Anda di halaman 1dari 37

AIKA

PENGOBATAN DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun oleh:
Anissa Desvitari
Annisa Nur Hikmah
Dwi Setia Ningrum

Fakultas Farmasi dan Sains


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jakarta
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

Latar Belakang 3

Tujuan 3

BAB II ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Khazanah islam mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia,


termasuk di antaranya masalah kesehatan dan pengobatan. Pengobatan adalah
suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari penyakit yang mengganggu
hidup. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau agama yang
di anut manusia. Secara umum di dalam dunia pengobatan dikenal istilah medis
dan non medis. Para ahli berbeda pendapat tentang penjelasan batasan istilah
medis dan definisinya secara terminologis menjadi 3 pendapat, yaitu :

 Pendapat pertama medis atau kedokteran adalah ilmu untuk mengetahui


berbagai kondisi tubuh manusia dari segi kesehatan dan penyakit yang
menimpanya. (Dokter klasik dan Ibnu Rusyd Al-hafidz)
 Pendapat kedua medis atau kedokteran adalah ilmu tentang berbagai
kondisi tubuh manusia untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan
mengembalikannya dari kondisi sakit.
 Pendapat ketiga Ilmu pengetahuan tentang kondisi-kondisi tubuh manusia,
dari segi kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan untuk menjaga
kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya kepada kondisi sehat
ketika kondisi nya tidak sehat. (Ibnu Sina)

Pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu kebudayaan untuk


menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup manusia di dasar kan
kepada ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh manusia, dari segi kondisi
sehat dan kondisi menurunnya kesehatan, untuk menjaga kesehatan yang telah ada
dan mengembalikannya ketika kondisi tidak sehat. Pengobatan medis sendiri
dalam sejarah manusia merupakan hasil proses panjang yang di awali secara
tradisional hingga menjadi modern seperti sekarang.
Menurut Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya at Thibun
Nabawy bahwa penyakit itu digolongkan 2 jenis, yakni penyakit batin dan
penyakit lahir (fisik). Penyakit batin adalah penyakit yang berkaitan dengan
jauhnya batin ( hati) seseorang dari Allah SWT. Penyakit ini menyerang unsur
ruh manusia; seperti kesurupan. Pengobatan penyakit ini adalah al-Qur’an
(ibadah, doa, ruqyah, syar’iyah). Sedangkan yang kedua, adalah penyakit lahir
(fisik). Penyakit ini obat-nya adalah dengan obat-obatan yang sesuai dengan Al-
Qur’an.

Ilmu pengobatan islam sebenarnya tidak kalah dengan ilmu pengobatan


barat. Contohnya, Ibnu sina seorang muslim yang menjadi pionir ilmu kedokteran
modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu pada cara-cara alami dan metode
ilahiah. Yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi seorang muslim dalam menjaga
kesehatan dan mengobati penyakitnya. Akal lah yang membentuk serta membina
kebudayaan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya termasuk dalam bidang
pengobatan.

B. Tujuan

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

Diharapakan dapat memberikan informasi tentang pengobatan dalam islam


mulai dari zaman para nabi hingga zaman moderen ini. Serta dapat meluruskan
hal-hal yang menyimpang (halal, haram, musyrik) menurut pandangan masyarakat
tentang pengobatan dalam islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Petunjuk Al-Quran Tentang Pengobatan

Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena


Al Qur'an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang -orang
yang mukmin .

QS. Al-Isra : 82

“Dan kami menurunkan Al Qur'an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-
orang yang mu'min.”

Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur'an yaitu " Asysyifa "
yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.

QS. Yunus : 57

“Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari tuhanmu
dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman.”
Al-Qur'an juga mengisyaratkan tentang pengobatan dan menceritakan
tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari
pembuat obat-obatan.

QS. An Nahl : 11

“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur


dan buah-buahan lain selengkapnya . Sesungguhnya pada hal-hal yang demikian
terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan.”

QS. An Nahl : 69

“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah


jalan-jalan yang telah digariskan Tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu
keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat
untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-
orang yang mau memikirkan.”
‫‪B.‬‬ ‫‪Kaidah Pengobatan dan Prinsip Pengobatan‬‬

‫‪Menurut Ibnu Qayyim dalam buku yang berjudul Zaadul Ma’aad, kaidah‬‬
‫‪pengobatan ada tiga jenis, yaitu :‬‬
‫‪‬‬ ‫‪Menjaga Kesehatan‬‬

‫َأَّياًم ا َم ْعُد وَد اٍتۚ َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َم ِريًضا َأْو َع َلٰى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِم ْن َأَّي اٍم‬
‫ُأَخ َر ۚ َو َع َلى اَّلِذ يَن ُيِط يُقوَنُه ِفْد َيٌة َطَع اُم ِم ْس ِكيٍن ۖ َفَم ْن َتَط َّوَع َخ ْي ًرا‬
‫َفُهَو َخ ْيٌر َلُهۚ َو َأْن َتُصوُم وا َخ ْيٌر َلُك ْم ۖ ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
‫‪“Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu‬‬
‫‪ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan‬‬
‫)‪itu pada hari-hari yang lain.” (Qs. Al-Baqarah (2) : 184‬‬

‫‪‬‬ ‫‪Sedekah‬‬

‫َو َأِتُّم وا اْلَح َّج َو اْلُع ْمَر َة ِهَّلِلۚ َف ِإْن ُأْح ِص ْر ُتْم َفَم ا اْسَتْيَس َر ِم َن اْلَه ْد ِي ۖ ‬
‫َو اَل َتْح ِلُق وا ُر ُء وَس ُك ْم َح َّتٰى َيْبُل َغ اْلَه ْد ُي َم ِح َّل ُهۚ َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم‬
‫َم ِريًضا َأْو ِبِه َأًذ ى ِم ْن َر ْأِس ِه َفِفْد َي ٌة ِم ْن ِص َياٍم َأْو َص َد َقٍة َأْو ُنُس ٍك ۚ ‬
‫َفِإَذ ا َأِم ْنُتْم َفَم ْن َتَم َّتَع ِباْلُع ْمَرِة ِإَلى اْلَح ِّج َفَم ا اْسَتْيَسَر ِم َن اْلَهْد ِي ۚ َفَم ْن‬
‫َلْم َيِج ْد َفِص َياُم َثاَل َثِة َأَّي اٍم ِفي اْلَح ِّج َو َس ْبَعٍة ِإَذ ا َر َج ْع ُتْم ۗ ِتْل َك َع َش َر ٌة‬
‫َٰذ‬
‫َك اِم َلٌةۗ ِلَك ِلَم ْن َلْم َيُك ْن َأْهُلُه َح اِض ِري اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ۚ َو اَّتُق وا َهَّللا‬
‫َو اْع َلُم وا َأَّن َهَّللا َش ِد يُد اْلِع َقاِب‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-
orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (Qs. Al-Baqarah (2) : 196)

 Preventif

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْقَر ُبوا الَّص اَل َة َو َأْنُتْم ُس َك اَر ٰى َح َّتٰى َتْع َلُم وا َم ا‬
‫َتُقوُلوَن َو اَل ُج ُنًبا ِإاَّل َع اِبِر ي َس ِبيٍل َح َّتٰى َتْغ َتِس ُلواۚ َو ِإْن ُكْنُتْم َم ْر َض ٰى‬
‫َأْو َع َلٰى َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغ اِئ ِط َأْو اَل َم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم‬
‫َتِج ُد وا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َص ِع يًد ا َطِّيًب ا َفاْمَس ُحوا ِبُو ُج وِهُك ْم َو َأْي ِد يُك ْم ۗ ِإَّن‬
‫َهَّللا َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفوًرا‬
“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air,
maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Qs. an-
Nisa (4) : 43)
Dengan memperhatikan hal tersebut akan terlihat pengaruh yang baik bagi
kaum muslimin sebagai umat manusia yang paling bersih jiwanya dan paling kuat
tubuhnya. Dan keistimewahan ini tidak terdapat di agama lain.

Adapun prinsip pengobatan menurut Rasulullah ditetapkan hal – hal


berikut sebagai pedoman yang perlu diketahui dan dilaksanakan :

1. Menyakinin bahwa Allah SWT sebagai penyembuh segala penyakit.

Rasulullah SAW. menyajarkan bahwa Allah SWT adalah dzat yang Maha
Penyembuh. Allah SWT. berfirman :

‫َو ِإَذ ا َم ِرْض ُت َفُهَو َيْش ِفيِن‬


“Dan apabila aku sakit, maka Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS. asy-
Syu’ara (26): 80).

Jika memerhatikan pengobatan masa sekarang yang serba modern ternyata


kebalikan dengan pengobatan jaman Rasulullah. Banyak orang yang
menggantungkan penyembuhan dengan obat. Padahal, keyakinan semacam itu
mendekati perbuatan syirik. Yang memberikan kesembuhan bukanlah obat itu,
tapi Allah SWT. Jika kita merasa yakin, insya Allah akan diberi kesembuhan
dengan cepat. Rasulullah SAW. mengajarkan agar orang yang sakit senantiasa
berdoa kepada Allah SWT.

2. Menggunakan Obat yang halal dan baik

Rasulullah mengajarkan supaya obat yang dikonsumsi penderita harus


halal dan baik. Allah SWT. yang menurunkan penyakit kepada seseorang, maka
Dia-lah yang menyembuhkannya. Jika kita menginginkan kesembuhan dari Allah,
maka obat yang digunakan juga harus baik dan diridhai Allah SWT, karena Allah
melarang memasukan barang yang haram dan merusak ke dalam tubuh kita.Allah
berfirman:
‫َو ُك ُلوا ِمَّم ا َر َز َقُك ُم ُهَّللا َح اَل اًل َطِّيًباۚ َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي َأْنُتْم ِبِه‬
‫ُم ْؤ ِم ُنوَن‬

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
direzekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.” (QS. al-Maidah (5): 88)

Rasulullah saw. bersabda, “Setiap daging (jaringan tubuh) yang tumbuh dari
makanan haram, maka api nerakalah baginya.” (HR. at-Tirmidzi)

“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya, dan menjadikan setiap


penyakit pasti ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tapi jangan dengan yang
haram.” (HR. Abu Dawud).

Menggunakan obat yang halal, selain mendatangkan ridha Allah juga akan
menjaga supaya badan tetap sehat.

3. Tidak Menimbulkan Mudharat


Dalam menyembuhkan penyakit, harus diperhatikan mengenai dengan
kemudharatan obat. Seorang dokter muslim akan selalu mempertimbangkan
penggunaan obat sesuai dengan penyakitnya.

4. Pengobatan Tidak bersifat TBC (tahayul, bid’ah, churafat)


Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah pengobatan yang bisa
diteliti secara ilmiah. Pengobatan dalam Islam tidak boleh berbau syirik (pergi ke
dukun, kuburan, dsb.)

5. Selalu ikhtiar dan tawakal


Islam mengajarkan bahwa dalam berobat hendaklan mencari obat atau
dokter yang lebih baik. Dalam kedokteran Islam diajarkan bila ada dua obat yang
kualitasnya sama maka pertimbangan kedua yang harus diambil adalah yang lebih
efektif dan tidak memiliki efek rusak bagi pasien. Itulah sebabnya Rasulullah
menganjurkan kita untuk berobat pada ahlinya. Sabda beliau,
Abu Dawud, An Nasai, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadis ‘Amr
Ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya; katanya, “Telah berkata Rasulullah
saw., ‘Barangsiapa yang melakukan pengobatan, sedang pengobatannya tidak
diikenal sebelum itu, maka dia bertanggung jawab (atas perbuatannya)

C. Perkembangan pengobatan dari Zaman sebelum Rasul hingga Zaman


sesudah Rasul

1. Perkembangan Ilmu Pengobatan Zaman Pra Sejarah

Diantara beberapa karakteristik yang unik dari Homo sapiens adalah


kemampuannya untuk mengatasi penyakit, baik fisik maupun mental dengan
menggunakan obat-obatan. . Obat-obatan pun jarang sekali tersedia dalam bentuk
siap pakai. Bahan-bahan obat tersebut harus dikumpulkan, diproses dan disiapkan;
kemudian digabungkan menjadi satu untuk digunakan dalam pengobatan.
Aktivitas ini, telah dilakukan jauh sebelum sejarah manusia dimulai dan sampai
sekarang tetap menjadi fokus utama praktek kefarmasian. Manusia purba belajar
dari insting atau naluri, dengan melakukan pengamatan terhadap hewan. Pertama
kali mereka menggunakan air dingin, sehelai daun, debu, bahkan lumpur untuk
pengobatan. Naluri untuk menghilangkan rasa sakit pada luka dengan
merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka tersebut
atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan kepercayaan. Manusia
purba belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan yang satu lebih
efektif dari yang lain. Dari sinilah permulaan terapi dengan obat dimulai.

2. Zaman Babylonia-Assyiria

Ada tiga aspek penting dalam ilmu pengobatan Babylonia-Assyiria yakni


aspek ketuhananan (divination), pengusiran roh jahat/setan (excorcism), dan
penggunaan obat-obatan. Ketiga aspek ini merupakan satu kesatuan yang tak
dapat dipisahkan. Penyakit dianggap sebagai kutukan atau hukuman Tuhan atau
pengaruh roh jahat/setan, sedangkan pengobatan adalah pembersihan/pensucian
dari kedua hal tersebut. Konsep ini dikenal sebagai konsep katarsis (Catharsis).
Konsep ini menjelaskan makna asli kata “pharmakon” (bahasa yunani), yang
merupakan asal kata pharmacy (farmasi). Konsep pharmakon dijelaskan sebagai
upaya penyembuhan atau pensucian dengan cara mengeluarkan atau pembersihan

3. Zaman Mesir Kuno

Pada pencatatan peninggalan Mesir menunjukkan hubungan yang dekat


antara penyembuhan supranatural dengan penyembuhan empiris. Obat-obatan
tersebut terutama berasal dari tumbuhan walaupun tercatat juga obat-obatan yang
berasal dari mineral dan hewan. Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
sampai sekarang masih dipakai antara lain, seperti akasia, biji jarak, adas, disebut
bersama-sama dengan berasal dari mineral seperti bsei oksida, natrium bikarbonat,
natrium klorida, dan sulfur. Bangsa mesir juga mengenal dewa-dewa yang
berpengaruh dalam pengobatan seperti Thoth, Osiris, Isis, Horus dan Imhotep.
Salah satu simbol yang menguhubungkan praktek kefarmasian saat ini dengan
mitologi kuno adalah simbol Rx, yang dijumpai dalam penulisan resep di seluruh
dunia. Sebagian besar pendapat menyatakan bahwa simbol tersebut berasal dari
simbol mata Horus, dewa elang bagsa Mesir Horus selalu mengawasi setiap
proses pembuatan obat, sebagai simbol bahwa profesi farmasis selalu mendapat
pengawasan dari Tuhan sehingga setiap pelaku profesi ini harus selalu bekerja
dengan baik, cermat dan jujur karena Tuhan selalu melihat dan mengawasi
mereka.

4. Zaman Abad Pertengahan

Pada permulaan era agama Kristen terdapat beberapa nama ilmuwan


Yunani dan Romawi yang memberikan berpengaruh terhadap perkembangan ilmu
kedokteran. Beberapa ilmuwan telah memberi warna terhadap perkembangan ilmu
kedokteran. Theophrastus (370-285 SM), seorang murid dari aristoteles telah
melakukan penelitian besar-besaran terhadap tumbuh-tumbuhan, terutama yang
berperan dalam pengobatan. Usaha Theophrastus diteruskan oleh Dioscorides (Th
65 SM), yang merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu tumbuh-
tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan.
5. Pengobatan Zaman Nabi dan Rasul

a. Nabi Isa As

‫َو َر ُس واًل ِإَلٰى َبِني ِإْس َر اِئيَل َأِّني َقْد ِج ْئُتُك ْم ِبآَي ٍة ِم ْن َر ِّبُك ْم ۖ َأِّني َأْخ ُل ُق‬
ۖ‫َلُك ْم ِم َن الِّطيِن َك َهْيَئ ِة الَّطْي ِر َف َأْنُفُخ ِفيِه َفَيُك وُن َطْي ًرا ِب ِإْذ ِن ِهَّللا‬
‫َو ُأْب ِر ُئ اَأْلْك َم َه َو اَأْلْب َرَص َو ُأْح ِيي اْلَم ْو َتٰى ِب ِإْذ ِن ِهَّللاۖ َو ُأَنِّبُئُك ْم ِبَم ا‬
‫َت ْأُك ُلوَن َو َم ا َت َّد ِخ ُروَن ِفي ُبُي وِتُك ْم ۚ ِإَّن ِفي َٰذ ِل َك آَل َي ًة َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم‬
‫ُم ْؤ ِمِنيَن‬

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang
yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah;
dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di
rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran
kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. ( QS.Ali Imran : 49 ).

Menurut para Mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan sopak
dengan cara diusap dengan tangan-Nya mata yang buta dan anggota tubuh yang
terkena sopak dengan izin Allah melalui mukjizatnya maka seketika itu sembuh.

b. Nabi Musa As

Nabi Musa tidak terlepas dari sifat kemanusiannya yang merupakan


Sunnatulloh yaitu sakit. Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang di
niatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah yang menyembuhkan kemudian di
tempelkan pada anggota yang sakit, karena Mukjizatnya seketika itu sembuh. Dan
kedua kalinya beliau sakit kemudian memetik sehelai daun secara spontanitas
tanpa diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang Penyembuh maka ketika
itu sakitnya tidak sembuh.

c. Nabi Muhammad
Nabi Muhammad sebagai Rasul yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan
wahyu kepada umat-nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al-Qur’an karena beliau
dijadikan suri tauladan yang baik untuk semua manusia. Firman Allah :

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُج و َهَّللا َو اْلَي ْو َم‬
‫اآْل ِخ َر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثير‬
“Sesungguhnya pada diri Rasul itu terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu,
bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat (Allah) dan (kedatangan) hari
kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.(QS Al-Ahzab: 21). Imam Ali
berkata : “Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al-
Qur’an”.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan di Medinah diutus


bukan untuk menjadi dokter. Namun nilai-nilai medis dari sabda-sabda beliau
besar sekali pengaruhnya bagi perkembangan pengobatan Islam. Banyak hadits
yang menggambarkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling peduli
masalah kesehatan, salah satunya dalam riwayat Bukhari, Rasulullah SAW
bersabda;

Dua nikmat di mana kebanyakan manusia tidak memperhatikannya yaitu


nikmat kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari dalam “Al-Riqaq” 11/96).

Pernyataan Rasulullah yang diterima secara umum dalam literatur hadits


adalah ; “Allah selalu menyediakan penyembuhan bagi semua penyakit atau
setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat yang diberikan sesuai dengan
penyakit yang di derita, akan diperoleh kesembuhan dengan izin Allah. Hadits ini
memiliki nilai teologis yang penting- bahwa obat-obatan berdaya guna atas izin
Allah.
Beberapa metoda pengobatan yang dilakukan Rasulullah :
1. Doa Mukjizat
Banyak doa-doa kesembuhan yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
kepada umat nya, salah satunya : “Allahumma isyfi abdaka yan-ulaka aduwwan
aw yamsyi laka ila sholaah”.
2. Dengan Memakai Madu
Sebagaimana menurut QS An-Nahl:69 bahwa madu Allah jadikan sebagai
obat maka Rasulullah menggunakan madu untuk mengobati salah satu keluarga
sahabat yang sedang sakit. Dalam satu riwayat, ada sahabat yang datang kepaa
Rasulullah memberitahukan anaknya sedang sakit, kemudian Nabi menyuruh
meminumkan anaknya madu sambil membaca doa.
3. Bekam
Berbekam termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah SAW, bahkan
Rasulullah SAW pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang
bekam. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian
lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam”.

Ilmu Kedokteran yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah dapat


dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

 Penyembuhan berbagai penyakit jasmani melalui penggunaan beberapa


jenis rerumputan, tumbuhan, madu, dan susu.
 Pengobatan berbagai penyakit rohani melalui pendekatan kejiwaan.
 Pengobatan dengan cara pencegahan.
 Ilmu-Ilmu yang terkait dengan kedokteran terutama anatomi-embriologi
Untuk mengobati penyakit rohani dan kegelisahan hati islam mengajarkan
beberapa cara yaitu :

 Membaca Al Qur’an
 Bezikir
 Berdoa
 Sholat

Beberapa contoh ajaran islam yang berperan dalam upaya menjaga


kebersihan pribadi dan kesehatan lingkungan yaitu :

 Berwudhu
 Bersiwak
 Tindakan menjaga kebersihan tubuh lainnya seperti istinsyaq (menghirup
air kedalam hidung), memotong kuku, mencuci ruas jari dan sela-selanya,
khitan, instinja dan berkumur.
 Menjaga kebersihan peralatan keseharian
 Menjaga sumber-sumber air
 Menjaga kebersihan tempat-tempat umum dan tempat ibadah
 Pencegahan penyakit menular
 Melakukan olahraga

D. Metode Pengobatan Dalam Islam

Sebagaimana telah disampaikan oleh Ibnu Hajar dalam “ Fathal Bany “,


secara umum Pengobatan dalam islam dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Pengobatan hati (diistilah oleh Qardawi dengan pengobatan Ilahi /


Supranatural)

Bentuk-bentuk pengobatan ini berupa bacaan-bacaan dzikir atau doa yang


pernah dilakukan oleh Rosululah untuk dipraktekan kepada sahabat dengan
sepengetahuan beliau. Dalam pengobatan ruhani atau supranatural terdapat syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagaimana yang disampaikan Imam Suyuti.

Contoh pengobatan hati ialah Ruqyah.

Ruqyah merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan


malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah sakit maka
datang malaikat jibril mendekati tubuh beliau,kemudian jibril membacakan salah
satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu beliau sembuh.
Bacaan untuk meruqyah :

 Istia'dzah ( Mohon perlindungan )

‫َو ِإَّم ا َيْنَز َغ َّنَك ِم َن الَّش ْيَطاِن َنْز ٌغ َفاْسَتِع ْذ ِباِهَّللۚ ِإَّنُه َسِم يٌع َع ِليٌم‬
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada
Allah. (Al-A’raf : 200)

Secara langsung Al-Qur'an tidak menjelaskan lafadz-lafadz yang dipakai


untuk perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan tetapi kemudian Nabi
mengajarkan beberapa lafadz yang dibaca untuk berlindung kepada Allah dari
godaan syaitan antara lain :

 A'udzu bilahi minasysyaithonir-rojim


 A'udzu bilahis-sami'il alim minasysyaithonir-rojiim
 A'udzu bikalimatilahit-taammaati minsyarrimaa kholaq
 A'udzu bikalimaatilahit-taammaati min godhobihi waI'qobihi
wasyarri ibadihi wamin hamazaatisy-syayaathini wa-ayyahdhuurun
 A'udzu biizzatilahi waqudrotihi min syarrimaa ajidu wa-uhajiru
 A'udzu bilahi minasyyaithonir-rojim min hamzihi wanafkhihi
wanaftsihi

 Ayat Al-Qur'an.

Pada hakikatnya semua ayat Al-Qur'an dapat di jadikan sebagai pelindung


orang-orang yang beriman dari segala godaan syaitan dan sebagai obat dari segala
penyakit akan tetapi ada beberapa ayat atau surat tertentu yang di ajarkan Nabi
yang dapat di jadikan sebagai Ruqyah untuk menangkal penyakit yang di
sebabkan oleh pengaruh sihir atau godaan Syaitan dan Jin.

‫َو َجَع ْلَنا َع َلٰى ُقُلوِبِهْم َأِكَّنًة َأْن َيْفَقُهوُه َو ِفي آَذ اِنِهْم َو ْقًراۚ َو ِإَذ ا َذ َكْر َت َر َّبَك ِفي اْلُقْر آِن‬
‫َو ْح َد ُه َو َّلْو ا َع َلٰى َأْد َباِر ِهْم ُنُفوًرا‬
Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya kami adakan antara kamu
dan antara orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu
dinding ( pelindung ) yang tertutup ( QS. Al Isra : 45 ).

‫َو ُنَنِّز ُل ِم َن اْلُقْر آِن َم ا ُهَو ِش َفاٌء َو َر ْح َم ٌة ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن ۙ َو اَل َيِز يُد الَّظاِلِم يَن ِإاَّل َخ َس اًرا‬

Dan kami turunkan dari Al-Qur'an itu sebagai Penyembuh dan Rahmat
bagi orang-orang yang Mukmin, dan ia ( Al-Qur'an ) tidak menambah bagi orang-
orang yang zhalim melainkan kerugian. ( QS.Al Isra : 82 )

Berikut adalah Ayat Al-Qur’an lainnya :

 Al Muawwidzatain (An-Naas dan Al Falaq)


 Al Fatihah
 4 ayat diawal surat Al Baqarah
 Al Baqarah ayat 163 dan 164
 Ayat Kursi (Al Baqarah : 255)
 3 ayat diakhir surat Al Baqarah
 Ayat pertama surat Ali Imran
 Ali Imran ayat 18
 Al A'raf ayat 54
 Al Mu'min ayat 116
 Al Jin ayat 3
 10 ayat diawal surat Ash- Shoffat
 3 ayat diakhir surat Al Hijr
 Yunus : 81
 Al Anbiya : 70
 Al Furqon : 23
 Al A'rof : 118-119

 Doa Mohon Kesembuhan

Banyak sekali doa untuk perlindungan dari syaitan dan kesembuhan


penyakit yang ada di dalam Al-Qur'an atau yang di ajarkan oleh Nabi, disini kami
ungkapkan beberapa doa yang diajarkan oleh Nabi :
1. BismIlahi turbatu ardhinaa biriiqoti ba'dhina yasyfibihi saqiimana bi-izni
robbina
2. Allahumma Robban-naas Azhibilbaas Isyfi antasysyaafii Laa syifaa-a Illaa
syifaa-uka Syifaa-an laayugoodiru saqoman.
3. Amsahil baas Robbannaas Biyadikasy-syifaa Laa kaasyifalahu Illaa anta

Ada 3 cara ruqyah yang dilakukan oleh Nabi :


a. Nafats

Nafats yaitu membacakan ayat Al-Qur’an atau doa kemudian di tiupkan


pada kedua telapak tangan kemudian di uasapkan keseluruh badan pasien yang
sakit. Dalam suatu riwayat bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila beliau
sakit maka membaca “Al-muawwidzat” yaitu tiga surat Al-Qur’an yang diawali
dengan “A’udzu” yaitu surat An Naas, Al Falaq, dan Al ikhlas kemudian di
tiupkan pada kedua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.

b. Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.

Diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim : bahwasanya Nabi Muhammad SAW


apabila ada manusia yang tergores kemudian luka, maka kemudian beliau
membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu di
usapkan pada luka orang tersebut. Inilah doa nya: ”Allahumma robbinnas
adzhabilbas isyfi antasy-syafii laa syifa-a illa syifa-uka laa yughodiru saqoman”.

c. Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan

Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang
sedang sakit dengan sabdanya : “letakkanlah tanganmu pada anggota badan yang
sakit kemudian bacalah “Basmalah 3x” dan “A’udzu bi-izzatillah waqudrotihi
minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x”.

2. Pengobatan Medis

Pengobatan medis adalah pengobatan yang menjadikan “Ilmu dan


Experimen” sebagai landasannya. Manusia diberi keleluasaan peran
mengembangkan dunia medis, baik melalui industri kimia atau obat tradisional
dengan memanfaatkan kekayaan alam. Disamping itu nabi Muhammad SAW
justru menekankan pada pengobatan dan terapi medis secara natural, kususnya
pada penyakit jasmaniah, dengan sabdanya: “Sesungguhnya penawar itu ada 3
perkara : minum madu, berbekam, dan menempelkan besi panas pada bagian yang
sakit”(Hr.Bukori)

Dalam pengobatan medis sendiri terdapat kaidah-kaidah yang dipertegas :

1. Untuk melakukan pengobatan diperlukan ilmu dan pengalaman. Ilmu dan


pengalaman bisa saja didapat tanpa melalui jenjang pendidikan formal
2. Manusia bebas mempergunakan obat apa saja, baik kimia maupun
tradisional, asalkan obat tersebut bukan termasuk barang Najis dan bukan
yang diharamkan oleh syariat. “Sesungguhnya allah telah menurunkan
penyakit, beserta obatnya, maka berobatlah kalian dan jangan berobat
dengan barang yang haram” (HR. Abu Daud). “Sesungguhnya allah tidak
menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang ia haramkan” (HR.
Bukhari).
3. Meyakini bahwa kesembuhan penyakit bukan ditentukan oleh “dokter”
atau obat yang diminum. Keduanya hanya sebagai sarana bagi
kesembuhan. Sedangkan kesembuhan yang sebenarnya dari allah. Maka
seorang tenaga medis selain berihtiar mengobati pasien selain berusaha
dari segi medis juga harus disertakan doa bagi kesembuhan pasien,
misalnya doa :“Ya allah, jadikanlah diriku sebagai perantara rahmat-Mu
dan jadikanlah usahaku sebagai salah satu sebab bagi kesembuhan”

Contoh pengobatan medis cara rasul :


 Al-hijamah (bekam)

Aiman bin ’Abdul Fattah (2005:230) menjelaskan bahwa bekam atau Al-
Hijamah berasal dari bahasa Arab yaitu hajama, yang berarti menghisap dan
hijama yang artinya pelepasan darah kotor. Teknik pengobatan bekam adalah
suatu proses membuang darah kotor (toksid/racun) dalam tubuh yang berbahaya
melalui permukaan kulit dengan pisau penyayat atau jarum (lancet) di titik-titik
tertentu.
Dalam buku “Keajaiban Thibun Nabawi: Bukti Ilmiah dan Rahasia
Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi” yang ditulis oleh Aiman bin
‘Abdul Fattah (2005:230) menjelaskan tentang darah bekam yang dikeluarkan
oleh juru bekam dari tubuh yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Teroksidasi darah tanpa udara (anaerob).


