Anda di halaman 1dari 18

Model Pengkajian Community As Partner

Model
community as partner
terdapat
dua
komponen
utama
yaitu
roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri(1) inti
komunitas (the community core), (2) subsistem komunitas (the community sub systems), dan (3)
persepsi
( perception).
Model
ini
lebih
berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan
metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan
kesehatannya. Sumber: Anderson McFarlan,:Community as Partner
1. Data inti
a) Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan. Data diperoleh
melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan ataurekapitulasi jumlah kunjungan
pasien yang berobat.
b) Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angkakematian balita.
Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari
Puskesmas atau Kelurahan.
c) Karakteristik penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
- Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawatmengobservasi ketika
ada program posyandu.

- Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupakesedihan karena
anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak sebay alainnya dan pertumbuhan anak
pun akan terhambat atau sulit untuk berkembang.
- Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan tidak memberikan
tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,namun orang tua membawa
anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.
- Perilaku
: seperti
pola makan
yang
kurang baik
mungkin
mempengaruhi penyebab anak mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih
banyak orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
2. Sub sistem
a) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap penurunan daya
tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untukmenjamin mendapatkan
makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itukerentanan terhadap vektor penyakit menjadi
salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desatersebut memiliki 1
posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerjayang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c) Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang berpenghasilan
bervariasi untuk setiap keluarga.
d) Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untukdimaanfaatkan
oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untukmempermudah akses mendapatkan
layanan kesehatan.Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada,
tingkatkenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamananyang ada.
e) Kebijakan dan pemerintahan
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yangsudah dilakukan,
kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanankesehatan, serta adanya partisipasi
masyarakat dalam
f) Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk,khususnya
komunikasi
formal
dan
informal
yang
digunakan
dalam
keluarga.
Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi,daya
dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
g) Pendidikan
Pendidikan
sebagai
sub
sistem
meliputi
tingkat
pengetahuan
penduduk
tentang pengertian tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara
mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h) Rekreasi
Yang
perlu
dikaji
adalah
jenis
dan
tipe
sarana
rekreasi
yang
ada,
tingkat partisipasi atau kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan darisarana
rekreasi yang ada.

3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupunkurangnya pengetahuan kesehatan
mengenai suatu penyakit
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan komunitas
yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan
dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan
masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi sehat menurut WHO dan para ahli ?
2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan komunitas ?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan komunitas?
1.3.Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui definisi sehat menurut WHO dan para ahli.
2. Dapat menjelaskan tentang kesehatan komunitas
3. Dapat menjelaskan tentang konsep dasar keperawatan komunitas

2.1 Pendahuluan tentang Konsep Community as Partner


MODEL : deskripsi atau analogi yg digunakan sbg pola utk menambah
pemahaman thd beberapa fakta atau realitas
Beberapa Teori & Model yg dpt digunakan
didalam praktik keperawatan komunitas :
Teori lingkungan oleh Nightingale
(Nightingales theory of environment)
Self-Care Model oleh Orem
Adaptation Model dari Roy, S.C

Health Care System Model oleh Betty Neuman


Community as Client or Partnership Model
oleh McFarlane
Community as client/partner dikenalkan oleh Anderson & McFarlane
Model ini didasarkan padad model Neuman : pendekatan totalitas manusia utk
menggambarkan masalah klien
Komunitas sbg klien dikembangkan utk mengilustrasikan definisi PHN/CHN (community
health nuring) sbg sintesis dari Concepts nursing & public health diganti dgn komunitas
sbg mitra/partner utk menekankan PHC sbg filosofi yg mendasari dimana komunitas turut
aktif utk meningkatkan kesehatan dan mencegah atau mengatasi masalah
Model

konseptual

adalah

sintesis

seperangkat

konsep

dan

pernyataan

yang

mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat


didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran
tentang lingkup keperawatan.
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan
diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).
Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane. Model ini merupakan
pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan status kesehatan klien. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk
melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki
tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defense.
Agregat klien dalam model Community as Partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau lebih
karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem
yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan,
layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson &
McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster,
2004; Allender & Spradley, 2005).

