Otitis Media Serosa
Otitis Media Serosa
Oleh :
Isa hendy susilo
1010070100003
Preseptor
Dr. Elfahmi Sp. THT-KL
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah otitis media berarti bahwa ada adalah peradangan pada telinga
tengah. Otitis media dapat dikaitkan dengan infeksi atau steril. Dalam kasus
pertama, otitis media biasanya disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi ke telinga
tengah melalui pipa Eustachio. Kadang-kadang otitis media yang dapat
disebabkan oleh jamur (Candida Aspergillus atau) atau patogen lainnya, seperti
virus herpes. Dalam situasi ini, biasanya baik ada masalah dengan fungsi
kekebalan tubuh atau (ada lubang (perforasi) pada gendang telinga. Orang dengan
diabetes sangat rentan terhadap patogen yang tidak biasa seperti Pseudomonas. Di
bagian dunia yang belum berkembang, TB harus dipertimbangkan. 1
Otitis media steril biasanya disebut otitis media serosa, atau "Som".
Berbagai media otitis serosa biasanya tidak menyakitkan. Biasanya ada cairan
berwarna yang jelas atau jerami di belakang gendang telinga. Berbagai serosa
sering dikaitkan dengan alergi tetapi juga dapat terjadi dari berbagai sumbersumber potensial lainnya termasuk pengobatan radiasi atau virus. Serous otitis
media dapat dikaitkan dengan kedua gangguan pendengaran dan vertigo.1
Otitis media serosa adalah keradangan non bakterial mukosa kavum
timpani yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen (serous
atau mucus). Cairan efusi ini terjadi karena adanya tekanan negatif dalam telinga
tengah yang disebabkan obstruksi tuba eustachius. Otitis media serosa lebih
banyak terdapat pada anak-anak yang telah sembuh dari otitis media akut.
Biasanya disebut glue ear.Cairan efusi ini pada orang dewasa sering terjadi setelah
mengalami radioterapi, barotrauma (misalnya penyelam), dan disfungsi tuba
eustachius akibat infeksi atau alergi saluran pernapasan atas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Telinga
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi
apayang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga terdiri atas tiga
bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.2,3
4, 5
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua
pertiga bagian dalam adalah tulang yang dibentuk oleh lempeng timpani. Meatus
dilapisi oleh kulit dan sepertiga luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebasea, dan
glandula seruminosa. Glandula seruminosa ini adalah modifikasi kelenjar keringat
3
yang menghasilkan sekret lilin berwarna coklat kekuningan. Rambut dan lilin ini
merupakan barier yang lengket, untuk mencegah masuknya benda asing. 2 , 3
4, 5
Telinga Tengah
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani (gendang
telinga) ke perilympha telinga dalam. Kavum timpani berbentuk celah sempit
yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang
membran timpani. Di depan, ruang ini berhubungan dengan nasopharing melalui tuba
auditiva dan di belakang dengan antrum mastoid.4,5
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dindingposterior,
dinding lateral, dan dinding medial, yaitu:
-
Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, yang disebut tegmen timpani,
yang merupakan bagian dari pars petrosa ossis temporalis. Lempeng
ini memisahkan kavum timpani dan meningens dan lobus temporalis
otak di dalam fossa kranii media.
Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang, yang mungkin tidak lengkap dan
mungkin sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng ini
memisahkan kavum timpani dari bulbus superior V. Jugularis interna.
Pada bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran.
Saluran yang lebih besar dan terletak lebih bawah menuju tuba auditiva, dan
yang terletak lebih atas dan lebih kecil masuk ke dalam saluran untuk M.
Tensor tympani. Septum tulang tipis, yang memisahkan saluran-saluran ini
diperpanjang ke belakang pada dindingmedial, yang akan membentuk
tonjolan mirip selat.
4, 5,
A. Membran Timpani
Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu
mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan lateral.
Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil,
yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena cahaya
otoskop, bagian cekung ini menghasilkan "reflex cahaya", yang memancar ke
anterior dan inferior dari umbo.4, 5, 9, 11
Membran timpani berbentuk bulat dengan diameter lebih-kurang 1 cm.
Pinggirnya tebal dan melekat di dalam alur pada tulang. Alur itu, yaitu sulcus
timpanicus, di bagian atasnya berbentuk incisura. Dari sisi-sisi incisura ini
berjalan dua plica, yaitu plica mallearis anterior dan posterior, yang menuju ke
processus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada membran timpani yang
dibatasi oleh plika-plika tersebut lemas dan disebut pars flaccida. Bagian lainnya
tegang disebut pars tensa. Manubrium mallei dilekatkan di bawah pada
permukaan dalam membran timpani oleh membran mucosa. Membran tympani
sangat
peka
terhadap
nyeri
dan
permukaan
luarnya
dipersarafi
oleh
pemeriksaan dengan otoskop. Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang
dihubungkan dengan dindinganterior cavum timpani oleh sebuah ligamen.
Processus lateralis menonjol kelateral dan melekat pada plica mallearis anterior
dan posterior membrane timpani.3, 5, 9, 11
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus. Corpus incudis berbentuk bulat dan bersendi di
anterior dengan caput mallei. Crus longumberjalan ke bawah di belakang dan sejajar
dengan manubrium mallei. Ujung bawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan
caput stapedis. Bayangannya pada membrana tympani kadangkadang dapat dilihat
pada pemeriksaan dengan otoskop. Crus breve menonjol ke belakang dan
dilekatkan pada dinding posterior cavum tympani oleh sebuah ligamen.6,7
Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis. Caput stapedis kecil dan
bersendi dengan crus longum incudis. Collum berukuran sempit dan merupakan
tempat insersio M. Stapedius. Kedua lengan berjalan divergen dari collum dan
melekat pada basis yang lonjong. Pinggir basis dilekatkan pada pinggir fenestra
vestibuli oleh sebuah cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare. 2,3,4,5
dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher
stapes. Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran
berfrekuensi tinggi.2 , 4 , 5
D. Tuba Eustachius
Tuba eustachius terbentang dari dinding anterior kavum timpani kebawah,
depan, dan medial sampai ke nasopharynx. Sepertiga bagian posterior-nya adalah
tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah cartilago. Tuba berhubungan dengan
nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas M. Constrictor pharynges superior. Tuba
berfungsi menyeimbangkan tekanan udara di dalam cavum timpani dengan nasopharing..4,5
E. Antrum Mastoid
Antrum mastoid terletak di belakang kavum timpani di dalam pars petrosa
ossis temporalis, dan berhubungan dengan telinga tengah melalui uditus ad
antrum, diameter auditus ad antrum lebih kurang 1 cm.5
Dinding anterior berhubungan dengan telinga tengah dan berisi auditus ad
antrum, dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan
cerebellum. Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk dasar trigonum
suprameatus. Dinding medial berhubungan dengan kanalis semicircularis
posterior. Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang, yaitu tegmen
timpani, yang berhubungan dengan meningen pada fossa kranii media dan lobus
temporalis cerebri. Dinding inferior berlubang-lubang, menghubungkan antrum
dengan cellulae mastoideae.5
2.1.3
Telinga Dalam
Telinga dalam terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial
terhadap telinga tengah dan terdiri atas (1) telinga dalam osseus, tersusun
darisejumlah rongga di dalam tulang; dan (2) telinga dalam membranaceus,
tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di dalam telinga dalam
osseus.4, 5
Cochlea berbentuk seperti rumah siput, dan bermuara ke dalam bagian anterior
vestibulum. Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochleae, dan
modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah
putaran. Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebihkecil sehingga
bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut. Apex menghadap anterolateral dan
basisnya ke posteromedial. Putaran basal pertama daricochlea inilah yang tampak
sebagai promontorium pada dinding medial telinga tengah.3 , 4 , 5 , 1 1
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar meatus acusticus
internus. Modiolus ditembus oleh cabang-cabang N. Cochlearis. Pinggir spiral,
yaitu lamina spiralis, mengelilingi modiolus dan menonjol kedalam canalis dan
membagi canalis ini. Membran basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina
spiralis sampai ke dinding luar tulang, sehingga membelah canalis cochlearis
menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan scala timpani di sebelah bawah.
Perilympha di dalam scala vestibuli dipisahkan dari cavum timpani oleh basis
stapedis dan ligamentum annulare pada fenestra vestibuli. Perilympha di dalam
scala tympani dipisahkan dari cavum timpani oleh membrana tympani secundaria
pada fenestra cochleae. 5 ,
11
10
2.2.2 Etiologi
11
yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi
akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media
mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar
dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, dan
rongga mastoid. Faktor yang berperan utama dalam keadan ini adalah
terganggunya fungsi tuba Eustachius. Faktor lain yang dapat berperan sebagai
penyebab adalah adenoid hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum (cleft-palate),
tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis, defisiensi imunologik atau
metabolic. Keadaan alergik sering berperan sebagai factor tambahan dalam
timbulnya cairan di telinga tengah (efusi ditelinga tengah).
12
Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang
dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
13
14
15
Sekret pada otitis ,.media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka
disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala
sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.
Diagnosis
1.
2.
Anamnesa14
a.
Telinga terasa penuh, terasa ada cairan (grebeg-grebeg)
b.
Pendengaran menurun
c.
Terdengar suara dalam telinga sewaktu menelan atau menguap
Pemeriksaan fisik :
a.
pemeriksaan fisik memperlihatkan imobilitas gendang telinga
pada
penilaian
otoskop
pneumatik.
Setelah
otoskop
16
(air-fluid level).
otitis media serosa kronik : pada otoskopi terlihat mebrana
timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau
keabu-abuan.
reflek cahaya berubah atau menghilang
c.
garpu tala : untuk membuktikan adanya tuli konduksi10
Pemeriksaan penunjang (bila tersedia sarana)
a.
Audiogram : tuli konduktif
b.
Timpanogram : mengukur gerakan gendang telinga, ketika
b.
3.
Penatalaksanaan
Pengobatan pada kedua kondisi ini mula-mula bersifat medis dan
Lini pertama : Amoksisilin 500 mg p.o 7-10 hari atau jika alergi,
Eritromycin 333 mg p.o 7-10 hari
Lini kedua
18
adenoidektomi
pada otitis
media
diperdebatkan. Tentunya tindakan ini cukup berarti pada individu dengan adenoid
yang besar sehingga menyebabkan obstruksi hidung dan nasofaring. Namun
sebagian besar anak tidak memenuhi kategori tersebut. Manfaat adenoidektomi
pada anak dengan jaringan adenoid berukuran sedang dan dengan infeksi berulang
masih dalam penilaian. Penelitian mutakhir (Gates)
melaporkan bahwa
20
diperlukan oleh pasien. Obat yang mengandung kortison, seperti Prednison atau
Medrol, dapat diberikan selama enam atau tujuh hari. Mereka sering efektif dalam
membersihkan cairan ketika pengobatan lain gagal.16
2.2.7
Diagnosis banding14
Otitis media supuratif akut tipe kataral
2.2.8
Komplikasi 17
2.2.9
Prognosis
Otitis media dengan efusi (Ome) adalah penyebab utama gangguan
pendengaran pada anak-anak. Kondisi ini terkait dengan perkembangan
bahasa pada anak-anak muda tertunda dari 10 tahun, dan kehilangan
pendengaran konduktif, dengan ambang konduksi udara rata-rata 27,5 desibel
(dB), tetapi otitis media dengan efusi juga telah dikaitkan dengan hilangnya
pendengaran sensorineural. Kedua prostaglandin dan leukotrien telah
ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada efusi telinga tengah (MEE). Paparan
kronis ini metabolit asam arakidonat dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara dan kadang-kadang permanen sensorineural. 18
Otitis media dengan efusi biasanya hilang dengan sendirinya selama
beberapa minggu atau bulan. Pengobatan dapat mempercepat proses ini. Ome
biasanya tidak mengancam nyawa. Kebanyakan anak tidak mengalami
kerusakan pada pendengaran jangka panjang mereka atau kemampuan
berbicara, bahkan ketika cairan tetap selama berbulan-bulan. 17
2.2.10
Pencegahan
Modifikasi berikut dapat membantu mengurangi frekuensi otitis media dengan
efusi (Ome)17:
Hindari iritan seperti asap rokok, yang dapat mengganggu fungsi tuba
eustakius.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/unilat/otitis.html
2. Boies, adams. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta .1997.
3. Ballantyne J and Govers J : Scott Browns Disease of the Ear, Nose,and
Throat. Publisher: Butthworth Co.Ltd. : 1987, vol. 52Moore,keith L. Anatomi
Klinis Dasar.EGC. Jakarta .2002.
4. Snell Richard : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi
6.Penerbit: EGC. Jakarta 2006.
5. http://library.thinkquest.org/05aug/00386/hearing/ear/index.htm7.
6. http://www.rnceus.com/otitis/otimid.htm8.
7. Anil K : Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology: Headand Neck
Surgery. Publisher: McGraw-Hill Medical : 2007.
8. Wonodirekso, S dan Tambajong J : Organ-Organ Indera Khusus dalam Buku Ajar Histologi
edisi V. Penerbit: EGC. Jakarta. 1990.
9. http://www.palaeos.com/Vertebrates/Bones/Ear/Incus.html11.
10. Soepard Efiaty Arsyad, dr, Sp.THT(K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung TenggorokanKepala & Leher; Edisi keenam. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2010.
11. http://www.dailywriting.net/Attic%20Diary/InnerEar.htm13.
12. Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Penerbit: EGC.
Jakarta 2006.14.
13. Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.Publisher: Saunders 2010
14. Harmadji Sri, Soepriyadi, wisnubroto.. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorok Edisi III. Penerbit FK UNAIR. Surrabaya.. 2005
15. http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/Pathway/SeriOtit.htm
16. http://www.earsurgery.org/site/pages/conditions/serous-otitis-media.php
17. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007010.htm
23