TINJAUAN TEORI
2.1
Perilaku sosial
2.1.1
lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya
dalam perilaku sosialnya.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial
seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau
pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku
sosialnya
seolah
keras
pula,
ketika
berada
di
lingkungan
d. Tatar Budaya
sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi misalnya, seseorang yang
berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh
ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau
berbeda. Dalam konteks sosialitas yang terpenting adalah untuk saling
menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak.
2.1.3 Bentuk dan jenis perilaku sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap
sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh caracara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang
menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan
karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi
dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan
perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas
diantara anggota kelompok yang lainnya.
Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu:
perilaku
atau
keadaan
sebaliknya,
seperti
kurang
suka
a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja
sama) Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan sosial sebagai
perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri
sendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat
yang sebaliknya
Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung ataupun
tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka
bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan
perilaku yang sebaliknya.
c. Sifat kalem atau tenang secara sosial
Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain,
mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton
orang.
d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari
pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.
2.2 Menarik diri
2.2.1 Definisi Menarik Diri
Menarik diri adalah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi
dengan lingkungan sosial atau orang lain, merasa kehilangan kedekatan dengan
orang lain dan tidak bisa berbagi pikiranya dan perasaanya (Rawlins,1993).
Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Sedangkan isolasi
sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam dirinya (Townsend, M.C,
1998 : 52).
2.2.2 Penyebab yang mempengaruhi menarik diri
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan
negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa
bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,
percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri (Carpenito,L.J, 1998).
Ada pun faktor yang menyebabkan menarik diri :
Faktor Predisposisi :
a. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi
sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga mempunyai
masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama
dengan tenaga profisional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat
tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaburatif
sewajarnya dapat mengurangi masalah respon social menarik diri.
b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptive.
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur
otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta
perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang
lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitis terhadap hubungan merupakan
faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini, (Stuart and sudden, 1998).
Faktor Presipitasi :
a. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat
atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya hal ini dapat
menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami
gangguan hubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998)
c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai pikiran
dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain.
2) Klien dengan kegagalan adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam
menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain akan
persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan
dengan orang lain
d. Stressor fisik
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri
dari orang lain
manfaat:
a. Umum
2.3.3
hubungan
interpersonal
antar
anggota
kelompok,
b) Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
2) Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak:
Menjelaskan
tujuan
kegiatan,
yaitu
memperkenalkan diri, menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis; Lama kegiatan 45 menit;
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c) Tahap Kerja
1) Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah
kiri) dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok
yang memegang bola memperkenalkan dirinya
2) Hidupkan musik dan edarkan bola berawanan dengan arah
jarum jam
3) Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan: salam,
nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asa, dimulai oleh
terapis sebagai contoh
4) Ulangi 2) dan 3) sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
5) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan.
d) Tahap eliminasi
1) Evaluasi : menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK,
memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana tindak lanjut : menganjurkan tiap anggota kelompok
melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari, memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada
jadwal kegiatan harian klien.
3) Kontrak yang akan datang : menyepakati kegiatan berikut,
yaitu berkenalan dengan anggota kelompok, menyepakati
waktu dan tempat.
3. Evaluasi
berkenalan
dengan
anggota
kelompok
salam;
menyebutkan
nama
lengkap,
nama
bercakap-cakap
dengan
anggota
kelompok
kehidupan
pribadi
(orang
2) Pada
saat
musik
dimatikan,
anggota
kelompok
yang
percakapan
serta
kemampuan
nonverbal
dengan
musik
dimatikan,
anggota
kelompok
yang
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir yang disediakan pada saat
proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAKS Sesi 5, dievaluasi kemampuan verbal klien menyampaikan,
musik
bova
dimatikan,
mendapat
anggota
kesempatan
kelompok
yang
menyampaikan
2) sampai
semua
anggota
kelompok
menyampaikan pendapat
4) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
d) Tahap terminasi
1) Evaluasi : menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK,
memberi pujian atas keberhasilan kelompok, menyimpukan 6
kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu.
2) Rencana tindak lanjut : menganjurkan tiap anggota kelompok
tetap melatih diri untuk enam kemampuan yang telah dimiliki,
baik di RS maupun di rumah; melakukan pendidikan kesehatan
kepada keluarga untuk memberi dukungan pada klien dalam
menjalankan kegiatan hidup sehari-hari
3) Kontrak yang akan datang : menyepakati rencana evaluasi
kemampuan secara periodik.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan formulir yang telah
disediakan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan