Anda di halaman 1dari 3

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan

pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia.


Pangan harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi, dan
beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.
Untuk mencapai semua itu, perlu diselenggarakan suatu sistem Pangan yang
memberikan pelindungan, baik bagi pihak yang memproduksi maupun yang
mengonsumsi pangan.
Penyelenggaraan Keamanan Pangan untuk kegiatan atau proses Produksi
Pangan untuk dikonsumsi harus dilakukan melalui Sanitasi Pangan,
pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan, pengaturan terhadap Pangan
produk rekayasa genetik dan Iradiasi Pangan, penetapan standar Kemasan
Pangan, pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan, serta
jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan. Pelaku Usaha Pangan dalam
melakukan Produksi Pangan harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai
kegiatan atau proses Produksi Pangan sehingga tidak berisiko merugikan atau
membahayakan kesehatan manusia. Pelaku Usaha Pangan bertanggung
jawab terhadap Pangan yang diedarkan, terutama apabila Pangan yang
diproduksi menyebabkan kerugian, baik terhadap gangguan kesehatan
maupun kematian orang yang mengonsumsi Pangan tersebut
Masyarakat juga perlu mendapatkan informasi yang jelas mengenai setiap
produk pangan yang dikemas sebelum membeli dan mengonsumsi Pangan.
Informasi tersebut terkait dengan asal, keamanan, mutu, kandungan Gizi,
dan keterangan lain yang diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
ditetapkan ketentuan mengenai label dan iklan pangan sehingga masyarakat
dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
Keberlanjutan dalam pewujudan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan,
dan Ketahanan Pangan bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara
dalam menciptakan inovasi teknologi di bidang Pangan serta
mendiseminasikannya kepada Pelaku Usaha Pangan. Oleh karena itu,
Pemerintah wajib melakukan penelitian dan pengembangan Pangan secara
terus-menerus, dan mendorong serta menyinergikan kegiatan penelitian dan
pengembangan Pangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, lembaga
pendidikan, lembaga penelitian, Pelaku Usaha Pangan, dan masyarakat.
Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan
Pangan, diperlukan kelembagaan Pangan yang memiliki kewenangan dalam
membangun koordinasi, integrasi, dan sinergi lintas sektor. Kelembagaan
tersebut melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2004
TENTANG
KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

Agar pangan yang aman tersedia secara memadai, perlu diupayakan terwujudnya suatu
sistem
pangan yang mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat yang
mengkonsumsi
pangan sehingga pangan yang diedarkan dan/atau diperdagangkan tidak merugikan
serta aman
bagi kesehatan jiwa manusia. Dengan perkataan lain, pangan tersebut harus memenuhi
persyaratan keamanan pangan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pangan serta makin maju dan
terbukanya
dunia perdagangan baik domestik maupun antar negara akan membawa dampak pada
semakin
beragamnya jenis pangan yang beredar dalam masyarakat baik yang diproduksi di dalam
negeri
maupun yang berasal dari impor.
Pangan yang dikonsumsi masyarakat pada dasarnya melalui suatu mata rantai proses
yang
meliputi produksi, penyimpanan, pengangkutan, peredaran hingga tiba di tangan
konsumen.
Agar keseluruhan mata rantai tersebut memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi
pangan,
maka perlu diwujudkan suatu sistem pengaturan, pembinaan dan pengawasan yang
efektif di
bidang keamanan, mutu dan gizi pangan.

Peraturan Menteri Perindustrian No. 75/M-IND/PER/7/2010 Tentang Pedoman Cara Produksi


Pangan Olahan Yang Baik
Dalam rangka pelaksanaan PP 28 Tahun 2004 maka perlu menetapkan Pedoman Cara
Produksi Pangan Olahan yang Baik sebagai acuan bagi industri pangan, pembina industri
pengolahan pangan dan pengawas mutu dan keamanan pangan olahan

Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu
tujuan penting pengaturan, pembinaan, dan pengawasan di bidang pangan sebagaimana
dikehendaki oleh Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Salah satu upaya untuk
mencapai tertib pengaturan di bidang pangan adalah melalui pengaturan di bidang label dan iklan
pangan, yang dalam prakteknya selama ini belum memperoleh pengaturan sebagaimana
mestinya.
Banyaknya pangan yang beredar di masyarakat tanpa mengindahkan ketentuan tentang
pencantuman label dinilai sudah meresahkan. Perdagangan pangan yang kedaluwarsa,
pemakaian bahan pewarna yang tidak diperuntukkan bagi pangan atau perbuatan-perbuatan lain
yang akibatnya sangat merugikan masyarakat, bahkan dapat mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa manusia, terutama bagi anak-anak pada umumnya dilakukan melalui penipuan
pada label pangan atau melalui iklan. Label dan iklan pangan yang tidak jujur dan atau
menyesatkan berakibat buruk terhadap perkembangan kesehatan manusia.

NOMOR 33 TAHUN 2014


Jaminan mengenai Produk Halal hendaknya dilakukan sesuai dengan asas
pelindungan, keadilan, kepastian hukum, akuntabilitas dan transparansi,
efektivitas dan efisiensi, serta profesionalitas. Oleh karena itu, jaminan
penyelenggaraan Produk Halal bertujuan memberikan kenyamanan,
keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi

masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan Produk, serta


meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk memproduksi dan
menjual Produk Halal.

Anda mungkin juga menyukai