Anda di halaman 1dari 13

1

ASMA
1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu gangguan pada
saluran bronkhial dengan cirri bronkospasme
periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas).
Asma merupakan penyakit kompleks yang
dapat

diakibatkan

oleh

factor

biokimia,

endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi


(Somantri Irman, 2008 ).
2. Pencegahan Asma
Secara umum, ada 3 tahap pencegahan
terjadinya penyakit alergi yaitu pencegahan
primer

(sebelum

terjadi

sensitisasi),

pencegahan sekunder (sudah terjadi sensitisasi


tetapi belum terjadi penyakit alergi) serta
pencegahan tersier (sudah terjadi penyakit

alergi misalnya dermatitis, tetapi belum terjadi


penyakit alergi lain misalnya asma).
Espeland (2008) dituliskan

bahwa,

pencegahan penyakit asma sangat penting


untuk dilakukan oleh masyarakat, pencegahan
penyakit asma tidak hanya dapat dilakukan
oleh para penderita asma tetapi juga dapat
dilakukan oleh orang-orang yang berada
disekitar penderita, diharapkan masyarakat
sekitar dapat menyadari betapa pentingnya
menjaga

lingkungan,

tidak

hanya

untuk

pengidap penyakit yang paling penting adalah


mulai untuk kita sendiri.

1.

Pencegahan Primer :
Bertujuan menghambat

sesitisasi

imunologi

terutama

oleh

makanan

mencegah terbentuknya Imunoglobulin E


(IgE).
Menurut

Danu

suanto

(2010),

pencegahan asma primer yaitu :


Pendidikan
penginformasian

kesehatan

meliputi

mengenai

asma

dengan gejala, pencegahan dan juga


penyebarannya.
a. Konsultasi genetik

Genetic memudahkan seseorang


untuk mendapatkan penyakit ini.
b. Sanitasi dan hygiene individu
Membebaskan lingkungan dari
debu, asap rokok, bulu hewan, dan
serbuk sari. Menggunakan masker,
dan memasang filter ruangan.

c. Olahraga

teratur

melatih

tubuh

menjadi sehat dan tidak rentan asma.


2. Pencegahan Sekunder
Bertujuan untuk menekan timbulnya
penyakit
sensitisasi

setelah

sensitisasi.

diketahui

Keadaan

dengan

cara

pemeriksaan IgE spesifik dalam serum


darah, darah tali pusat atau uji kulit.
Upaya pencegahan sekunder dapat
dilakukan dengan menghindari asap rokok
dan hindari semua alergen yang diketahui
sebagai penyebab asma.
Pencegahan Sekunder menurut Danu
suanto (2010) yaitu
a. Check up rutin
Untuk mengontrol terjadinya asma
agar terlalu sering maupun fatal.

b. Screening test
Pemeriksaan
melihat

fisik yakni

frekuensi

dengan

pernafasan,

spirometri maupun foto rongten,


pemeriksaan darah jika penyebabnya
alergen dengan melihat peningkatan
eosinofil.
3. Pencegahan Tersier
Bertujuan untuk mencegah dampak
lanjutan setelah timbulnya alergi.
Dilakukan pada anak yang sudah
mengalami sensitisasi. (Dewi, 2008)
Upaya pencegahan tersier yang
dapat

dilakukan

adalah

menghindari

alergen di luar dan di dalam rumah untuk


mencegah eksaserbasi asma sehingga asma
dapat terkontrol.

Pada pencegahan ini orang dengan


asma tetap diperlakukan layaknya orang
normal

dan

juga

perlu

diadakan

motivasi untuk pra penderita asma agar


tetap

mampu

memposisikan

diri

mereka sebagai bagian dari masyarakat


yang saling membutuhkan.
3. Hal yang harus dilakukan saat terjadi
serangan asma yaitu :
a. Segera gunakan obat pereda atau pelega
dalam dosis yang biasa anda gunakan.
b. Cobalah untuk tetap tenang dan relaks,
sebisa mungkin sesuaikan dengan ritme
pernafasan

anda.

Duduklah,

jangan

berbaring, letakkan tangan anda di lutut


untuk membantu anda tetap tegak dan

cobalah untuk memperlambat pernafasan


anda, karena hal ini bias mengurangi
kelelahan yang akan anda alami.
c. Tunggulah 5-10 menit.
d. Jika gejala menghilang, anda bias kembali
melanjutkan aktivitas yang sedang anda
lakukan.
e. Jika

penggunaan

obat

pereda

tidak

menghasilkan efek, hubungi dokter atau


ambulance.
f. Tetap gunakan inhaler obat pereda setiap
beberapa menit sampai bantuan datang.
2.

Ada lima langkah untuk mengontrol asma


yaitu :
a. Mintalah dokter untuk menyiapkan rencana
penanganan asma anda secara tertulis.

b. Gunakan

obat

sesuai

dengan

yang

diresepkan oleh dokter.


c. Waspadalah terhadap factor-faktor yang
membuat asma anda memburuk.
d. Belajarlah untuk mengenali kapan gejala
asma anda memburuk dan catatlah waktuwaktu tersebut.
e. Ketahuilah hal-hal yang harus dilakukan
jika asma anda memburuk atau jika anda
mendapat serangan asma.

5. Penanganan asma
Ada dua jenis utama obat asma yang
mungkin akan diresepkan oleh dokter yaitu :
a. Obat pereda (Reliever)

Obat pereda atau pelega (juga disebut


bronkodilator) adalah obat yang secara cepat
mengembalikan

saluran

napas

yang

menyempit ke kondisi semula, pada saat


terjadi serangan asma.
Obat

pereda

bekerja

dengan

cara

merelaksasi otot pada dinding saluran napas,


yang menjadi tegang selama terjadinya
serangan asma. Obat pereda juga disebut
sebagai beta agonis.
b. Obat pencegah (Preventer)
Obat pencegah (preventer) adalah obat
yang menjaga agar peradangan saluran napas
tetap terkontrol dan mencegah agar saluran
napas tidak terus mnyempit hingga tahap
yang dapat menimbulkan serangan asma.
Setiap penyandang asma yang mengalami

10

gejala yang bukan hanya kadang-kadang


harus

menggunakan

obat

pencegah.

Kortikosteroid (berbeda dengan steroid yang


biasa digunakan untuk membentuk otot)
adalah jenis utama obat anti inflamasi (anti
radang) yang digunakan dalam terapi asma.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik

Indonesia

11

No.1023/MENKES/SK/XI/2008
Tentang Pedoman Pengendalian Asma.
Jakarta : Depkes RI available in
www.depkes.go.id/.../KMK%201023XI-08%20pengendalianasma

(diakses

tanggal 04 November 2014)


https://www.ibudanbalita.com/diskusi/3-tahappencegahan-terjadinya-penyakit-alergiBull, Dr Eleanor. 2007. Asma. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

12

13

Anda mungkin juga menyukai