 Terpisahnya plasma (cairan darah) dari darah.
 Keluarnya plasma saja dari tempat yang dibekam.
 Jika kita memasang dua gelas (alat bekam) untuk menghisap darah, maka
bisa saja darah keluar pada gelas yang satu, tetapi tidak bisa keluar sama
sekali pada gelas yang satu lagi padahal keduanya berdampingan.
 Bisa saja kesembuhan datang meskipun darah tidak ada yang keluar ke
gelas.

Dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Damaskus, Muhammad


Amin Syaikhu tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari metode
bekam bahwa kesembuhan metode ini terletak pada dibersihkannya tubuh dari
darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh
secara sempurna.

Aiman bin ‘Abdul Fattah menambahkan informasi berdasarkan hasil tim


laboratorium yang mengadakan penelitian darah yang keluar dari titik-titik bekam
yang hasilnya sebagai berikut:

1. Bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan


unsur-unsur sistem kekebalan.
2. Proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah
yang tidak dibutuhkan lagi.
3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-
1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan
zat besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang
dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat besi tersebut
dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.
4. Kandungan sel darah merah maupun sel darah sel darah putih dalam
darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam
berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah
sehingga mendorong kembali aktifnya selurih system dan organ
tubuh.

 Meminum Madu
Madu merupakan salah satu zat berkhasiat obat yang dihasilkan dengan
perantara lebah dengan mengumpulkan nektar dari bunga. Allah menyatakan
tugas lebah ini dalam firmannya :

‫ُثَّم ُك ِلي ِم ْن ُك ِّل الَّثَم َر اِت َفاْس ُلِكي ُسُبَل َر ِّبِك ُذ ُلاًل ۚ َيْخ ُرُج ِم ْن ُبُطوِنَها‬
‫َش َر اٌب ُم ْخ َتِلٌف َأْلَو اُنُه ِفيِه ِش َفاٌء ِللَّناِسۗ ِإَّن ِفي َٰذ ِلَك آَل َيًة ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬

Dan perut lebah ini keluar minuman (madu) yang bermacam-macam


warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terhadap tanda (kebesaran allah) bagi orang-
orang yang berfikir. ( QS. An-Nahl : 69).
Dan diperkuat dengan sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa madu
sebagai obat: “Hendaklah kalian melakukan penyembuhan yaitu dengan madu
dan Al-qur’an.”(Hr Ibnu Majah).
Madu memiliki kandungan gizi berupa senyawa karbohidrat seperti
fruktosa (41%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dekstria (1,5%). Selain itu juga
terdapat Asam amino, Vitamin B1, B12, B3, B6 dan vitamin C. Peneliti Peter C
Molas (1992) peneliti dari Departement of Biological scienes di Selandia baru
membuktikan bahwa madu mengandung zat antibiotik yang aktif menyebab
mikroba pantogen penyebab penyakit. Beberapa penyakit infeksi yang bisa
disembuhkan seperti penyakit lambung, saluran pernapasan akut (ISPA), batuk
dan demam, jantung, hati, paru-paru, penyakit yang dapat menggangu teling dan
saraf.
Berdasarkan penelitian Kamarudin (1997) Ada 4 faktor yang bertangguang
jawab terhadap aktivitas antibakteri pada madu : Pertama, kadar gula yang tinggi
menghambat pertumbuhan bakteri tidak dapat hidup dan berkembang. Kedua,
tingkat keasaman yang tinggi (pH 3,65) yang mempengaruhi pertumbuhan dan
daya hidup bakteri sehingga mati. Ketiga, ada nya senyawa hydrogen peroksida
yang bersifat dapt membunuh mikroorganisme. Keempat, adanya senyawa
organik bersifat antibiotik.
Banyak khasiat dan kandungan zat kimia yang bermanfaat yang dimiliki
madu yang dapat kita kembangkan sebagai salah satu alternativ dalam
pengobatan. Penelitian ilmiah dan pengebangan madu sebagai sedian farmasi
masih harus dikembangakan dan dioptimalkan dalam bidang pengobatan.

 Zaitun
Dalam surat At-Tin allah bersumpah demi buah tin dan zaitun dalam hal
ini menunjukan buah zaitun memiliki karakteristik yang cukup penting. Penemuan
mutakhir dalam bidang pengobatan menunjukan bahwa zaitun sebagai sumbur
makanan dan obat.Manfaat dan khasiat zaitun disabdakan oleh Rasulullah dalam
hadist yang menyatakan :

“ Makanlah minyak zaitun dan kumurlah minyaknya karena ia berasal dari pohon
yang pernah berkah “ (HR. At Tirmizi dan ibnu majah)

Dan menurut pertemuan para pakar medis bahwa minyak zaitun dapat
melindungi dari serangan penyakit arteriol yakni saluran darah kecil di liver dan
menghambat naiknya kolestrol darah, tekanan daran dan diabetes juaga dapat
mengidari tubuh dari penyakit kanker.

 Kurma
Dalam Al-quran ayat yang menyatakan tetntang kelebihan kurama
diantaranya yang dialami oleh Maryam ketika beliau mengandung nabi Isa As
yang menjelaskan khasiat buah kurma kepada para wanita yang sedang dalam
nifas seperti Allah swt memerintahkan Maryam untuk memakannya ketika beliau
lemah setelah persalinan.

‫َو ُهِّز ي ِإَلْيِك ِبِج ْذ ِع الَّنْخ َلِة ُتَس اِقْط َع َلْيِك ُر َطًبا َجِنًّيا‬
Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma ku ke arah mu., niscaya pohon itu akan
mengugurkan buah kurma yang masak kepada mu. (QS. Maryam : 25 )
Penelitian ilmiah tentang khasiat kurma yang kaya akan unsur zat besi dan
kalsium telah membuktikan bahwa pengobatan cara islam yang terkandung dalam
Al-quran dan hadist bukanlah jenis pengobatan semata-mata sesuai keadaaan
iklim masyarakat arab tetapi merupa pengobatan yang dapat dilakukan oleh
seluruh negara.

 Habbatus Saudah ( Jinten Hitam )


Habbatus adalah sejenis tumbuhan yang tumbuh di Africa utara, Asia dan
Eropa selatan. Pada Zaman Rasul umat islam sudah menggunakan Habbatus
saudah sebagai obat dari segala penyakit. Rasulullah Saw bersabda :

“ Hendaklah kamu menggunakan Habbatusaudah karena sesungguhnya padanya


terdapat penyembuhan bagi segala penyakit kecuali mati” ( HR. Abi Salamah).

Terdapat banyak penelitian dan kajian dalam pengobatan lama dan


moderen dilakukan untuk mencari sejauh mana kebeneran khasiat Nigella sativa.
Didalam kitab At-tibun Nabawi yang ditulis oleh Ibnu Qayyim menyebutkan
bahwa habbatus dapat mengobati 50 jenis penyakit tanpa efek samping. Bahwa
Habattus memiliki kandungan antioksidan, antihistamin, antibiotik, antimyotic
dan broncho dilating.

 Zam-zam
Rasulullah menjelaskan: “Sesungguhnya, zamzam ini air yang sangat
diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi”. Nabi saw menambahkan:
“Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika
engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah
mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu,
maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril;
minuman dari Allah untuk ismail”.(HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu
Abbas)

Kandungan air zamzam:


o Kadar kalsium dan garam magnesium lebih tinggi, berkhasiat untuk
menghilangkan rasa haus dan efek penyembuhan.
o Mengandung zat fluoride yang berkhasiat memusnahkan kuman-kuman
yang terdapat dalam kandungan airnya.
o Memiliki keseimbangan elektrolit yang sempurna, juga mineral esensial
yang sangat baik lagi penting bagi kesehatan. Sangat alami dan murni,
bebas dari satu pun mikroorganisme patogen.
o Tidak pernah kadaluarsa
o Zamzam 100 persen alami, tidak mengandung klorin, dll.

 Talbinah
Rasulullaah bersabda: “Talbinah melegakan sanubari orang yang sakit dan
menghilangkan sebagian kesedihan”.Talbinah adalah air rebusan biji gandum,
yang nilai gizinya lebih banyak dari tepung gandum. Talbinah baik untuk orang
yang terkena penyakit syaraf dan gangguan kejiwaan, bahkan dengan kandungan
Betaglocannya dapat menurunkan kolesterol dalam darah, juga karena kandungan
magnesiumnya yang tinggi sangat baik untuk mereka yang mempunyai penyakit
jantung. Talbinah membantu mengobati semua gangguan pada lambung.

E. Tokoh-tokoh Penting

 AR-RAZI (ABU BAKAR AR-RAZI)

Abu Bakar Ar-Razi dilahirkan di Provinsi Rayy, Iran pada tahun 240 H
(854 M). Tentang tahun wafatnya, ada dua pendapat, pendapat yang pertama
(menurut Ibnu Katsir dalam “Al-Bidayah) disebutkan bahwa Ar-Razi wafat pada
tahun 311 H (923 M), sedang pendapat yang lain menyebutkan kalau Ar-Razi
wafat pada tahun 364 H (975 M).
Abu Bakar Ar-Razi atau Zakaria Ar-Razi atau di Barat lebih dikenal
dengan sebutan Rhazes merupakan dokter muslim terbesar dan guru besar Islam
dalam ilmu kedokteran bagi dunia Islam dan Eropa.

PENEMUAN-PENEMUAN AR-RAZI

1. Di Bidang Kedokteran dan Farmasi

 Ar-Razi menemukan pengaruh faktor kejiwaan dalam mengobati


berbagai penyakit pada anggota tubuh.

 Ar-Razi merupakan pelopor dalam bidang klinik kedokteran dan orang


yang pertama kali melakukan eksperimen pengobatan kepada hewan
sebelum dipraktikan kepada manusia.

 Ar-Razi adalah orang yang mampu membedakan antara penyakit cacar


biasa dengan cacar air yang hampir serupa pada dua gejala ini.

 Ar-Razi adalah dokter yang pertama kali membedakan antara mulas di


usus kecil dengan gangguan usus besar.

 Ar-Razi adalah orang yang paling unggul dalam bidang kedokteran


dan operasi mata.

 Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menemukan alergi


(hipersensitivitas) dan orang yang pertama kali mengamati pengaruh
cahaya pada selaput mata.

 Ar-Razi berhasil menemukan benang jahit untuk operasi yang terbuat


dari bahan selaput hewan.

 Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menjelaskan penggunaan


perban gypsum pada pengobatan patah tulang.

2. Beberapa Karya Ar-Razi di Bidang Kedokteran

 Kitab Al-Hawi, merupakan buku ensiklopedia kedoktean yang


meliputi semua ilmu pengetahuan kedokteran Arab, Yunani, dan
India. Untuk mengetahui tentang kebenaran buku ini, kita cukup
mendengarkan komentar obyoktif seorang orientalis Jerman, Zigrid
Hunke berikut : Perpustakaan fakultas kedokteran di Universitas
Paris sejak lima ratus tahun yang lalu tidak ada buku-buku yang lain,
selain Al-Hawi.

 Kitab Ath-Thib Al-Manshuri. Dalam buku ini Ar-Razi menjelaskan


tentang anatomi tubuh manusia, termasuk anatomi kerangka manusia
dan susunan urat saraf serta anatomi pembuluh darah dan
tenggorokan.

 Kitab Al-Asrar. Buku ini berisi tentang obat-obatan secara medis dan
cara serta teknik pencampurannya.

 Kitab Al-Jadari wa Al-Hishbah. Buku ini berisi penjelasan tentang


penyakit cacar dan bagaimana cara mendiagnosanya sejak dini dan
membedakannya dengan penyakit cacar air. Buku ini sudah dicetak
lebih dari 40 kali dalam bahasa Inggris pada tahun 1498 s.d 1866 M.

 Kitab Man La Yahdhuruhu Ath-Thabib. Buku ini berisi tentang


pertolongan pertama pada kecelakaan sebelum dibawa ke dokter.

Kitab Manafi Al-Aghdziyah. Dalam buku ini dijelaskan tentang pengaruh


makanan bagi kesehatan secara umum serta bahayanya dalam keadaan
mengudap penyakit tertentu. Buku ini merupakan buku kedokteran pertama
dalam bidang makanan.

 IBNU SINA

Dia bernama lengkap Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina. Dilahirkan
di desa Avansa dekat provinsi Bukhara-sekarang Uzbekistan, Persia pada tahun
370 H (980 M) dari seorang ayah asli Balkan, wafat pada tahun 428 H (1037 M)
di Hamdzan-sekarang Iran, dalam usia 58 tahun.
Ibnu Sina telah hafal Al-Qur’an dalam usia 10 tahun, dia dikenal dengan
gelar “Asy-Syaikh Ar-Ra’is”, karena kemampuan ilmunya dan ketokohannya.
Oleh orang-orang Eropa dan Barat, nama dia dikenal dengan sebutan Avicenna.

Ibnu Sina adalah ilmuwan terbesar kedua di bidang kedokteran, setelah


Ar-Razi. Dia juga dikenal sebagai filsuf terbesar muslim yang pemikirannya
paling banyak berpengaruh di Barat. Bahkan sebagian buku menyebut dia dengan
gelar “Amirul Athibba’” (pemimpim para dokter). Ibnu Sina diakui sebagai orang
terbesar yang pernah dimiliki dunia.

PENEMUAN-PENEMUAN IBNU SINA DIBIDANG KEDOKTERAN

 Dalam Cara Pengobatan. Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali
menemukan cara pengobatan bagi orang sakit dengan cara menyuntikkan
obat ke bawah kulit.
 Dalam Mengobati Orang yang Tercekik Kerongkongannya. Ibnu Sina
membuat penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak,
kemudian diamasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan
untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas. Dia diakui
sebagai orang yang pertama kali dalam sejarah yang mampu memaparkan
penyakit tenggorokan dan sebab-sebanya.

 Dalam Mengobati Penyakit pada Kepala. Ibnu Sina mengetahui hakekat


ilmiah penting, bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat
melekat kembali seperti tulang lainnya pada badan, melainkan ia akan
tetap terpisah dan hanya terikat dengan selaput yang kuat. Ibnu Sina
membagi pecahnya tepurung kepala menjadi dua macam berdasarkan ada
atau tidak adanya luka pada kepala.

Ibnu Sina mengemukakan bahwa pengobatan dibagi menjadi dua jenis,


yaitu teori dan praktik. Pengobatan secara teoritis adalah bagian pengobatan yang
hanya memberikan penjelasan dari segi ilmu-ilmu tentang pendapat berbagai
ilmuwan tanpa langsung memberikan pengaruh dalam bidang praktis. Misalnya,
ilmu yang menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan mizaj, humor,
tenaga, pembagian jenis penyakit, gejala penyakit, dan penyebab sakit.

Sedangkan pengobatan secara praktik adalah pengobatan yang


berhubungan dengan ilmu cara melakukan suatu tindakan pengobatan dan
perawatan. Misalnya, ilmu yang menjelaskan cara menjaga kesehatan tubuh atau
cara merawat tubuh yang sakit.

Jenis pengobatan secara praktik dibagi menjadi dua:

a. Ilmu kesehatan, yakni cara mempertahankan kesehatan atau menjaga tubuh


selalu tetap sehat.

b. Ilmu keperawatan, yakni mengenai bagaimana mengembalikan kondisi tubuh


dari keadaan sakit ke kondisi sehat.

Kaitannya dengan pengobatan di dalam bahasa Arab, kata ath-thibb dapat


diartikan dengan berbagai macam pengertian, antara lain.

1. Al-Ishlah, perbaikan. Jika dikatakan “Thabbab-tuhu”, artinya aku memperbaiki


keadaannya.

2. Al-Luthfu was-siyasah, kelembutan dan pengaturan. Dikatakan kepada orang


lain dengan kalimat, “Annahu thabba bil umuri” bahwa dia pandai mengurus
masalah.

3. Al-Hidzqu, pintar dan pandai. Menurut al-Jauhari, dikalangan bahasa Arab,


setiap orang pintar disebut tabib. Abu Ubaid berkata , “Makna dasar ath-thibb
adalah kepintaran dan kepandaian tentang segala sesuatu. Jika dikatakan “thabba
wa thabib”, maka artinya mahir, cakap, dan pandai, meskipun belum tentu bisa
mengobati orang yang sakit. Menurut pendapat lain, seseorang yang disebut
thabib, karena kepandaian dan kepintarannya.

4. Al-’Addah, kebiasaan. Jika dikatakan, “Laisa bithibbi”, artinya itu bukan


kebiasaanku.
5. As-Sihr, sihir. Orang yang terkena sihir disebut mathbub, karena mereka
menamai ath-thibb dengan sihir.

 IBNUL BAITHAR

Nama lengkap dia adalah Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad Al-
Baithar Dhiauddin Al-Maliqi Al-Andalusi. Lahir pada tahun 589 H (1193 M) di
sebuah perkampungan bernama Malaga yang terletak di sebelah selatan
Andulusia, dan wafat pada tahun 646 H (1248 M) di kota Damaskus, Syiria dalam
usianya ke lima puluh sembilan.

Karya utama Al-Baithar adalah Kitab AlJami fi Adwiya Al-Mufrada. Kitab


ini merupakan sebuah karya botanical terkemuka dalam bahasa Arab. Berisi
kumpulan ramuan obat-obatan. Buku ini pada hakikatnya, adalah yang terpenting
selama seluruh periode dari Dioscorides sampai abad ke-16. Buku ini adalah suatu
karya ensiklopedi tentang ramuan obat-obatan. Mengungkapkan lebih dari 1.400
obat-obatan medical.

Karya monumental Al-Baithar yang kedua adalah Kitab Al-Mughani fil


Adwiya Al-Mufrada. Merupakan sebuah materia medica-pengajaran tentang obat-
obatan dan khasiatnya. Buku ini berisi 20 bab, termasuk yang menguaraikan
ramuan untuk sakit kepala, telinga, mata, untuk kosmetika, ramuan untuk demam,
penangkal racun, dan ramuan obat-obatan yang paling sederhana.

 IBNU RUSYD

Nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad bin Abu Qasim bin
Abu Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Dikalangan orang Barat ia
lebih dikenal dengan sebutan Averroes. Lahir pada tahun 520 H (1126 M), dan
wafat pada tahun 595 H (1198 M). Dia mendapatkan gelar “Asy-Syarih Al-
A’zham” atau penerjemah besar. Oleh Sarton (sejarawan ilmu), ia pernah dipuji
dengan penilaian sebagai berikut : Ketenaran Ibnu Rusyd dalam filsafat hamper
menutupi penemuan dan prestasinya di dunia kedokteran. Padahal, sebenarnya ia
adalah seorang dokter ternama pada masanya. Ibnu Rusyd dikenal sebagai bintang
intelektual muslim berkebangsaan Spanyol yang paling cemerlang selama abad-
abad pertengahan.

Karya-karya Ibnu Rusyd antara lain :

Kitab “Al-Kulliyat fi At-Thib”. Sebuah buku ensiklopedi kedokteran yang


mencapai tujuh jilid. Di dalam buku tersebut diterangan tentang jenis-jenis
penyakit dan obatnya, pembedahan, a peredaran darah.

Juga dalam beberapa bukunya, Ibnu Rusyd telah menjelaskan susunan


mata. Dia juga menyebutkan suatu realita ilmiah yang berisikan bahwa manusia
hanya akan terkena penyakit cacar sekali dalam seumur hidup. Dia pernah
bekomentar tentang anatomi, “Siapa yang mempelajari tentang anatomi,
keimanannya kepada Allah akan bertambah”.

F. Pengobatan Tradisional dalam Pandangan Islam

Sebelum islam hadir di tengah-tengah masyarakat, manusia sudah


memiliki pengetahuan dan cara pengobatan yang mereka peroleh berdasarkan
pengalaman. Hal ini di namai pengobatan tradisionalyang banyak berdasarkan
pada kegelapan mistik. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengobatan
tradisional ini dimanapun (termasuk di Indonesia), adalah yang primitif, jadi tidak
ilmiah dan spekulatif, mistik, magic dan statis serta tidak di ajarkan. Jampi-jampi
dan rajah serta azimat dilarang oleh islam. Karena semua itu membawa manusia
kepada perbuatan syirik. Ada pengobatan tradisional lain yang tidak
menghubungkan diri dengan ruh halus sebagai penyebabnya. Yaitu hanya
berdasarkan gejala / keluhan penat-penat, lemah badan,dsb. Obatnya ialah berupa
daun-daunan sebagai jamu. Jamu bukan mistik dan bukan pula magic, tetapi tetapi
berupa pengobatan alamiah atau yang berasa dari alam. Pengobatan tradisional
lainnya adalah pijat (massage) bagi yang patah tulang atau acupressure dengan
menekan bagian tubuh tertentu atau dengan nama lain akupuntur yang berasal dari
cina, dan juga bekam. Pada dasarnya obat tradisional seperti ini diperbolehkan
dalam islam selama tidak merusak diri sendiri dan orang lain serta tidak
membawa kepada perbuatan syirik. Garis-garis besar pengobatan tradisional yang
diajarkan Rasul diantaranya melarang “Kai”, yakni meletakkan besi panas di atas
bagian tubuh yang sakit, melarang jampi-jampi atau mantera-mantera yang
membawa kepada syirik.

G. Produk Farmasi dalam Pandangan Islam

Semakin berkembang produk-produk farmasi yang beredar dimasyarakat


yang menuntut masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih produk farmasi.
Untuk memastikan produk farmasi yang bermanfaat bagi umat, selain mutu dan
juga kegunaan juga perlu diperhatikan kehalalan produk yang dihasilkan.

Pemanfaatan babi dan semua unsurnya mutlak tidak boleh dilakukan,


produk yang mengandung unsur babi maka produknya menjadi haram, seperti
insulin babi dan protein farmetik dari gen babi pada rekayasa genetik. Bahan aktif
dari tumbuhan yang diperoleh dari ekstrak dan fermentasi kehalalannya
tergantung bahan tambahan atau bahan penolong yang digunakan. Bahan aktif
yang dari hewan pada umumnya senyawa protein, asam amino, vitamin, mineral,
asam lemak, enzim. Kehalalanya tergantung dari cara menyembelihnya, harus
sesuai kaidah islam. Bahan aktif yang berasal microba kehalalnya bergantung
pada bahan medianya, mulai dari media penyegaran, media perbayakan, media
produksi dan bahan penolong fermentasinya. Bahan aktif berasal dari bagian
tubuh seperti sistein rambut manusia, palsenta manusia, albumin dari darah
manusia jelas haram.

H. Keunggulan Pengobatan Islam

Perbandingan ilmu kedokteran umum dengan sistem kedokteran dan


pengobatan yang diajarkan Nabi Muhammad saw jelas sangat jauh sekali.
Pengobatan Ilahi dapat menyembuhkan segala macam penyakit yang tidak pernah
dicapai oleh para guru besar ilmu kedokteraan manapun. Diantara hal-hal yang
mungkin tidak dijangkau oleh para ahli kedokteraan ialah : pengobatan rohani,
kekuatan hati, berpegang teguh kepada petunjuk Allah, bertawakal,
memperlindungkan diri kepada Allah, merasa hina dan kecil kepada-Nya,
bersedekah, tidak terbenam dalam penyesalan dan lepas dari rasa susah dan
bimbang.
Sistem pengobatan diatas ini, telah dipakai oleh banyak bangsa dan hasil
yang mereka peroleh adalah kesembuhan yang sempurna, dimana hal ini tidak
pernah di dapati dalam kamus kedokteran umum. Menurut Iwan Hadibroto dan
syamsiar alam telah memperhatikan dan banyak orang menjadi saksi bahwa
sistem pengobatan Nabi telah mampu menyembuhkan penyakit-penyakit yang
tidak sanggup disembuhkan secara pengobatan fisik. Melainkan harus dengan
pengobatan secara psikis (kerohanian). Hal ini dapat trerjadi semata-mata kerena
rahasia dan tuntunan ilahi.

Bukan merupakan rahasia lagi, bahwa di dalam diri yang kuat dan jiwa
yang kuat, keduanya merupakan paduan kekuatan yang sanggup menolak setiap
penyakit yang datang. Tidaklah ruh dan jiwa yang kokoh dan tegar, jiwa yang
merasa bahagia dan dekat dengan sang penciptanya, mencintainya, merasa
nikmat ketika berdzikir kepadanya, tawakal dan pasrah kepadanya, serta
bermohon hanya kepadanya merupakan obat yang paling mujarab dan ampuh
terhadap segala macam penyakit dan dengan kekuatan yang dimilikinya dapat
menghilankan segala penderitaan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pengobatan dapat disimpulkan sebagai suatu kebudayaan untuk


menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup manusia di dasar
kan kepada ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh manusia, dari segi
kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan, untuk menjaga kesehatan
yang telah ada dan mengembalikannya ketika kondisi tidak sehat.

2. Menurut Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya at Thibun Nabawy


bahwa penyakit itu digolongkan 2 jenis, yakni penyakit batin dan penyakit
lahir (fisik).

3. Kaidah Pengobatan
 Menjaga Kesehatan
 Sedekah
 Preventif

4. Prinsip – prinsip Pengobatan


 Meyakini bahwa Allah SWT. yang Maha Menyembuhkan segala
penyakit
 Menggunakan obat yang halal dan baik
 Tidak menimbulkan madharat
 Pengobatan tidak bersifat TBC (tahayul, bid’ah, churafat)
 Selalu ikhtiar dan tawakal

5. Metode pengobatan yang dilakukan Rasulullah


 Doa Mukjizat
 Dengan Memakai Madu
 Bekam

6. Ilmu Kedokteran yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah dapat dibagi
menjadi 4 bagian
 Penyembuhan berbagai penyakit jasmani melalui penggunaan
beberapa jenis rerumputan, tumbuhan, madu, dan susu.
 Pengobatan berbagai penyakit rohani melalui pendekatan
kejiwaan.
 Pengobatan dengan cara pencegahan.
 Ilmu-Ilmu yang terkait dengan kedokteran terutama anatomi-
embriologi

7. Tiga cara ruqyah yang dilakukan Nabi


 Nafats
 Air Liur yang ditempelkan pada tangan kanannya
 Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan

8. Obat-obat alamiah dalam Islam


 Madu
 Kurma
 Zaitun
 Jinten Hitam (Habbatus Saudah)

9. Tokoh-Tokoh Penting
 Ar Razi, Rhazes merupakan dokter muslim terbesar dan guru besar
Islam dalam ilmu kedokteran bagi dunia Islam dan Eropa.
 Ibnu Sina, “Amirul Athibba’” (pemimpim para dokter).
 Ibnu Baithar, Kitab Al-Mughani fil Adwiya Al-Mufrada.
Merupakan sebuah materia medica-pengajaran tentang obat-obatan dan
khasiatnya.
 Ibnu Rusyd, “Asy-Syarih Al-A’zham” atau penerjemah besar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chaerunissa, Anis Yohana, et.al. Farmasetika Dasar. Bandung: Widya


Padjadjaran. 2009.
2. Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. Biomedical Issues, Islamic Perspective. Kuala
Lumpur: A.S. Noordeen. 1993.
3. http://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2015/07/19/74203/sejarah-
kedokteran-islam-dan-pengobatan-di-dunia-1.html (diakses 14 April 2016,
jam 10.59 PM)
4. https://muslimah.or.id/73-fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-
minyak-zaitun.html (diakses 14 April 2016, jam 11.05 PM)
5. http://books.google.co.id/books?
id=ABJvxw04x4kC&pg=PA9&dq=pengobatan+ala+rasulullah&hl=en&sa=X
&ei=Ro6mUcrVLsqArgfZ_ICQDg&redir_esc=y#v=onepage&q=pengobatan
%20ala%20rasulullah&f=false (diakses 14 April 2016, jam 11.13 PM)
6. Nizar D, Muhammad. Hidup Sehat & Bersih Ala Nabi. Jakarta: Hikmah.2002.
7. Pandi W, Emma. Sehat Cara Al-Qur’an & Hadis. Jakarta: Hikmah.2010.
8. Raqith, Hamad Hasan.Hidup Sehat Cara Islam. Bandung: Penerbit Jembar.
2007.

Anda mungkin juga menyukai