bea balik nama kendaraan bermotor
4. Bea balik nama kendaraan di air
5. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
6. Pajak air permukaan
7. Pajak rokok
Selanjutnya jenis pajak kabupaten/kota tersusun dari pajak berikut.

| Akuntansi Sektor Publi k

1. Pajak
2. Pajak
3. Pajak
4. Pajak
5. Pajak
6. Pajak
7. Pajak
8. Pajak
9. Pajak
10.
11.
12.

hotel
restoran
hiburan
reklame
penerangan jalan
pengambilan bahan galian golongan c
lingkungan
mineral bukan logam dan batuan
parker
Pajak sarang burung wallet
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
BPHTB

Retribusi daerah
Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
retribusi. Pada lampiran dapat dilihat bahwa pendapatan retribusi
menurut Lampiran IIIa dan lampiran Iva Permendagri Nomor 21 tahun
2011 tentang

Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor13 Tahun

2006

pedoman

tentang

pengelolaan

keuangan

daerah

sebagai

penjabaran dari UU no 28 tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor


34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dapat
dipungut oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dibagi menjadi
3, yaitu sebagai berikut.
a. Retribusi jasa umum
b. Retribusi jasa usaha
c. Retribusi perizinan tertentu

a. Retribusi Jasa umum


Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau
diberikan

pemerintah

daerah

untuk

tujuan

kepentingan

dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi/badan.


Objek pendapatan yang termasuk dalam kategori retribusi jasa
umum untuk pemerintah provinsi adalah sebagai berikut.
a. Retribusi pelayanan kesehatan
b. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
c. Retribusi penggantian beban cetak peta
d. Retribusi pelayanan tera/tera ulang
e. Retribusi pelayanan pendidikan

| Akuntansi Sektor Publi k

Sedangkan retribusi jasa umum pemerintah kabupaten/kota adalah


sebagai berikut.
a. Retribusi pelayanan kesehatan
b. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
c. Retribusi penggantian beban cetak KTP dan beban akta catatan
sipil
d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
e. Retribusi pelayanan parker di tepi jalan umum
f. Retribusi pelayanan pasar
g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
h. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
i. Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus
j. Retribusi pengolahan limbah cair
k. Retribusi penggantian beban cetak peta
l. Retribusi pelayanan pendidikan
m. Retribusi pelayanan tera/tera ulang
n. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi
b. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediajkan oleh
pemerintah daerah dengan menganut sistem komersial. Retribusi
asa untuk pemerintah provinsi meliputi:
a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah
b. Retribusi jasa usaha tempat pelelangan
c. Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa
d. Retribusi jasa usaha pelayanan kepelabuhan
e. Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga
f. Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair
g. Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah
h. Retribusi jasa usaha tempat khusus parker
i. Retribusi penyeberangan di air
Sedangkan, retribusi jasa usaha untuk pemerintah kabupaten/kota
meliputi berikut ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi

pemakaian kekayaan daerah


jasa usaha pagar grosir atau pertokoan
jasa usaha tempat pelelangan
jasa usaha terminal
jasa usaha tempat khusus parker
jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa
jasa usaha rumah potong hewan
penyeberangan di air
penyediaan dan/atau penyedota kakus
jasa usaha pelayanan kepelbuhan
jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga
| Akuntansi Sektor Publi k

l. Retribusi jasa usaha pengolahan limbahcair


m. Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah
c. Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi perizinan tertentu olehpemerintah daerah kepada orang
pribadi

atau

badan

yang

dimaksud

untuk

pengaturan

dan

pengawasan atas kegiatan pemanfaata ruang, penggunaan SDA,


barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu gunamelindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis
retribusi perizinan tertentu untuk pemerintah provinsi yaitu sebagai
berikut:
a. Retribusi izin trayek
b. Retribusi izin usaha perikanan
Sedangkan jenis retribusi perizinan tertentu untuk pemerintah
kabupaten/kota yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi

izin mendirikan bangunan


izin tempat penjualan minuman berakohol
izingangguan
izin trayek
izin usaha perikanan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik daerah yang Dipisahkan


Hasil

pengelolaan

kekayaan

milik

daerah

yang

dipisahkan

merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan


daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini diperinci menurut objek
pendapatan yang mencakup :
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD
2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
Negara/BUMN;dan
3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta/kelompok usaha masyarakat.

