KIMIA ORGANIK 2
PEMBUATAN ASAM SALISILAT
KELOMPOK 3
ANGGA MAULIDAN PERNAMA (1112102000008)
M MUTASHIM BILLAH (1112102000015)
SITI WINDI HARIANI (1112102000018)
ANNISA FADHILLAH MARTHA (1112102000021)
WIDA HUSNIYAH (1112102000022)
RISHA NATASYA (1112102000024)
Latar Belakang
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup tinggi
kegunaannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
serta
mempunyai
nilai
satu
obat,istilah
kesatuan.Sedangkan
anti
analgesik-antipiretik
inflamasi
adalah
dipakai
sebagi
mengatasi
satu
inflamasi/
pembekakan (Djamhuri,1995)obat alam yang tertua sebagai analgesikantipiretik dan anti-inflamasi ini dikembangkan dari asam salisilat menjadi
garam-garamnya seperti salisilat,aspirin,salisilamida,metil salisilat dan
saligenin,yang
dipakai
salisilat,salisilamida
sebagai
dan
yang
analgesik-antipiretik
terbanyak
hanya
digunakan
adalah
natrium
aspirin
(Ganiswara,1995)
Asam salisilat yang memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk
kristal kecil berwarna merah muda terang hingga kecoklatan yang
memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar
1560C dan densitas pada 250C sebesar 1,443 g/mL. Mudah larut dalam air
dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisilat
dapat menyublim tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi
karbon dioksida dan phenol bila dipanaskan secara cepat pada suhu
sekitar 200C. Selain itu asam salisilat mudah menguap.
Asam salisilat kebanyakan digunakan sebagai bahan intermediet pada
pabrik obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa turunannya.
Metil
salisilat
adalah
cairan
kuning
kemerahan
dengan
bau
wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter.
Metil salisilat sering digunakan sebagai bahan farmasi, penyedap rasa
pada makanan, minuman, gula-gulaan, pasta gigi, antiseptik dan kosmetik
dilkukan
dengan
mendidihkan
cairan
dal;am
wadah
yang
Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk membuat asam salisilat dari hidrolisis metil
salisilat
Manfaat
1.
2.
3.
4.
Dapat mengetahui cara pembuatan asam salisilat dari hidrolisis metal salisilat
Dapat mengetahui metode pemanasan dengan refluks
Dapat mengetahui metode penyaringan dengan Buchner funnel dan kertas saring
Dapat mengetahui senyawa apa saja yang digunakan dalam pembuatan asam
salisilat dari hidrolisis metal salisilat
Metil salisilat
NaOH
H2SO
Skema Kerja
larutan
NaOH kemelarut
dalam labu destilasi dan menambahkan
7,5
metil salisilat
fluks larutan memasukkan
hingga semua
endapan
melarutkan 5
grmlNaOH
dalam 25 ml aquades
memindahkan
larutan
ke dalam beaker
glass
dan menambahkan 50 ml
memeriksa apakah larutan tersebut sudah
bersifat asam
menggunaka
kertas
lakmus
Hasil
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan asam salisilat, salah satu bahan yang digunakan
adalah metil salisilat dalam bentuk liquid sebanyak 7,5 ml (0,05 mol). Dari data tersebut dapat
dihitung berat gram metil salisilat yang digunakan menggunakan persamaan :
=
m
V
Keterangan:
= massa jenis suatu zat (g/m3 atau g/cm3)
m = massa zat (Kg atau gram)
V = volume zat (m3 atau cm3)
Diketahui :
massa jenis metil salisilat
= 1,174 g/cm3
= 7,5 ml
x Mr asam salisilat
= 7,994 gram
Massa asam salisilat Percobaan
Maka rendemennya =
= 4,0354 gram
4,0354 g
7,994 g
x 100%
= 50,48 %
Pembahasan
Telah dilakukan percobaan hidrolisis metil salisilat menjadi asam salisilat yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu asam salisilat. Prinsip percobaan ini adalah reaksi hidrolisis ester dengan
menggunakan NaOH sebagai katalis basa. Hidrolisis ester dalam basa merupakan reaksi
irreversible(tidak dapat kembali kebentuk semula). Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah metode refluks, kristalisasi dan rekristalisasi.
