Tugas Teknologi Reproduksi
Tugas Teknologi Reproduksi
Secara teoritis, kriopreservasi berasal dari kata krio yang berarti beku, dan
preservasi yang berarti penyimpanan pada temperatur rendah. Jadi kriopreservasi
adalah teknik penyimpanan materi genetik dalam keadaan beku pada temperatur
rendah atau suatu teknik penyimpanan sel hewan, tumbuhan dan materi genetika
lainnya (termasuk semen dan oosit) dalam keadaan beku melalui reduksi aktivitas
metabolisme tanpa mempengaruhi organel-organel di dalam sel, fungsi fisiologi,
biologi, dan morfologi.
Kriopreservasi adalah suatu proses penghentian untuk sementara kegiatan
hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel, dimana proses hidup dapat berlanjut
setelah pembekuan dihentikan.Teknik kriopreservasi pada berbagai sel, jaringan, dan
organ telah banyak dilakukan, demikian juga dengan kriopreservasi embrio. Salah
satu cara penyediaan embrio yang telah banyak dilakukan adalah pengawetan dengan
metode freezing atau pembekuan dengan cara slow freezing, rapid freezing, dan ultra
rapid freezing. Namun, saat ini telah dikembangkan pembekuan embrio dengan
metode vitrifikasi yang lebih mudah dilakukan dan jauh lebih sederhana.
Secara umum, mekanisme kriopreservasi merupakan perubahan bentuk fisik
timbal balik dari fase cair ke padat dan kembali lagi ke fase cair. Mekanisme fisika
kriopreservasi meliputi penurunan temperatur pada tekanan normal disertai dengan
dehidrasi sampai tingkat tertentu dan mencapai temperatur jauh di bawah 0 oC (-196
o
C). Proses ini harus reversibel ke kondisi fisiologis awal. Tujuan kriopreservasi
Prinsip Pembekuan
Metode Pembekuan
Secara umum terdapat dua metode pembekuan yang telah dikembangkan,
196 oC
Rapid freezing method
Tahap pemaparan sama dengan metode step by step, tetapi
suhu dari suhu kamar di turunkan ke 4 oC, kemudian dinginkan pada
kabut nitrogen selama 10 menit, selanjutnya celupkan dalam lart.
nitrogen cair ( -196 oC)
2. Metode vitrifikasi
Metode vitrifikasi, pembekuan embrio dilakukan secara cepat pada
temperatur -196 oC dengan menggunakan krioprotektan konsentrasi tinggi
sehingga dapat menghindari terbentuknya kristal es yang dapat merusak
membran sel saat pembekuan. Pembekuan embrio dengan metode ini dapat
dilakukan dengan lebih murah (tidak diperlukan peralatan yang mahal),
prosedur yang mudah, dan cepat
Prosedur Vitrifikasi
Equilibrasi dan pemaparan embrio dengan medium krioprotektan intraselluler
- Medium krioprotektan intraselluler mengandung 10% gliserol 20%
1.2. propanodiol dalam PBS. Embrio dipapar dalam medium tersebut
pada temperatur kamar selama 10 menit equilibrasi
Pembekuan;
-
dalam straw
Segera setelah pengemasan ministraw langsung dicelupkan dalam
nitrogen cair secara progresif untuk menghindari letupan kristal es
Teknik Kriopreservasi
Teknik kriopreservasi dapat dibedakan atas teknik lama (klasik) dan teknik baru :
Vitrifikasi
Enkapsulasidehidrasi
enkapsulasi-vitrifikasi
desikasi
pratumbuh
pratumbuh-desikasi, dan
dropplet-freezing
dan dikeringkan secara parsial dalam laminar air flow cabinet atau gel silika
hingga kandungan air sekitar 20% dan diikuti oleh pembekuan cepat .
c) Teknik enkapsulasi-vitrifikasi merupakan kombinasi antara teknik vitrifikasi dan
enkapsulasidehidrasi, yaitu bahan dienkapsulasi dengan kapsul alginat, lalu
dibekukan dengan teknik vitrifikasi.
d) Teknik desikasi merupakan teknik yang paling sederhana, yaitu mengeringkan
bahan dalam laminar air flow cabinet, gel silika atau flash drying hingga
kandungan air 10-20%, kemudian diikuti oleh pembekuan cepat .
