Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Data USA Bureau of the Cencus, Indonesia diperkirakan akan mengalami
pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia antara tahun 1990-2025, yaitu
sebesar 414%. Angka Harapan Hidup orang Indonesia diperkirakan mencapai 70
tahun atau lebih pada tahun 2015-2020. Transisi epidemiologi terjadi karena
pemerintah berhasil menekan angka penyakit infeksi, namun di sisi lain penyakit yang
berkaitan dengan faktor penuaan pun meningkat, seiring dengan semakin banyaknya
proporsi warga lansia di Indonesia. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaan
sering disebut penyakit degeneratif1.
Pada individu usia lanjut, kesehatan dan status fungsional ditentukan oleh
resultan dari faktor-faktor fisik, psikologis, dan sosioekonomi individu tersebut. Oleh
karena itu biasanya penyakit yang timbul pada usia lanjut akan berbeda perjalanan
dan penampilannya dengan yang terdapat pada populasi lain sehingga pelayanan
kesehatan pada usia lanjut akan berbeda dengan pelayanan kesehatan pada golongan
populasi lain.2
Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, pelayanan kesehatan
usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus
bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service
yang meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative. Prioritas yang
harus dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan
dasar (basic health care service) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan
preventif (public health service).2
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah
kunjungan rumah atau home visit geriatry. Pada home visit geriatry dilakukan
asesmen geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif pada lansia
dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang dikunjungi. Dari
home visit geriatri dapat ditemui berbagai permasalahan pada lansia. 2

Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatri seorang lelaki berusia
75 tahun dengan diabetes mellitus, konstipasi, penurunan pendengaran, hipertensi,
serta demensia.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg menurut JNC VII.1 Menurut
JNC VIII, lansia dengan usia lebih dari 60 tahun mulai diberikan pengobatan
hipertensi bila tekanan sistolik lebih dari 150 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari
90 mmHg
Di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi
keempat (DSM-IV) demensia dicirikan oleh adanya defisit kognitif multipleks
(termasuk gangguan memori) yang menyebabkan gangguan fungsi sosial atau
pekerjaan yang berat dan merupakan suatu penurunan dari tingkat fungsi
sebelumnya.4 Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah
inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi,
persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial. demensia dapat
timbul sebagai bagian dari proses degenerasi tubuh, seriting dengan adanya atrofi
pada otak. perawatan secara komprehensif sangat dibutuhkan oleh lansia yang
menderita demensia. perawatan komprehensif tersebut mencakup aspek medis, sosial,
serta psikologis pasien. seluruh anggota keluarga diharapkan dapat membantu pasien
menjalani masa-masa dipenghujung usianya dengan kualitas hidup yang sebaik
mungkin. dukungan moril perlu senantiasa diperlihatkan kepada pasien. anggota
keluarga pun diharapkan dapat memberikan perhatiuan lebih kepada pasien dengan
cara mengingatkan hal-hal baik besar maupun kecil yang telah dilupakan oleh pasien.
1.2
1.2.1

TUJUAN KEGIATAN
Tujuan Umum
Menganalisis dan mendeskripsikan masalah-masalah pada geriatri serta

manajemen penatalaksanaan pada kasus tersebut secara holistik agar terwujud kualitas
hidup pasien lansia yang lebih baik.
1.2.2

Tujuan Khusus
1. Menegakkan kelainan fisik dan psikis penderita yang dituangkan dalam
status geriatri.
2. Menentukan impairment, disability, dan handicap pada geriatri.

3. Merancang dan melakukan manajemen penyakit geriatri dengan


memanfaatkan sumber daya sosial-ekonomi dan lingkungan sekitar pasien.
1.3

MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Peneliti
a. Mengetahui lingkup pelayanan kesehatan geriatri.
b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalahmasalah yang dialami pasien geriatri.
2. Bagi Pasien
a. Meningkatkan pemahaman pasien lansia dan keluarga mengenai risikorisiko penyakit yang dapat terjadi pada geriatri.
b. Membantu pasien geriatri dalam membina kesehatan diri sendiri.
c. Perbaikan ketepatan diagnosis dan pemakaian obat bagi geriatri.
d. Mencegah terjadinya cacat lebih parah akibat penyakit degeneratif
yang dideritanya.
3. Bagi Puskesmas Kecamatan Tebet
a. Meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia
b. Memberikan informasi pada Puskesmas mengenai keadaan pasien
dirumah
c. Memberikan informasi pada Puskesmas mengenai kendala pasien
lansia dalam berobat

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 DESAIN PENELITIAN


3

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Untuk


mengetahui dan memantau perkembangan kesehatan lansia yang menderita penyakit
dan disabilitas, peneliti melakukan studi observasional. Peneliti menggunakan data
primer dimana peneliti mengunjungi lansia untuk melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, serta data sekunder yang berasal dari rekam medis dan dokumen
hasil pemeriksaan penunjang.
2.2

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian dilakukan di rumah pasien yang terletak di Jalan Kebon Baru, RT
7 / RW 10 No. 67, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Waktu penelitian dimulai dari
tanggal 2 - 12 Mei 2016.

2.3

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi target penelitian adalah seorang pasien lanjut usia berusia >70 tahun,
dengan kasus baru dan disabilitas. Sampel yang digunakan terdiri dari lansia yang
memenuhi kriteria inklusi, mendapat izin dari lansia yang bersangkutan, bersedia

dengan sukarela menjadi subjek penelitian, dan bersikap kooperatif.


engan usia >70 tahun yang pertama kali berobat ke Puskesmas Kecamatan Tebet, serta memenuhi
3.3.1. Kriteria inklusi
1. Lansia berusia >70 tahun yang baru pertama kali datang berobat ke
Puskesmas Kecamatan Tebet
2. Lansia dengan disabilitas fisik
3. Bersedia diwawancarai dan bersikap kooperatif
2.4

BAHAN DAN INSTRUMEN

Pengumpulan Data

Bahan penulisan laporan ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil
wawancara dan pemeriksaan fisik pada pasien, serta data sekunder berdasarkan
dokumen hasil pemeriksaan penunjang pada pasien. Alat yang digunakan adalah
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
stetoskop, tensimeter, termometer, palu refleks, serta beberapa instrumen seperti
Geriatric Depression Scale, kuesioner ADL dan IADL, kuesioner keterbatasan
fungsional, serta formulir 24-hour recall.
2.5

ALUR KERJA PENELITIAN


Pencatatan dan Pemantauan berkala

Melakukan edukasi dan saran untuk terapi

Gambar 4. Alur kerja penelitian

2.6

ETIKA PENELITIAN
Peneliti akan bertanggung jawab atas kerahasiaan data dari lansia yang telah
setuju menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian akan mendapat penjelasan
(informed consent) dari peneliti dan bersedia ikut serta dalam penelitian secara
sukarela.
BAB III
LAPORAN KUNJUNGAN

4.1

IDENTITAS USIA LANJUT


Nama

: Tn. A

Usia

: 75 tahun
5

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 8 Juni 1941


Alamat

: Jalan Kebon Baru, RT 7 / RW 10 No. 67, Kecamatan


Tebet, Jakarta Selatan.

Agama

: Islam

Riwayat pekerjaan

: Supir Bajaj

Nama orang terdekat : Ny. A


Jumlah anak

: 4 orang

Jumlah cucu

: 4 orang

Jumlah cicit

:-

Pria: 2

Wanita: 2

Pembiayaan kesehatan: BPJS


4.2

RIWAYAT MEDIS / EVALUASI FISIK


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 2 Mei 2016 pukul
12.00 14.00 WIB di rumah pasien.
4.2.1
a.

Riwayat Medis :
Keluhan utama
Sakit kepala hingga tengkuk sejak 3 hari yang lalu.

b. Riwayat penyakit sekarang


Seorang laki-laki, 75 tahun, mengeluh sakit kepala hingga tengkuk sejak 3
hari yang lalu. Sakit dirasakan di daerah bahu dan tengkuk menjalar ke puncak
kepala.
Selain itu, pasien juga mengeluh sulit buang air besar sudah 5 hari ini.
Buang air besar terasa keras. Pasien hanya merasa mulas, namun tidak bisa
buang air besar.
Pasien juga mengeluhkan gatal pada badan, tangan dan terutama kaki
yang muncul tiba-tiba namun lebih sering pada malam hari sehingga
menggangu tidur. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak ia menderita
diabetes melitus. Bila digaruk, pasien merasa lebih enak. Pasien juga
mengeluh sering sulit tidur saat malam hari dan terus menerus mengantuk
pada siang hari.
c. Riwayat penyakit dahulu

Sejak 5 tahun yang lalu pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak
berobat rutin kecuali ada keluhan.
Riwayat penyakit lainnya :
Riwayat kencing manis

: pasien mengalami kencing manis sejak


13 tahun yang lalu.

