DO NOT RESUSCITATION
Oleh :
Zukhruful Muzakkie, S.Ked
NIM :
71 2014 033
DEPARTEMEN ILMU ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
LOGO
BAB I
PENDAHULUAN
LOGO
Latar Belakang
Refleks
Pupil
Respon
Nyeri
Refleks
OkuloVestibular
Refleks
Kornea
Mati Batang
Otak
Pernapasan
Spontan
Refleks
OkuloSefalik
Refleks
MuntahBatuk
LOGO
Latar Belakang
Mati cepat
tanpa derita
Euthanasia
Mercy killing
(mati dengan
tenang)
Meringankan
dan
mempercepat
kematian
LOGO
Latar Belakang
Do Not Resuscitation
(DNR)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LOGO
DEFINISI
Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan
seperti alat respirator (alat bantu nafas)
LOGO
ETIOLOGI
Batang otak mengatur fungsi dasar kehidupan
seperti :
Respon
terhadap nyeri
Refleks kornea
Respon
terhadap cahaya
Refleks
okulo-sefalik
Pengatur
pernapasan
spontan
Refleks
muntah dan batuk
Reflek
okulo-vestibular
LOGO
LOGO
LOGO
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi penting terjadinya kematian otak adalah :
Perdarahan
Edema otak
Peningkatan hebat
Tekanan Intra Kranial (TIK)
Perfusi serebral akan terhenti
Terjadi kematian otak
LOGO
LOGO
1.
2.
3.
4.
5. Refleks
muntah
dan batuk
6. Refleks
okulovestibular
7. Tes apneu
LOGO
`
Tes tidak ada respon terhadap nyeri.
Beri tekanan pada supra orbita dengan ibu
jari atau tekan sternum dengan ibu jari, lihat
respon.
Positif jika tidak ada gerak salah satu
ekstremitas.
LOGO
`
Pupil tidak respon terhadap cahaya.
Periksa bahwa penderita tidak mendapatkan
obat tetes mata antikolinergik sebelumnya.
Arahkan cahaya ke kedua pupil bergantian
dan lihat respon pupil.
Positif jika tidak ada kontraksi pupil pada
kedua mata.
LOGO
`
Tidak ada refleks kornea.
Sentuh kornea dengan kapas basah, jika
tidak ada respon coba beri tekanan dengan
cotton bud basah dengan hati-hati.
Positif jika tidak ada kontraksi otot sekitar
(M. Orbikularis Okuli).
LOGO
LOGO
`
Tidak ada refleks okulo sefalik (dolls eye reflex).
Tes ini tidak boleh dilakukan jika ada trauma
vertebra servikal.
Pegang kepala dengan tetap membuka kelopak
mata lalu gerakkan kepala ke kanan dan
kekiri 900.
Positif jika mata tidak ikut bergerak walaupun
kepala digelengkan (tetap terfiksasi).
LOGO
LOGO
`
Tidak ada refleks muntah dan batuk.
Tekan lidah dengan spatula dan sentuh
bagian posterior faring dengan spatula lain.
Masukkan suction catheter lewat pipa
edotrakeal untuk menstimulasi trakea.
Positif jika tidak terjadi refleks muntah
ataupun batuk.
LOGO
`
Tidak ada refleks okulo-vestibular (caloric test).
Periksa telinga dengan otoskop untuk
pastikan membrana timpani baik.
Naikkan kepala dari tempat tidur 300
Masukkan dengan menggunakan suction
catheter 50 ml air dingin/es pelan-pelan
(selama 15-30 detik) ke dalam telinga.
Perhatikan selama 1 menit. Tunggu 5 menit
kemudian ulangi tes yang sama pada
telinga sebelahnya.
Tidak ada gerak mata, berarti tes positif.
LOGO
`
Tes Apneu.
Beri oksigen 100% selama 10-20 menit sebelum
tes.
Periksa BGA (analisa gas darah) untuk
menentukan PaCO2 dasar (sekitar 35-40 mmHg).
Monitor EKG, tekanan darah dan saturasi
oksigen untuk memastikan tekanan sistolik di
atas 90 mmHg dan saturasi oksigen di atas 90%
selama tes berlangsung.
LOGO
`
Jika terjadi penurunan tekanan darah maupun
saturasi
maka
ventilator
harus
segera
disambungkan kembali.
Beri insuflasi oksigen 6 liter/ menit dengan
suction catheter lewat pipa endotrakea, lepaskan
hubungan dengan ventilator dan amati adakah
napas spontan selama 5-8 menit, lalu periksa
BGA lagi sebelum dihubungkan kembali dengan
ventilator, dan ada kenaikan PCO2 > 50 mmHg
atau kenaikan > 20 mmHg dari dasar.
LOGO
`
Jika belum terjadi kenaikan PCO2 seperti yang
diinginkan,
tes
dapat
diulangi
dengan
memperpanjang periode lepas ventilator (apneu)
selama 10 menit.
LOGO
`
Setelah pemeriksaan pertama, penderita harus
dievaluasi kembali dalam jarak waktu tertentu
yang disepakati banyak ahli yaitu 6 jam baik
untuk penderita dewasa maupun anak-anak
diatas 1 tahun.
Pada anak kurang dari 1 tahun diperlukan
waktu yang lebih lama.
LOGO
`
Jika pemeriksaan pertama menunjukkan tanda
jelas mati batang otak, pemeriksaan ulangan
dapat dipersingkat yaitu 2 jam kemudian.
Jika salah satu dari 7 tes tersebut tidak
menunjukkan mati otak, walaupun yang lainnya
positif, maka dapat dikonfirmasi dengan
angiografi serebral dan EEG.
LOGO
LOGO
LOGO
EUTHANASIA
Menurut istilah kedokteran, euthanasia
berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang
akan meninggal diperingan.
Juga
berarti
mempercepat
kematian
seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya.
LOGO
LOGO
Euthanasia Aktif
(Euthanasia agresif)
EUTHANASIA
Euthanasia pasif
Euthanasia Non Agresif
LOGO
Euthanasia Aktif
LOGO
LOGO
Euthanasia Pasif
LOGO
LOGO
LOGO
DO NOT
RESUSCITATION
Do Not Resuscitation
(DNR)
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
Prosedur yang
direkomendasikan:
LOGO
LOGO
Dokumentasi
1. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh
seluruh
penyelenggara
RS
dengan
menggunakan
format
yang
sudah
disediakan oleh Rekam Medis.
2. Penolakan
pemberian
DNR
Resuscitation)
atau
jangan
resusitasi
dengan
mengisi
keputusan DNR.
(Do
Not
lakukan
formulir
LOGO
LOGO
BAB III
KESIMPULAN
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
2.
3.
4.
LOGO
DAFTAR PUSTAKA
1. Mernoff T. S. MD. 2009. Brain Death: Neurologists
Perspective, clinical Assistant profesor of neurology,
brown medical school, neurorehabilitation program,
rehabilitation hospital of rhode island.
2. Guidelines For Detremining Brain Death. 2005. New
York State Departement of Health December 2005.
3. Sofyan M, H., Abdul L., Himawan S. 2013. Tandatanda kematian dan mati batang otak dalam
Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
FK. UNDIP/RSUD Dr. Kariadi. Semarang. Hal: 375382.
LOGO
LOGO
TERIMA KASIH
LOGO