Anda di halaman 1dari 16

PERLINDUNGAN

TENAGA KERJA DI
INDONESIA

LIDYA SHERY MUIS

RUANG LINGKUP
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

UPAH
JAMINAN SOSIAL
FASILITAS KERJA

1. UPAH
A. PENGERTIAN UPAH
Menurut UU No.13 tahun 2003 tetang
ketenagakerjaan, pasal 1 butir 30 menyebutkan
bahwa upah adalah hak pekerja/buruh yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi
kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan atau perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah atau akan dilakukan.

B. INTERVENSI PEMERINTAH DI BIDANG


PENGUPAHAN
Pemerintah melakukan intervensi
karena sangat berkepentingan untuk
menyelaraskan antara upah yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan dan pencapaian
produktivitas kerja, yaitu dengan
memperhatikan :
Kebutuhan hidup pekerja
Kesenjang nsosial
Prestasi kerja
Nilai kemanusiaan dan harga diri.

Masalah pokok pengupahan meliputi :


Rendahnya upah bagi pekerja bawah
Kesenjangan upah terendah dan tertinggi
Bervariasinya komponen upah
Tidak jelasnya hubungan antara upah dan
produktivitas.

C.SISTEM PENGUPAHAN DI TINGKAT


PERUSAHAAN
Faktor yang mempengaruhi pemberian
upah di tingkat peerusahaan, yaitu:
Pendidikan dan latihan
Kondisi pasar kerja
Proporsi biaya upah dengan biaya lain
Penggunaan teknologi
Kemampuan perusahaan
Kemampuan organisasi pekerjaan
Kebijakan dan intervensi pemerintah
harmonisasi hubungan industrial.

a.Kewajiban Pengusaha
Menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 92 menjadi kewajiban
pengusaha untuk memberikan kepastian
pendapat dan penyesuaian dengan
perkembangan tingkat kehidupan di
masyarakat.Oleh karena itu pengusaha wajib :
Menyusun struktur dan skala upah berdasarkan
golongan, jabatan,masa kerja, pendidikan dan
kompetensi.
Melakukan peninjaun upah secara berkala
dengan memperhatikan kemampuan perusahaan
dan produktivitas.

b. Asas No Work, No Pay


Menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 93 ayat (1) Upah tidak
dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan
pekerjaan.
c. Komponen Upah
Menurut UU No.13 Tahun 2003 pasal 94 Dalam
hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan
tunjangan tetap maka besarnya upah pokok
sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima
perseratus) dari jumlah upah pokok dan
tunjangan tetap.

d. Daluwarsa Penuntutan Terhadap Upah


Menurut UU No.13 Tahun 2003 pasal 96
Tuntutan pembayaran upah
pekerja/buruh dan segala pembayaran
yang timbul dari hubungan kerja menjadi
kadaluwarsa setelah melampaui jangka
waktu 2 (dua) tahun sejak timbulnya hak.

2. JAMINAN SOSIAL
A. PENGERTIAN JAMINAN SOSIAL
Jaminan sosialadalah salah satu bentuk
perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh
negara guna menjamin warganegaranya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak,
sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM
tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.
Utamanya adalah sebuah bidang dari
kesejahteraan sosialyang memperhatikan
perlindungan sosial, atau perlindungan terhadap
kondisi yang diketahui sosial, termasuk
kemiskinan, usia lanjut, kecacatan,pengangguran
, keluarga dan anak-anak, dan lain-lain.

B. SISTEM JAMINAN SOSIAL


Beberapa konsep jaminan sosial yang
dianggap cukup bermanfaat oleh ILO
ialah asuransi sosial, bantuan sosial,
tunjangan yang didanai oleh keuangan
negara, tunjangan keluarga, dana
cadangan tambahan yang diusahankan
dan oleh pengusaha dan beberapa
program penunjang serta program
pelengkap yang berkembang disekitar
jaminan sosial.

Macam-macam Sistem Jaminan Sosial:


Sistem Asuransi Sosial
Sistem Bantuan Sosial
Sistem Dana Cadangan
Sistem Kewajiban Pengusaha
Sistem Kepesertaan Universal
Sistem Pelayanan Sosial
C.JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA
Diatur dalam UU NO.40 Tahun 2004.
Jaminan Sosial bagi PNS
Jaminan Sosial Bagi ASABRI
Jaminan Sosial bagi Umum
Jaminan Sosial Bagi Pekerja Swasta

3. FASILITAS KERJA

A. Pengertian Fasilitas Kerja


Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk
nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh
karena hal-hal yang bersifat khusus atau
untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja,
seperti fasilitas kendaraan (antar jemput
pekerja atau lainnya); pemberian makan
secara cuma-cuma; sarana ibadah; tempat
penitipan bayi; koperasi; kantin dan lainlain. Fasilitas kerja biasanya berupa
keselamatan kerja

Keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah upaya


untuk pengendalian dan penanggulangan terhadap
kecelakaan, kebakaran, ledakan, pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja yang biasanya disebabkan oleh
perbuatan manusia yang berbahaya dan kondisi kerja
yang berbahaya.

Keselamatan kerja dalam lingkungan kerja merupakan


tanggung jawab dan kepentingan bersama antara
pemerintah, pengusaha, maupun tenaga kerja itu sendiri
karena manusia menginginkan keselamatan, keamanan,
dan kesehatan yang menjadi faktor yang sangat penting.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat sangat diperlukan
oleh setiap orang, karena tempat demikian seseorang
dapat bekerja dengan tenang sehingga hasil kerjapun
dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Program keselamatan kerja


Peraturan Pemerintah
Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun
2003 dalam undang-undang disebutkan sasaran
dari program keselamatan kerja
Jaminan Kecelakaan Kerja
Manfaat Lingkungan Kerja Yang Aman dan Sehat
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
Strategi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai