Tujuan
Untuk menentukan kadar pemisahan dan konstanta distribusi dengan
II.
turun.
(Khopkar,1990)
Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyarian, merupakan suatu proses
pemisahan dimana suatu zat terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak bercampur.
Penyarian merupan proses pemisahan dimana suatu zat terdistribusi kedalam dua
pelarut yang tidak saling bercampur. Kegunaan besar dari penyarian ini adalah
kemungkinan untuk pemisahan dua senyawa atau lebih berdasarkan perbedaan
koefisien distribusinya (Kd).
(Rudi, 2010)
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini
dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau
kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbada dalam kedua fase pelarut
(Eby,2009)
CA
CB
CA
serta
CB
adalah
(Suyanti, 2008)
III.
Prosedur kerja
III.1
Alat dan Bahan
Alat :
Alat-alat gelas
Pipet tetes
Ring penyangga
Pisau
Buret
Kaca arloji
Spatula
Krus
Neraca
Hot plate
Corong pisah
Standar dan klem
Lampu spritus
Batang pengaduk
Bahan :
Kloroform
Na-Tiaosufat
Indikator amilum
Etanol
NaOH
Sabun
Larutan Iodium
Aquades
Indikator pp
NaCl
PE(Petroleum Enter)
III.2
Skema kerja
25 ml
kloroform
larutan iod
Ditambahkan
Na-Tiosulfat 0,1N
Dititrasi
Dicatatkan volume Na-Tiosulfat 0,1N yang digunakan
larutan iod dalam air
Ditambahkan
indikator amilum
Dititrasikan
Dicatatkan volume Na-Tiosulfat 0,1N yang digunakan
Hasil pengamatan
tidak
bersifat basah
Ditambahkan
larutan 20 ml etanol
Dimasukkan ke dalam larutan PE dan kocok selama
15 menit
Dibiarkan beberapa menit hingga terbetuk lapisan
Dipisahkan larutan alkohol
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Ditambahkan
2 tetes indikator PP