Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alfamart merupakan salah satu perusahaan retail local yang saat ini menjadi
yang terbaik di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya
penghargaan yang diraih dalam kurun waktu 14 tahun sejak didirikanya perusahaan
ini.
Tahun 1989 : berdiri sebagai perusahaan dagang aneka prodak oleh Djoko
Susanto dan keluarga yang kemudian mayoritas kepemilikanya di jual kepada PT.
HM Sampoerna pada Desember 1989.
Tahun 1994 : Struktur kepemilikanya berubah menjadi 70% PT. HM.
Sampoerna Tbk dan 30% PT. Sigmantara Alfindo ( keluarga Djoko Susanto ).
Tahun 1999 : Alfa Minimart pertama mulai beroprasi di jl. Beringin Jaya,
Karawaci, Tangerang, Banten.
Tahun 2003 : Alfa Minimart menjadi Alfamart.
Tahun 2005 : jumlah gerai Alfamart bertumbuh pesat menjadi 1.293 gerai
hanya dalam enam tahun, semua toko ada di pulau jawa.
Tahun 2006 : PT. HM. Sampoerna Tbk menjual sahamnya, sehingga struktur
kepemilikanya menjadi PT. Sigmantara Alfindo ( 60% ) Cakrawala Mulia Prima
( 40% ). Mendapat sertifikat ISO 9001:2000 untuk System Manajemen Mutu.
Tahun 2007 : Alfamart sebagai jaringan Minimarket pertama di Indonesia
yang memperoleh sertifikat, jumlah gerah mencapai 2000 toko, memasuki pasar
Lampung.
Tahun 2009 : Menjadi perusahaan publik pada tanggal 15 januari 2009 di
Bursa Efek Indonesia, gerai mencapai 3000 toko, memasuki pasar bali,
Januari 2010 : jumlah gerai lebih dari 3500 toko.
Saya mengambil Alfamart yang berlokasi di Jln.Super Semar desa Ngronggo.
Pegawai mengatakan bahwa pernah ada kecelakaan kerja seperti tertimpa box yang
berisi kardusan aqua, terjepit pintu truk, nyeri punggung dan tertimpa barang
barang.
Bila terjadi suatu kecelakaan kerja akan dibawa ke rumah sakit terdekat, bila
luka parah. Pegawai sendiri sudah diberikan jaminan BPJS selama bekerja di
Alfamart.
1.2 Proses Kerja
SO ( Stock Opename )
Adalah menghitung ulang stock barang yang ada di toko, bisa juga disebut dengan
istilah ( Stock Take )
Pelaksanaan stock opename di toko Alfamart terbagi dalam berbagai bagian di
antaranya :
a.

Stock Opename persial yaitu proses pendataan dan penghitungan barang dalam

waktu tertentu dan beberapa rak tertentu


b.

Stock Opename grand yaitu proses pendataan yang dilakukang secara bersama

sama oleh seluruh karyawan setiap bulan

Display

Adalah pemenuhan barang dagang dari gudang ke area sales / rak.

Retur

Adalah mengebalikan barang barang yang sudah tidak layak jual kepada suplayer
atau DC.
Macam macam retur
BTA : Barang Tidak Ada
BK

: Barang Kurang

BR

: Barang Rusak

BRP

: Barang Rusak Pengiriman

BKE

: Barang Expired

BD

: Barang Discountinue

BTH

: Barang Tag H

BNC : Barang Non Category


BOS

: Barang Over Stock

BG

: Barang Galon

BM

: Barang Majalah

BKL : Barang BKL


RPA : Retur Performe
RAT : Retur Antar Toko
BC

: Barang Countainer

BTS

: Barang Seasonal ( Tag S )

BTG

: Barang Tarik Gudang ( Tag G )

1.3 Struktur Organisasi


A. Secara Umum

Tugas masing-masing dari struktur organisasi:


1.BOARD OF COMMISIONERS
a) melakukan pengawasan atas jalanya dan memberikan nasihat kepada direktur.
b) Dalam melakukkan tugas dewan direksi pada kepentingan perusahan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan.
c) Kewengan khusus dewan komisaris bahwa dewan komisaris dapat diamatkan
dalam anggaran dasar untuk melaksanakkan tugas-tugas tertentu direktur.
d) Membuat risalah rapat dewan komisaris dan meyimpan salinan rapat.
e) Melaporkan kepada perusahaan kepada kepemilikan pengawasan yang telah
dilakukkan.
f) Memberikan laporan tentang tugas-tugas pengawasan yang telah dilakukkan.
2.AUDIT COMMITE
a) Melakukan penelaan terhadap informasi keuangan yang diterbitkan.
b) Penelaan atas ketaatan perusahaan terhadap undang-undang dibidang pasar modal
dan dibidang lain yang relevan.
c) Melakukkan penelaan terhadap indepedensi dan objektivitas akutan public.
d) Penelaan terhadap kecukupan pemeriksaan yang dilakukkan oleh public untuk
memastikan semua resiko yang penting telah dipertimbangkan.
e) Melakkukan juga terdapat pengaduan yang terdapat yang berkaitan dengan
perusahaan.
3.BOARD OF DIRECTORS
a) Memipin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
b) Memilih,menetapkan,mengawasi tugas-tugas dari karyawan dan kepala
bagian(manajer).
c) Meyetujui anggaran tahunan perusahan
4.CORPORATE AUDIT.
a) Meyediakan penipuan deteksi,invertigasi dan pengalaman forensic akutansi dan
keahlian untuk program monitoring.
b) Mengembangkan dan menetapkan prosedur investigasi dengan tren yang tidak
bias atau pola dan anomaly untuk disposisi.
c) Berinteraksi dengan manajer senior.
d) Mendokumentasi kertas dan hasil audit & kelibatan konsultan.

5.CORPORATE LEGAL
a) Mengurusi urusan rups dan perubahan anggaran.
b) Mereview usulan pembuatan/perubahan sop.
c) Mengawal ketentuan dan peraturan baru
6.OPERATION.
a) Mengawasi kegiatan operasi
b) Mengawasi keberadaan serta kondisi mesin dan peralatan.
c) Membuat produk yang dipesan.
d) Membuat keputusan harian sehubung dengan kegiatan di Alfamart.
7.MARKETING
a) Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran.
b) Bertanggung jawab terhadap peroleh hasil penjual dan pengguna dan promosi.
c) Sebagai kordinator manajer produk dan manger penjualan.
d) Membuat laporan pemasaran kepada direksi.
8.MERCHANDISING
a) Memajang/mendisplay dan menata produk .
b) Menjaga kebersihan produk dan pajangan.
c) Menjalankan semua program promosi perusahaan.
d) Menjalankan tugas kunjungan sesuai dan rencana kerja.
9. PROPERTY DEVELOPMENT
a) Mengkordinasikan kegiatan pengendalian property dan lingkungan diwilayah
usaha perusahaan dan lingkunganya.
b) Meyelenggarakan pengelolahan data dan peyimpanan dokumen asli property.
c) Meyiapkan laporan kegiatan divisi secara benar dan tepat waktu.
10.IT
a) Bertanggung jawab memelihara system jaringan.
b) Mengoptimalisasi perangkat it atau server yang ada di alfamart
11 FINANCE.
a) Membuat ,memeriksa dan mengarsip faktur,nota supplier,laporan AP/AR untuk
memastikan status utang piutang.
b) Membuat ,mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim
kepada pellanggan dengan benar dan tepat waktu.
c) Menerima memeriksa tagihan dr vendor dan membuat rekapanya untuk
memastikan pembayaran terkirim tepat waktu.
12.HUMAN CAPITAL
a) Memperbaiki dan memperhatikan mutu karyawan.
b) Meyediakan tenaga yang ahli dan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
13COPORATE DEVELOPMENT
a) Bertugas merencanakan ,merancang dan meyajikan presentasi yang menarik dan
proposal untuk pendekatan bisnis baru.
b) Memberikan bantuan monitoring kepada penjabat fundraisingperusahaan.
14.FRANCHISE
a) Meyediakan tempat usaha dan modal sejumlah tertentu bergantung pada sejumlah
tertentu bergantung pada jenis waralaba yang akan dibeli.
b) Menjaga image produk waralaba.
15.CORPORATE AKHIR.
a) Bertanggung jawab untuk semua komunikasi internal dan eksternal.
b) Mengurus hal-hal seperti bulletin karyawan,laporan bisnis tahun siaran pers.

B. Struktur Toko

1.4 Tujuan
1. Pegawai terhindar dari penyakit LBP dan HNP
2. Pegawai dapat memahami dan mengaplikasikan senam ergonomis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Akibat Kerja


a. Low Back Pain
a.1 Definisi Low Back Pain
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Definisi
keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang menyakitkan tubuh yang
dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun orang
tersebut mengatakannya.
Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua
nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu,
keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi
nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5
dan L5-S1.
a.2 Etiologi Low Back Pain (LBP)
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan
ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis
tulang belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai).
Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan
nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas,
sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas.
a.3 Patofisiologi Low Back Pain
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri
disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif
dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu.

Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami
intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir
tidak terasa bagi orang lain.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana
stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan
jaras multi arah yang kompleks.
Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan
mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut
dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari
sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi.
Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan
berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ
internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi
atau persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P.
Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang
menimbulkan nyeri dari bradikinin.
Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap
transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi
yang kuat dalam system saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori,
dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
dalam kulit dan organ internal.
Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi
nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun
atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama
lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot paravertebralis.
Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas
sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal
terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap
goncangan vertical pada saat berlari atau melompat.
Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal
dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah
tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan
matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak
teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung
biasa.
Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan
perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis,
yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

a.4 Manifestasi Klinis


Pasien biasanya Mengeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung
kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan
penjalarannya sepanjang serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien,
mobilitas tulang belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris dan
persepsi sensoris bersama dengan derajat ketidaknyamanan yang dialaminya.
Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri
menunjukkan iritasi serabut saraf. Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya
spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang
berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal dan
mungkin ada deformitas tulang belakang.
Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi
dan deformitas yang diakibatkan oleh spasme akan menghilang. Kadang-kadang
dasar organic nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan stress dapat
membangkitkan spasme otot dan nyeri.
Nyeri punggung bawah bisa merupakan anifestasi depresi atau konflik mental
atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa
pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan
keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja
a.5 Evaluasi Diagnostik
Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang mendertita nyeri
punggung bawah. Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur,
dislokasi, infeksi, osteoartritis atau scoliosis.
Computed Tomografi (CT) berguna untuk mengetahui penyakit yang
mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna
vertebralis dan masalah diskus intervertebralis. USG dapat membantu
mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis. MRI memungkinkan visualisasi sifat
dan lokasi patologi tulang belakang.
a.6 Penatalaksanaan Low Back Pain (LBP)
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap
ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3
hari. Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang
dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal.
Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk
lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan
sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan
memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan
konservatif aktif dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13
kg beban traksi. Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi
otot tersebut.
Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi
bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah,
kompres lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi ,
gangguan perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas.
Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah
kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif
yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat
meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.

Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik


narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang
digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme,
sehingga dapat mengurangi nyeri.
Obat antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID),
berguna untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi
respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat
gangguan iskemia.
b. Hernia Nukleus Pulposus
b.1 Pengertian HNP
HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang
disebabkan oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa
nukleus pada daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6 yang menimbulkan
nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang atau kambuh
( Doenges, 1999).
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menonjolnya nukleus dari
diskus ke dalam anulus (cincin fibrosa sekitar diskus) dengan akibat kompresi
saraf ( Smeltzer, 2001). Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah herniasi atau
penonjolan keluar dari nukleus pulposus yang terjadi karena adanya
degenerasi atau trauma pada anulus fibrosus ( Rasjad, 2003).
Herniasi adalah suatu proses bertahap yang ditandai dengan seranganserangan penekanan akar syaraf yang menimbulkan berbagai gejala dan
periode penyesuaian anatomik ( Price, 2005).
Nukleus Pulposus adalah bantalan seperti bola dibagian tengah diskus
(lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh
vertebra). (Smeltzer, 2001). Diskus Intervertebralis adalah lempengan
kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material
yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti
bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau
bawahnya, bisa juga langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang
disebabkan oleh proses degeneratif atau trauma yang ditandai dengan
menonjolnya nukleus pulposus dari diskus ke dalam anulus yang
menimbulkan kompresi saraf sehingga terjadi nyeri punggung bawah yang
berat, kronik dan berulang (kambuh).
b.2 Etiologi HNP
1. Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra
2. Spinal stenosis
3. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll
4. Pembentukan osteophyte
5. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan
nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan
herniasi dari nucleus hingga annulus.

b.3 Patofisiologi HNP


Daerah lumbal adalah daerah yang paling sering mengalami hernisasi
pulposus, kandungan air diskus berkurang bersamaan dengan bertambahnya
usia. Selain itu serabut menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu
perubahan yang mengakibatkan herniasi nukleus purpolus melalui anulus
dengan menekan akar akar syaraf spinal.
Sebagian besar dari HNP terjadi pada lumbal antara L4 sampai L5,
atau L5 sampai S1. Arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral.
Karena radiks saraf pada daerah lumbal miring kebawah sewaktu berjalan
keluar melalui foramena neuralis, maka herniasi discus antara L5 dan S1.
Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan
kadar protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga
tekanan intra distal meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan
stresyang relatif kecil.
Sedang M. Istiadi (1986) mengatakan adanya trauma baik secara
langsung atau tidak langsung pada diskus inter vertebralis akan menyebabkan
komprensi hebat dan transaksi nukleus pulposus (HNP). Nukleus yang
tertekan hebat akan mencari jalan keluar, dan melalui robekan anulus tebrosus
mendorong ligamentum longitudinal terjadilah herniasi.
b.4 Manifestasi Klinis HNP
1. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas
2. Nyeri tulang belakang
3. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
4. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau
lengkap
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah
diskus yang mengalami herniasasi diikuti dengan gejala pada daerah yang
diinorvasi oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami
herniasasi yang berupa pengobatan nyeri kedaerah tersebut, mati rasa,
kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang
perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat
dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat,
mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang
jika tirah baring.
b.5 Komplikasi HNP
1. Infeksi luka karena tindakan pembedahan HNP
2. Kerusakan penanaman tulang setelah fusi spinal
b.6 Penatalaksanaan HNP
1. Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik :
a. Tidur selama 1 2 hr diatas kasur yang keras
b. Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf
c. Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, anti inflamasi drug dan
analgetik.
d. Terapi panas dingin.
e. Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral brace atau
korset
f. Traksi lumbal, mungkin menolong, tetapi biasanya resides

g. Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS)


2. Pembedahan
a. Laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri
menetap dan tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan
adanya gangguan neurology utama seperti inkontinensia usus dan kandung
kemih serta foot droop.
b.7 Pemeriksaan Penunjang HNP
1. Laboraturium :

Daerah rutin

Cairan cerebrospimal
2. Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keping
sendi
3. CT scan lumbosakral
4. MRI : dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak
divertebra serta herniasi.
5. Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaskan
pemeriksaan fisik sebelum pembedahan.
6. Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar
saraf spinal.
7. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi
8. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan
serebro spinal

Anda mungkin juga menyukai