PAD lain yang Sah

| Akuntansi Sektor Publi k

Merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik


pemerintah daerah. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan
berikut.
a.
b.
c.
d.
e.

Hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan


Jasa giro
Pendapatan Bunga
Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah
Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan, pengadaan barang, dan
f. Penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
h. Pendapatan denda pajak
i. Pendapatan denda retribusi
j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
k. Pendapatan dari pengembalian
l. Fasilitas social dan fasilitas umum
m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
n. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan
o. Hasil pengelolaan dana bergulir
2.2 PENDAPATAN TRANSFER
Merupakan pendapatan daerah yang diperoleh dari otoritas
pemerintah diatasnya. Pendapatan transfer digolongkan menjadi 2
jenis pendapatan untuk provinsi dan 3 jenis pendapatan untuk
kabupaten/kota.
Transfer pemerintah pusat (dana perimbangan), meliputi :
o dana bagi hasil pajak
o dana bagi hasil bukan pajak
o dana alokasi umum
o dana alokasi khusus
Transfer pemerintah pusat lainnya, meliputi :
o dana otonomi khusus
o dana penyesuaian

Transfer pemerintah provinsi:


o pendapatan bagi hasil pajak
o pendapatan bagi hasil lainnya

2.3. PENDAPATAN LAIN-LAIN YANG SAH


o Pendapatan Hibah
o Pendapatan Dana darurat
| Akuntansi Sektor Publi k

o Pendapatan lainnya
Jenis pendapatan diatas telah sesuai dengan peraturan terbaru C.V.
butir H Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

Definisi, Pengakuan dan Pengukuran


Basis kas

Pendapatan LO

Dua basis akuntansi

pendapatan
Basis akrual

Pendapatan LRA

Pendapatan LO merupakan akun pendapatan yang ditujukan untuk


laporan operasional dan berbasis akrual. Sedangkan Pendapatan LRA
merupakan akun pendapatan yang ditujukan untuk laporan realisasi
anggaran dan berbasis kas.
Pendapatan daerah berbasis kas (pendapatan LRA) adalah semua
penerimaan rekening kas umum Negara/daerah yang menambah saldo
anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi

hak

pemerintah,

dan

tidak

perlu

dibayar

kembali

oleh

pemerintah. Pendapatan LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang


diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Akuntansi pendapatan menggunakan menggunakan asas bruto,
dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah
nettonya.
Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah. Mata
uang asing harus dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah BI pada tanggal transaksi.
3.

AKUNTANSI BELANJA DAERAH

| Akuntansi Sektor Publi k

Dalam laporan realisasi anggaran, klasifikasi yang digunakan adalah


klasifikasi ekonomi. Seperti pada pendapatan, belanja menempati nomor
urut dua pada laporan realisasi anggaran. Untuk kelompok belanja yaitu
belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga, dan transfer
mendapat nomor urut 1,2,3, dan 4 untuk masing-masing. Berikut
diuraikan tiap-tiap kelompok belanja.
3.1. BELANJA OPERASI
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
sehari-hari pemrintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek.
Kelompok belanja operasi terdiri atas :
1
2
3
4
5
6
7

Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja

Pegawai
Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Bantuan Keuangan

3.2. BELANJA MODAL


Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Belanja modal termasuk :
1
2
3
4
5
6

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya

3.3. BELANJA TIDAK TERDUGA


Kelompok belanja lain-lain / tidak terduga adalah pengeluaran
anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa dan tidak diharapkan
| Akuntansi Sektor Publi k

berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan


pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat / daerah.
3.4. Transfer
Kelompok

belanja

transfer

muncul

setelah

adanya

Peraturan

Pemerintah No 24 tahun 2005 dan masih tetap ada dalam SAP Peraturan
Pemerintah No 71 Tahun 2010.
Transfer disini adalah transfer keluar, yaitu pengeluaran uang dari
entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh
pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.
Menurut Lampiran E.XXIII Pemendagri No 13 Tahun 2006, transfer
pemerintah provinsi terdiri atas :
1 Bagi hasil pajak ke kabupaten/kota
2 Bagi hasil retribusi ke kabupaten/kota
3 Bagi hasil pendapatan lainya ke kabupaten/kota
Adapun transfer pemerintah kabupaten/kota melipui transfer bagi
hasil ke desa yaitu :
1 Bagi hasil pajak
2 Bagi hasil retribusi
3 Bagi hasil pendapatan lainnya

Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran


Definisi belanja menurut basis kas adalah semua pengeluaran oleh

bendahara umum negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana jangka


pendek dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Sedangkan menurut
basis akrual, belanja merupakan kewajiban pemerintah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Belanja menurut basis kas diakui pada saat terjadinya pengeluaran
dari

transaksi kas

umum daerah

atau entitas

pelaporan. Khusus

pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada


| Akuntansi Sektor Publi k

saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit


yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Adapun belanja yang dibukukan
menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya kewajiban atau pada
saat diperoleh manfaat. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan
kembali

belanja)

yang

terjadi

pada

periode

pengeluaran

belanja,

dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila


diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja
dibukukan dalam pendapatan lain-lain.
Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah. Belanja yang
diukur dengan mata uang asing harus dikonversi ke mata uang rupiah
berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan
untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang
memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.

4. ADDITIONAL
a. Komposisi PAD Provinsi Tahun Anggaran 2013

Gambar diatas menunjukkan kontribusi Pajak Daerah sangat besar


terhadap PAD Provinsi TA 2013 yaitu sebesar 85%. Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain PAD yang
| Akuntansi Sektor Publi k

sah hanya berkontribusi kurang dari 10%. Berdasarkan gambar 3 di


bawah ini, dapat diketahui bahwa Komposisi PAD Kabupaten TA 2013
sedikit berbeda dengan Provinsi. Jika pada Provinsi, Pajak mendominasi
PAD maka pada Kabupaten, Pajak Daerah dan Lain-lain PAD yang sah
memberikan kontribusi yang hampir sama. Masing-masing memiliki nilai
yang cukup besar dalam PAD yaitu 40% dan 33%.

Sedangkan Komposisi PAD Kota yang juga didominasi Pajak Daerah


sebesar 66%. 3 Komponen PAD yang lain hanya berkontribusi kurang dari
20%.

| Akuntansi Sektor Publi k

Pada TA 2013, Komposisi Belanja Provinsi cukup merata antara 6


jenis

Belanja

tersebut.

Jika

kebanyakan

daerah

Belanja

Pegawai

mendominasi komposisi belanja, secara kumulatif pada TA 2013 ini,


Belanja Barang dan Jasa mendapat porsi yang lebih besar yaitu sebesar
24%. Porsi Belanja Modal berada pada urutan kedua sebesar 20%, Belanja
Pegawai dan Belanja Bantuan Sosial dan Hibah pada urutan ketiga
sebesar 18%. Belanja Transfer dan Belanja Lainnya pada urutan terakhir
sebesar 10%.

Tren Pendapatan Provinsi pada Gambar di atas menunjukkan


komponen terbesar dari ketiganya adalah Transfer. Pada TA 2013, Nilai
Transfer mencapai Rp100,2 Triliun, nilai PAD mencapai Rp92,4 Triliun dan
nilai Pendapatan Lain-lain mencapai Rp5,3 Triliun. Dibandingkan TA 2008,
Pada TA 2013 Kenaikan PAD dan Pendapatan Lain-lain sudah melebihi
100%. Pada TA 2008 nilai PAD sebesar Rp44,5 Triliun sedangkan pada TA
2013 mencapai Rp100,2 Triliun. Untuk Pendapatan Lain-lain, pada TA 2008
sebesar Rp1,02 Triliun sedangkan pada TA 2013 mencapai TA Rp5,3
| Akuntansi Sektor Publi k

Triliun. Apabila komponen Transfer dilihat lebih jauh, dapat diketahui


terjadi kenaikan yang sangat signifikan pada DAK, yaitu lebih dari 157%.
Pada TA 2008, DAK hanya sebesar Rp0,7 Triliun sedangkan pada TA 2013
DAK sudah mencapai Rp1,8 Triliiun.

REFERENSI

Halim, Abdul. Akuntansi Keuangan Daerah. 2008. Jakarta: Salemba

Empat.
www.wikipedia.org
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/256/POTRET

%20APBD%20TA%202013.pdf
http://fauzanmisra.blogspot.com/2010/12/akuntansi-pendapatan-pada-

pemerintah.html
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/190/Transfer_Ke_

Daerah.pdf
www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/26/107
http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html
http://www.malangkota.go.id/mlg_detail.php?own=keuangan&id=16

| Akuntansi Sektor Publi k

Anda mungkin juga menyukai