BAB 2 Ventill
BAB 2 Ventill
LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
PENGENALAN INSTRUMEN VENTILASI TAMBANG
2.1. Tujuan
Pengenalan alat-alat praktikum ventilasi tambang ini bertujuan mengenal
berbagai jenis alat yang dipergunakan dalam pekerjaan ventilasi tambang,
mengetahui fungsi, komponen dan cara kerja alat-alat tersebut dalam suatu
rangkaian ventilasi tambang maupun dalam pengukurannya serta peralatan
pelindung diri yang digunakan.
2.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pengenalan alat-alat praktikum ventilasi tambang dilaksanakan
pada:
Hari/tanggal
Waktu
Tempat Pelaksanaan
:Laboratorium
Teknologi
Pertambangan,
Fakultas
dapat mengatur
dikeluarkan
dari
front
digunakan dalam
ventilation
terjamin
udara
kuantitas
penambangann itu
ventilasi mekanis
dan
pendeteksi
Pekerjaan
apabila
merupakan
ventilasi
1.
dipergunakan
Fan
Yustano Yuhannes
H1C113006
pada
sendiri, dimana
tambang bawah
ventilasi
didukung
tambang
oleh
alat
sebuah
kebutuhan
tentang
mutlak
maupun
peralatan
yang
tanah adalah
akan
lebih sangat
pengukur
tersebut
yang
kuatitas
alat-alat
dalam
suatu
jaringan
penjelasan singkat
pada
peralatan
bawah tanah :
*Sumber : goodminingpractice.blogspot.com
Gambar 2.1
Fan
2.
Ventilation Tube
Yustano Yuhannes
H1C113006
Gambar 2.2
Wire flexible
b.
Flatlay
Pipa jenis ini mempunyai hambatan dan kebocoran yang kecil, pemakainan
fleksibel, prkaktis dan mudah dalam hal transportasi dan pemasangan, hanya dapat
digunakan untuk pipa hembus serta pemakaian pada belokan sangat sulit.
*Sumber : http://image.ec21.com/
Gambar 2.3
Flatlay
3.
Gas Detektor
Yustano Yuhannes
H1C113006
*Sumber :gasleaksensor.com
Gambar 2.4
Gas Metana Detektor
Beberapa macam alat deteksi gas-gas tambang yang biasa digunakan
antara lain:
a.
antara lain :
1) Tabung penghisap
2) Katub pembaca ukuran
3) Tombol cahaya
4) Tombol penyetel
5) Tabung filter gas yang berisi CaCl2
6) Pipa pengambilan control
Yustano Yuhannes
H1C113006
Gambar 2.5
Gas Detektor CO2
b.
maksimum sampai 10% sehingga apabila kadar metannya melebihi 10% parameter
tidak akan menunjukkan angka apapun, Bagian-bagian alat yaitu :
Tabung penghisap
1)
Katub pembaca ukuran
2)
Tombol cahaya dan tombol penyetel
3)
Tabung filter yang berisi sodalime dan CaCl2
4)
Pipa pengambil sampel gas
5)
*Sumber : tradekorea.com
Gambar 2.6
Gas Detektor CO4
c.
dan O2 yang terdiri dari 2 perangkat untuk masing-masing detektor dalam kondisi
lingkungan hampa metan.
Detektor O2
1)
Cara kerja :
a) Oksigen detektor terdiri dari sensor, display parameter, tombol.
b) Untuk mengaktifkan kerja detektor tekan tombol disamping alat.
c) Jika ada gas O2 maka sensor akan menangkap.
d) Persentase O2 dapat dilihat pada display parameter.
Detektor CO2
2)
Cara kerja :
a) Selang dimasukkan langsung ke CaCl2.
b) Selang diarahkan keatas.
c) CO2akan masuk ke CaCl2.
d) Persentase CO2 dapat dilihat pada parameter
d. Gas detektor kitagawa
Yustano Yuhannes
H1C113006
*Sumber : instrumentdepot.com
Gambar 2.7
Gas Detektor Kitagawa
e.
inginkan.
*Sumber : dhgate.com
Gambar 2.8
Gas Detektor Model Alaram
f.
Yustano Yuhannes
H1C113006
*Sumber : en.gassensor.com
Gambar 2.9
Handheld Gas Detektor
4.
Pengukur Debu
Ada 2 macam alat pengukur debu yang biasa digunakan, yaitu alat ukur
konsentrasi relative dengan sistem pembauran sinar infra merah dan alat ukur
konsentrasi massa.
Prinsip kerja dari alat ukur konsentrasi relative adalah udara yang disedot
masuk disinari dan apabila udara tersebut mengandung debu, maka terjadi
pembauran sinar yang besarnya sebanding dengan jumlah debu. Sehingga
konsentrasi debu dapat diketahui dengan mengukur jumlah pembauran sinar
tersebut.
Sedangkan pada alat ukur konsentarsi massa, untuk mengukur debu yang
dapat terhisap melalui peralatan grain, respirable dust dikumpulkan diatas kertas
filter. Konsetrasi massa dihitung dengan cara massa debu yang telah ditimbang
dibagi dengan jumlah udara material percobaan yang telah diserap.
5.
Anemometer
Anemometer merupakan alat yang dapat dipergunakan dalam mengukur
kecepatan aliran udara, volume udara, dan suhu di dalam tambang. Alat ini memiliki
kincir angin yang sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya
terbuat dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-44o terhadap arah poros.
Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di dalam aliran udara untuk
memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak tempuh aliran udara per
satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah putaran dalam waktu tertentu. Daerah
kemampuan ukurnya adalah 0,5-10 m/s.
Yustano Yuhannes
H1C113006
Gambar 2.10
Anemometer
Kecepatan aliran udara di dalam tamabang merupakan salah satu parameter
dalam perhitungan kuantitas udara. Untuk mengukur kecepatan aliran udara di
dalam tambang dapat dipergunakan metode continous traversing, metode ini
merupakan metode yang paling umum dipergunakan untuk menghitung kecepatan
aliran udara pengukuran dilakukan secara konsisten pada arah horisontal maupun
vertikal, dari atas atau bawah, pada ujung satu ke ujung yang lain pada penampang
lubang bukaan dengan jalur yang teratur sehigga seluruh penampang lubang
bukaan terukur.
6.
Sling Psycometric
Temperatur udara di dalam tambang dapat di ukur menggunakan sling
psychometer. Pada alat tersebut terdapat dua buah termometer dalam skala derajat
Celsius (oC) yang diletakkan berdampingan dengan bingkai kayu. Fungsinya untuk
mengukur temperatur cembung kering (dry bulb tempereture) yang menunjukan
panas sebenarnya dan temperatur cembung basah (wet bulb temperature) yang
mnunjukkan temperatur pada saat terjadi penguapan air. Pengukuran temperatur
dilakukan pada stasiun yang sama pada saat pengukuran kecepatan aliran udara.
Yustano Yuhannes
H1C113006
Gambar 2.11
Sling Psycometric
Yustano Yuhannes
H1C113006