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance. Anderson dan McFarlane
(2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model Community as Partner terdapat dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian
komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Komunitas sebagai klien/partner berarti kelompok masyarakat tersebut turut berperan
serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk
mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan
tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima
kegiatan, yaitu :
a. pengumpulan data
tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) data inti
a) riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-orang
yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) data demografi

karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi (jenis
kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk,
c) vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.
d) nilai dan kepercayaan
nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
2) subsistem
a) lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau, binatang,
orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan iklim.
b) pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti werda,
fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan
alternatif.
c) ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran, ratarata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
d) keamanan dan transportasi
apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas,
catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur
sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk orang cacat. jenis
layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya: pemadam
kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis
kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.
e) politik dan pemerintahan
catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.

f) komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi
formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat surat
kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya
digunakan untuk berkumpul.
g) pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal,
reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan kesehatan
sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat menggunakan
waktu senggang.
b. jenis data
jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1. data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2. data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. sumber data
1. data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record. (wahit,
2005)
d. cara pengumpulan data
1. wawancara atatu anamnesa
2. pengamatan
3. pemeriksaan fisik
e. pengolahan data
1. klasifikasi data atau kategorisasi data
2. perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3. tabulasi data
f. interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data :
1. menetapkan kebutuhan komuniti;
2. menetapkan kekuatan;

3. mengidentifikasi pola respon komuniti;


4. mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
g. penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
h. prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan
berbagai faktor sebagai kriteria:
1. perhatian masyarakat;
2. prevalensi kejadian;
3. berat ringannya masalah;
4. kemungkinan masalah untuk diatasi;
5. tersedianya sumber daya masyarakat;
6. aspek politis.
2.1.2

Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual

maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American Nurses
Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
2.1.3 Perencanaan
a. tahapan pengembangan masyarakat
persiapan, penentuan prioritas daerah, pengorganisasian, pembentukan pokjakes
(kelompok kerja kesehatan)
b. tahap diklat
c. tahap kepemimpinan
koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
2.1.4 Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter &
Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
a.

Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan


tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk
klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim
keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan

b.

lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.


Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan
pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi

c.

klien, role model, dan lain lain.


Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien,
mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan
mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

2.1.5 Evaluasi atau penilaian


Menurut Ziegler, Voughan Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven & Hirnle (2000),
evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio
perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi yang

didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa
keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan
pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan
kriteria hasil.

DAPUUUS

Natsir Muhammad. 2014. Konsep-Community-as-Partner-DiperkenalkanAnderson-Dan-McFarlane-Model-Ini-Merupakan-Pengembangan-Dari-ModelNeuman-Yang-Menggunakan-Pendeka.

https://www.scribd.com/doc/242255782/138339074-124502331-KonsepCommunity-as-Partner-Diperkenalkan-Anderson-Dan-McFarlane-Model-IniMerupakan-Pengembangan-Dari-Model-Neuman-Yang-Menggunak (diakses
pada hari Jumat tanggal 25 Maret 2016 pukul 19.30 wita)

Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and practice,
4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd
ed. Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv Sagung
Seto : Jakarta
Craven, R. F dan Hirnle, C. J. 2000. Fundamental of Nursing: Human, Health and function.
Edisi 3. Phiadelphia: lippincott
ROSES KEPERAWATAN MODEL CAP
Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. (Riehl and Roy, 1980).
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang mengintegrasikan
konsep konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat didefinisikan
sebagai kerangka piker, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang
lingkup keperawatan.
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan
diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Fokus
pada model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya
berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai
stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan,
yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance defense (lihat gambar 1).

Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau lebih
karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem
yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan,
layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson &
McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster,
2004; Allender & Spradley, 2005).
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistanceAnderson dan McFarlane
(2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan modelcommunity as partner terdapat dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian
komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1.

Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik
individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis dan
sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
a.

Pengumpulan Data

Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1.

Data inti

a.

Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

b. Data demografi
c.

Vital statistic

d. Status kesehatan komunitas


2.

Data lingkungan fisik

a.

Pemukiman

b.

Sanitasi

c.

Fasilitas

d.

Batas-batas wilayah

e.

Kondisi geografis

3.

Pelayanan Kesehatan Dan Sosial

a.

Pelayanan kesehatan

b.

Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)

4.

Ekonomi

a.

Jenis pekerjaan

b.

Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan

c.

Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan

d.

Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia

5.

Keamanan dan transportasi

a.

Keamanan

b.

Transportasi

6.

Politik dan pemerintahan

a.

System pengorganisasian

b.

Struktur organisasi

c.

Kelompok organisasi dalam komunitas

d.

Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7.

System komunikasi

a.

Sarana umum komunikasi

b.

Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas

c.

Cara penyebaran informasi

8.

Pendidikan

a.

Tingkat pendidikan komunitas

b.

Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)

c.

Jenis bahasa yanhg digunakan

9.

Rekreasi

a.

Kebiasaan rekreasi

b.

Fasilitas tempat rekreasi

Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1.

Data Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

2.

Data Objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Sumber Data
1.

Data primer

Data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan
masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.

2.

Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan
riwayat kesejatan pasien atai medical record. (Wahit, 2005)

Cara Pengumpulan Data


1.

Wawancara atatu anamnesa

2.

Pengamatan

3.

Pemeriksaan Fisik

b.

Pengolahan Data

1.

Klasifikasi data atau kategorisasi data

2.

Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

3.

Tabulasi data

4.

Interpretasi data

(Anderson and Mc Farlane 1988. Community as Client)

c.

Analisis Data

Tujuan analisis data :


1.

Menetapkan kebutuhan komuniti

2.

Menetapkan kekuatan

3.

Mengidentifikasi pola respon komuniti

4.

Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

d.

Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

e.

Prioritas masalah

Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan


berbagai factor sebagai criteria:
1.

Perhatian masyarakat

2.

Prevalensi kejadian

3.

Berat ringannya masalah

4.

Kemungkinan masalah untuk diatasi

5.

Tersedianya sumber daya masyarakat

6.

Aspek politis.

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham
H. Mashlow yaitu:
1.

Keadaan yan mengancam kehidupan

2.

Keadaan yang mengancam kesehatan

3.

Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

3.

Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual
maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses
Of Association (ANA). Dengna demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang

jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
Contoh Diagnosa Keperawatan
1.

Resiko terjadinya diare di RW. 02 Ds. Genuk Semarang suhubungan dengan :

a.

Sumber air tidak memenuhi syarat

b.

Kebersihan perorangan kurang

c.
Lingkungan yang buruk di manefestasikan oleh : banyaknya sampah yang berserakan,
penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran.
2.

Tingginya kejadian karies gigi SMP 29 Semarang sehubungan dengan :

a.

Kurangnya pemeriksaan gigi

b.
Kurangnya fluor pada air minum di manefestasikan: 62% caries dengan inspeksi pada
murid-murid SMP 29.
3.

Kurangnya gizi pada balita di desa Karang Awen sehubungan dengan :

a.

Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan

b.

Kurangnya jumlah kader

c.

Kurangnya jumlah posyandu

d.

Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi.

4.

Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di desa Karang Awen.

5.
Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (Diare, ISPA, DBD) di desa
Karang Awen sehubungan dengan :
4.

Perencanaan

a.

Tahapan pengembangan masyarakat:

b.

Persiapan, penentuan prioritas daerah

c.

Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.

d.

Tahap diklat

e.

Tahap kepemimpinan

f.

Koordinasi intersektoral

g.

Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

5.

Pelaksanaan/Implementasi

a.

Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:

b.

Bantuan mengatasi masalah kurang

c.

nutrisi, mempertahankan kondisi

d.

seimbang, meningkatkan kesehatan

e.

Mendidik komunitas tentang perilaku sehat

f.

untuk mencegah kurang gizi

g.

Advokat komunitas.

6.

Evaluasi atau penilaian


Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses, hasil.

Fokus:
a.

Relevansi antara kenyataan dengan target

b.
Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan, peran pelaksana, fasilitas
dan jumlah peserta
c.

Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana

d.

Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.

e.

Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan. lama.

Proses Evaluasi
a.

Menilai respon verbal dan nonverbal

b.

Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS

Anda mungkin juga menyukai