Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BENDA PADAT

MODUL C
STRUKTUR AWAL JEMBATAN

Kelompok 22
Genta Dewolono

1406533251

Grace Helen

1406574106

Y. T

Muh. Akram Ramadan

1406533346

Marina

1406566281

Reza Agus Kurniawan

1406533390

Winas Maulidani

1406533264

Waktu Praktikum

: 19 Maret 2016

Asisten Praktikum

: Randy

Tanggal Disetujui

Nilai

Paraf

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014

I.

TUJUAN
Alat di desain untuk memberikan pembacaan langsung dari reaksi vertikal di tiaptiap perletakan dimana terdapat alat baca. Dapat digunakan untuk memperoleh garis
pengaruh untuk tiap-tiap reaksi, dan untuk mempelajari kegunaan dari garis
pengaruh untuk beban bergerak.

II.

TEORI
Definisi dari garis pengaruh adalah suatu grafik dari pengaruh di titik yang dipilh
pada suatu struktur. Nilai numerik dari pengaruh tersebut diplot akibat beban satu
satuan
.

Gambar 1.Peralatan Model Struktur Awal Jembatan

III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PERALATAN
1 HST. 1801
1 HST. 1802
1 HST. 1803
2 HST. 1804
2 HST. 1805
2 HST. 1806
1 HST. 1807

Jembatan bagian kiri


Jembatan bagian kanan
Gantung di tengah
Pilar pendukung ujung
Pilar pendukung bagian dalam
Alat baca
Beban bergerak

IV.

CARA KERJA
Mempersiapkan alat :
1. Menyiapkan alat seperti yang ditunjukkan seperti diagram diatas. Kemudian
menghubungkannya dengan kuat dan diratakan dengan rangkanya.
2. Mengatur kaki-kaki penyokongnya jika dibutuhkan dan mengencangkan
baut-bautnya. Pengaruh dari getaran disebabkan oleh gerakan di sekitar alat
sebagai contoh, supaya menjaganya agar minimum.
3. Mendukung bagian jembatan diatas pivot dan roller yang mengizinkan
gerakan lateral akibat beban. Membuat beryllium di masing-masing
perletakan. Menyiapkan alat yang telah tersedia untuk mengatur masingmasing alat baca secara horizontal (mengkalibrasikan alat beban) dan vertikal
(untuk tujuan peng-nol-an), lalu melihat pilar pengukur beban yang terpisah.
4. Memastikan bahwa landasan dari masing-masing alat baca berada di garis
tengah. Masing-masing pembagian dari alat baca mewakili beban 0,1 N.
5. Menguji nilai kalibrasi dengan menggerakkan beban lebih besar melalui
jembatan, lalu menghentikannya secara vertikal diatas masing-masing titik
perletakan untuk meyakinkan bahwa alat baca tepat satu putaran dibawah
pengaruh beban.

a. Garis Pengaruh
Dalam percobaan ini, semua garis pengaruh akan disebabkan oleh reaksi vertikal
yaitu dengan mengujinya dengan menekan kebawah jembatan tersebut di
berbagai tempat dimana alat bacanya akan memberikan pembacaan.
1. Mengambil beban bergerak (50 N) lalu menempatkannya di ujung kiri
jembatan, membaca semua alat bacanya yang berjumlah 6 buah.
2. Menggerakkan beban tersebut sejauh 100 mm dan sebagai jembatan,
menempatkan beban tersebut di tiap-tiap titik reaksi. Lalu melakukan
pembacaan pada alat baca tersebut dan mencatatnya untuk tiap-tiap posisi
beban dan menggunakan data tersebut unutk membuat plot 6 buah garis
pengaruh akibat reaksi vertikal.
b. Beban Bergerak
1. Menggabungkan beban besar dan kecil dengan kawat yang disediakan dan
menaruhnya di sisi kiri jembatan.
2. Melakukan pembacaan dari 6 alat untuk posisi yang berbeda dari 2 beban
tersebut karena beban itu digunakan melalui jembatan lalu mencatatnya.

3. Menggunakan data-data tersebut untuk memplot ordinat akibat reaksi vertikal


terhadap posisi beban yang lebih besar di grafik

V.

