Anda di halaman 1dari 36

PORTOFOLIO

SEORANG LAKI-LAKI 43 TAHUN


DENGAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
(PPOK)

Oleh :
dr. Yosyana Eka Silvia Pratiwi
Pembimbing :
dr. Wiwik Dewi

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Bp. T

Umur

: 43 tahun

Jenis Kelamin

Status Perkawinan

Pekerjaan

Alamat

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 7 November 2015

No CM

: Laki-laki
: Kawin
: Petani
: Jln. Sibajak 7/4 Canggal, Candiroto Temanggung
: 0206778

ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah
Temanggung diantar oleh keluarganya dengan keluhan
sesak napas sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengaku sesak napas dirasakan hilang timbul. Sesak
napas tidak dipengaruhi aktivitas. Pasien masih bisa
beraktivitas, tapi tidak seperti biasanya. Sebelumnya
pasien batuk sejak > 1 bulan yang lalu, berdahak (+)
dahak bisa keluar, darah (-). Batuk dirasakan pasien
kambuh-kambuhan.
Demam (+) sejak 1 minggu yang lalu, demam dirasakan
naik turun. Mual (+), nafsu makan dan minum sedikit
menurun.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, riwayat
trauma dan riwayat operasi disangkal. Riwayat luka yang
tidak mudah mengering disangkal.
Riwayat sesak napas sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat hipertensi, kencing manis, tumor otak dan stroke
tidak ada

Riwayat Pekerjaan

Pasien sehari-hari sebagai petani di sawah.

Kondisi lingkungan sosial dan fisik


(RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)
:
Pasien tinggal bersama istri dan anak. Pendidikan
terakhir pasien adalah SMP. Istri pasien sehari-hari
beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dirumah. Pasien
berobat dengan BPJS Jamkesmas.
Pasien mengaku sering merokok sejak muda, 1
bungkus/hari. Pasien mulai mengurangi merokok
sejak 1 tahun yang lalu.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 7 November
2015 pukul 11.50 WIB
Keadaan Umum : compos mentis dan tampak
sesak
Kesadaran : E4M6V5
Tanda Vital :
Tekanan

Darah : 127/83 mmHg


Frekuensi Nadi : 93 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 37,6 derajat celcius

Kulit : sawo matang, tidak ikterik, turgor kulit < 2 detik


Kepala : bentuk mesocephal, rambut hitam lurus, tidak
mudah rontok, tidak mudah dicabut, tidak ditemukan moon
face
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
diameter 2 mm/ 2 mm, reflek cahaya +/+ isokor
Telinga : tidak terdapat sekret atau darah dari kedua telinga
Hidung : tidak terdapat sekret atau darah dari kedua lubang
hidung, tidak terdapat deformitas
Mulut : tidak sianosis, tidak anemis, pursed lips breathing
(+)
Leher : trachea di tengah, simetris, pembesaran tiroid tidak
ada, pembesaran limfonodi servikal tidak ada
Limfonodi : kelenjar limfe retroaurikuler, submandibuler,
servikalis, supraklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak
membesar

Thorax :
Jantung

Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak


Palpasi : iktus kordis teraba di spatium intercosta V, 2 cm
medial linea midclavicula sinistra
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : S1>S2, murmur dan gallop tidak ada

Paru

: normochest, simetris, sela iga melebar,


terdapat retraksi
Palpasi : fremitus raba simetris dan meningkat, nyeri tekan
(-)
Perkusi : sonor di semua lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : suara dasar vesikuler pada kedua paru, rhonki
kering (+/+), wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (+)
Inspeksi

Abdomen :
Inspeksi

: dinding perut sejajar dari dinding dada,


tidak distensi, tidak ada venektasi, sikatrik dan
striae
Abdomen : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, tidak ditemukan nyeri tekan, hepar
dan lien tidak teraba.

Genitourinaria : tidak dilakukan


Ektremitas : dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Nama Test

Hasil

Nilai Rujukan

Unit

14.0*

4.2 9.3

ribu/mm3

5.47

4.5 5.5

Juta/L

14.6

11.5 16.5

g/dL

Hematokrit

35.7

35.0 55.0

Trombosit

139*

150 400

Ribu/L

MPV

9.3

8.0 11.0

fL

RDW

16.5*

11 16

MCV

59.1*

75 100

fL

26.7

25 35

Pg

45.2*

31 38

Jumlah Sel Darah


Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin

MCH
MCHC

Foto Thoraks

Corakan bronkovaskuler meningkat


Cor dalam batas normal
Kesan : Bronkitis

DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis
Dyspneu

dd PPOK,

Diagnosis Banding
Dyspneu

Kronik

dd PPOK, Asma Bronkial, Gagal Jantung

. PPOK
Dx: anamnesis, pemeriksaan fisik, foto thorak, Lab : Darah
Rutin
Tx:
IVFD

RL + Aminophilin 16 tpm
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Injeksi MPS 2x1 ampul
Lasal exp 3x cth1
Ambroxol 3x30 mg tab
Nac
2x1 tab
Mitolife
1x2 tab
Nebulizer (Ventolin : Pulmicort = 1:1) 3x/hari

Mx: TTV
Ex:
Menjelaskan kepada keluarga penderita tentang penyakit
yang diderita, pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan
dan penatalaksanaan selanjutnya.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal / Jam
7-11-2015

Keluhan dan Riwayat Penyakit


S: batuk (+), sesak berkurang

Terapi / Plan

O:

ampul) 16 tpm

KU: tampak sesak

Injeksi Ranitidin 2x1 ampul

Kesadaran : E4M6V5

Injeksi MPS 2x1 ampul

Tanda Vital : TD: 125/80mmHg

Lasal exp 3x cth1

Nadi : 90x/ menit isi tengangan cukup

Ambroxol 3x30 mg tab

Pernafasan : 28x/ menit

Nac

Suhu : 36,7oC

Mitolife 1x2 tab

Paru : SDV +/+ R+/+ W+/+

Nebulizer (Ventolin : Pulmicort =

A:
8-11-2015

IVFD RL + drip Aminophilin ( 1

2x1 tab

1:1) 3x/hari

PPOK
S: batuk (+) bertambah

IVFD RL 16 tpm

O:

Injeksi Ranitidin 2x1 ampul

KU: tampak sakit sedang

Injeksi MPS 2x1 ampul

Kesadaran : E4M6V5

Lasal exp 3x cth1

Tanda Vital : TD: 140/80mmHg

Ambroxol 3x30 mg tab

Nadi : 90x/ menit isi tengangan cukup

Nac

Pernafasan : 24x/ menit

Mitolife 1x2 tab

2x1 tab

9-11-2015

S: batuk (+) berkurang

Tx Tetap

O:
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran : E4M6V5
Tanda Vital : TD: 140/80mmHg
Nadi : 90x/ menit isi tengangan cukup
Pernafasan : 24x/ menit
Suhu : 36,7oC
Paru : SDV +/+ R+/+ W-/A:
PPOK
10-11-2015

S: batuk (+), sesak (+)

O:

Infus RL + drip Aminophilin (1


ampul) 16 tpm

KU: tampak sesak

Nebulizer / 12 jam

Kesadaran : E4M6V5

Tx lain lanjut

Tanda Vital : TD: 140/80mmHg


Nadi : 90x/ menit isi tengangan cukup
Pernafasan : 26x/ menit

11-11-2015

S: batuk (+), sesak (+) berkurang

O:

Tx tetap

KU: tampak sakit sedang


Kesadaran : E4M6V5
Tanda Vital : TD: 120/80mmHg
Nadi : 88x/ menit isi tengangan cukup
Pernafasan : 26x/ menit
Suhu : 37oC
Paru : SDV +/+ R+/+ W-/A:
PPOK
12-11-15

S: batuk (+) berkurang, sesak (+) berkurang

Aff Infus

O:

Terapi per oral

KU: tampak sakit sedang

Lasal exp 3x cth1

Kesadaran : E4M6V5

Ambroxol 3x30 mg tab

Tanda Vital : TD: 120/80mmHg

Nac 2x1 tab

Nadi : 88x/ menit isi tengangan cukup

Mitolife 1x2 tab

Pernafasan : 26x/ menit

Boleh pulang

Suhu : 37oC

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

The Asia Pacific COPD Roundtable Group (2006)


jumlah penderita PPOK di negara-negara Asia Pasifik
mencapai 56,6 juta penderita dengan angka prevalensi
6,3%

WHO PPOK merupakan salah satu penyebab kematian


yang bersaing dengan HIV/AIDS untuk menempati tangga
ke-4 atau ke-5 setelah penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler dan infeksi akut saluran pernafasan

Indonesia 4,8 juta penderita dengan prevalensi 5,6%


Kejadian meningkat dengan makin banyaknya jumlah
perokok (90% penderita COPD adalah smoker atau exsmoker)

Penggunaan

tembakau di Indonesia diperkirakan


telah menyebabkan 70% kematian akibat penyakit
paru kronik dan emfisema.

Lebih

daripada setengah juta penduduk Indonesia


menderita penyakit saluran pernafasan akibat
penggunaan tembakau pada tahun 2001

DEFINISI

The Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)


guidelines
PPOK : gangguan pernafasan yang ireversibel, progresif dan
berkaitan dengan respon inflamasi yang abnormal pada paru
akibat inhalasi partikel-partikel udara atau gas-gas yang
berbahaya.
Kata progresif disini berarti semakin memburuknya keadaan
seiring berjalannya waktu.

PDPI tahun 2003


PPOK

bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.


Bronkitis kronik dan emfisema sering ditemukan bersama, meskipun
keduanya memiliki proses yang berbeda.

Eksaserbasi akut pada PPOK : timbulnya perburukan


dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Gejala eksaserbasi

- Sesak bertambah
- Produksi sputum meningkat
- Perubahan warna sputum

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Gejala Klinis PPOK


Gejala Respirasi
- Sesak nafas yang bertambah
berat
- Peningkatan volume dan
purulensi sputum
- Batuk semakin sering
- Nafas yang dangkal dan
cepat

Gejala Sistemik
- Peningkatan suhu tubuh
- Peningkatan denyut nadi
- Gangguan status mental
pasien

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

- Pursed - lips breathing (mulut setengah


terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai

Perkusi

Pada emfisema hipersonor dan batas jantung


mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah

Palpasi

Pada emfisema fremitus melemah, sela iga


melebar

Auskultasi

- suara napas vesikuler normal, atau


melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh

Pink puffer
Gambaran

yang khas pada emfisema, penderita kurus,


kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing

Blue bloater
Gambaran

khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk


sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal
paru, sianosis sentral dan perifer

Pursed - lips breathing


Sikap

seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu


dan ekspirasi yang memanjang.
Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas
kronik.

Pemeriksaan Penunjang
Spirometri

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan


Foto

Thoraks
Laboratorium darah Rutin
Analisis Gas Darah
Mikrobiologi Sputum

FAKTOR RESIKO

Genetik

Kurangnya

alfa 1-antitripsin : inhibitor protease yang


diproduksi di hati dan bekerja menginhibisi
neutrophil elastase di paru

Hiperresponsif Jalan Napas


hubungan

tingkat respon saluran pernafasan dengan


penurunan fungsi paru membuktikan peningkatan respon
saluran pernafasan merupakan pengukur yang signifikan bagi
penurunan fungsi paru

Merokok
Polusi Udara
Sosial ekonomi yang kurang

PATOGENESIS

PATOGENESIS

Bronkhitis Kronik

Emphisema

PENATALAKSANAAN
PPOK tipe STABIL
Bronkodilator

Diberikan secara inhalasi


Dapat diberikan rutin untuk mencegah gejala
timbul/memburuk, atau secara intermiten untuk meredakan
gejala.
Golongan :

Agonis beta-2 : fenopterol, salbutamol, albuterol, terbutalin, salmeterol


Antikolinergik : ipratropium bromid, oksitroprium bromid
Metilxantin : teofilin lepas lambat bila -2 dan steroid belum memuaskan.

Kortikosteroid

Dosis prednisolon oral sebesar 30-40 mg/hari selama 7-10


hari adalah efektif dan aman
Pemberian lebih dari dua minggu tidak memberikan manfaat
yang lebih baik, tetapi lebih banyak menimbulkan efek
samping.

Antibiotik
Hanya

diberikan bila terdapat infeksi. Antibiotik yang


digunakan :
- Lini I: amoksisilin dan makrolid
- Lini II: amoksisilin dan asam klavulanat, sefalosporin,
kuinolon, makrolid baru

Terapi Oksigen
untuk

memperbaiki hipoksemia kerusakan sel dan


jaringan
untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah
kerusakan sel baik di otot maupun organ - organ lainnya

Obat Lain

Mukolitik:

ambroxol, karbosistein
Antioksidan: N-asetil-sistein

PPOK tipe EKSASERBASI AKUT

Indikasi rawat inap pada pasien eksaserbasi adalah1:


Gejala memburuk dengan cepat
PPOK berat
Terdapat tanda yang baru muncul (edema perifer, sianosis)
Eksaserbasi yang sering timbul
Aritmia
Usia tua

Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut di Rumah :


Bronkodilator seperti pada PPOK stabil, 4-6kali/hari, 2-4
hirup/kali.
Steroid oral dapat diberikan 10-14 hari.
Bila terdapat infeksi diberikan antibiotik spektrum luas

Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di rumah sakit :


Terapi oksigen terkontrol
Bronkodilator, inhalasi agonis -2 (dosis dan frekuensi
ditingkatkan) + antikolinergik.
Pada eksaserbasi akut berat: ditambahkan aminofilin (0,5
mg/kgBB/jam)
Steroid: prednisolon 30-40 mg PO selama 10-14 hari .

Terapi Non Farmakologi

Berhenti Merokok
Penggunaan Obat-obatan macam, cara penggunaan, waktu
penggunaan dan dosis obat
Penggunaan Oksigen
Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya
Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti

KOMPLIKASI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai