Nomor
Lampiran
Perihal
Ketua Pelaksana
NIM. 1301100008
NIM. 1301300070
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum, sedangkan etika adalah
kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah non hukum, yaitu kaidah-kaidah tingkah laku
(etika) (Supriadi, 2001).
Hukum adalah A binding custom or practice of acommunity: a rule of conduct or action,
prescribed or fomally recognized as binding or enforced by a controlling authority (Websters,
2003).
Banyak sekali definisi-definisi yang berkaitan dengan hukum, tetapi yang penting adalah hukum
itu sifatnya rasionalogic, sedangkan tentang hukum dalam keperawatan adalah kumpulan
peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum keperawatan yang rasionalogic dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Fungsi hukum dalam keperawatan, sebagai berikut:
2.1.1 Memberi kerangka kerja untuk menetapkan kegiatan praktek perawatan apa yang legal
dalam merawat pasien.
2.1.2 Membedakan tanggung jawab perawat dari profesi kesehatan lain
2.1.3 Membantu menetapkan batasan yang independen tentang kegiatan keperawatan
2.1.4 Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan membuat perawat
akontabilitas dibawah hukum yang berlaku
Malpraktek
Balcks law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai professional misconduct or
unreasonable lack of skill ataufailure of one rendering professional services to exercise that
degree of skill and learning commonly applied under all the circumstances in the community by
the average prudent reputable member of the profession with the result of injury, loss or damage
to the recipient of those services or those entitled to rely upon them.
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja
(intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu
kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).Malpraktek dapat
dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter, perawat. Profesional perbankan dan akutansi
adalah beberapa profesi yang dapat melakukan malpraktek.
2.3 Kelalaian (Negligence)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik, artinya
bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah sikap
kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya
dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan
melakukannya dalam situasi tersebut.
Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia, 1994).
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada
tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang
telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan
tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Monday, June 17, 2013
MAKALAH KEPERAWATAN PROFESIONAL Identifikasi Kasus Kejahatan dan Pelanggaran
di Bidang Kesehatan
MAKALAH KEPERAWATAN PROFESIONAL
Identifikasi Kasus Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Kesehatan
Disusun Oleh :
Kelompok
Tingkat 2 Reguler
Dosen Pembimbing :
Hj. Dwi Agustanti,.Mkep.,Sp.Kom
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2011/2012
Lembar Pengesahan
Judul
: MAKALAH DOKUMENTASI
KEPERAWATAN METERNITAS
Tanggal
: 22 Oktober 2012
Kelompok
Nama Anggota
1.
Andika Pranata
11200 006
2.
11200 007
3.
Pratama
Dyto Pandu
11200 015
4.
Edy Riawan
11200 016
5.
Indenti Oktariani
11200 024
6.
Rinta Wulandari
11200 029
7.
Tana Nurhasanah
11200 033
8.
Yesi Agraini
11200 039
Mengetahui,
Pembimbing
Hj. Anita Puri, M.Kep., Sp. Mat
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya pada akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugasasiswa dari Mata Kuliah Keperawatan Profesional
Jurusan Keperawatan Tahun Ajaran 2012-2013
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu.Dwi Agustanti.M.Kep, Sp.Komselaku dosen Mata Kuliah Dokumentasi
Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesainya makalah ini.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya masyarakat dam pembaca pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan untuk memperoleh
pengetahuan.
Bandarlampung,
November2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................... i
Halaman Keterangan........................................................................................ ii
Kata Pengantar................................................................................................ iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1Definisi....................................................................................................................................... 3
2.2Malpraktek.............................................................................................................................. 3
2.3 Kelalaian (Negligence)..................................................................................................... 4
2.4 Liabilitas dalam praktek keperawatan........................................................................ 5
2.5 Dasar hukum perundang-undangan praktek keperawatan................................ 6
2.6 Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat... 6
2.7 Tanggung jawab profesi perawat................................................................................... 7
2.8 Beberapa bentuk Kelalaian dalam Keperawatan.................................................... 9
2.9 Dampak Kelalaian............................................................................................................... 10
BAB III KASUS PERLINDUNGAN LEGAL KEPERAWATAN
3.1 ANALISA
KASUS.......................................................................................................................... 13
3.2 Hal yang perlu dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan bagi
penerima pelayanan asuhan keperawatan............................................................................ 16
Hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum, sedangkan etika adalah
kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah non hukum, yaitu kaidah-kaidah tingkah laku
(etika) (Supriadi, 2001).