PENGOLAHAN DATA
A. Garis Pengaruh
1. Gari Pengaruh Teoritis Akibat 1 Satuan

Tabel. Reaksi Perletakan Teoritis akibat 1 Satuan


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

1
0
-0.8
0
0
0

0
1
+1,8
0
0
0

0
0
1
0
0
0

0
0
0
1
0
0

0
0
0
+1,8
1
0

0
0
0
-0.8
0
1

Nilai tersebut diperoleh dari perhitungan reaksi perletakan sebagai berikut :

a. AC ( 0 x 450 )

M B =0

V A .2501 ( 250x ) =0
V A=

250x
250

Untuk x = 0, maka VA = 1
Untuk

x=250,

V A =0

Untuk

x=450,

V A =0.8

M A =0
V B .2501. x=0
V A=
Untuk

x=0, maka V B =0

Untuk

x=250,

V B =1

Untuk

x=450,

V B =+1,8

V C =0

V D =0

V E =0

dan

V F =0

b. CD ( 0 x 250 )

M D=0
V C .2501 ( 250x )=0
V C=
Untuk

x=0,

Untuk

x=250,

250x
250

V C =1
V C =0

M A =0

x
250

V D .2501. x=0
V D=
Untuk

x=0,

Untuk

x=250,

x
250

V D =0
V D =1

M B =0
V A .250V C .200=0
V A=

Untuk

x=0, V A=0,8

Untuk

x=250,

200( 250x )
250 2

V A =0

M A =0
V B .250V C .450=0
V B=

Untuk

x=0,

Untuk

x=250,

450(250x)
2502

V B =+1,8
V B =0

M F =0
V E .250V D .450=0
V E=

Untuk

x=0, V E =0

450 x
2502

Untuk

x=250, V E =1,8

M E=0
V F .250V D .200=0
V F=

Untuk

x=0, V F =0

Untuk

x=250, V F =0.8

200 x
250 2

c. FD ( 0 x 450 )

M E=0
V F .2501 ( 250x )=0
V F=
Untuk

x=0, V F =1

Untuk

x=250, V F =0

Untuk

x=450, V F=0.8

250x
250

M F =0
V E .2501. x=0
V E=
Untuk

x=0, V E =0

Untuk

x=250, V E =1

x
250

Untuk
V A =0

x=450, V E=+1,8
,

V B =0

V C =0

, dan

V D =0

Dari data yang diperoleh, maka dapat digambarkan garis pengaruh yang terjadi
disetiap perletakannya, yatu sebagai berikut :
Garis Pengaruh VA

Garis Pengaruh VB

Garis PengaruhVC

Garis Pengaruh VD

Garis Pengaruh VE

Garis Pengaruh VF

2. Garis Pengaruh Teoritis Akibat Beban 25 N

Tabel. Reaksi Perletakan Teoritis Akibat Beban 25 N


No.

VA (N)

VB (N)

VC (N)

VD (N)

VE (N)

VF (N)

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

25
0
-20
0
0
0

0
25
45
0
0
0

0
0
25
0
0
0

0
0
0
25
0
0

0
0
0
45
25
0

0
0
0
-20
0
25

Tabel. Reaksi Perletakan Percobaan Akibat Beban 25 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE (N)

VF (N)

1
2
3
4
5

(mm)
0
250
450
700
900

(N)
65.5
2.3
-6.6
1.7
-0.7

(N)
0.2
22.3
43.7
4,6
0.6

(N)
0.5
0.4
29.6
1.8
0.6

(N)
0.5
0
-0.8
15.1
0.5

-0.5
0.6
-0.4
54,6
56.2

0.5
1.2
1.5
-1
20,2

1150

-1

( % kesalahan relatif ) =

-0.4

-0.1

17,2

31,1

V analitisV praktikum
100
V analitis

Tabel. Kesalahan Relatif Reaksi Perletakan Akibat Beban 25 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(%)
100
0
67
0
0
0

(%)
0
10.8
2.9
0
0
0

(%)
0
0
18,4
0
0
0

(%)
0
0
0
0
0
0

(%)
0
0
0
21,3
100
0

(%)
0
0
0
100
0
26

Garis Pengaruh VAakibat beban 25 N

Garis Pengaruh VB akiba tbeban 25 N

Garis Pengaruh VC akibat beban 25 N

Garis Pengaruh VD akibat beban 25 N

Garis Pengaruh VE akibat beban 25 N

Garis Pengaruh VF akibat beban 25 N

Keterangan :
GP teoritis
GP percobaan

3. Garis Pengaruh Akibat Beban 50 N


Tabel. Reaksi Perletakan Teoritis dengan Beban Berjalan50 N
No.

VA (N)

VB (N)

VC (N)

VD (N)

VE (N)

VF (N)

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

50
0
-40
0
0
0

0
50
90
0
0
0

0
0
50
0
0
0

0
0
0
50
0
0

0
0
0
90
50
0

0
0
0
-40
0
50

Tabel Reaksi Perletakan Percobaan dengan Beban Berjalan 50 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(N)
85.4
13.2
7.2
2.5
0.9
-0.9

(N)
2
45.2
75.5
18.5
-45
-0.1

(N)
0.2
9.1
45.8
1
0.3
0.1

(N)
0
9.7
0.5
32.4
3.5
0.4

(N)
8,9
-0.1
1.2
85.6
60.3
5,1

(N)
0.9
0.9
6.8
-17.5
-5.3
37,2

Tabel. Kesalahan Relatif Reaksi Perletakan dengan Beban Berjalan 50 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(%)
70.8
0
11.8
0
0
0

(%)
0
9.6
16.1
0
0
0

(%)
0
0
8.4
0
0
0

(%)
0
0
0
35.2
0
0

(%)
0
0
0
4.9
80.6
0

(%)
0
0
0
56.25
0
25.6

Garis Pengaruh VA akibat beban 50 N

Garis Pengaruh VB akibat beban 50 N

Garis Pengaruh VC akibat beban 50 N

Garis Pengaruh VD akibat beban 50 N

Garis Pengaruh VE akibat beban 50 N

Garis Pengaruh VF akibat beban 50 N

Keterangan :
GP teoritis
GP percobaan
B. Reaksi Perletakan Maksimum
Perhitungan teoritis reaksi maksimum disetiap titik perletakan, dengan beban
sebagai berikut :

Reaksi maksimum perletakan A


Reaksi perletakan maksimum perletakan A dapat diperoleh dengan garis pengaruh
VA:

yA
1
=
150 250
y A =0,6

V A max =50 1+25 y A


50+25 0,6
65 N

, pada x = 0 mm

- Reaksi maksimum perletakan B


Reaksi perletakan maksimum perletakan B dapat diperoleh dengan garis
pengaruh VB:

y B 1,8
=
150 250
y B =1,08
V B max =50 1,8+25 y B
50 1,8+25 1,08
117 N , pada x = 450 mm

- Reaksi maksimum perletakan C


Reaksi perletakan maksimum perletakan C dapat dicari berdasarkan garis
pengaruh VC :

yC
1
=
150 250
y C =0,6
V C max =50 1+25 y C
50 1+25 0,6
-

65 N , pada x = 450 mm

Reaksi maksimum perletakan D

Reaksi perletakan maksimum perletakan D dapat dicari berdasarkan garis


pengaruh VD :

yD
1
=
150 250
y D =0,6
V D max=25 1+ 50 y D
25+50 0,6

55 N , pada x = 600 mm

Reaksi maksimum perletakan E


Reaksi perletakan maksimum perletakan E dapatdicari berdasarkan garis
pengaruh VE:

y E 1,8
=
350 450
y E =1,4
V E max=50 1,8+25 y E
90+25 1,4

125 N , pada x = 700 mm

Reaksi maksimum perletakan F


Reaksi perletakan maksimum perletakan F dapat dicari berdasarkan garis
pengaruh VF:

yF
1
=
150 250
y F =0,6
V F max =50 1+ 25 y F
50+25 0,6

65 N , pada x = 1050 mm

Setelah melakukan pengolahan data seperti di atas, maka akan di dapatkan nilai
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel. Reaksi Maksimum disetiap Titik Perletakan Berdasarkan Teoritis

Perletakan
Vmax (N)
P (mm)

VA
65
0

VB
117
450

VC
65
450

VD
55
600

VE
125
700

VF
65
1050

Kemudian, hasil pengolahan berdasarkan percobaan yang dilakukan sebagai


berikut :
Tabel. Reaksi Perletakan Maksimum Berdasarkan Percobaan
Perletakan
Vmax (N)
P (mm)

VA
81.2
0

VB
107
330

VC
77.1
440

VD
27
690

VE
101.4
690

VF
46.7
1040

Besar kesalahan relatif yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Tabel Kesalahan Relatif Perletakan maksimum
Perletak
an
Vmax
P (mm)

VA
24.9 %
0%

VB

VC

VD

VE

VF

8.5 %
26.7 %

18.6 %
2.2 %

50.9 %
15 %

18.9 %
1.4 %

28.2 %
0.9 %

.Perbandingan hasil praktikum dan analisis pada VA

.Perbandingan hasil praktikum dan analisis pada VB

.Perbandingan hasil praktikum dan analisis pada VC

.Perbandingan hasil praktikum dan analisis pada VD

.Perbandingan hasil praktikum dan analisis pada VE

.Perbandingan hasil praktikum dan analisis pada VF

Keterangan :
GP teoritis
GP percobaan

VI.

Analisis
A. Analisis Percobaan
Praktikum yang dilakukan pada tanggal 19 Maret 2016 bertujuan untuk memperoleh
pembacaan dial gauge sebagai reaksi perletakan dari perletakan struktur jembatan ketika
beban digerakkan di sepanjang struktur jembatan tersebut. Dari pembacaan dial gauge
tersebut nantinya digunakan untuk memperoleh garis pengaruh untuk tiap-tiap reaksi, dan
untuk mempelajari kegunaan dari garis pengaruh untuk beban bergerak. Garis pengaruh
yang didapatkan maka akan diketahui posisi beban yang dapat mengakibatkan reaksi
perletakan maksimum disetiap perletakan pada struktur jembatan.
Hal pertama yang diakukan sebelum melakukan percobaan tersebut adalah
menyiapkan alat-alat yang digunakan, sepeti beban 25 N dan 50 N, dial gauge,
penyambung beban dan struktur jembatan, kemudian menghubungkan setiap alatnya
dengan kuat dan dengan diratakan dengan rangkanya. Setelah semua alat disediakan dan
dirangkai,

langkah

selanjutanya

adalah

mengatur

kaki-kaki

penyokong

dan

mengencangkan bautnya dengan maksud untuk menjaga agar minimum. Selanjutnya


praktikan membuat beryllium di masing-masing perletakan, kemudian menyiapkan alat
yang telah tersedia untuk mengatur masing-masing alat baca secara horizontal atau
mengakalibrasi alat beban dan vertikal untuk tujuan pengnolan, lalu melihat pilar
pengukuran beban yang terpisah. Praktikan kemudian memastikan bahwa landasan dari
masing-masing alat baca berada di garis tengah dimana masing-masing pembagian dari
alat baca mewakili beban 0,1 N. Langkah selanjutnya adalah menggerakkan beban lebih

besar melalui jembatan lalu menghentikannya secara vertikal diatas masing-masing titik
perletakan untuk menyakinkan bahwa alat baca tepat satu putaran dibawah pengaruh
beban, hal tersebut bertujuan untuk menguji nilai kalibrasi. Dalam praktikum ini dibagi
menjadi tiga percobaan yaitu, percobaan untuk reaksi perletakan dengan beban 25N,
kedua adalah reaksi perletakan dengan beban 50 N dan yang terakhir adalah reaksi
perletakan untuk beban campuran (25N dan 50N). Pada struktur jembatan terdapat enam
titik reaksi perletakan yang akan diamati, yaitu VA, VB, VC, VD, VE, dan VF.
Untuk percobaan pertama yaitu menentukan reaksi perletakan dengan beban 25N,
yaitu meletakan beban 25 N tepat diatas perletakan di titik A, setelah beban 25 N diletakan
maka praktikan kemudian mencatat setiap nilai yang terbaca pada dial gauge disetiap titik
perletakan (VA, VB, VC, VD, VE, dan VF) . kemudian beban tersebut dijalankan ke
perletakan B namun sebelumnya memastikan dial gauge dalam kondisi nol , setalah itu
beban diletakkan pas diatas perletakan B lalu mencatat nilai pada masing-masing dial
gauge setiap perletakan, kemudian mengulang perlakuan A dan B pada perletakan
selanjutnya yaitu perletakan C, D, E dan F. Dalam percobaan tersebut, beban ang
digerakkan dilakukan dari kiri kemudian berjalan ke kanan struktur jembatan, hal tersebut
dilakukan untuk memperoleh nilai positif saat melakukan perhitungan pada pengolahan
data. Untuk percobaan yang kedua yaitu menentukan reaksi perletakan dengan beban 50
N, dilakukan perlakuan yang sama pada perhitungan raksi perletakan dengan beban 25 N.
Kemudian untuk reaksi perletakan dengan beban campuran (25N dan 50N), percobaan
dilakukan dengan menghubungkan beban 25N dan 50N dengan kawat penghubung
dengan posisi beban 25N berada di depan. Kedua beban selanjutnya diletakan diatas
beban A kemudian mencatat reaksi perletakan yang terbaca pada dial gauge, selanjutnya
dijalankan ke perletakan berikutnya dengan mengkalibrasi dial gauge terlebih dahulu,
kemudian mencatat reaksi perletakan yang terbaca pada perletakan tersebut. Perlakuan
yang sama dilakukan untuk perletakan berikutnya sampe ke perletakan terakhir yaitu
perletakan di titik F. Dari percobaan tersebut akan diperoleh juga besar reaksi perletakan
maksimum yang terjadi pada ke enam titik perletakan dengan cara mengamati jarum dial
gauge. Reaksi perletakan maksimum pada setiap perletakan adalah ketika jarum tersebut
berjalan mundur.
B. Analisis Hasil
Setelah melakukan percobaan maka akan diperoleh beberapa data yang kemudian
akan diolah untuk memperoleh garis pengaruh disetiap titik perletaka dan kemudian

akan didaptkan besar reaksi perletakan pada masing-masing perletakan. Dari reaksi
perletakan yang diperoleh dari percobaan akan dibandingkan dengan reaksi perletakan
teoritis yang diperoleh dari pengolah data.
Menentukan besar nilai VA dan VB pada percobaan garis pengaruh yang telah
diakukan dapat diperoleh dengan membagi balok tersebut dalam tiga interval, yaitu
interval balok induk pertama A-C, interval balok anak C-D, dan interval balok induk
kedua F-D, dengan memposisikan beban pada jarak asumsi x. Pada interval induk AC, nilai VA dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan

MB = 0 dengan

melihat arah kiri dari perletakan C dengan jarak beban sejauh x (besar beban yang
digunakan sebesar 1). Setelah memperoleh persamaan VA, selanjutnya menetukan
nilai VB dengan menggunakan persamaan

MA = 0. Persamaan VA dan VB yang

telah diperoleh pada interval induk tersebut kemudian diproses lagi untuk
memperoleh besar nilai keduanya dengan cara mengeliminasi kedua persamaan dan
kemudian mensubtitusikan nilai yang diperoleh sehingga besar nilai V A dan VB. Untuk
besar V perletakan pada interval berikutnya dapat dinentukan dengan melakukan
perlakuan yang sama seperti pada interval AC. Dari data yang diperoleh diketahui
bahwa pada diagram pertama, reaksi hanya terjadi pada interval induk yang pertama
AC yang disebabkan karena AC merupakan balok induk yang menanggung beban
yang diterima, sedangkan balok anak dan balok induk kedua tidak memiliki pengaruh
terhadap beban yang diterima pada balok induk AC. Kemudian pada diagram V C dan
VD besar reaksi yang terjadi pada interval CD adalah 0. Hal tersebut terjadi karena
interval CD merupakan balok anak dengan beban pada balok CD tersebut
dilimpahkan atau ditanggung oleh balok induk AC dan balok induk kedua FD. Untuk
setiap beban yang diberikan, baik ketika beban 25 N atau pun ketika diberikan beban
50 N, dilakukan perlakuan yang sama dalam menentukan besar reaksi yang terjadi
disetiap titik perletakan sehingga diperoleh data teoritis serta perbandingan reaksi
perletakan teoritis dan percobaan dan kesalahan relatif yang diperoleh, yaitu sebagai
berikut :
- Beban 25 N
Tabel. Reaksi Perletakan Teoritis Akibat Beban 25 N
No.

P
(mm)

VA (N)

VB (N)

VC (N)

VD (N)

VE (N)

VF (N)

1
2
3
4
5
6

0
250
450
700
900
1150

25
0
-20
0
0
0

0
25
45
0
0
0

0
0
25
0
0
0

0
0
0
25
0
0

0
0
0
45
25
0

0
0
0
-20
0
25

Tabel. Reaksi Perletakan Percobaan Akibat Beban 25 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(N)
65.5
2.3
-6.6
1.7
-0.7
-1

(N)
0.2
22.3
43.7
4,6
0.6
-0.4

(N)
0.5
0.4
29.6
1.8
0.6
1

(N)
0.5
0
-0.8
15.1
0.5
-0.1

(N)
-0.5
0.6
-0.4
54,6
56.2
17,2

(N)
0.5
1.2
1.5
-1
20,2
31,1

( % kesalahan relatif ) =

V analitisV praktikum
100
V analitis

Tabel. Kesalahan Relatif Reaksi Perletakan Akibat Beban 25 N

No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(%)
100
0
67
0
0
0

(%)
0
10.8
2.9
0
0
0

(%)
0
0
18,4
0
0
0

(%)
0
0
0
0
0
0

(%)
0
0
0
21,3
100
0

(%)
0
0
0
100
0
26

Beban 50 N

Tabel. Reaksi Perletakan Teoritis dengan Beban Berjalan50 N


No.

VA (N)

VB (N)

VC (N)

VD (N)

VE (N)

VF (N)

1
2
3

(mm)
0
250
450

50
0
-40

0
50
90

0
0
50

0
0
0

0
0
0

0
0
0

4
5
6

700
900
1150

0
0
0

0
0
0

0
0
0

50
0
0

90
50
0

-40
0
50

Tabel .Reaksi Perletakan Percobaan dengan Beban Berjalan 50 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(N)
85.4
13.2
7.2
2.5
0.9
-0.9

(N)
2
45.2
75.5
18.5
-45
-0.1

(N)
0.2
9.1
45.8
1
0.3
0.1

(N)
0
9.7
0.5
32.4
3.5
0.4

(N)
8,9
-0.1
1.2
85.6
60.3
5,1

(N)
0.9
0.9
6.8
-17.5
-5.3
37,2

Tabel. Kesalahan Relatif Reaksi Perletakan dengan Beban Berjalan 50 N


No.

VA

VB

VC

VD

VE

VF

1
2
3
4
5
6

(mm)
0
250
450
700
900
1150

(%)
70.8
0
11.8
0
0
0

(%)
0
9.6
16.1
0
0
0

(%)
0
0
8.4
0
0
0

(%)
0
0
0
35.2
0
0

(%)
0
0
0
4.9
80.6
0

(%)
0
0
0
56.25
0
25.6

Selain data tersebut, pada praktikum ini juga diperoleh besar reaksi perletakan
maksimum yang terjadi disetiap titik perletakan. Untuk memperoleh besar
reaksi perletakan dan posisi beban secara teoritis dilakukan perhitungan
terlebih dahulu sehingga diperoleh data sebagai berikut :
Tabel. Reaksi Maksimum disetiap Titik Perletakan Berdasarkan Teoritis

Perletakan
Vmax (N)
P (mm)

VA
65
0

VB
117
450

VC
65
450

VD
55
600

VE
125
700

VF
65
1050

Tabe. Reaksi Perletakan Maksimum Berdasarkan Percobaan


Perletakan
Vmax (N)
P (mm)

VA
81.2
0

VB
107
330

VC
77.1
440

VD
27
690

VE
101.4
690

VF
46.7
1040

Kedua data tersebut kemudian dibandingkan sehingga diperoleh besar


kesalahan relatif yaang terjadi antara data teoritis dan data percobaan, yaitu
sebgai berikut :
Tabel Kesalahan Relatif Perletakan maksimum
Perletak
an
Vmax
P (mm)

VA
24.9 %
0%

VB

VC

VD

VE

VF

8.5 %
26.7 %

18.6 %
2.2 %

50.9 %
15 %

18.9 %
1.4 %

28.2 %
0.9 %

C. Analisis Kesalahan
Berdasarkan data yang diperoleh satelah melakukan percobaan dan perhitungan teoritis
maka akan diketahui besar kesalahan relatif yang terjadi dengan cara membandingan data
percobaan dan data teoritis yang diperoleh.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan relatif pada percobaan tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
VII.
1.
2.
3.
4.

VIII.

Ketidaktelitian praktikan saat membaca jarum alat dial gauge


Ketidaktelitian praktikan saat meletakkan beban pada jarak yang seharusnya
Ketidaktelitian praktikan saat melakukan kalibrasi alat percobaan
Adanya beban tambahan atau beban kejut yang diakibatkan dari beban tangan

praktikan saat melakukan percobaan


Kesimpulan
Posisi dari beban yang menyebabkan terjadinya reaksi perletakan maksimum dapat
ditentukan dengan menggunakan garis pengaruh
Besar dan posisi dari beban pada struktur jembatan berpengaruh terhadap garis
pengaruh yang diperoleh
Garis pengaruh yang diperoleh mempunyai kegunaan mengetahui posisi beban yang
dapat mengakibatkan reaksi perletakan maksimum
Kesalahan relatif yang terjadi dapat diketaui dengan membandingkan hasil data teoritis
dan data percobaan yang dilakukan
Referensi

Buku Panduan Praktikum Mekanika Benda Padat. Laboratorium Struktur dan


Material. Departemen Teknik Sipil. Universitas Indonesia, Depok.

IX.

Lampiran

Gambar. Alat dan proses berlangsungnya percobaan

Anda mungkin juga menyukai