Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG

LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
PENGENALAN INSTRUMEN VENTILASI TAMBANG
2.1. Tujuan
Pengenalan alat-alat praktikum ventilasi tambang ini bertujuan mengenal
berbagai jenis alat yang dipergunakan dalam pekerjaan ventilasi tambang,
mengetahui fungsi, komponen dan cara kerja alat-alat tersebut dalam suatu
rangkaian ventilasi tambang maupun dalam pengukurannya serta peralatan
pelindung diri yang digunakan.
2.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pengenalan alat-alat praktikum ventilasi tambang dilaksanakan
pada:
Hari/tanggal

:Sabtu, 30 April 2016

Waktu

:08.00 wita selesai

Tempat Pelaksanaan

:Laboratorium

Teknologi

Pertambangan,

Fakultas

Teknik, Universitas Lambung Manngkurat, Banjarbaru.


2.3. Peralatan Ventilasi Tambang Bawah Tanah
Pada
yang

tambang bawah tanah sangat perlu adanya system ventilasi

dapat mengatur

dikeluarkan

dari

front

digunakan dalam
ventilation
terjamin
udara

kuantitas

penambangann itu

ventilasi mekanis

tube dan fan.


keamanannya

dan

pendeteksi

Pekerjaan
apabila

merupakan

ventilasi

tambang. Berikut ini

1.

dipergunakan

Fan

Yustano Yuhannes
H1C113006

pada

sendiri, dimana
tambang bawah

ventilasi

didukung

tambang

oleh

alat

sebuah

kebutuhan
tentang

mutlak

maupun

peralatan

yang

tanah adalah

akan

lebih sangat

pengukur

kualitas udara dan juga debu, sehingga

tersebut
yang

dan kualitas udara yang masuk

kuatitas
alat-alat

dalam

suatu

jaringan

penjelasan singkat

pada

peralatan

dalam ventilasi tambang

bawah tanah :

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Merupakan pompa udara yang menimbulkan adanya perbedaan tekanan
antara kedua sisinya, sehingga udara akan bergerakan dari tempat yang
tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Dalam rangkaian ventilasi
tambang ada 2 fungsi kipas angin yang dipergunakan, yaitu ventilasi kipas angin
hembus dan ventilasi kipas angin sedot.
Ventilasi kipas angin tiup adalah metode ventilasi yang membangkitkan
tekanan di mulut intake yang lebih tinggi (tekanan positif) dari pada tekanan
atmosfir, untuk meniup masuk udara dalam pit. Apabila kipas angin utama
dijalankan dengan metode ini gas metan akan terperangkap di dalam gob atau
dinding batubara, sehingga seadainya kipas angin berhenti beroperasi, ada bahaya
gas tersebut mengalir ke dalam terowongan atau lokasi kerja dalam waktu
bersamaan. Selain itu, pada sistem ini pintu ventilasi harus dibuat di mulut pit intake,
sehingga menjadikannya sebagai terowongan transportasi akan merepotkan, dan
juga banyak kebocoran angin. Untuk meniadakan kelemahan ini, memang return
airway bisa dijadikan sebagai terowongan transportasi, namun ditinjau dari segi
keamanan terhadap fasilitas transportasi sebaiknya dihindari.
Kebalikan dari sistem tiup, maka pada sistem sedot, kipas angin di
tenpatkan di mulut pit outtake, membangkitkan tekanan yang lebih rendah (tekanan
negatif) dari pada tekanan atmosfir, untuk menyedot keluar udara dari dalam pit.
Karena tidak ada kelemahan seperti ventilasi tiup yang ditulis di depan maka saat ini
ventilasi di tambang batubara menggunakan metode ini.

*Sumber : goodminingpractice.blogspot.com

Gambar 2.1
Fan
2.

Ventilation Tube

Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Ada dua jenis ventilation tube yang dipergunakan dalam jaringan ventilasi
tambang, yaitu :
a. Wire flexible
Pipa angin jenis ini mempunyai hambatan dan kebocoran yang cukup besar,
fleksibel, dapat digunakan untuk pipa hermbus maupun pipa hisap.

*Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2016

Gambar 2.2
Wire flexible
b.

Flatlay
Pipa jenis ini mempunyai hambatan dan kebocoran yang kecil, pemakainan

fleksibel, prkaktis dan mudah dalam hal transportasi dan pemasangan, hanya dapat
digunakan untuk pipa hembus serta pemakaian pada belokan sangat sulit.

*Sumber : http://image.ec21.com/

Gambar 2.3
Flatlay

3.

Gas Detektor

Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Keberadaan gas-gas dalam tambang bawah tanah baik yang beracun
maupun yang mudah terbakar berkaitan dengan keselamatan tambang sehingga
kadar gas-gas tersebut harus selalu dikontrol agar tidak membahayakan.

*Sumber :gasleaksensor.com

Gambar 2.4
Gas Metana Detektor
Beberapa macam alat deteksi gas-gas tambang yang biasa digunakan
antara lain:
a.

Gas detektor (CO2)


Bagian-bagian dari alat deteksi gas-gas ventilasi tambang bawah tanah

antara lain :
1) Tabung penghisap
2) Katub pembaca ukuran
3) Tombol cahaya
4) Tombol penyetel
5) Tabung filter gas yang berisi CaCl2
6) Pipa pengambilan control

Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : vernier.com

Gambar 2.5
Gas Detektor CO2
b.