e) Teknik pratumbuh meliputi penanaman bahan ke dalam media yang mengandung
krioprotektan, lalu diikuti oleh pembekuan cepat.
f) Teknik pratumbuh-desikasi dilakukan dengan menanam bahan ke dalam media
yang mengandung krioprotektan, lalu mengeringkannya dalam laminar air flow
cabinet atau gel silika dan diikuti oleh pembekuan cepat.
g) Droplet-freezing diawali dengan pra-perlakuan bahan ke dalam media cair yang
mengandung krioprotektan, lalu meletakkan pada Al-foil yang disertai dengan
droplet krioprotektan dan diikuti oleh pembekuan cepat .
Teknik lama memerlukan peralatan terprogram yang cukup mahal harganya,
sedangkan teknik baru tidak memerlukan peralatan canggih dan prosedurnya relatif
lebih mudah. Teknik lama memerlukan peralatan pembekuan, digunakan pada kultur
sel, dan lebih sulit diaplikasikan pada unit sel yang lebih besar seperti tunas apikal
atau embrio. Teknik lama berhasil diterapkan pada sistem kultur yang tidak
terdiferensiasi (suspensi sel dan kalus) dan spesies yang toleran terhadap suhu dingin,
namun tidak berhasil diterapkan pada spesies tropis. Teknik vitrifikasi telah berhasil
diterapkan pada spesies dengan skala yang lebih luas (tropis dan subtropis) dan
sistem kultur yang lebih kompleks (embriosomatik, suspensi sel, dan meristem
apikal)
Mekanisme Pembekuan
Merupakan perubahan bentuk fisik timbal balik dari fase cair ke fase padat
(fase beku) dan kembali ke fase cair
Mekanisme Fisik Kriopreservasi ini meliputi;
-
sampai
tingkat
tertentu
dan
mencapai
temperatur
deepfreezing
Proses ini harus revelsibel ke keadaan fisiologis
Tujuannya mempertahankan sesempurna mungkin sifat-sifat meterial
biologis, terutama viabilitasnya
dalam protoplasma
Adanya dehidrasi dalam suspensi media baik intra maupun ekstraselluler
sehingga konsentrasi solute menjadi toksik dan letal. Dehidrasi juga dapat
A (+++)
Sangat baik
B ( ++ ) Baik
banding
D ( - ) Jelek
retak
A (+++)
Sangat baik
B ( ++ ) Baik
C ( + ) Cukup
D ( - ) Jelek
E ( mati ) dead
Biasanya bentuk irreguler, zona rusak berat, blastomerblastomer terlalu terang atau gelap, bentuk embrio irregular
karena sering kehilangan bagian luar membran, masa
sitoplasma sangat sedikit dan tidak ada organisasi sel
dengan jarak yang jauh dalam sitoplasma
musim kawin
Surplus embrio dapat disimpan dan ditransferkan pada resifien yang akan
tersedia
Jenis-jenis embrio yang berada dalam ambang kepunahan dapat
Kesimpulan
Kriopreservasi embrio adalah suatu proses penghentian untuk
sementara kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel, dimana proses hidup
dapat berlanjut setelah pembekuan dihentikan. Secara umum terdapat dua metode
pembekuan yang telah dikembangkan, yaitu metode kriopreservasi konvensional dan
metode vitrifikasi.
Secara umum, mekanisme kriopreservasi merupakan perubahan bentuk fisik
timbal balik dari fase cair ke padat dan kembali lagi ke fase cair. Mekanisme fisika
kriopreservasi meliputi penurunan temperatur pada tekanan normal disertai dengan
dehidrasi sampai tingkat tertentu dan mencapai temperatur jauh di bawah 0 oC (-196
o
C). Proses ini harus reversibel ke kondisi fisiologis awal. Tujuan kriopreservasi
Daftar Pustaka
Anonimus.
2012.
BIOTEK.
http://makalahskripsimakalah.blogspot.com/2012/11/biotek.html.
Diakses
227 231
Rall, W.F. 1992. Cryopreservation of oocytes and embryos : methods and application
Ani. Repord, Sci., 28 : 237 - 245.
Suprianata, I. dan F.H. Pasaribu. 1992. In Vitro Fertization, Transfer Embrio dan
Pembekuan Embrio. Bogor : IPB