Refluks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau senyawa dengan cara pemanasan
tanpa adanya senyawa yang hilang. Refluks dilakukan dengan mendidihkan cairan dalam wadah yang
disambung dengan kondensor sehingga cairan yang teruapkan akan mengembun kembali ke wadah.
Keuntungan proses refluks, antara lain:
1. Alat yang digunakan relatif sederhana
2. Hasil reaksi tidak terbuang.
Kristalisasi merupakan metode pemurnian dengan cara pembentukan kristal sehingga campuran
dapat dipisahkan. Suatu gas atau cairan dapat mendingin atau memadat serta membentuk kristal
karena proses kristalisasi. Kristal-kristal dapat terbentuk dari larutan yang dijenuhkan dengan pelarut
tertentu. Makin besar kristal, maka makin baik karena makin kecil cemaran pengotornya .
Rekristalisasi merupakan metode pemurnian kristal dari pengotor-pengotornya. Campuran yang
akan dimurnikan dilarutkan dalam pelarut yang bersesuaian pada temperatur yang dekat dengan titik
didihnya.
Metil salisilat akan membentuk garam natrium salisilat saat direaksikan dengan NaOH yang
kemudian akan membentuk asam salisilat saat direaksikan dengan H 2SO4. Pada hidrolisis metil
salisilat menjadi asam salisilat, bahan utama yang digunakan pada praktikum adalah metil salisilat.
Langkah pembuatannya adalah larutkan 5g pelet NaOH kedalam 25ml air , masukan larutan tersebut
ke labu destilasi lalu ditambahkan 7,5ml metil salisilat berbentuk liquid ,endapan terbentuk ,
selanjutnya di refluks selama 20 menit atau sampai endapan larut , pada proses refluks tidak ada
senyawa yang hilang sebab senyawa yang menguap, uapnya didinginkan oleh kondensor sehingga
menjadi cair dan kembali ke labu. Prinsip kondensor pada refluks yaitu air masuk dari bawah dan air
keluar dari atas, tujuannya untuk membantu mempercepat penguapan karena uap air dapat menjaga
agar senyawa yang direfluks tidak hilang.
Sedangkan bila air masuk dari atas dan keluar dari bawah maka hanya berupa aliran air biasa yang
memperlambat proses refluks. Fungsi pemanasan pada saat refluks yaitu mempercepat reaksi.
sempurna setelah di refluk larutan di pindah ke beaker glass lalu didinginkan dan di tambahkan 50ml
H2SO4 secara perlahan dan dikit demi sdikit agar ada interaksi dan agar kristal yang terbentuk tidak
menggumpal H2SO4 dilakukan pada saat dingin karena reaksi dengan H2SO4 merupakan reaksi
eksotermal, yaitu reaksi yang menghasilkan panas lakukan pengujian larutan apakah telah asam
atau belum dengan menggunakan lakmus, dalam praktikum kali ini di tambahkan 50ml saja lakmus
telah berubah merah yang berarti larutan telah bersifat asam , selanjutnya masukan ke ice bath
lakukan agak lama agar kristal yang terbentuk banyak dan tidak membuang banyak bahan sisa
dilakukan di icebath proses ini bertujuan agar Kristal terbentuk lebih cepat.
Setelah terbentuk semua kristal maka selanjutnya kumpulkan kristal dengan vacum filtration dan
kertas saring , bilas beaker glass dengan air dingin agar tidak ada kristal yang terbuang setelah agak
kering dan yang terakhir kristal di oven Rekristalisasi ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa
pengotornya. Dalam proses rekristalisasi, digunakan akuades sebagai pelarutnya karena akuades
merupakan pelarut universal yang memiliki pH netral dan bersifat polar
Metil salisilat merupakan salah satu jenis salisilat yang termasuk turunan asma
karboksilat. Metil salisilat termasuk gologan ester. Dimana ester merupakan turunan asam
Karboksilat yang dibuat dengan menggunakan katalis asam (HCl dan H2SO4). Proses ini
dikenal dengan nama esterifikasi Fischer.
Refrensi
Arsyad, MN. 2001. Kamus Kimia. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Basri, S. 1996. Kamus Kimia. Rineka Cipta : Jakarta.
Cahyono, B. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa
Organik. Kimia
UNDIP : Semarang.
Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
Foye WO, L Lemke, DA Williams. 1995. Medicinal Chemistry.
Philadelpihia:
Lippincot Wilkins.
Ganiswara, Sulista G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian
Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jerset : Prentice.