Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fadhila Kamayanti
No. ID dan Nama Wahana: Puskesmas Pasir Belengkong
Topik: Vertigo Perifer susp. Benign Proxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Tanggal (kasus) : 04/03/2016
Nama Pasien : Tn. H / 30 Tahun
No. RM : 30201205460
Tanggal presentasi :
Pendamping: dr. Nelly Verawati
Tempat presentasi: Puskesmas Pasir Belengkong
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Masalah
Istimewa
Manajemen
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Pasien mengeluhkan pusing berputar
Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana diagnosis pasien dengan vertigo
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
bahasan:
Cara
pustaka
Diskusi
membahas:
Presentasi dan
Pos
diskusi
Data Pasien:
Nama: Tn. H/ 30 thn
Nama klinik
Puskesmas Pasir Belengkong
Data utama untuk bahan diskusi:
1.
No.Registrasi: 30201205460
Gambaran Klinis:
Keluhan Utama : Pusing berputar
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh pusing berputar sejak 2 hari yang lalu .yang muncul secara tiba-tiba.
Pusing berputar yang hebat terutama dirasakan pada perubahan posisi dari tidur ke
duduk, tidur menyamping, dan saat membungkuk, serta setiap membuka mata terasa
akan muntah, Berkurang saat memejamkan mata dan istirahat. Keluhan dirasakan
hilang timbul, setiap serangan hilang dengan sendiri setalah kurang lebih 20-30 detik dan
yang berputar adalah ruangan sekitar pasien Pusing berputar disertai dengan mual dan
muntah. Muntah dirasakan terjadi 3 kali sejak pagi sebelum pasien datang ke puskesmas,
sekitar gelas aqua tiap kali muntah, dan berisi makanan. Pasien tidak mengeluhkan
terlinga berdenging dan pendengaran pasien masih berfungsi dengan baik. Pasien mengaku
beberapa hari terakhir sedang banyak pekerjaan dan kurang istirahat. Pasien sudah
membeli obat pusing di warung tapi gejala tidak membaik. Pasien tidak mengeluhkan
demam, pandangan dobel, ataupun pingsan. BAK dan BAB normal.
1. Riwayat pengobatan: Ranitidin 150mg (2x1)
1
2.
3.
4.
5.
Riwayat kesehatan/penyakit: Riwayat maag (+) 2 tahun yang lalu, HT (-), DM (-)
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan: Bekerja sebagai pengantar barang pabrik.
Lain-lain: Pasien mengaku beberapa hari terakhir sedang banyak pekerjaan dan
kurang tidur.
Daftar Pustaka:
Hasil pembelajaran:
Pusing berputar dirasakan sejak 2 hari yang lalu yang muncul secara tiba-tiba
Serangan pusing berputar hilang timbul. Tiap kali serangan muncul, dirasakan selama 2030 detik
1. Obyektif:
Keadaan umum
: Lemah
Kesadaran
Tanda-Tanda Vital :
Pernafasan
: 20 x/menit, regular.
Suhu
Berat badan
: 50 kg
Tinggi badan
: 158 cm
Status Generalis:
Kepala dan Leher
Mata
Hidung
Telinga
Mulut/faring
Thorax
Abdomen
Ektremitas
Status Neurologis:
GCS: E4M6V5
Tanda rangsangan meningeal: kaku kuduk (-), brudzinsky (-), kernig (-)
Tanda peningkatan tekanan intrakranial:
- muntah proyektil (-)
- nyeri kepala progresif (-)
Nervus kranialis:
-
NI
: Penciuman baik
N II
N III, IV, VI : pupil bulat, diameter 3 mm/ 3 mm, gerakan bola mata bebas ke
segala arah, nistagmus (-)
NV
N VII
N VIII
N IX, X
N XI
N XII
2. Assesment:
3. Planning:
Injeksi Ranitidin 1 A
Domperidon (3x1)
Betahistin (3x1)
Edukasi:
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan
Edukasi pasien tentang senam vertigo / latihan brandt daroff untuk latihan di rumah
agar pasien terbiasa dengan beberapa posisi sehingga tidak muncul keluhan pusing
berputar saat berpindah posisi.
Ba
TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar dan igo yang berarti
kondisi. Vertigo merupakan perasaan abnormal dan mengganggu bahwa seseorang
seakan-akan
bergerak
terhadap
lingkungannya
(vertigo
subjektif)
atau
biasanya dipengaruhi oleh persepsi posisi terhadap lingkungan. Selain vertigo, dizziness
mempunyai subtipe lain yaitu disekuilibrium tanpa vertigo.
II. KLASIFIKASI
Tanda dan gejala
Tipe Vertigo
Vestibular Perifer
Ventibuler sentral
Nonvestibuler
ada
Ringan
Ringan
Intensitas vertigo
Berat
Ringan
Ringan
Nistagmus
Nistagmus
Mual,muntah,
diaforesis
Gangguan
ada
nistagmus
ke arah berlawanan
nonvestibuler
Umumnya ada
atau
Tidak ada
pendengaran,
tinnitus
Tes Romberg,
Deviasi
ke
yang terganggu
Gangguan
Umumnya
neurologis lain
ada
satu arah
sisi
Pemeriksaan
neurologis
bisa
telinga dalam. Pergerakan ini akan mempengaruhi kanalis posterior, dapat juga
mengenai kanalis anterior dan horizontal, distimulasi oelh perubahan posisi dan
menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.
b) Menniers Disease
Ditandai dengan vertigo yang intermiten diikuti dengan keluhan pendengaran.
Gangguan pendengaran berupa tinnitus (nada rendah) dan tulis sensoris pada
fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi penuh pada telinga. Menniers Disease
merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal ini terjadi karena dilatasi dari
membran labirin bersamaan dengan kanalis semisirkularis telinga dalam dengan
peningkatan volume endolimfe. Hal ini dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat
mual, hipersalivasi, dan muntah. Rangsangan terhadap locus coeruleus juga menyebabkan
gejala panik.
Bila sindroma tersebut berulang akibar rangsangan/latihan, maka siklus perubahan
dominasi saraf simpatis dan parasimpatis yang bergantian tersebut juga berulang sampai
suatu saat terjadi perubahan sensitifitas (hyposensitive) dan jumlah reseptor (downregulation), serta penurunan bertahap influks kalsium.
IV. BPPV ( Benign Paroxsymal Positional Vertigo)
Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai. Vertigo pada BPPV
termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem
vestibularis. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan
posisi kepala dan berakhir kurang dari 1 menit, Biasanya pada pagi hari saat bangun atau
kepala berpaling dari tempat tidur. Mekanisme patofisiologinya dipercaya akibat debris di
kanalis semisirkularis (63,6% di posterior) atau di kupula. Sering disertai gejala mual,
muntah, dan nistagmus perifer. BPPV perlu dibedakan dengan vertigo positional sentral
yang disebabkan kelainan di batang otak atau serebelum, dimana dengan tanda khas
nistagmus vertikal yang tak membaik dengan pengulangan posisi.
a. Epidemiologi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer
yang sering dijumpai, kira-kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada
perempuan serta usia tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35
tahun yang tidak memiliki riwayat cedera kepala.
Pendamping
. Hiponatremia
Hiponatremia umum pada pasin dengan sirosis dekompensata dan berkaitan dengan
ketidakseimbangan solution air bebas sekunder terhadap hipersekresi vasopressin non-osmotik
(anti diuretic hormone), yang mengakibatkan ketidakproporsionalan retensi air relative terhadap
retensi natrium. Hiponatremia pada sirosis secara sepihak didefinisikan ketika konsentrasi
natrium serum menurun hingga di bawah 130 mmol/L, namun reduksi di bawah 135 mmol/L
9
juga dikatakan sebagai hiponatremia, tergantung panduan hiponatremia pada populasi umum
pasien yang ada.
Pasien dengan sirosis dapat mengembangkan 2 tipe hiponatremia: hipovolemik dan
hipervolemik. Hipervolemik hiponatremia adalah yang paling umum dan dikarakteristikkan
dengan rendahnya level natrium serum dengan ekspansi volume cairan ekstraseluler, dengan
ascites dan edema. Kondisi ini dapat muncul secara spontan atau sebagai konsekuensi kelebihan
cairan hipotonik (contoh: dextrose 5% ) atau komplikasi sekunder sirosis, sebagian akibat infeksi
bakteri. Hipovolemik hiponatremia jarang terjadi dan dikarakteristikkan dengan rendahnya level
natrium serum dan tidak adanya ascites dan edema, dan paling sering terjadi sekunder dari terapi
diuretic berlebih.
Konsentrasi natrium serum adalah penanda penting prognosis sirosis dan adanya hiponatremia
dikaitkan dengan ketidakmampuan bertahan hidup. Lebih jauh lagi, hiponatremia juga dikaitkan
dengan peningkatan morbiditas, sebagian komplikasi neurologis, dan penurunan kemungkinan
hidup setelah transplantasi, meskipun hasil penelitian menunjukkan ketidaksesuaian dengan
harapan hidup.
10