Hukum adalah A binding custom or practice of acommunity: a rule of conduct or action,
prescribed or fomally recognized as binding or enforced by a controlling authority (Websters,
2003).
Banyak sekali definisi-definisi yang berkaitan dengan hukum, tetapi yang penting adalah hukum
itu sifatnya rasionalogic, sedangkan tentang hukum dalam keperawatan adalah kumpulan
peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum keperawatan yang rasionalogic dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Fungsi hukum dalam keperawatan, sebagai berikut:
2.1.1 Memberi kerangka kerja untuk menetapkan kegiatan praktek perawatan apa yang legal
dalam merawat pasien.
2.1.2 Membedakan tanggung jawab perawat dari profesi kesehatan lain
2.1.3 Membantu menetapkan batasan yang independen tentang kegiatan keperawatan
2.1.4 Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan membuat perawat
akontabilitas dibawah hukum yang berlaku
2.2 Malpraktek
Balcks law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai professional misconduct or
unreasonable lack of skill ataufailure of one rendering professional services to exercise that
degree of skill and learning commonly applied under all the circumstances in the community by
the average prudent reputable member of the profession with the result of injury, loss or damage
to the recipient of those services or those entitled to rely upon them.
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja
(intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu
kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).Malpraktek dapat
dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter, perawat. Profesional perbankan dan akutansi
adalah beberapa profesi yang dapat melakukan malpraktek.
2.3 Kelalaian (Negligence)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik, artinya
bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah sikap
kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya
dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan
melakukannya dalam situasi tersebut.
Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia, 1994).
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada
tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang
telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan
tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
2.3.1 Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
2.3.1.1 Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau
tidak
tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi
yang memadai/tepat
2.3.1.2 Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat
Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
2.3.1.3 Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
kewajibannya.
Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
merupakan
dilakukan.
Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan dianggap
lalai, bila memenuhi empat (4) unsur, yaitu:
Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk tidak melakukan
tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu.
Dereliction of the duty atau penyimpanagan kewajiban
Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat
dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini harus terdapat
hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya
menurunkan Proximate cause
2.4 Liabilitas dalam praktek keperawatan
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan atau
kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti halnya
tenaga kesehatan lain
mempunyai tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang
timbulkan dari kesalahan
tindakannya. Tanggungan yang dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang
dilakukan oleh perawat baik berupa tindakan kriminal kecerobohan dan kelalaian.
Seperti telah didefinisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan melakukan sesuatu yang
oleh orang lain dengan klasifikasi yang sama, seharusnya dapat dilakukan dalam situasi yang
sama, hal ini merupakan masalah hukum yang paling lazim terjadi dalam keperawatan. Terjadi
akibat kegagalan menerapkan pengetahuan dalam praktek antara lain disebabkan kurang
pengetahuan. Dan dampak kelalaian ini dapat merugikan pasien.
Sedangkan akuntabilitas adalah konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan.
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertaggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan
dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, 1991).
2.5 Dasar hukum perundang-undangan praktek keperawatan.
Beberapa perundang-undangan yang melindungi bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan
yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut:
2.5.1 Undang undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian kesembilan pasal 32
(penyembuhan penyakit dan pemulihan)
2.5.2 Undang undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
2.5.3 Peraturan menteri kesehatan No.159b/Men.Kes/II/1998 tentang Rumah Sakit
2.5.4 Peraturan Menkes No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi surat ederan Direktur
Jendral Pelayanan Medik No.105/Yan.Med/RS.Umdik/Raw/I/88 tentang penerapan standard
praktek keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah Sakit.
2.6 Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat dan
direvisi
dengan SK Kepmenkes No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat.
Perlindungan hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan memiliki akontabilitas
terhadap keputusan dan tindakannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak menutup
kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu
dalam menjalankan prakteknya secara hukum perawat harus memperhatikan baik aspek moral
atau etik keperawatan dan juga aspek hukum yang berlaku di Indonesia. Fry (1990) menyatakan
bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung
gugat. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode
etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau absah(Priharjo, 1995)
2.7 Tanggung jawab profesi perawat
Perawat adalah salah satu pekerjaan yang memiliki ciri atau sifat yang sesuai dengan ciri-ciri
profesi. Saat ini Indonesia sudah memiliki pendidikan profesi keperawatan yang sesuai dengan
undang-undang sisdiknas, yaitu pendidikan keprofesian yang diberikan pada orang yang telah
memiliki jenjang S1 di bidang keperawatan, bahkan sudah ada pendidikan spesialis keperawatan.
Organisasi profesi keperawatan telah memiliki standar profesi walaupun secara luas sosialisasi
masih berjalan lamban. Karena Tanggung jawab dapat dipandang dalam suatu kerangka sistem
hirarki, dimulai dati tingkat individu, tingkat institusi/profesional dan tingkat sosial(Kozier,1991)
terhindar dari kelalaian.
5.2 SARAN
1.
Standar profesi keperawatan dan standar kompetensi merupakan hal penting untuk
menghindarkan terjadinya kelalaian, maka perlunya pemberlakuan standar praktek keperawatan
secara Nasional dan terlegalisasi dengan jelas.
2.
Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya memahami dan
mentaati aturan perundang-undangan yang telah diberlakukan di Indonesia, agar perawat dapat
terhindar dari bentuk pelanggaran baik etik dan hukum.
3.
Pemahaman dan bekerja dengan kehati-hatian, kecermatan, menghindarkan bekerja dengan
cerobah, adalah cara terbaik dalam melakukan praktek keperawatan sehingga dapat terhindar dari
kelalaian/malpraktek.
4.
Rumah Sakit sebagai institusi pengelola layanan praktek keperawatan dan asuhan
keperawatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungannya dengan pelaku/pemberi
pelayanan keperawatan, sehingga dapat diperjelas bentuk tanggung jawab dari masing-masing
pihak
5.
Penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah kelalaian adalah dengan jalan melakukan
penilaian atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga perawat
dan dibandingkan dengan standar yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga: Jakarta: EGC.
Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincott
Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing; Theory and
Aplication; third edition: Philadelphia: Lippincott.
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison
Wesley.
Kepmenkes RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001, Tetang Resgistrasi Praktik Perawat.
Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and
Pragmatics: Maryland: Robert J.Brady CO.
Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.
Redjeki, S. (2005). Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum. Materi seminar tidak diterbitkan.
Supriadi, (2001). Hukum Kedokteran : Bandung: CV Mandar Maju.
Staunton, P and Whyburn, B. (1997). Nursing and the law. 4thed.Sydney: Harcourt.
Sampurno, B. (2005). Malpraktek dalam pelayanan kedokteran. Materi seminar tidak diterbitkan.
Soenarto Soerodibroto, (2001).KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah Agung
dan Hoge Road:Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.
Tonia, Aiken. (1994). Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2ndEd.Philadelphia. FA
Davis.
Undang-undang Perlindungan Konsumen nomor 8 tahun 1999. Jakarta: Sinar Grafika.
http://isidunia.blogspot.com/2011/11/10-kasus-malpraktek-yang-menghebohkan.html
edy riawan at 3:53 AMShare HomeView web version
About Me
edy riawan saya adalah mahasiswa keperwatan tanjung karang, yg insyaAllah akan
menyelesaikan d3 ahlimadya keperawatan.saya tinggal di tulang bawang barat.riwayat
pendidikan:lulus SDN 2 waysido tahun 2006lulus SMPN 1 Tulang Bawang Udik tahun
2008lulus SMAN 1 Tumijajar tahun 2010View my complete profilePowered by Blogger