Riwayat sakit jantung

: disangkal

Riwayat penyakit paru

: disangkal

Riwayat alergi

: rhinitis alergi bila terkena debu dan


dingin.

d. Riwayat pembedahan
Pasien pernah melakukan operasi katarak di bulan Agustus 2015 dan
bulan Februari 2016. Pasien juga operasi polip pada tahun 2000. Pasien
juga mempunyai riwayat debridement karena ulkus decubitus di bokong
pada tahun 2005.
e. Riwayat opname di Rumah Sakit
Pasien 2 kali di rawat di RS. Yang pertama saat tahun 2010, dirawat di RS
karena kadar gula yang dialami pasien sangat tinggi. Yang kedua saat
bulan April 2016 kemarin, dirawat karena diare.
f. Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Tebet.
g. Riwayat alergi
Menderita rhinitis alergi bila terkena debu atau udara dingin.
h. Riwayat Kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Sekarang tidak, namun dulu saya merokok di
waktu muda.
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya.
Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak.
Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Ya.
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? Jalan santai
Berapa kali dalam seminggu? setiap hari di pagi hari
7

Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut? 30


menit.
Konsumsi Kopi
Apakah anda minum kopi? Ya.
Kesimpulan : Pasien pernah merokok saat muda namun tidak pernah minum
alkohol. Pasien rutin melakukan olahraga berupa jalan santai, setiap pagi hari
dalam seminggu selama 30 menit. Pasien sering mengkonsumsi kopi.
i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang dikonsumsi akan dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter
Dengan resep dokter
Captopril 12,5 mg
Amlodipin 10 mg
Vitamin B Kompleks
Metformin 500 mg
Dulcolax

Dosis dan pemakaian


1x1
1x1
1x1
2x1
2x1

Tabel 5. Obat yang dikonsumsi tanpa resep dokter


Tanpa resep dokter
Obat Zam-zam
(Kandungan:
Piperningrum
30mg,
Ekstrak Gingseng 30mg, Zingiberis
Rhizoma 30mg, Bahan lain 10mg)

Dosis dan pemakaian


1x1

j. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 6. Penapisan depresi

Setia
p
wakt
u

Serin
g
sekali

Kadan
g
kadang

Jaran
g
sekali

Tidak
perna
h

a. Berapa seringkah bulan yang lalu masalah

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

kesehatan anda menghalangi kegiatan


anda, (mis. pergi mengunjungi teman,
aktivitas sosial)?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
gugup?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
tenang dan damai?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
sedih sekali?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
bahagia?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
begitu sedih sampai serasa tak ada
sesuatupun yang mungkin menghiburnya?
Selama bulan lalu, berapa seringnya
perasaan depresi anda mengganggu kerja
anda sehari-hari?
Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa tak ada lagi sesuatu yang anda
harapkan lagi?
Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa tak diperhatikan keluarga?
Berapa sering selama bulan lalu anda
merasa ingin menangis saja?
Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa bahwa hidup ini sudah tak ada
gunanya lagi?

Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien


dalam 1 bulan terakhir meskipun pasien hanya tinggal bersama istrinya.

k. Status Fungsional
a) ADL dasar dan Instrumental
Tabel 7. ADL dasar dan Instrumental
Bisa sendiri
sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Tranfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK

Perlu
bantuan
seseorang

Tergantung
orang lain
sepenuhnya

Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat-obatan
Bertelepon

Kesimpulan : Pasien tergolong mandiri, karena seluruh aktivitasnya


bisa dilakukan tanpa bantuan orang lain.
b) Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi
kegiatan anda berikut ini?
Tabel 8. Keterbatasan Fungsional
>3 bulan
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / seharihari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian, ke WC

< 3 bulan

Tak
terbatasi

Kesimpulan : Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan


pekerjaan berat dan naik bukit/ tangga.

4.3

PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan pada Mei 2016)


1. Tanda Vital
Tabel 9. Pemeriksaan Tanda Vital

Berat badan (kg)


Tinggi badan (cm)
BMI (kg/m2)

Baring
150/90
86
18
2 bulan yl
52 kg
160
21,0

2. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan

: tidak ada.

Tekanan darah (mmHg)


Nadi/ menit
Laju respirasi/menit

Duduk
160/90
83
19
1 bulan yl
51 kg
160
20,6

Berdiri
160/90
Saat ini
51 kg
160
20,6

10

Lesi kulit lain

: ada, hiperpigmentasi pada kedua lengan atas.

karena penuaan?
Curiga keganasan
Dekubitus
3. Pendengaran

: tidak ada
: tidak ada
Tabel 10. Pemeriksaan pendengaran
Ya

Tidak

Dengar suara normal


Pakai alat bantu dengar
Serumen impaksi

4. Penglihatan
Tabel 11. Pemeriksaan penglihatan
Ya
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan
- Kiri

Tidak

Tidak memakai kacamata

Tabel 12. Hasil Funduskopi


Dapatan
funduskopi
Kanan
Kiri

Normal

Abnormal (jelaskan)

Tak terlihat

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

5. Mulut
Tabel 13. Pemeriksan mulut
Buruk
Higiene mulut
Ada
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)

Baik

Tidak

6. Leher
Tabel 14. Pemeriksan leher

Derajat gerak
Kel. Tiroid

Normal

Abnormal (jelaskan)

11

Bekas luka pada tiroid : tidak ada


Massa lain

: tidak ada

Kelenjar limfe

: tidak teraba membesar

7. Dada
Massa teraba / tidak

: tidak teraba massa

Kelainan lain

: tidak ada

8. Paru-paru
Tabel 15. Pemeriksan paru-paru

Perkusi
Auskultasi :
- suara dasar
- suara tambahan

Kiri
Sonor

Kanan
Sonor

Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)

Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)

9. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama
- Bising

Regular

Ya

- Gallop

Ada

Lain-lain (jelaskan)
b. Bising
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : Kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
d.
-

Edema
Pedal
Tibial
Sakral

Ireguler
Tidak

Tidak

Ada

Tidak

Tidak

Ada
(regular)
(regular)
(regular)
(regular)
Tak ada
+1

+2

+3

+4

10. Abdomen

12

Hati membesar/ tidak


Massa abdomen lain
Bising/ bruit
Nyeri tekan

: tidak
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada

Cairan asites

: tidak ada

Limpa membesar/ tidak

: tidak

11. Rektum/ anus


Tabel 17. Pemeriksan rectum/anus
Ada
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Impaksi fekal

Tidak

TIDAK DIPERIKSA

12. Genital/ pelvis :


Tabel 18. Pemeriksan genital
Ya
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : Tes pap: Tidak dikerjakan

Tidak

TIDAK DIPERIKSA

13. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal

Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi

Tak
ada

Tl.
Blkg

Bahu

Siku

Tangan

Pinggul

Lutut

14. Neurologik / Psikologik


a. Status Mentalis :
Tabel 20. Pemeriksan neurologis
Baik
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat

Terganggu

13

Kaki

Situasi

Baik
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)

Terganggu

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :


Tabel 21. Status mental
Betul
Tanggal berapakah hari ini ?
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah anda ?
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?
20 dikurang 3 dan seterusnya

Salah

Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan : Terdapat 5 kesalahan dalam menjawab kuisioner, maka
disimpulkan pasien menderita gangguan intelek sedang / demensia sedang.
b. Perasaan hati / afeksi : baik
c. Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum
Normal
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan
- Tonus
Sensorik : - Tajam
- Raba
- Getaran

Abnormal (jelaskan)

14

Normal
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung
- Tumit ke ujung
kaki
- Romberg
Gerak langkah

Abnormal (jelaskan)

Kesimpulan : tidak terdapat kelainan motorik, sensorik, dan refleks pada


pasien ini.
d. Tanda-tanda lain
Tabel 23. Tanda-tanda lain
Ya
Tremor saat istirahat
Rigiditas cog-wheel
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis

Tidak

Bila Ya, jelaskan

Kesimpulan : status neurologis pasien baik.

4.4

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
-

Pasien memiliki data pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 2


Mei 2016. Dari data pemeriksaan laboratorium tersebut, didapatkan hasil Gula
Darah Puasa 280 mg/dl.

4.5

EKG, echocardiography, dan pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.

DAFTAR MASALAH DAN RENCANA PENANGANAN


Tabel 24. Daftar masalah dan rencana penanganan

Tanggal

Problem

Rencana

15

2 Mei 2016

Hipertensi derajat 2
-

Diabetes Melitus

Konstipasi

Penurunan
pendengaran

Demensia sedang

Menjelaskan hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan


bila tekanan darah tidak terkontrol
Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antihipertensi
Memotivasi penderita untuk kontrol hipertensi ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan tinggi garam, tinggi lemak, dan lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
vitamin, dan serat seperti buah-buahan dan sayuran.
Menjelaskan diabetes melitus dan komplikasi yang
ditimbulkan bila gula darah tidak terkontrol
Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antidiabetik
Memotivasi penderita untuk kontrol gula darah ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan dengan kadar glukosa tinggi, dan lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
vitamin, dan serat seperti buah-buahan dan sayuran.
Menjelaskan tentang konstipasi kepada penderita dan
keluarga
Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antidiabetik
Edukasi mengenai pola makan pasien agar banyak
mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan
dan sayuran.
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa pasien
menderita penurunan pendengaran, yang artinya orangorang di sekitarnya harus berbicara dengan suara yang
lebih kencang dari biasanya, dan itu bukan berarti
berteriak atau membentak.
Menyarankan kepada pasien agar menggunakan alat bantu
dengar.
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien (istri pasien)
bahwa lebih baik pasien selalu ditemani jika berpergian,
agar komunikasi pasien dengan oranglain berjalan efektif
dan mengurangi resiko dari disabilitas penurunan
pendengaran yang diderita pasien.
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa pasien
menderita penurunan intelektual (demensia) sedang.
Menyarankan pasien untuk memakai tanda pengenal
berupa kalung atau gelang yang bertuliskan nama, alamat,
dan nomer telepon orang terdekat yang dapat dihubungi
untuk mencegah resiko hilang pada pasien.
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien (istri pasien)
bahwa lebih baik pasien selalu ditemani jika berpergian
untuk menghindari resiko hilang pada pasien.

16

4.6

LAPORAN LANJUTAN
Tabel 25. Laporan lanjutan
Tanggal
2 Mei 2016

Tanggal
7 Mei 2016

Problem diagnostik
Kegiatan
Diabetes mellitus
- Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
Hipertensi derajat 2
edukasi kepada pasien mengenai masalah
Konstipasi
kesehatan yang dialaminya
Penurunan

pendengaran
- Demensia sedang
Problem diagnostik
Kegiatan
- Diabetes mellitus
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Hipertensi derajat 2
lanjutan
- Konstipasi
- Anamnesis : sakit kepala sudah berkurang, tetapi
- Penurunan
terkadang masih sulit saat BAB
pendengaran
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 140/90 mmHg
- Demensia sedang
- Edukasi kepada keluarga untuk membawa pasien
berobat rutin ke Puskesmas agar penyakitnya
dapat dievaluasi dan diberikan obat serta dapat

12 Mei 2015

Diabetes mellitus
Hipertensi derajat 2
Konstipasi
Penurunan

pendengaran
- Demensia sedang

dirujuk jika diperlukan


- Anamnesis : sakit kepala sudah hilang, BAB sudah
tidak sulit lagi.
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 130/90 mmHg
- Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien
- Mengevaluasi hasil edukasi dan instruksi yang
telah dilakukan oleh pasien.

Pada asesmen geriatrik (Summary)


Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosis pada pasien ini adalah diabetes mellitus, hipertensi derajat 2, konstipasi,
penurunan pendengaran, dan demensia sedang.
Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care
Komunikasi
- Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga
- Mengajak pasien diskusi bila ada yang ingin ditanyakan
Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada pasien
-

dan keluarganya
Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien

17

Menjelaskan kepada pasien agar pasien datang ke Puskemas untuk


melakukan pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui kadar gula

darah puasa, kolesterol dan asam urat


Edukasi
- Minum obat antidiabetik dan antihipertensi secara teratur agar gula darah
-

dan tekanan darah tetap terkontrol


Mengurangi makan makanan yang tinggi garam, lemak, dan glukosa; serta
memperbanyak konsumsi susu tinggi kalsium, makanan yang tinggi

protein, serat dan vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.


Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik seperti jalan santai setiap hari

kurang lebih 50 menit.


Kontrol tekanan darah dan gula darah setiap bulan di Puskesmas dan
mendapatkan pengobatan secara rutin terutama jika obat antidiabetik dan

antihipertensi hampir habis atau ada keluhan.


Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Meminta pasien untuk banyak beraktivitas dalam kegiatan sosial,
melakukan kegiatan positif yang digemari dan meningkatkan ibadah
kepada Tuhan

Terapi Farmakologik
- Obat antidiabetik berupa Metformin 500 mg 2 x 1
- Obat antihipertensi berupa Captopril 1 x 12,5 mg dan Amlodipin 1 x 10
-

mg
Obat pencahar berupa Dulcolax 2 x 1
Vitamin saraf berupa vitamin B kompleks 1x1

18

BAB IV
PENUTUP

4.1

KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 75 tahun dengan diabetes melitus,

hipertensi derajat 2, konstipasi, penurunan pendengaran, dan demensia sedang.


Diabetes melitus dan hipertensi derajat 2 yang dialami pasien harus dikontrol agar
tidak timbul komplikasi. Konstipasi pasien dapat diatasi dengan obat pencahar dan
edukasi agar pasien banyak makan makanan yang tinggi serat seperti sayur mayur dan
buah buahan. Penurunan pendengaran dan demensia sedang yang diderita pasien
mengakibatkan lebih baik anggota keluarga pasien tidak pernah membiarkan pasien
berpergian sendirian. Dari asesmen geriatri yang dilakukan dapat disimpulkan pasien
memiliki hendaya berupa penurunan pendengaran dan demensia sedang.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
lengkap untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan
tatalaksana nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi
terhadap masalah yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan ketiga
dilakukan evaluasi ulang mengenai kondisi pasien dan didapatkan masih terdapat
beberapa masalah yang kemudian dilakukan edukasi ulang seperti pada kunjungan
pertama. Dari ketiga kunjungan tersebut dilakukan perencanaan perawatan pasien
secara komprehensif. Namun dari semua hal tersebut, perhatian dan motivasi dari

19

keluarga terdekatlah yang sangat dibutuhkan pasien sehingga komplikasi penyakit


serta masalah yang ada pada pasien dapat teratasi.
5.2

SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti

dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih detail
mengenai diabetes melitus, hipertensi, konstipasi, penurunan pendengaran, dan
demensia sedang yang dialami pasien. Dan juga menjelaskan pentingnya kesehatan
lingkungan tempat tinggal, pola makan dan pola hidup yang sehat, serta pentingnya
peran serta keluarga dalam memberikan dukungan pada para lansia sehingga status
kesehatan lansia tersebut meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088270X: 2-17.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
The Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA. 2003; 289(19): 256072.
3. Bolivar JJ. Essential Hypertension: An Approach to Its Etiology and Neurogenic
Pathophysiology. International Journal of Hypertension. 2013; 4-11 doi
10.1155/2013/547809.
4. Devi P, Rao M, Sigamani A, Faruqui A, Jose M, Gupta R, et al. Prevalence, risk
factors and awareness of hypertension in India: a systematic review. Journal of
Human Hypertension. 2012; 281-87 doi 10.1038/jhh.2012.33.
5. Dreisbach AW. Pathophysiology of Hypertension. 2015. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/1937383-overview. Accessed on May 13th
2016.

20

6. Madhur MS. Hypertension Clinical Presentation. 2014. Available from


http://emedicine.medscape.com/article/241381-clinical#b3. Accessed on May 13th
2016.
7. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, editor.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing;
2009.p.1079-85.
8. Sugondo S. Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus. In:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
5. Jakarta: Interna Publishing; 2009.p.1884-90.
9. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,s
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing;
2009.p.2538-48.
10. Rochmah W, Murti KH. Demensia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,s
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing;
2009.p.837-9.
11. Pranarka K, Andayani R. Konstipasi dan Inkontinensia Alvi. In: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I,s editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta:
Interna Publishing; 2009.p.876-83.

21

LAMPIRAN
TAAAAMMM

TOLONGIN

COPAS

FOTO2

DISINI

YHAAAAA...

TENGKYUUUUUU MMUUUAAAHHH

22

Anda mungkin juga menyukai