Gas detektor (CH4)


Gas detektor (CH4) digunakan untuk mendeteksi gas metan konsentrasi

maksimum sampai 10% sehingga apabila kadar metannya melebihi 10% parameter
tidak akan menunjukkan angka apapun, Bagian-bagian alat yaitu :
Tabung penghisap
1)
Katub pembaca ukuran
2)
Tombol cahaya dan tombol penyetel
3)
Tabung filter yang berisi sodalime dan CaCl2
4)
Pipa pengambil sampel gas
5)

*Sumber : tradekorea.com

Gambar 2.6
Gas Detektor CO4
c.

Gas detektor digital type (CO2 dan O2)


Gas detektor digital type (CO2 dan O2) berguna untuk mendeteksi gas CO2

dan O2 yang terdiri dari 2 perangkat untuk masing-masing detektor dalam kondisi
lingkungan hampa metan.
Detektor O2
1)
Cara kerja :
a) Oksigen detektor terdiri dari sensor, display parameter, tombol.
b) Untuk mengaktifkan kerja detektor tekan tombol disamping alat.
c) Jika ada gas O2 maka sensor akan menangkap.
d) Persentase O2 dapat dilihat pada display parameter.
Detektor CO2
2)
Cara kerja :
a) Selang dimasukkan langsung ke CaCl2.
b) Selang diarahkan keatas.
c) CO2akan masuk ke CaCl2.
d) Persentase CO2 dapat dilihat pada parameter
d. Gas detektor kitagawa
Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dapat digunakan untuk mendeteksi gas CO2,H2, propilen, asetilen dengan
tingkat persentase yang berbeda. Gas detektor ini terdiri atas:
1) Tabung gelas filter yang berisi material pendeteksi
2) Tabung suntikan penghisap gas
3) Katub penghisap pengatur volume gas

*Sumber : instrumentdepot.com

Gambar 2.7
Gas Detektor Kitagawa
e.

Gas detektor model alarm


Digunakan untuk mendeteksi gas metan pada tingkat maksimum yang kita

inginkan.

*Sumber : dhgate.com

Gambar 2.8
Gas Detektor Model Alaram
f.

Handheld gas detektor


Digunakan untuk mengukur konsentrasi gas CO 2. H2 dan O2 dengan

komponen sebagi berikut :


Sensor H2S, CO2, dan O2
1)
Tombol power
2)
Tombol display
3)
Tombol pengatur ke nilai standar O2 di udara bebas
4)

Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : en.gassensor.com

Gambar 2.9
Handheld Gas Detektor

4.

Pengukur Debu
Ada 2 macam alat pengukur debu yang biasa digunakan, yaitu alat ukur

konsentrasi relative dengan sistem pembauran sinar infra merah dan alat ukur
konsentrasi massa.
Prinsip kerja dari alat ukur konsentrasi relative adalah udara yang disedot
masuk disinari dan apabila udara tersebut mengandung debu, maka terjadi
pembauran sinar yang besarnya sebanding dengan jumlah debu. Sehingga
konsentrasi debu dapat diketahui dengan mengukur jumlah pembauran sinar
tersebut.
Sedangkan pada alat ukur konsentarsi massa, untuk mengukur debu yang
dapat terhisap melalui peralatan grain, respirable dust dikumpulkan diatas kertas
filter. Konsetrasi massa dihitung dengan cara massa debu yang telah ditimbang
dibagi dengan jumlah udara material percobaan yang telah diserap.
5.

Anemometer
Anemometer merupakan alat yang dapat dipergunakan dalam mengukur

kecepatan aliran udara, volume udara, dan suhu di dalam tambang. Alat ini memiliki
kincir angin yang sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya
terbuat dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-44o terhadap arah poros.
Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di dalam aliran udara untuk
memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak tempuh aliran udara per
satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah putaran dalam waktu tertentu. Daerah
kemampuan ukurnya adalah 0,5-10 m/s.

Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2016

Gambar 2.10
Anemometer
Kecepatan aliran udara di dalam tamabang merupakan salah satu parameter
dalam perhitungan kuantitas udara. Untuk mengukur kecepatan aliran udara di
dalam tambang dapat dipergunakan metode continous traversing, metode ini
merupakan metode yang paling umum dipergunakan untuk menghitung kecepatan
aliran udara pengukuran dilakukan secara konsisten pada arah horisontal maupun
vertikal, dari atas atau bawah, pada ujung satu ke ujung yang lain pada penampang
lubang bukaan dengan jalur yang teratur sehigga seluruh penampang lubang
bukaan terukur.
6.

Sling Psycometric
Temperatur udara di dalam tambang dapat di ukur menggunakan sling

psychometer. Pada alat tersebut terdapat dua buah termometer dalam skala derajat
Celsius (oC) yang diletakkan berdampingan dengan bingkai kayu. Fungsinya untuk
mengukur temperatur cembung kering (dry bulb tempereture) yang menunjukan
panas sebenarnya dan temperatur cembung basah (wet bulb temperature) yang
mnunjukkan temperatur pada saat terjadi penguapan air. Pengukuran temperatur
dilakukan pada stasiun yang sama pada saat pengukuran kecepatan aliran udara.

Yustano Yuhannes
H1C113006

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG


LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2016

Gambar 2.11
Sling Psycometric

Yustano Yuhannes
H1C113006

Anda mungkin juga menyukai